Julianto Economic valuation of the solid waste disposal management of bantar gebang to determine management policy in the future

VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BANTAR GEBANG UNTUK MENENTUKAN KEBIJAKAN DI MASA DEPAN

R. Julianto

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Valuasi Ekonomi Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang untuk Menentukan Kebijakan di Masa Depan adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Bogor, Juni 2011 R. Julianto NRP: P 062040234 ABSTRACT JULIANTO.R . Economic Valuation of The Solid Waste Disposal Management of Bantar Gebang to determine Management Policy in the Future . Under direction of SUPIANDI SABIHAM, SYAIFUL ANWAR, and WONNY AHMAD RIDWAN. The existence of Bantar Gebang Solid Waste Disposal SWD Management considered a problem and a blessing for the surrounding community. The aim of the research was to determine the impacts, the externality and the Total Economic Value Management of Bantar Gebang SWD and SWD Policy. Analysis of the externality is the result of direct or indirect impacts of the Bantar Gebang SWD including economic impact, social impact and environmental impact. Negative externalities analyses were based on the inconvenience, the loss of environmental values, pollution, and decreased property values. Positive externalities analysis included the existence of business and employment opportunities for the people to waste recycle, and the existence of access roads to facilitate transport to landfill to the surrounding community. Total economic value of the economic valuation analysis of Bantar Gebang SWD is comprised of the total cost of Rp 1.70 trillion and the total benefits of Rp 2.19 trillion so that the total economic value amounting to Rp 482 billion. This shows positive total economic value means that the existence Bantar Gebang SWD is waste recycle activities domination by informal sector. Key words: impact, externalities, economic valuation, total economic value, Bantar Gebang Solid Waste Disposal . RINGKASAN JULIANTO.R . Valuasi Ekonomi Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang untuk Menentukan Kebijakan di Masa Depan. Dibimbing oleh SUPIANDI SABIHAM, SYAIFUL ANWAR, dan WONNY AHMAD RIDWAN. Penilaian dampak lingkungan tempat pembuangan akhir sampah dilakukan dengan menggunakan pendekatan valuasi ekonomi atau penilaian ekonomi guna mengetahui manfaat dan biaya dari Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah Bantar Gebang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang terjadi, biaya eksternalitas, Nilai Ekonomi Total NET pengelolaan TPA sampah Bantar Gebang dan merumuskan kebijakan serta strategi pengelolaan TPA sampah di masa depan yang ramah lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bantar Gebang sebagai lokasi penampung sampah Jakarta, menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung menggunakan daftar pertanyaan. Data primer yang dikumpulkan terdiri dari: 1 data sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat, pemulung, lapak dan bandar; 2 data penyebaran bau sampai radius 5 km dari TPA sampah Bantar Gebang; 3 data kualitas air tanah pada radius 250 m ring I, 500 m ring II, dan 750 m ring III dari TPA sampah Bantar Gebang. Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan hasil penelitian terdahulu seperti: 1 data BPS Bekasi dalam Angka 1990 –2008; 2 Studi Valuasi Ekonomi Kerusakan Lingkungan Akibat Keberadaan TPA Jakarta oleh Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah Kota Bekasi; dan 3 Studi Andal Lokasi Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang Bekasi oleh Biro Bina Kependudukan dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Hasil penelitian kualitas air pengolahan leachate sampah pada Instalasi Pengolahan Air IPA TPA sampah Bantar Gebang menunjukkan bahwa parameter pencemar yang masih melebihi baku mutu adalah zat padat terlarut TDS, amonia NH3, merkuri, nitrat, COD dan BOD. Kualitas air permukaan yaitu air Sungai Ciketing pada lokasi sebelah hulu kawasan TPA sampah Bantar Gebang mengalami penambahan beban pencemaran dari TPA sampah Bantar Gebang. Penambahan beban pencemaran tersebut berupa bahan organik BOD dan COD, nitrogen amoniak, padatan dan sebagian logam mangan dan sulfida. Hasil pemantauan pada lokasi sebelah hilir TPA ternyata parameter yang ada telah melampaui baku mutu yang diijinkan yaitu untuk parameter TSS total suspended solid , mangan dan sulfida. Kualitas air sumur di sekitar TPA sampah Bantar Gebang secara umum baik kualitas fisik maupun kualitas kimia semuanya masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan dalam Permenkes Nomor 416MenkesPerIX1990, kecuali parameter total harness yang melebihi baku mutu. Parameter mikrobiologi, menunjukkan adanya pencemaran coliform dan fecal coli . Kualitas udara yang diteliti dari dalam lokasi TPA dan di luar TPA, menunjukkan bahwa kualitas udara ambien cukup baik, kecuali kebisingan. Kebisingan di beberapa lokasi melebihi nilai baku mutu, yaitu di depan kantor TPA sampah Bantar Gebang, belakang TPA Sumur Batu dan pertigaan TPA sampah Bantar Gebang serta Jalan Raya Narogong. Perhitungan biaya eksternalitas