Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012
Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru
Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012
Oleh : Reni Indriyani ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa sehingga tidak terpenuhinya KKM yang ditetapkan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA melalui metode diskusi di kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
Penelitian ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan siklus berdaur ulang. Tahapan yang dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Dari pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I, II dan III, dimana aktivitas siswa dalam pembelajaran didapat skor pada siklus I sebesar 62% (berarti tidak aktif), pada siklus II sebesar 77% (berarti kurang aktif) dan pada siklus III sebesar 83% (berarti aktif), sedangkan hasil belajar siswa didapat siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 63, Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 70, dan siklus III dengan nilai rata-rata sebesar 79, dan ketuntasan belajar siswa meningkat pada siklus I sebesar 38% (tidak tuntas), pada siklus II sebesar 62% (tidak tuntas) dan pada siklus III sebesar 96% (tuntas).
(2)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Masa usia sekolah dasar adalah masa yang paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi usia itu berada pada masa yang penting untuk merangsang perkembangannya, untuk mendukung tumbuhnya prestasi belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa tersebut.
Menurut Surya
(2001:4-dengan baik apabila berada dalam lingkungan yang kondusif, lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang sedemikian rupa dapat menunjang
Oleh kerana itu guru harus menyadari kemungkinan banyak hal yang kurang lengkap dalam metode guru menyampaikan metode-metodenya serta perlu penyempurnaaan contohnya pada menggunakan alat peraga dan metode diskusi. Guru pada umumnya sering menggunakan metode ceramah dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh siswa. Namun seringkali siswa merasa bosan dengan metode yang bersifat monoton, dalam hal ini penulis akan meneliti cara pembelajaran dengan metode diskusi.
Dalam hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis
(3)
kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama, bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat. Salah satu kemampuan yang dituntut guru dalam pembelajaran adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, dan kemampuan mengelola kelas dalam proses pembelajaran akan lebih efektif jika faktor-faktor yang mendukung keberhasilannya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan, salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah memilih metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pengajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
Penggunaan metode diskusi dalam proses belajar merupakan hal yang mesti dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, namun pada kenyataannya guru belum banyak melakukannya, guru sebagai pengelola proses pembelajaran belum dapat memberikan pembelajaran yang optimal, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Sebagai wujud bahwa bahan ajar dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya terutama keterampilan siswa dalam menegemukakan pendapat dan inisiatif siswa dalam mengambil kesimpulan materi pelajaran.
Untuk mendukung tumbuhnya hasil belajar dan aktivitas siswa khususnya mata pelajaran IPA perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa, diantaranya pemilihan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia; sedemikian kompleksnya masalah tersebut
(4)
sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut. Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama.
Dari hasil pengamatan, selama ini proses pembelajaran satu tahun terakhir kualitas hasil belajar kelas IV SDN 1 Pasar Baru rendah. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh guru sehingga anak ter sebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model pembelajaran belum dikembangkan, sehingga tidak memberikan kesempatan atau tidak memberikan suasana diskusi didalam kelas yang melibatkan peserta didik untuk ingintahu atau ingin mencari suatu jawaban.
Dalam kegiatan proses pembelajaran sering timbul masalah-masalah yang tidak dikehendaki. Misalnya itu datang dari diri siswa yang dalam proses belajar yang tidak disukai dah kejenuhan pada siswa itu sendiri. Maka perlu duperhatikan masalah-masalah tersebut. Masalah sebagai berikut:
- Pada saat menyampaikan materi siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru sering bercerita dengan teman satu kelompok
- Siswa kelas IV SDN 1 dalam mengerjakan tugas kelompok tidak mengerjakan tugas dengan baik.
(5)
Dari penyebab masalah tersebut, ditemukan beberapa paktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru antara lain dari pihak siswa, a) kondisi sosiokultur kelas kurang kondusif, b) sajian materi tidak menantang, c) rendahnya aktivitas belajar siswa, d) media pembelajaran tidak memadai, e) tidak adanya pujian dan hukuman terhadap siswa, f) kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa acuh tak acuh terhadap mata pelajaran yang mengakibatkan nilai siswa rendah.
Dari pihak guru, ditemukan antara lain kurangnya upaya guru untuk : a) menjelaskan dan manfaat mata pelajaran, b) rendahnya KKM yang ditentukan, c) memberikan perhatian yang berat sebelah, d) tidak meberikan umpan balik penilaian unjuk kerja ( tidak mengembalikan hasil ) e) memberikan pujian kepada kelompok yang nilai terbaik, supanya kelompok lain berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai hasil yang lebih baik.
Berdasarkan masalah diatas penulis ingin meneliti sekaligus ingin mengadakan tindakan pembelajaran melalui penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut :
(6)
b. Rendahnya hasil belajar siswa
c. Belum tercapainya KKM yang ditentukan (65) d. Guru belum menggunakan metode diskusi 1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode diskusi pada mata mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Artinya peserta didik diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mental peserta didik dalam proses belajar mengajar. Peserta didik diberi kebebasan dan
(7)
keleluasaan untuk mengembangkan potensi dirinya baik dalam aspek emosional, spiritual dan intelektualnya.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran serta lebih mudah memahami materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa pun dapat lebih meningkat.
