Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan Menjawab Pertanyaan Klarifikasi

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PADA REAKSI REDOKS DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENJAWAB PERTANYAAN
KLARIFIKASI
Oleh

Indah Kusuma Rini

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada reaksi redoks dalam meningkatkan keterampilan menjawab
pertanyaan klarifikasi. Sampel penelitian ini adalah kelas X1 dan X2 sebagai kelas
eksperimen dan kontrol yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive
sampling dari seluruh siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo Tahun Pelajaran 20142015. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan non-equivalent (pretest-posttest) control group design. Efektivitas pembelajaran ditunjukkan dengan adanya perbedaan n-Gain yang signifikan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-Gain keterampilan menjawab
pertanyaan klarifikasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut
adalah 0,63 dan 0,22. Berdasarkan hasil uji hipotesis, disimpulkan bahwa model


Indah Kusuma Rini
pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan
menjawab pertanyaan klarifikasi.

Kata kunci: Reaksi redoks, model pembelajaran inkuiri terbimbing, keterampilan
menjawab pertanyaan klarifikasi.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PADA REAKSI REDOKS DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENJAWAB PERTANYAAN
KLARIFIKASI

Oleh
INDAH KUSUMA RINI

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bumi Nabung, Lampung Tengah pada tanggal 13 Maret
1990, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara dari Bapak Sugito, S.Pd. dan Ibu
Astiyatun, S.Pd.

Pendidikan formal diawali di TK Al Firman Ma’arif Bumi Nabung Ilir dan selesai
pada tahun 1996, lalu melanjutkan ke SDN 5 Bumi Nabung Ilir dan lulus pada
tahun 2002, lalu melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Bumi Nabung dan lulus pada
tahun 2005, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Rumbia dan lulus pada
tahun 2008.

Pada tahun 2008, terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia,

Jurusan PMIPA, FKIP Unila melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa
pernah menjadi asisten praktikum dasar-dasar kimia analitik. Selain itu juga aktif
di Organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Eksakta (Himasakta), Forum
Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI), Birohmah Unila, Sahabat Pulau, FIM
Lampung, Rumah Belajar LAMDa. Pada tahun 2011, melakukan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di kampung Cahyou
Randu, Tulang Bawang Barat. Pada tahun 2013, menerima penghargaan medali
perak dalam perencanaan dan penyajian poster dan gelar produk PKMM-1 pada
PIMNAS XXVI di Universitas Mataram.

PERSEMBAHAN

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman,
nikmat islam, hidayah dan rahmat kepada penulis. Shalawat serta salam
semoga Allah SWT curahkan kepada satu-satunya suri tauladan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya
Dengan syukur kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini untuk:
Ayah dan Ibuku Tercinta . .
Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang begitu tulus. Terimakasih atas
semangat, nasihat, dan ilmu yang telah membentukku, memberikanku kekuatan

hingga dapat kubangun cinta dan citaku. Ayah dan Ibuku, terimakasih atas semua
pengorbananmu. Semoga Allah memberikan kesempatan dan kemampuan untuk
berbakti kepada Ayah dan Ibu dengan sebaik-baiknya. Aamiin.
Mas Andi, Mbak Ratna, Lian, Angga beserta keluargaku tercinta . .
Perhatian kalian adalah motivasi yang sangat bagiku. Terimakasih..
Sahabat-sahabatku tercinta . .
Sungguh indah persabahatan kita layaknya pelangi. Semoga persahabatan ini
tidak akan lekang oleh jarak dan waktu.
Almamaterku Tercinta . .

MOTO

Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang
paling banyak manfaatnya bagi orang lain
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu
Berprasangka baiklah kepada Allah karena
Allah sesuai dengan persangkaan hamba-Nya
kepada-Nya (HR. Al-Bukhari & Muslim)

SANWACANA


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan Menjawab Pertanyaan Klarifikasi” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar sarjana pendidikan. Shalawat dan salam juga semoga selalu tercurah pada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umatnya yang senantiasa
istiqomah di jalan-Nya.

Bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, diucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia dan
Pembimbing II, terima kasih atas motivasi, bimbingan, saran, dan kritik yang telah
diberikan dalam proses penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Pembimbing I, terima kasih atas bimbingan, motivasi, saran, dan kritik dalam
proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Pembahas, terima kasih atas motivasi,
bimbingan, saran, dan kritik yang telah diberikan.
6. Bapak kepala sekolah, guru, staf TU dan siswa di SMAN 2 Gadingrejo, terima

kasih atas izin, dukungan dan partisipasi yang diberikan untuk melaksanakan
penelitian.
7. Keluargaku tercinta Ayah, Ibu, Mb Ratna, Lian, Angga terima kasih atas segala
doa, dukungan dan perhatian yang telah diberikan.
8. Sahabat-sahabatku (ay Irma, kakak Ncus, ay Nna, ay Ntin, Bundo), bidadari E9
(Mb Umil, Mb Lidya, Mb Yuli, Mb Nining, Mb Santi, Erma, Mb Alifah, Mb Aul),
kakak-kakakku (Mb Susi, Mb Tiyas, Mb Chuwi, Kak Agsyel, Kak Made),
lingkaran bidadari,teman-teman seperjuanganku di Pendidikan Kimia’08, kakak
dan adik tingkat yang tidak dapat ditulis satu persatu, keluarga besar Himasakta
0910, keluarga besar FPPI 1011, keluarga besar Birohmah Unila 1112, keluarga
besar Birohmah Unila 1213, keluarga besar Puskomda Lampung 1315, sahabatku
di rumah belajar LAMDa, sahabatku FIM Lampung, Sahabat Pulau, tim PKM-M
Rubah terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan.
Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan rujukan penelitian, dan dapat bermanfaat
bagi pembaca. Menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekeliruan, diharapkan
kritik dan saran pembaca untuk karya selanjutnya.

Bandar Lampung,
Penulis,


Indah Kusuma Rini

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................

xiii

I. PENDAHULUAN .................................................................................

1

A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................


4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................

4

D. Manfaat Penelitian...........................................................................

4

E. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................

5

II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................

6

A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .......................................


6

B. Keterampilan Berpikir Kritis ..........................................................

9

C. Kerangka Pemikiran ........................................................................

14

D. Anggapan Dasar .............................................................................

15

E. Hipotesis .........................................................................................

16

III. METODE PENELITIAN .....................................................................


17

A. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................

17

B. Data Penelitian ...............................................................................

17

C. Variabel Penelitian .........................................................................

18

D. Metode dan Desain Penelitian ........................................................

18

E. Instrumen dan Validasi Penelitian ..................................................


19

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................

19

G. Analisis Data ..................................................................................

21

1. Mengubah skor menjadi nilai ....................................................
2. Menghitung n-Gain ...................................................................

22
22

H. Uji Hipotesis....................................................................................

22

1. Uji normalitas ............................................................................
2. Uji homogenitas .........................................................................
3. Uji perbedaan dua rata-rata ........................................................

22
23
24

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................

26

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data .................................................

26

B. Pembahasan ....................................................................................

31

C. Kendala dalam Penelitian ...............................................................

37

V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................

38

A. simpulan .........................................................................................

38

B. Saran ...............................................................................................

38

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

39

LAMPIRAN ...............................................................................................

42

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pemetaan ......................................................................................
Silabus ..........................................................................................
RPP ..............................................................................................
Lembar kerja siswa ......................................................................
Kisi-kisi soal.................................................................................
Soal tes .........................................................................................
Rubrik penskoran tes ....................................................................
Data nilai pretes, postes, dan n-Gain keterampilan menjawab
pertanyaan klarifikasi....................................................................
9. Perhitungan dan analisis data .......................................................
10. Lembar observasi aktivitas siswa .................................................
11. Lembar observasi guru mengajar .................................................

42
46
49
63
86
89
91
93
94
106
114

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis .........................................
10
2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang dilatihkan dalam
penelitian...... .........................................................................................

14

3. Desain penelitian ..................................................................................

18

4. Uji normalitas n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi

30

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
1. Alur penelitian ........................................................................................ 21
2. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan menjawab pertanyaan
mengapa .................................................................................................

26

3. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan apa alasan utama anda ..

27

4. Rata-rata nilai pretes dan postes keterampilan menjawab pertanyaan
klarifikasi pada kelas kontrol dan kelas eksperimen ..............................

28

5. Rata-rata n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen ...............................................

29

xiii

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang
mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan
sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan
penalaran. Pelajaran kimia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
diantaranya memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
dapat bekerjasama dengan orang lain (Tim Penyusun, 2006). Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk menumbuhkan sikap kritis tersebut adalah dengan melatih
keterampilan berpikir kritis.