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, serta hasil pembelajaran dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menunjukan kualitas sekolah. 4. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat lebih meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar mengajar kedepanya lebih meningkat.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang mana siswa belajar dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik
(8)
2. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang diperoleh dalam pembelajaran tiap siklusnya dan proses pembelajaran terdiri dari tiga siklus.
3. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas IV semester ganjil SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012.
(9)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Metode Diskusi
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi.
Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar dan Mukti (1991:37) diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.
Sedangkan menurut Zuhairini (1983 : 89) yang dimaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara
(10)
guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik. 2.1.1. Karakteristik Metode Diskusi
Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut, untuk menjawab permasalahan/persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator yaitu orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan mengarah pada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah lebih berperan sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.
mengatakan bahwa aktivitas siswa dalam berdiskusi harus dibimbing, dan dapat diterapkan cara berpikir yang sistematis dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah. Secara langsung atau tidak langsung siswa akan ditempatkan sebagai obyek sekaligus subyek dalam pembelajaran, disamping itu siswa akan terlatih dalam kemampuan bekerja sama dan kemampuan berbahasa
(11)
Dalam metode diskusi guru membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh, dalam pelaksanaannya metode ini perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab.
Menurut Anitah (2008:5.20) prosedur metode diskusi kelompok yang harus ditempuh oleh guru adalah:
a. Merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi
permasalahan dan menarik kesimpulan
c. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.
d. Menguasai permasalahan yang didiskusikan. 2.1.3. Langkah-Langkah Metode Diskusi
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan diskusi diantaranya diuraikan oleh Karo-karo sebagai berikut:
1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan, apa tujuan masalah itu didiskusikan dan garis besar dalam pemecahan masalah
2. Pelajar-pelajar di bawah pimpinan guru membentuk kelompok-kelompok diskusi.
3. Pelajar-pelajar berdiskusi dalam kelompoknya. Pada waktu pelajaran diskusi, guru berkeliling untuk menjaga ketertiban atau mendorong pelajar misalnya mengarahkan diskusi dan menjawab pertanyaan,
4. Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya, hasil-hasil yang telah dilaporkan itu ditanggapi atau dinyatakan oleh anggota dari kelompok lain. Tanggapan atau pertanyaan ini pada akhirnya harus ditanggapi atau dijawab olehguru agar pelajar mengetahui mana yang benar / salah, 5. Pelajar- pelajar mencatat hasil diskusi ( Karo-karo, 1998 : 27)
(12)
Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam berdiskusi, yaitu:
a. Adanya topik pembicaraan b. Pembentukan kelompok c. Saling bekerjasama
d. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun individu. e. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru.
f. Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar.
g. untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas (Anitah, 2008:422).
2.1.5. Keunggulan Metode Diskusi
Beberapa keunggulan penggunaan metode diskusi adalah: a. Siswa dapat saling bertukar pikiran
b. Siswa dapat menghayati permasalahan c. Merangsang siswa untuk berpendapat
d. Mengembangkan rasa tanggung jawab siswa e. Membina kemampuan berbicara
f. Memahami pendapat dan pikiran orang lain
g. Memberikan kesempatan belajar siswa. (Anitah, 2008:422) 2.2. Pengertian Aktivitas Belajar
2.2.1. Pengertian Aktivitas
Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan, sedangakan menurut Nasution (2000) Aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.
Aktivitas menurut Mulyono (2001 : 26), a
(13)
-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku.
Maka keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
Seperti yang dikemukakan oleh seorang pakar pendidikan,
Trina al
yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keakti
akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
2.2.2. Pengertian Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan.
(14)
Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan antara lain
berarti mencari makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
Sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Maka dari pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat
yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh kecakapan-kecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2.2.3. Pengertian Aktivitas Belajar
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam
(15)
kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar.
Menurut Poerwadarminta (2003:23), Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa aktivitas belajar merupakan segala pengetahuan yang harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.
Sardiman (2004:37) menegaskan bahwa aktivitas belajar pada prinsipnya adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa:
lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan didalam
Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan
(16)
peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengambil keput
Dari bebrapa definisi aktivitas belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat
menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru. Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan belajar mengajar tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas.
Kesungguhan belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah, dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep IPA dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup.
2.3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui daripendapat ahli pendidikan.
(17)
kemampuan yang dimiliki siswa setelah i
Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar.
Winkel (dalam Sudjana, 2009:274) menyatakan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu :
a. Kemampuan kognitif, berkenaan dengan hasil belajar Intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Kemampuan afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Kemampuan Psikomotor, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Kemampuan ini terbagi kedalam tujuh aspek, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun hasil belajar dapat diartikan prestasi diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena
(18)
kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri.
1. Pengertian Pendidikan
hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara
(19)
komitmen manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social, serta
usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan.
Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik.
2. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan
yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan
(20)
dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar, meliputi bidang energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta benda dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
(21)
1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum.
Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah. Peserta
(22)
didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak. Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai bidang kajian IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dicapai peserta didik yang dituangkan dalam empat aspek yaitu, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan oleh sekolah, disesuaikan dengan lingkungan setempat, dan media serta lingkungan belajar yang ada di sekolah. Semua ini ditujukan agar guru dapat lebih aktif, kreatif, dan melakukan inovasi dalam pembelajaran tanpa meninggalkan isi kurikulum. Model Pembelajaran IPA di SDN 1 Pasar Baru melalui Metode Diskusi
(23)
Model pembelajaran di SDN 1 Pasar Baru melalui metode diskusi hampir sama dengan pengajaran klasikal tetapi dalam hal ini jumlah siswa yang berbeda. Pembelajaran klasikal terdari dari prasiswa dalam satu kelas, sedangkan metode diskusi siswa yang belajar dalam satu kelas terbagi dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 6 siswa.
Dalam pelaksanaannya terjadi interaksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. metode diskusi sebagai pilihan mengajar bertujuan untuk: (1) meningkatkan interaksi antara sis-wa-siswa serta siswa-guru; (2) meningkatkan hubungan personal; dan (3) meningkatkan keterampilan siswa dalam berpikir, serta berbicara menyampaikan pendapat di muka umum. Diskusi dapat dibedakan menjadi diskusi kelompok dan diskusi kelas. Biasanya diskusi terjadi dengan diawali adanya permasalahan. Permasalahan yang akan didiskusikan dapat dilontarkan guru secara lisan pada awal pembelajaran atau dalam bentuk tertulis dalam LKS. Permasalahan yang diberikan dapat sama untuk semua kelompok ataupun berbeda-beda. Hasil diskusi kelompok umumnya didiskusikan dalam diskusi kelas.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan metode diskusi, sebaiknya guru menelaah terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan diskusi, serta memilih topik-topik yang sekiranya dapat di-kembangkan melalui metode ini. Selain itu dukungan dan perhatian guru pada pelaksanaan diskusi dapat berupa menyiapkan suasana kelas untuk pelaksanaaan diskusi yang efektif serta menyiapkan dan menggunakan format penilaian dalam pelaksanaaan diskusi.
(24)
Dalam proses pembelajaran IPA berisi struktur kurikulum tingkat sekolah. Yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan upanya pencapaian standar kopetensi kelulusan ( SKL ) merupakan acuan utama bagi pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum KTSP di SD/MIN meliputi
a) Silabus pembelajaran tematik untuk SD kelas rendah kelas I , II , III b) Silabus mata pelajaran untuk untuk SD kelas tinggi kelas IV , V , VI c) Silabus muatan lokal dan mata pelajaran lain ( jika ada )
d) Silabus keagamaan ( kusus MI )
Dengan terstruktur kurikulum yang ada diharapkan siswa memahami potensi yang ada didalam diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan menimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Hasil belajar pada umumnya meliputi :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas.
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa meliputi kontraksi belajar yang bersifat jelas, jujur, dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesimpulan siswa belajar atas inisiatif sendiri.
4. Mendorong siswa untuk berfikir kreatif.
5. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa.
6. Memberi kesempatan murid untuk maju sesuai dengan evaluasi yang berkaitan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa.
(25)
Dalam pembelajaran IPA, dengan model pembelajaran diskusi dapat dilaksanakan dengan langkah-lagkah sebagai berikut ;
a. Guru membagi siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 kelompok.
b. Guru menyampaikan/menyajikan materi pelajaran mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lainnya.
d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara koperatif berisi jawaban.
e. Setelah selesai diskusi, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
f. Guru memberikan penyajian singkat sekaligus memberi kesimpulan. g. Pengajaran diakhiri dengan evaluasi, kesimpulan dan tugas rumah. Adapun salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar IPA adalah sebagai berikut :
1. Dalam diri siswa belum siap untuk mengikuti proses belajar dengan baik.
2. Kurangnya ketersediaan media pembelajaran.
3. Ganguan dari luar ( meliat keluar, di ganggu teman ). 4. Siswa beranggapan bahwa belajar matematika itu susah.
5. Siswa kelas rendah kebanyakan keinginan masih bermain dari pada belajar.
(26)
2.5. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012
(27)
1
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1. Setting Penelitian
3.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV pada Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
3.1.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 26 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang perempuan dan 15 orang laki-laki dan dalam penelitian ini berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer.
3.2. Rencana Tindakan
3.2.1. Rancangan Penelitian
Penelitian PTK ini akan dilaksanakan selama tiga siklus yang terdiri dari empat fase yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun diagramnya sebagai berikut :
(28)
2
Gambar.3.1 : Alur PTK
Model Kemmis dan Mc. Taggart
(Dalam Arikunto, 2010 : 137) 3.2.2. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu yaitu penerapan keterampilan mengobservasi kepada siswa agar dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian, prosedur penelitian terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai, adapu pelaksanaannya sebagai berikut :
- Perencanaan
Setelah diadakannya observasi pada minggu sebelumnya, kemudian dimulailah siklus I. pada siklus ini dilakukan beberapa rencana, antara lain:
(29)
3
a). Merencanakan jumlah siklus yang akan dilaksanakan b). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
mempersiapkan buku pelajaran, alat peraga, dan membuat soal tes tertulis.
c). Merencanakan langkah-langkah pembelajaran, seperti apersepsi memberi penjelasan tentang tujuan pembelajaran, Tanya jawab materi prasyarat, membimbing siswa dalam mengerjakan tugas, serta membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
- Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian ini kegiatan proses pembelajaran IPA yang dilakukan meliputi :
a. Kegiatan awal di awali dengan kegiatan apersepsi dan motivasi
a. Guru menceritakan secara sekilas mengenai sifat berbagai wujud benda
b. Guru mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok dan meminta peserta didik membentuk menjadi 5 (lima) kelompok, dengan anggota kelompok masing-masing 4-5 orang serta mengatur meja belajarnya
c. Guru membagikan Lembar Kerja Kelompok kepada masing-masing kelompok.
d. Guru membimbing peserta didik untuk berdiskusi
e. Siswa secara kelompok berdiskusi tentang materi yang dipelajari
(30)
4
f. Masing-masing kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya secara bergiliran. g. Kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi
hasil diskusi kelompok lain.
h. Peserta didik dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan kelompok lain.
i. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti peserta didik.
j. Bersama siswa membahas dan menyimpulkan hasil diskusi dan membimbing peserta didik untuk memahami materi pelajaran.
- Observasi
Dalam pelaksanaan observasi kagiatan peneliti dalam proses pembelajaran diamati oleh observer (teman sejawat) untuk menentukan skor aktifitas yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan peneliti mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan saat siswa menyelesaikan latihan. Adapun yang perlu diamati adalah aktivitas positif siswa yang meliputi kehadiran siswa, siswa yang aktif dalam mengerjakan tugas, siswa yang aktif bertanya, siswa yang cepat mengerjakan tugas latihan yang diberikan oleh guru.
(31)
5
Evaluasi dilakukan umpan balik kepada guru sebagai dasar memperbaiki proses pembelajaran dan menjalankan program perbaikan. Jika siswa kurang memuaskan maka perlu diadakan perbaikan tetapi bila siswa cukup baik maka perlu dipertahankan lagi termasuk memberikan pengayaan materi pembelajaran.
- Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi, refleksi ini digunakan untuk mengevaluasi hasil dari tiap siklus, refleksi terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran diskusi berupa catatan yang bertujuan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus berikutnya.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data ini, peneliti mengumpulkan data berdasarkan tes dan non tes:
1. Tes, instrument ini berupa tes tertulis yang digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan dengan media gambar melalui metode diskusi.
2. Non tes, instrument ini berupa observasi yang dirancang dalam penelitian untuk mengamati aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Observasi yang peneliti gunakan yaitu observasi terstruktur sehingga pengamat hanya tinggal menuliskan nilai pada tempat yang disediakan. 3.4. Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang
(32)
6
terdiri atas: data aktivitas siswa dan data kinerja guru selama kegiatan pembelajaran, data tersebut diperoleh dari lembar observasi dan lembar kuesioner, sedangkan analisis hasil belajar diperoleh dari data kualitas hasil belajar siswa. Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut :
a. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa dan Guru
Data observasi aktivitas siswa dan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat menggunakan skala penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (0 dan 1) dimana angka 0 = Tidak Aktif, dan 1 = aktif, setelah itu semua nilai dihitung dengan rumus persentasi sebagai berikut:
Nilai Prosentase = x 100
Skor Maksimal
Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam kategori penafsiran sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nilai Konversi Aktivitas Siswa dan Guru
Nilai hasil observasi Kategori penilaian
90% 100% Sangat Aktif
80% 89% Aktif
70% 79% Kurang Aktif
60% 69% Tidak Aktif
0% 59% Sangat Tidak Aktif
(Sumber : Nur Ali : 2010 ) b. Analisis Hasil Belajar Siswa
Data dari hasil tes tertulis siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
(33)
7
N= x 100
Skor Maksimal
Dan untuk menghitung nilai rata-rata siswa dengan menggunkan rumus sebagai berikut:
x x=
N
Keterangan :
x = Nilai rata-rata = Nilai
N = Banyak data (Sumber Depdikbud, 1994),
Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dan atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
%= x 100
Setelah perhitungan pada skala ini, hasil kemudian dikonversikan dalam
mengubah data kuantitatif persentase ketuntasan belajar menjadi data kualitatif berpedoman pada acuan nilai konversi, yang disajikan dalam Tabel berikut:
(34)
8
Tabel 3.2 Nilai Konversi Ketuntasan Belajar
Nilai hasil observasi Kategori penilaian Sangat Baik
80 s.d 89 Baik
70 s.d 79 Cukup
60 s.d 69 Kurang
< 60 Sangat kurang
3.5. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa dalam prestasi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok dari tiap siklusnya pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam penelitian ini :
1. Penguasaan materi Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru pada akhir penelitian ini meningkat mencapai nilai diatas batas ketuntasan minimal (KKM)
2. Penggunaan strategi pembelajaran dengan metode diskusi merupakan strategi yang efektif untuk mengajarkan materi IPA, dalam hal ini ditandai dengan peningkatan prestasi nilai yang didapatkan masing-masing siswa.
(35)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong dapat disimpulkan:
1. Dari pengamatan yang dilakukan pada proses pembelajaran siklus I, II dan III, dimana aktivitas siswa dalam pembelajaran didapat skor pada siklus I sebesar 62% (berarti tidak aktif), pada siklus II sebesar 77% (berarti kurang aktif) dan pada siklus III sebesar 83% (berarti aktif). 2. Melalui pembelajaran diskusi dalam proses pembelajaran IPA diketahui
bahwa hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 63, Siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 70, dan siklus III dengan nilai rata-rata sebesar 79, dan ketuntasan belajar siswa meningkat pada siklus I sebesar 38% (tidak tuntas), pada siklus II sebesar 62% (tidak tuntas) dan pada siklus III sebesar 96% (tuntas).