Menurut Ennis (1996) berpikir kritis adalah sebuah proses yang dalam mengungkapkan tujuan yang dilengkapi alasan yang tegas tentang suatu kepercayaan dan
kegiatan yang telah dilakukan. Kemampuan berpikir kritis berpengaruh positif
terhadap aspek kognitif dan aspek afektif siswa. Siswa yang berpikir kritis akan
menjadikan penalaran landasan berpikir, berani mengambil keputusan, dan konsisten dengan keputusan tersebut. Oleh sebab itu, keterampilan berpikir kritis

2

menjadi salah satu keterampilan yang perlu dikembangkan pada kegiatan pembelajaran.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia SMAN 2 Gadingrejo, guru
kimia masih menerapkan pembelajaran konvensional, yang dominan menggunakan metode ceramah yang langsung memberikan konsep, terkadang diselingi diskusi, LKS berisi latihan soal, dan jarang melakukan kegiatan praktikum. Cara
pembelajaran seperti itu membuat siswa menjadi pasif dan hanya menerima informasi yang diberikan guru sehingga tidak dapat melatih keterampilan berpikir
kritis siswa.

Berdasarkan KTSP, siswa harus menguasai standar kompetensi pada setiap jenjang pendidikannya dan standar kompetensi ini dijabarkan dalam bentuk kompetensi dasar. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai siswa kelas X semester genap adalah menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi
dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta penerapannya (Tim Penyusun,
2006). Pada materi redoks, siswa dapat diajak untuk mengamati fenomena reaksi
redoks yang terjadi dalam kehidupan, seperti perkaratan besi. Siswa diberikan
permasalahan tentang penyebab terjadinya perkaratan besi yang berhubungan
dengan reaksi redoks. Pada materi reaksi redoks dapat dilatihkan beberapa keterampilan berpikir kritis, salah satu keterampilan berpikir kritis yang dapat dilatihkan pada materi reaksi redoks yaitu keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi. Dengan demikian diperlukan suatu model pembelajaran dimana dalam tahapannya dapat melatihkan keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi siswa.
Salah satunya menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

3

Inkuiri terbimbing merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi
suasana pola pembelajaran kelas. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan
pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berpikir mandiri
dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran inkuiri terbimbing
membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab
dalam kelompoknya (Ambarsari, 2013).

Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Gulo (Trianto, 2009) mempunyai
langkah-langkah yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Pada
tahap menganalisis data, siswa diberikan pertanyaan-pertanyan yang dapat melatih
keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.

Berdasarkan hal tersebut, diharapkan melalui pembelajaran dengan model inkuiri
terbimbing, keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi siswa dapat dilatihkan
bahkan ditingkatkan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Yunitasari (2012)
pada siswa SMAN 1 Gadingrejo yang menunjukkan bahwa model pembelajaran
inkuiri terbimbing terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir
kritis yaitu keterampilan menyebutkan contoh dan keterampilan mengemukakan
kesimpulan dan hipotesis siswa pada pokok materi hidrolisis garam. Hasil penelitian Septiana (2012) SMAN 1 Gadingrejo yang menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan
berpikir kritis yaitu keterampilan memberikan penjelasan sederhana dan menerapkan konsep yang dapat diterima pada materi hidrolisis garam.

4

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian yang berjudul: “Efektivitas
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Reaksi Redoks dalam Meningkatkan Keterampilan Menjawab Pertanyaan Klarifikasi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana efektivitas model pembelajaran inkuiri
terbimbing pada reaksi redoks dalam meningkatkan keterampilan menjawab
pertanyaan klarifikasi siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing
pada reaksi redoks dalam meningkatkan keterampilan menjawab pertanyaan
klarifikasi siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa,
guru, dan sekolah yaitu :
1.

Memudahkan siswa dalam memahami konsep pada materi reaksi redoks
dengan diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing.

5

2.

Dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa dan
melatih keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi pada materi reaksi
redoks.

3.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing menjadi salah satu alternatif strategi
pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan produktif bagi guru dalam memilih
model pembelajaran sebagai upaya mengembangkan keterampilan berpikir
kritis siswa khususnya keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.

4.

Sumbangan pemikiran dan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1.

Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan efektif apabila secara statistik
terdapat perbedaan n-Gain yang signifikan keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

2.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Gulo (Trianto, 2009), yaitu
pembelajaran penemuan dengan langkah-langkah yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
data, dan membuat kesimpulan.

3.

Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi yaitu keterampilan menjawab pertanyaan mengapa dan keterampilan apa alasan utama anda (Ennis, 1996).

4.

Materi pada penelitian ini adalah reaksi redoks.

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi. Gulo menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar; keterarahan kegiatan secara logis dan
sistematis pada tujuan pembelajaran; dan mengembangkan sikap percaya pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Trianto, 2009).