5.2. Saran
1. Model pembelajaran diskusi hendaknya dapat dilaksanakan oleh guru-guru dalam proses pembelajaran IPA dan mata pelajaran yang lainnya. 2. Model pembelajaran diskusi dapat dilaksanakan dengan baik dalam
(36)
PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI
1 PASAR BARU KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
(Skripsi)
Oleh
Reni Indriyani
PROGRAM STUDI STRATA I PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(37)
PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI
1 PASAR BARU KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN
TAHUN PELAJARAN 2011-2012
Oleh
Reni Indriyani
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI STRATA I PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2012
(38)
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
(39)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL ... xiv DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Identifikasi Masalah ... 5 1.3. Rumusan Masalah ... 5 1.4. Tujuan Penelitian ... 5 1.5. Manfaat Penelitian ... 5 1.6. Ruang Lingkup Penelitian ... 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8 2.1. Pengertian Metode Diskusi ... 8 2.1.1. Karakteristik Metode Diskusi ... 9 2.1.2. Prosedur Metode Diskusi ... 10 2.1.3. Langkah-Langkah Metode Diskusi ... 10 2.1.4. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi ... 11 2.1.5. Keunggulan Metode Diskusi... 11 2.2. Pengertian Aktivitas Belajar ... 11 2.2.1. Pengertian Aktivitas ... 11 2.2.2. Pengertian Belajar ... 12 2.2.3. Pengertian Aktivitas Belajar ... 14 2.3. Pengertian Hasil Belajar... 16 2.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... 17 2.5. Hipotesis Tindakan ... 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 26 3.1. Setting Penelitian ... 26 3.1.1. Lokasi Penelitian... 26 3.1.2. Waktu Penelitian ... 26 3.1.3. Subjek Penelitian... 26 3.2. Rencana Tindakan ... 26 3.2.1. Rancangan Penelitian ... 26 3.2.2. Langkah-Langkah Penelitian ... 27 3.3. Teknik Pengumpulan Data... 30 3.4. Teknik Analisis Data... 31 3.5. Indikator Keberhasilan ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34 4.1. Gambaran Tentang Setting ... 34 4.1.1. Sejarah Singkat SDN 1 Pasar Baru ... 34 4.1.2. Keadaan Siswa dan Guru SDN 1 Pasar Baru... 36
(40)
4.2. Hasil Penelitian ... 37 4.2.1. Siklus I ... 37 4.2.2. Siklus II ... 46 4.2.3. Siklus III... 55 4.3. Pembahasan ... 64 4.3.1. Aktivitas Belajar Siswa ... 64 4.3.2. Aktivitas Guru... 66 4.3.3. Hasil Belajar Siswa ... 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71 5.1. Kesimpulan ... 71 5.2. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA
(41)
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Aly & Eny Rahma. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
Ali , Nur. 2010,Makalah Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim
Anitah, Sri, W. Prof, Dr, 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Anton M. Mulyono.2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta. Depdikbud. 1994.Kurikulum GBPP. Jakarta: Depdikbud
Dimyati,Dkk.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta
Karo-karo, Ign. S. Ulih Bukit Dkk. 1998. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan. Jakarta: Alda
Kartini, Kartono.1995.Psikologi Umum. Bandung: Mandar Maju.
Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia,Cet. Ke-2, h. 37, Jakarta: Erlangga.
Mulyasa. 2008.Belajar. Jakarta: Ganesha.
Nasution, S. 2000, Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Akasara.
Poerwadarminta. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Rohani, Ahmad. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:
PT. Raja Grapindo Persada
Siswoyo, Dwi, dkk. 2007.Ilmu Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
(42)
_______. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudirman, 2004.Ilmu Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiharto, Kartika N.F. Farida Harahap. dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Surakhmad, Winarno. 1981. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Transito.
Surya, Muhammad, Prof, Dr, H. 2005.Bina Keluarga.Jakarta: Aneka Ilmu. Suyoso, Suharto dan Sujoko. 1998.Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta: IKIP Zuhairini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Cet. Ke-8. Surabaya:
(43)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Nilai Konversi Aktivitas Siswa dan Guru ... 31 3.2. Nilai Konversi Ketuntasan Belajar... 33 4.1. Keadaan Siswa SDN 1 Pasar Baru... 36 4.2. Keadaan Guru SDN 1 Pasar Baru ... 36 4.3. Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Pada siklus I ... 40 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada siklus I ... 42 4.5. Hasil Tes Siklus I ... 44 4.6. Hasil Pengamatan aktivitas SiswaPada siklus II ... 49 4.7. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada siklus II ... 51 4.8. Hasil Tes Siklus II... 53 4.9. Hasil Pengamatan aktivitas Siswa Pada siklus III... 58 4.10. Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada siklus III ... 60 4.11. Hasil Tes Siklus III ... 62 4.12. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran IPA
Antara Siklus I, II dan III ... 64 4.13. Rekapitulasi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran IPA
Antara Siklus I, II dan III ... 66 4.14. Rekapitulasi Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
(44)
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini : N a m a : Reni Indriyani
NPM : 1013109041
Program Studi : S.1 PGSD SKGJ
Jurusan : FKIP
Judul : Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011-2012.
menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,
Reni Indriyani NPM 1013109041
(45)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dengan tulus ikhlas kupersembahkan skripsi ini untuk :
Ayahku tercinta Suudi Syah, S.Pd dan Ibuku tersayang Nurlaila
Malik
Ayah dan Ibu Mertua A. Rida Sukirman, S.Pd dan Khodijah
Suamiku tercinta Hari Sumantri dan buah hatiku tersayang
Fatih Hananni Sumantri
Kakakku M. Fadli. S, adikku Aldi Afriyadi
Rekan-rekanku
Almamaterku tercinta
Terimakasih atas do a, semangat, dan dukungan moral spiritual,
materiil maupun immateriil sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi
ini.
(46)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Masa usia sekolah dasar adalah masa yang paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi usia itu berada pada masa yang penting untuk merangsang perkembangannya, untuk mendukung tumbuhnya prestasi belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa tersebut.
Menurut Surya
(2001:4-baik apabila berada dalam lingkungan yang kondusif, lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang sedemikian rupa dapat menunjang terjadinya proses
Oleh kerana itu guru harus menyadari kemungkinan banyak hal yang kurang lengkap dalam metode guru menyampaikan metode-metodenya serta perlu penyempurnaaan contohnya pada menggunakan alat peraga dan metode diskusi. Guru pada umumnya sering menggunakan metode ceramah dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh siswa. Namun seringkali siswa merasa bosan dengan metode yang bersifat monoton, dalam hal ini penulis akan meneliti cara pembelajaran dengan metode diskusi.
Dalam hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan
(47)
2
ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama, bagi anak-anak, latihan untuk peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat. Salah satu kemampuan yang dituntut guru dalam pembelajaran adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, dan kemampuan mengelola kelas dalam proses pembelajaran akan lebih efektif jika faktor-faktor yang mendukung keberhasilannya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan, salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah memilih metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas pengajaran yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran
Penggunaan metode diskusi dalam proses belajar merupakan hal yang mesti dilakukan oleh guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, namun pada kenyataannya guru belum banyak melakukannya, guru sebagai pengelola proses pembelajaran belum dapat memberikan pembelajaran yang optimal, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Sebagai wujud bahwa bahan ajar dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya terutama keterampilan siswa dalam menegemukakan pendapat dan inisiatif siswa dalam mengambil kesimpulan materi pelajaran.
Untuk mendukung tumbuhnya hasil belajar dan aktivitas siswa khususnya mata pelajaran IPA perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat membangun semangat belajar siswa, diantaranya pemilihan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar, yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia;
(48)
3
sedemikian kompleksnya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebih-dari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban tersebut. Kecakapan untuk memecahkan masalah dapat dipelajari. Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama.
Dari hasil pengamatan, selama ini proses pembelajaran satu tahun terakhir kualitas hasil belajar kelas IV SDN 1 Pasar Baru rendah. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan mengerjakan tugas latihan yang ada pada buku paket atau yang diberikan oleh guru sehingga anak ter sebut pasif. Hal ini terlihat bahwa model-model pembelajaran belum dikembangkan, sehingga tidak memberikan kesempatan atau tidak memberikan suasana diskusi didalam kelas yang melibatkan peserta didik untuk ingintahu atau ingin mencari suatu jawaban. Dalam kegiatan proses pembelajaran sering timbul masalah-masalah yang tidak dikehendaki. Misalnya itu datang dari diri siswa yang dalam proses belajar yang tidak disukai dah kejenuhan pada siswa itu sendiri. Maka perlu duperhatikan masalah-masalah tersebut. Masalah sebagai berikut:
- Pada saat menyampaikan materi siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru sering bercerita dengan teman satu kelompok
- Siswa kelas IV SDN 1 dalam mengerjakan tugas kelompok tidak mengerjakan tugas dengan baik.
(49)
4
Dari penyebab masalah tersebut, ditemukan beberapa paktor yang menyebabkan tinggi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru antara lain dari pihak siswa, a) kondisi sosiokultur kelas kurang kondusif, b) sajian materi tidak menantang, c) rendahnya aktivitas belajar siswa, d) media pembelajaran tidak memadai, e) tidak adanya pujian dan hukuman terhadap siswa, f) kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa acuh tak acuh terhadap mata pelajaran yang mengakibatkan nilai siswa rendah.
Dari pihak guru, ditemukan antara lain kurangnya upaya guru untuk : a) menjelaskan dan manfaat mata pelajaran, b) rendahnya KKM yang ditentukan, c) memberikan perhatian yang berat sebelah, d) tidak meberikan umpan balik penilaian unjuk kerja ( tidak mengembalikan hasil ) e) memberikan pujian kepada kelompok yang nilai terbaik, supanya kelompok lain berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai hasil yang lebih baik.
Berdasarkan masalah diatas penulis ingin meneliti sekaligus ingin mengadakan tindakan pembelajaran melalui penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut :
a. Masih rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA b. Rendahnya hasil belajar siswa
(50)
5
c. Belum tercapainya KKM yang ditentukan (65) d. Guru belum menggunakan metode diskusi 1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode diskusi pada mata mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan bagi siswa. Artinya peserta didik diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran dan diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan mental peserta didik dalam proses belajar mengajar. Peserta didik diberi kebebasan dan keleluasaan untuk
(51)
6
mengembangkan potensi dirinya baik dalam aspek emosional, spiritual dan intelektualnya.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran serta lebih mudah memahami materi pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa pun dapat lebih meningkat.
3. Bagi Sekolah
Hasil perbaikan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, serta hasil pembelajaran dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menunjukan kualitas sekolah.
4. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini peneliti dapat lebih meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar mengajar kedepanya lebih meningkat.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang mana siswa belajar dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik
(52)
7
2. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh nilai rata-rata yang diperoleh dalam pembelajaran tiap siklusnya dan proses pembelajaran terdiri dari tiga siklus.
3. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas IV semester ganjil SDN 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran tahun pelajaran 2011/2012.
4. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah berbagai wujud benda.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Metode Diskusi
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam suatu kegiatan pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi
(53)
8
adalah cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi.
Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar dan Mukti (1991:37) diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.
Sedangkan menurut Zuhairini (1983 : 89) yang dimaksud metode diskusi ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukar pikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik.
2.1.1. Karakteristik Metode Diskusi
Dalam penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa
(54)
9
menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut, untuk menjawab permasalahan/persoalan tersebut, perlu dibentuk kelompok yang terdiri dari beberapa siswa sebagai anggota dalam kelompok tersebut. Kelancaran kegiatan diskusi sangat ditentukan oleh moderator yaitu orang yang mengatur jalannya pembicaraan supaya semua siswa sebagai anggota aktif berpendapat secara maksimal dan seluruh pembicaraan mengarah pada pendapat/kesimpulan bersama. Tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah lebih berperan sebagai pembimbing, fasilitator dan motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.
harus dibimbing, dan dapat diterapkan cara berpikir yang sistematis dengan menggunakan logika berfikir yang ilmiah. Secara langsung atau tidak langsung siswa akan ditempatkan sebagai obyek sekaligus subyek dalam pembelajaran, disamping itu siswa akan terlatih dalam kemampuan
2.1.2. Prosedur Metode Diskusi
Dalam metode diskusi guru membina siswa untuk belajar secara sistematis berdasarkan pada prosedur yang harus ditempuh, dalam pelaksanaannya metode ini perlu ditunjang oleh metode lain seperti ceramah dan tanya jawab.
Menurut Anitah (2008:5.20) prosedur metode diskusi kelompok yang harus ditempuh oleh guru adalah:
a. Merumuskan permasalahan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. b. Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi
permasalahan dan menarik kesimpulan
c. Mampu mengelompokan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.
(55)
10
d. Menguasai permasalahan yang didiskusikan. 2.1.3. Langkah-Langkah Metode Diskusi
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan diskusi diantaranya diuraikan oleh Karo-karo sebagai berikut:
1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan, apa tujuan masalah itu didiskusikan dan garis besar dalam pemecahan masalah 2. Pelajar-pelajar di bawah pimpinan guru membentuk
kelompok-kelompok diskusi.
3. Pelajar-pelajar berdiskusi dalam kelompoknya. Pada waktu pelajaran diskusi, guru berkeliling untuk menjaga ketertiban atau mendorong pelajar misalnya mengarahkan diskusi dan menjawab pertanyaan, 4. Kelompok-kelompok diskusi melaporkan hasil yang telah dicapainya,
hasil-hasil yang telah dilaporkan itu ditanggapi atau dinyatakan oleh anggota dari kelompok lain. Tanggapan atau pertanyaan ini pada akhirnya harus ditanggapi atau dijawab olehguru agar pelajar mengetahui mana yang benar / salah,
5. Pelajar- pelajar mencatat hasil diskusi ( Karo-karo, 1998 : 27)
2.1.4. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi
Agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip dalam berdiskusi, yaitu:
a. Adanya topik pembicaraan b. Pembentukan kelompok c. Saling bekerjasama
d. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan siswa secara kelompok maupun individu.
e. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru. f. Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar.
g. untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas (Anitah, 2008:422).
2.1.5. Keunggulan Metode Diskusi
(56)
11
a. Siswa dapat saling bertukar pikiran b. Siswa dapat menghayati permasalahan c. Merangsang siswa untuk berpendapat
d. Mengembangkan rasa tanggung jawab siswa e. Membina kemampuan berbicara
f. Memahami pendapat dan pikiran orang lain
g. Memberikan kesempatan belajar siswa. (Anitah, 2008:422) 2.2. Pengertian Aktivitas Belajar
2.2.1. Pengertian Aktivitas
Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang pengertian dari aktivitas. Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan, sedangakan menurut Nasution (2000) Aktivitas adalah keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.
Aktivitas menurut Mulyono (2001 : 26), a
-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku.
Maka keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang
(57)
12
diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
Seperti yang dikemukakan oleh seorang pakar pendidikan, Trinandita, al yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan sisw
interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing - masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.