Menurut Heron (Elyani, 2011) model inkuiri terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Inkuiri terstruktur (Structure inquiry). Dalam inkuiri terstruktur siswa
akan mengadakan penyelidikan dan penemuan yang berdasarkan pada
pertanyaan dan prosedur yang disediakan guru.
2. Inkuiri terbimbing (Guided inquiry). Meskipun siswa melakukan penyelidikan yang berdasarkan pada pertanyaan yang diajukan guru, tetapi siswa
yang menentukan prosedur penelitiannya.
3. Inkuiri terbuka (Open inquiry). Dalam inkuiri terbuka, siswa melakukan
penyelidikan berdasarkan pada pertanyaan dan prosedur yang mereka
bentuk.

Inkuiri terbimbing merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi
suasana pola pembelajaran kelas. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan

7

pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berpikir mandiri
dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran inkuiri terbimbing
membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab
dalam kelompok atau pasangannya (Ambarsari, 2013).

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan
mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan
oleh Gulo (Trianto, 2009). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut
yaitu sebagai berikut:
1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.
Kegiatan inkuiri terbimbing dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan
diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan
tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
2. Membuat hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru
menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin.
Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan
dengan permasalahan yang diberikan.
3. Mengumpulkan data.
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data
yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.
4. Analisis data.
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam
pengujian hipotesis adalah pemikiran benar atau salah. Setelah memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa
dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.
5. Membuat kesimpulan.
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri terbimbing adalah membuat
kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.
Menurut Carol C. Khulthau dan Ross J. Todd (Sofiani, 2011) ada enam karakteristik inkuiri terbimbing, yaitu:

8

1. Siswa belajar aktif dan terefleksikan pada pengalaman.
Jhon Dewey menggambarkan pembelajaran sebagai proses aktif individu,
bukan suatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih kepada suatu itu dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran merupakan sebuah kombinasi dari
tindakan dan refleksi pada pengalaman. Dewey sangat menekankan pembelajaran Hand on (berdasarkan pengalaman) sebagai penentang metode
otoriter dan menganggap bahwa pengalaman dan ikuiri (penemuan) sangat
penting dalam pembelajaran bermakna.
2. Siswa belajar berdasarkan pada apa yang mereka tahu.
Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru. Menurut Ausubel faktor terpenting yang mempengaruhi pembelajaran adalah apa yang mereka tahu.
3. Siswa mengembangkan rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran
melalui bimbingan.
Rangkaian berpikir kearah yang lebih tinggi memerlukan proses mendalam yang membawa kepada sebuah pengalaman. Proses yang mendalam
memerlukan waktu dan motivasi yang dikembangkan oleh pertanyaanpertanyaan yang otentik mengenai objek yang telah digambarkan dari
pengalaman dan keingintahuan siswa. Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan pengumpulan fakta. Menurut Bloom, kemampuan intelektual
seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi
membantu merangsang untuk berinkuiri yang membawa kepada pengetahuan dan pendalaman yang mendalam.
4. Perkembangan siswa terjadi secara bertahap.
Siswa berkembang melalui tahap perkembangan kognitif, kapasitas mereka untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur. Perkembangan ini
merupakan proses kompleks yang meliputi kegiatan berpikir, tindakan,
refleksi, menemukan dan menghubungkan ide, membuat hubungan,
mengembangkan dan mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan
serta sikap dan nilai.
5. Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran.
Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka menggunakan seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk membangun pemahaman
yang mendalam mengenai dunia dan apa yang hidup di dalamnya.
6. Siswa belajar melalui interaksi sosial dengan orang lain.
Siswa hidup di lingkungan sosial dimana mereka terus menerus belajar
melalui interaksi dengan orang lain di sekita mereka. Orang tua, teman,
saudara, guru, kenalan dan orang asing merupakan bagian dari lingkungan
sosial yang membentuk pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk
mereka. Vigotsky berpendapat bahwa perkembangan proses hidup bergantung pada interaksi sosial dan pembelajaran sosial berperan penting
untuk perkembangan kognitif.

9

B. Keterampilan Berpikir Kritis

Presseisen (Costa, 1985) mengemukakan bahwa keterampilan adalah kecakapan
untuk melaksanakan tugas, dimana keterampilan tidak hanya meliputi gerakan
motorik, tetapi juga melibatkan fungsi mental yang bersifat kognitif, yaitu suatu
tindakan mental dalam usaha memperoleh pengetahuan. Proses berpikir berkaitan
dengan pola perilaku yang lain dan membutuhkan keterlibatan aktif pemikir.
Pengertian ini mengindikasikan bahwa berpikir adalah upaya yang kompleks dan
reflektif bahkan suatu pengalaman yang kreatif.