2.2.2. Pengertian Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya tujuan pencapaian proses pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa/mahasiswa sebagai objek pendidikan. Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan antara lain
makna, makna diciptakan oleh objek didik (siswa/ mahasiswa) dari apa yang mereka lihat, mereka dengar dan dari yang dirasakan dan alami, jadi hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman objek dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Menurut Slameto (2003 : 2) belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.
(58)
13
Sedangkan John (dalam Dimyati, 2006: 44) mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan pengarah.
Maka dari pendapat para ahli pendidikan seperti tersebut diatas dapat
dilakukan oleh seseorang secara sadar dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga diperoleh kecakapan-kecakapan yang baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku didalam dirinya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2.2.3. Pengertian Aktivitas Belajar
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar.
Menurut Poerwadarminta (2003:23), Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. Rousseuau (dalam Sardiman 2004:96) memberikan penjelasan bahwa aktivitas belajar merupakan segala pengetahuan yang harus diperoleh dengan pengamatan sendiri penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis, tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.
(59)
14
Sardiman (2004:37) menegaskan bahwa aktivitas belajar pada prinsipnya adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000: 67) bahwa:
melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama
Rohani (2004: 96) menyatakan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, dan se-bagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, mengam
Dari bebrapa definisi aktivitas belajar diatas dapat disimpulkan bahwa Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru. Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan belajar mengajar tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas.
(60)
15
Kesungguhan belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah, dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep IPA dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran ber-langsung dibatasi pada ruang lingkup.
2.3. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri dapat diketahui daripendapat ahli pendidikan. Sudjana (2009:22) menyataka
dimiliki siswa setelah i Surachmad (1981:2)
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar, hal tersebut berarti hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar.
Winkel (dalam Sudjana, 2009:274) menyatakan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu :
a. Kemampuan kognitif, berkenaan dengan hasil belajar Intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Kemampuan afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c. Kemampuan Psikomotor, berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Kemampuan ini terbagi kedalam tujuh aspek, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas.
(61)
16
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapaun hasil belajar dapat diartikan prestasi diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu. Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.
Hasil belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian belajar diatas dapat diartikan sebagai hasil belajar yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil yang
(62)
17
dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
2.4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang didalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan IPA serta ruang lingkupnya, IPA memiliki dua pengertian yaitu dari segi pendidikan dan IPA itu sendiri.
1. Pengertian Pendidikan
dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan dan cara komitmen manusia sebagai
a yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dan mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan yang diharapkan.
Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwapendidikan tidak hanya menitik beratkan pada pengembangan pola piker saja, namun juga untuk mengembangkan semua potensi yang ada pada diri seseorang. Jadi pendidikan
(63)
18
menyangkut semua aspek pada kepribadian seseorang untuk membuat seseorang tersebut menjadi lebih baik.
2. Pengertian IPA
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sist
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
(64)
19
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Secara umum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar,meliputi bidang energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta, makhluk hidup dan proses kehidupan, serta benda dan sifatnya yang sebenarnya sangat berperan dalam membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu:
1. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifatopen ended;
2. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
3. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
4. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses
(1)
Judul : PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PASAR BARU
KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN
PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012.
Nama : Reni Indriyani
NPM : 1013109041
Program Studi : S.1 PGSD SKGJ Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : FKIP
Menyetujui
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Dr. Suwarjo, M.Pd
NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19551222 197903 2 001
(2)
1. Tim Penguji
Penguji : Dr. Suwarjo, M.Pd
_____________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dra. Nelly Astuti, M.Pd _____________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
(3)
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan
( TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid )
(4)
RIWAYAT HIDUP
Reni Indriyani, dilahirkan di Kedondong pada tanggal 21 April 1985, anak kedua dari pasangan Bapak Suudi Syah, S.Pd dan Ibu Nurlaila Malik.
Pada tahun 1996 Penulis tamat pendidikan dasar di SDN 10 Kedondong Kecamatan Kedondong, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Kedondong dan tamat pada tahun 1999. kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Kedondong, tamat pada tahun 2002. dan pada tahun 2007 penulis melanjutkan ke jenjang Diploma II Jurusan PGSD Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Agus Salim Metro lulus tahun 2009.
Pada tahun 2010 sampai dengan sekarang, penulis melanjutkan pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Hingga saat ini, penulis bekerja sebagai Guru pada Sekolah Dasar Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran.
(5)
SANWACANA
Alhamdulillah, atas Rakhmat dan Hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan Penggunaan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Pasar Baru Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran
2011-lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sugeng. P. Harianto, MS selaku Rektor Universitas Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menimba ilmu di Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan arahan selama penulis mengikuti studi.
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini
4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd selaku ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, yang telah memberikan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. 5. Bapak Dr. Suwarjo, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
(6)
6. Ibu Dra. Nelly Astuti, M.Pd selaku dosen pembahas yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas.
7. Segenap Dosen FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmunya yang sangat berguna bagi peneliti.
8. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru SDN 1 Pasar Baru yang telah memberikan ijin dan dukungan kepada peneliti untuk melakukan penelitian. 9. Rekan-rekan mahasiswa S-1 SKGJ.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin
Pesawaran, Juli 2012 Penulis,
Reni Indriyani NPM 1013109041