Menurut Gerhard (Redhana, 2008) berpikir kritis didefinisikan sebagai suatu proses kompleks yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data, analisis data, dan
evaluasi data dengan mempertimbangkan aspek kualitatif serta melakukan seleksi
atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi.

Menurut Ennis (1996) berpikir kritis adalah sebuah proses yang dalam mengungkapkan tujuan yang dilengkapi alasan yang tegas tentang suatu kepercayaan
dan kegiatan yang telah dilakukan. Ennis mengungkapkan bahwa, ada dua belas
indikator keterampilan berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima besar
aktivitas sebagai berikut:
1. Memberikan penjelasan sederhana yang berisi: memfokuskan pertanyaan,
menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang
suatu penjelasan atau pernyataan.
2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri dari mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
3. Menyimpulkan yang terdiri dari kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, untuk sampai pada kesimpulan.

10

4.

5.

Memberikan penjelasan lanjut yang terdiri dari mengidentifikasi istilahistilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi
asumsi.
Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri dari menentukan tindakan dan
berinteraksi dengan orang lain.

Dari kedua belas indikator keterampilan berpikir kritis, diuraikan lagi menjadi beberapa indikator yang dituliskan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis menurut Ennis
Kelompok
(1)

Indikator
(2)

1. Memberikan 1. Menfokuskan
penjelasan
pertanyaan
sederhana

Sub indikator
(3)

a. Mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan
b. Mengidentifikasi atau merumuskan
kriteria jawaban yang mungkin.
c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang
sedang dihadapi

2. Menganalisis
argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasi alasan yang
dinyatakan
c. Mengidentifikasi alasan yang tidak
dinyatakan
d. Mencari persamaan dan perbedaan
e. Mengidentifikasi dan menangani
ketidaktepatan
f. Mencari struktur dari argumen
g. Meringkas

3. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan
klarifikasi dan
pertanyaan yang
menantang

a. Bertanya dan menjawab pertanyaan
mengapa?
b. Apa alasan utama Anda?
c. Apa yang Anda maksud dengan .....?
d. Apa yang menjadi contoh?
e. Apa yang bukan menjadi contoh?
f. Bagaimana mengaplikasikan ke kasus
ini?
g. Apa yang menjadi perbedaan?
h. Apa faktanya?
i. Apakah ini yang Anda katakan,...?
j. Apakah yang ingin Anda katakan lagi
mengenai hal tersebut?

11

Tabel 1. (lanjutan)
(1)
2. Membangun
kemampuan
dasar

(2)

(3)

4.Mempertimbangkan
apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak

a. Keahlian
b. Mengurangi konflik yang menarik
perhatian
c. Kesepakatan antarsumber
d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang tepat.
f. Mengetahui resiko
g. Kemampuan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati-hati

5.Mengobservasi dan
mempertimbangkan
hasil observasi

a. Mengurangi menggunakan dugaan
b. Mempersingkat waktu antara observasi
dengan laporan
c. Laporan yang dilakukan oleh pengamat
d. Mencatat hal-hal yang diperlukan.
e. Pembuktian
f. Kemungkinan dalam pembuktian
g. Kondisi akses yang baik
h. Kompeten dalam menggunakan
teknologi
i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas
kriteria

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan
mempertimbangkan
hasil deduksi

7. Menginduksi dan
mempertimbangkan hasil induksi

a. Kelas logika
b. Mengkondisikan logika
c. Menginterpretasi suatu pernyataan
(1) Penyangkalan
(2) Kondisi yang dibutuhkan dan
secukupnya
(3) Kata logika lainnya: “hanya”, “jika
dan hanya jika”. “atau”,
“beberapa”, “kecuali”. “tidak
keduanya”, dll
a. Menggeneralisasi
(1) Kekhasan dari sebuah data:
batasan cakupan data
(2) Pengambilan contoh
(3) Tabel dan grafik
b. Menyimpulkan kesimpulan yang
bersifat penjelasan dan hipotesis
(1) Tipe-tipe kesimpulan yang bersifat
menjelaskan dan hipotesis:
a) Pernyataan sebab akibat
b) Menyatakan hal yang dapat
dipercaya dan sikap orang lain.

12

Tabel 1. (lanjutan)

(1)

(2)

(3)
c) Menginterpretasikan maksud
penulis
d) Menyatakan secara historikal
tentang hal-hal yang terjadi
e) Melaporkan definisi
f) Menyatakan sesuatu yang
merupakan alasan dan
kesimpulan yang tidak
tercantum.
(2) Menginvestigasi
a) Merancang eksperimen,
termasuk merancang variabel
kontrol.
Mencari fakta dan fakta yang
berlawanan

b) Mencari penjelasan yang
mungkin
(3) Kriteria memberikan anggapan
yang tepat.
a) Mengemukakan kesimpulan
yang dapat menjelaskan fakta
b) Mengemukakan kesimpulan
berdasarkan fakta
c) Alternatif kesimpulan yang
tidak sesuai fakta
d) Mengemukakan kesimpulan
yang masuk akal

4. Membuat
penjelasan
lanjut

8. Membuat dan
mengkaji hasil
pertimbangan

a. Latar belakang fakta
b. Konsekuensi
c. Menerapkan konsep (prinsip-prinsip,
hukum dan asas)
d. Mempertimbangkan alternatif
menyeimbangkan, menimbang, dan
memutuskan

9. Mendefinisikan
istilah dan
mempertimbangkan
definisi

Ada 3 dimensi:
a. Bentuk: sinonim, klasifikasi, rentang,
ekspresi yang sama, cara kerja, contoh
dan non contoh
b. Strategi definisi
(1) Tindakan: melaporkan maksud,
menetapkan maksud,

13

Tabel 1. (lanjutan)

(1)

(2)

(3)
(2) Mengungkapkan posisi pada suatu
permasalahan (termasuk rencana dan
definisi yang meyakinkan)
(3) Mengidentifikasi dan
mengendalikan
a) Memberikan perhatian kepada
keadaan
b) Jenis-jenis respon
yang mungkin:
i. “Definisi yang kurang tepat”
(respon yang sederhana)
ii. Pengurangan keadaan yang
bukan-bukan “Menurut definisi
tersebut, ada hasil yang tidak
sesuai”
iii. Mempertimbangkan alternatif
interpretasi
iv. Mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi
konten (isi).

5. Strategi dan
taktik

10. Mengidentifikasi
asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan
b. Asumsi yang dibutuhkan: rekonstruksi
argumen

11. Memutuskan
suatu tindakan

a. Mendefinisikan masalah
b. Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi yang
mungkin
c. Merumuskan alternatif solusi
d. Memutuskan hal-hal yang akan
dilakukan sementara
e. Mereview, memasukkan sumber ke
dalam laporan dan membuat keputusan
f. Memonitor pelaksanaan

12. Berinteraksi
dengan orang lain

a.
b.
c.
d.

Memberi label
Strategi logis
Strategi retorik
Mempresentasikan posisi, baik lisan
ataupun tulisan

14

Indikator keterampilan berpikir kritis yang dilatihkan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang dilatihkan dalam penelitian
No.
Kelompok

Indikator

Sub indikator

1.

Memberikan
Menjawab pertanyaan
penjelasan sederhana klarifikasi

Menjawab pertanyan
mengapa?

2.

Memberikan
menjawab pertanyaan
penjelasan sederhana klarifikasi

Apa alasan utama
anda?

C. Kerangka Pemikiran

Model pembelajaran inkuiri terbimbing mempunyai langkah-langkah yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan, membuat hipotesis, mengumpulkan
data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Langkah awal pembelajaran inkuiri terbimbing ialah mengajukan pertanyaan atau
permasalahan. Pada materi reaksi redoks, siswa diberikan pertanyaan/permasalahan mengenai perkaratan besi yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Kemudian,
siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah
bimbingan yang intensif dari guru. Setelah masalah diungkapkan, siswa mengembangkan dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Setelah siswa
mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya siswa mengumpulkan data-data
dengan melakukan percobaan dan mencari informasi dari literatur. Selanjutnya,
siswa menganalisis data dari hasil pengumpulan data. Pada tahap ini, guru

15

membimbing siswa dalam menganalisis data hasil percobaan yang telah dilakukan, siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Pertanyaan-pertanyaan tersebut melatih keterampilan siswa
dalam menjawab pertanyaan klarifikasi. Terakhir, siswa dapat menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian, diharapkan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dijadikan salah satu pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi pada
materi reaksi redoks.

D. Anggapan Dasar

Beberapa hal yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.

Siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo semester genap T.A 2014-2015 yang
menjadi populasi penelitian mempunyai kemampuan dasar yang sama dalam
penguasaan konsep kimia.

2.

Perbedaan keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi materi reaksi redoks semata-mata karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran.

3.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi peningkatan keterampilan menjawab
pertanyaan klarifikasi materi reaksi redoks siswa kelas X semester genap
SMAN 2 Gadingrejo T.A. 2014-2015 diabaikan.

16

E. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada reaksi redoks efektif dalam meningkatkan keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.

17

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 2 Gadingrejo
Tahun Ajaran 2014-2015 yang tersebar dalam empat kelas (X1-X4). Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui. Dalam hal ini pertimbangan pengambilan sampel yang digunakan adalah tingkat kognitif kedua
kelas relatif sama.

Berdasarkan informasi dari guru kimia kelas X yang memahami karakteristik siswa di sekolah tersebut maka sebagai sampel yaitu kelas X1 dan X2. Berdasarkan
pengundian, kelas X1 sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kelas X2 sebagai kelas kontrol yang menerapkan
pembelajaran konvensional.

B. Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan berupa data hasil tes sebelum pembelajaran diterapkan (pretes) dan data hasil tes setelah pembelajaran diterapkan (postes).

18

Data pendukung penelitian ini yaitu data kinerja guru dan data aktivitas siswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.

Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pembelajaran konvensional.

2.

Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah keterampilan menjawab pertanyaan
klarifikasi.

D. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan NonEquivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design (Creswell, 2009) seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 3. Desain penelitian
Kelas
Kelas eksperimen
Kelas kontrol

Pretes
O1
O1

Perlakuan
X


Postes
O2
O2

Sebelum diterapkan perlakuan kedua kelompok sampel diberikan pretes (O1).
Kemudian pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes (O2).

19

E. Instrumen dan Validitas Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah:
1.

Pemetaan, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai
dengan standar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2.

LKS materi reaksi redoks berbasis inkuiri terbimbing sebanyak 4 LKS.

3.

Soal pretes dan postes adalah materi reaksi redoks yang terdiri dari 6 butir
soal uraian untuk mengukur keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.

4.

Lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

Pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi
adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domain yang diukur. Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment. Pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing untuk menelaah kesesuaian tersebut.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini adalah:
1. Observasi pendahuluan
a. Meminta izin kepada Kepala SMAN 2 Gadingrejo untuk melaksanakan
penelitian.
b. Menentukan populasi dan sampel penelitian sebanyak 2 kelas, yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen.

20

2. Pelaksanaan penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan
Menyusun pemetaan, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS
dan instrumen tes. Kemudian validasi instrumen berupa soal pretes dan postes.
b. Tahap penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua kelas, yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing (X1) dan kelas kontrol dengan
menerapkan pembelajaran konvensional (X2). Adapun prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Melakukan pretes dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Pelaksanaan pembelajaran pada materi reaksi redoks sesuai pembelajaran
yang ditetapkan pada masing-masing kelas.
c. Melakukan postes dengan soal yang sama pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3.

Menganalisis data.

4.

Penarikan kesimpulan.

Adapun langkah-langkah penelitian tersebut ditunjukkan pada alur penelitian
sebagai berikut:

21

Tahap observasi

Penetapan populasi dan sampel

Mempersiapkan instrumen

Validasi instrumen

Model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada
kelas eksperimen

Pretes

Pembelajaran
konvensional pada kelas
kontrol

Postes

Analisis data

Kesimpulan

Gambar 1. Alur penelitian

G. Analisis Data

Setelah proses penelitian dan pengumpulan data selesai maka tahap selanjutnya
adalah pengolahan dan analisis data. Proses analisis data dilaksanakan dengan
tujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan sehingga dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan
yang berkaitan dengan masalah, tujuan, dan hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya.

22

1. Mengubah skor menjadi nilai

Nilai pretes atau postes dirumuskan sebagai berikut:

Nilai siswa =

................. (1)

2. Menghitung n-Gain

Rumus n-Gain menurut Meltzer adalah sebagai berikut:
................. (2)

H. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
perbedaan dua rata-rata. Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata, ada
beberapa uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dua sampel yang berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak.
Rumusan hipotesis:
Ho = dua sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 = dua sampel yang berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Kenormalan data dihitung dengan menggunakan uji chi-kuadrat (χ2) dengan
rumus:

...................(3)

23

Keterangan :

= uji Chi-kuadrat
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi harapan

Kriteria uji: Terima Ho jika χ2hitung ≤ χ 2tabel dengan taraf nyata 5% dan sebaliknya
(Sudjana, 2005).

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas dua varians digunakan untuk mengetahui apakah dua kelompok
sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak, maka dilakukan langkahlangkah sebagai sebagai berikut:
Rumusan hipotesis
H0

(Sampel mempunyai varian yang homogen)

H1

(Sampel mempunyai varian yang tidak homogen)

Keterangan:
varians skor kelompok I
varians skor kelompok II
dimana dk1 = (n1-1) dan dk2 = (n2-1)

Rumus statistik yang digunakan adalah uji-F:
dengan

................. (4)

Keterangan :

varians terbesar
varians terkecil
x = n-Gain siswa
= rata-rata n-Gain
n = jumlah siswa
Kriteria uji: Terima H0 jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata 5% dan tolak sebaliknya
(Sudjana, 2005).

24

3. Uji perbedaan dua rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menentukan efektivitas perlakuan
terhadap sampel dengan melihat n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan
klarifikasi pada materi reaksi redoks antara pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran konvensional dari siswa SMAN
2 Gadingrejo.

Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho : µ 1x≤ µ 2x : Rata-rata n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi
pada reaksi redoks yang diterapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi dengan pembelajaran
konvensional.
H1 : µ 1x> µ 2x

:

Rata-rata n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi
pada reaksi redoks yang diterapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata n-Gain keterampilan
menjawab pertanyaan klarifikasi dengan pembelajaran konvensional.

Keterangan:
µ 1 : Rata-rata n-Gain (x,y) pada materi reaksi redoks pada kelas yang diterapkan
model pembelajaran inkuiri terbimbing
µ 2 : Rata-rata n-Gain (x,y) pada materi reaksi redoks pada kelas dengan pembelajaran konvensional
x: Keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.

25

Pada penelitian ini data sampel penelitian memiliki varians yang homogen maka
menggunakan uji-t (Sudjana, 2005).
thitung 

s2 

X1  X 2
1 1
s

n1 n2

(n1  1) s12  (n2  1) s 22
n1  n2  2

.................. (5)

...................(6)

Keterangan:
x 1 = rata-rata n-Gain kelas eksperimen

x 2 = rata-rata n-Gain kelas kontrol
s2 = Varians
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
s12 = Varians kelas eksperimen

s22 = Varians kelas kontrol
Dengan kriteria uji :
Pada tingkat kesalahan 5%, terima H0 jika thitung < t(1-α) dan tolak sebaliknya
(Sudjana, 2005).

38

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: Keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi dilatihkan pada
tahap mengalisis data pada model pembelajaran inkuiri terbimbing. Rata-rata
n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi pada reaksi redoks yang
diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih tinggi daripada rata-rata
n-Gain keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi dengan pembelajaran konvensional. Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada reaksi redoks efektif
dalam meningkatkan keterampilan menjawab pertanyaan klarifikasi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa:
1. Pembelajaran inkuiri terbimbing hendaknya diterapkan dalam pembelajaran
kimia, terutama pada materi reaksi redoks karena terbukti efektif meningkatkan
keterampilan siswa dalam menjawab pertanyaan klarifikasi.
2. Agar penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berjalan maksimal, hendaknya guru mempersiapkan lebih awal hal-hal yang menunjang proses pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan lebih memperhatikan pengelolaan waktu
dalam proses pembelajaran.

39

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari, dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap
Keterampilan Proses Sains Dasar pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi UNS Vol. 5, No. 1, 81-95.
Costa, A. L. 1985. Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking.
Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.
Creswell, J.W. 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methodes Approaches. Third Edition CSAGE Publications. Thousand Oaks
California 91320
Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Elyani, I. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa
pada Konsep Getaran dan Gelombang. Skripsi. Diakses pada tanggal 23
April 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3826/1/INDRI%2
0ELYANI-FITK.pdf
Ennis. R. H. 1996. Critical Thinking. Simon & Schuster / A Viacom Company.
New Jersey.
Purba, M. 2007. Kimia 1B Untuk SMA Kelas X. Erlangga. Jakarta.
Redhana, I.W. dan Liliasari. 2008. Program Pembelajaran Keterampilan Berpikir
Kritis pada Topik Laju Reaksi untuk Siswa SMA. Skripsi. Diakses tanggal
17 Februari 2015 dari
http://forumkependidikan.unsri.ac.id/userfiles/Artikel%20I%20Wayan%20
Redhana-Liliasari%20UPG&UPI%20%28OK%29-ok-nian.pdf
Septiana, R. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
Materi Hidrolisis Garam dalam Meningkatkan Keterampilan Memberikan
Penjelasan Sederhana dan Menerapkan Konsep yang dapat Diterima.
Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.
Sofiani, E. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa pada Konsep Listrik Dinamis. Skripsi. Diakses pada

40

tanggal 23 April 2015 dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1468/1/101069Erlina%Sofiani-FITK.pdf
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. PT. Tarsito. Bandung.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta.
Trianto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme.
Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.
Yunitasari, I. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam
Meningkatkan Keterampilan Menyebutkan Contoh dan Mengemukakan
Kesimpulan serta Hipotesis pada Materi Hidrolisis Garam. Skripsi.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. Tidak dipublikasikan.