dari dampak TPA yang mengakibatkan pencemaran air tanah menggunakan pendekatan perubahan perilaku konsumsi air rumah tangga yakni kebutuhan air untuk mandi sebanyak 80 literhari dan kebutuhan air untuk minum sebesar 5 literhari dengan harga air dorongan Rp 150 per liter pada tahun 2009. Hasil survey menunjukkan bahwa kualitas air tanah di wilayah ring I tidak layak untuk air minum dan mandi. Kawasan ring II dan ring III tidak layak untuk air minum. Nilai kerugian akibat penurunan kualitas air tanah NRAB sebesar Rp 817 milyar. Berdasarkan data Bekasi dalam Angka 2006, proporsi penduduk dari wilayah yang diteliti 3 kelurahan dan 1 desa sebanyak 57 dari penduduk Kecamatan Bantar Gebang. Jenis penyakit yang diderita 75 disebabkan sampah di TPA dan 25 disebabkan faktor lain. Nilai kerugian akibat penyakit yang disebabkan keberadaan TPA Sampah Bantar Gebang NRPP sebesar Rp 41,8 milyar. Nilai kerugian penurunan produktivitas kerja NRPK dihitung berdasarkan jumlah hari tidak masuk kerja karena penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran TPA sampah Bantar Gebang, yaitu sebesar Rp 49,2 milyar. Nilai kerugian akibat gagal panen padi sawah NRGP karena luapan air hujan yang mengandung sampah, dihitung dengan menggunakan asumsi gagal panen 1 kali per tahun. Nilainya sebesar Rp 1,7 milyar. Hasil estimasi emisi gas metana menggunakan data IPCC 2007. Biaya sosial emisi karbon dioksida adalah harga kerusakan dari perubahan iklim agregat di seluruh dunia yang diperkirakan sebesar 12 USD 1USD=Rp 9591,7 per ton CO 2 untuk tahun 2005 UNEP, 2009. Nilai kerugian akibat emisi CO 2 NRKU yang dihasilkan dari sampah di TPA sampah Bantar Gebang dari Tahun 1990 sampai Tahun 2009 diperkirakan sebesar Rp 20,1 milyar. Kerugian akibat bau busuk didekati dari hasil penelitian Willis dan Garrod 1997 dalam DEFRA 2004, tentang WTP yang berkaitan dengan pengurangan kebisingan, bau dan debu serta sampah yang tertiup angin dari landfill Crawcrook Quarry. Nilai kompensasi masyarakat di sekitar TPA sampah Bantar Gebang sebesar Rp 120.851 per KK per bulan atau Rp 916.713 per KK per tahun. Pada radius 1.000 m, bau busuk muncul hampir setiap hari, radius 1.000-2.500 m tercium setelah hujan turun. Berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika, jumlah hari hujan 100 hari per tahun. Pada radius 2.500-5.000 m bau sampah tidak begitu menyengat, sehingga nilai kompensasi 50 dari kompensasi di radius 1.000-2.500 m. Nilai kerugian akibat bau NRBU sebesar Rp 1,2 milyar. Penurunan nilai tanah di sekitar TPA sampah Bantar Gebang diperoleh hasil Rp 43,1 milyar juta pada radius 100 m dan Rp 41 milyar pada radius 200 m sehingga kerugian akibat penurunan nilai properti NRTP sebesar Rp 18,2 milyar. Ekternalitas positif yang menguntungkan dengan keberadaan TPA sampah Bantar Gebang adalah timbulnya peluang kesempatan kerja dalam memanfaatkan sampah untuk didaur ulang. Pekerja yang terkait meliputi pemulung, buruh, pemilik lapak dan bandar. Ekternalitas positif dari pendapatan pemulung total Rp 1.569 milyar, pendapatan buruh daur ulang sampah sebesar Rp 214,5 milyar. Ekternalitas positif dari pendapatan pemilik lapak sebesar Rp 164 milyar, pendapatan bandar Rp 55,9 milyar. Total ekternalitas manfaat dari kegiatan daur ulang sampah NMKJ sebesar Rp 2.003 milyar. Eksternalitas positif lain adalah keberadaan jalan akses ke TPA. Nilai keberadaan dihitung dengan menggunakan jalan sebagai faktor penggerak pembangunan wilayah Utama, 2001 di sekitar Bantar Gebang. Adanya jalan akses menuju TPA menimbulkan peningkatan kegiatan ekonomi. Nilai keberadaan jalan akses tersebut pada tahun 2009 diperkirakan NMJL sebesar Rp 187,5 milyar. Nilai ekonomi total per tahun tahun 1990-2009 dari hasil analisa valuasi ekonomi dengan perhitungan biaya dan manfaat pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang adalah terdiri dari total biaya nilai rugi, NR sebesar Rp 1.708,5 milyar dan total manfaat nilai manfaat, NM sebesar Rp 2.190,9 milyar, sehingga nilai ekonomi totalnya NET sebesar Rp 482,4 milyar. Eksternalitas pengelolaan TPA Sampah Bantar Gebang mempunyai nilai ekonomi total positif karena biaya ekonomi lingkungan lebih kecil dibandingkan manfaat ekonomi lingkungan. BCR sebesar 1,28 1 yang menunjukkan manfaat secara lingkungan masih lebih besar dari kerugian lingkungan. Prioritas kebijakan dan strategi pengelolaan TPA Sampah berdasarkan survai pendapat pakar melalui AHP adalah aspek lingkungan dengan nilai bobot 0,444, aspek sosial nilai bobot 0,255, aspek teknis nilai bobot 0,214 dan aspek ekonomi nilai bobot 0,087. Aspek lingkungan mencakup 4 empat kriteria yaitu: konservasi sumber daya alam dan energi kesehatan masyarakat, pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Dari keempat kriteria tersebut, faktor pencemaran lingkungan merupakan kriteria yang paling utama untuk dipenuhi dengan nilai bobot 0,461, selanjutnya kriteria kesehatan masyarakat nilai bobot 0,344, kriteria pemanasan global nilai bobot 0,104 dan konservasi sumber daya alam nilai bobot 0,092. ©Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapn tanpa izin IPB VALUASI EKONOMI PENGELOLAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BANTAR GEBANG UNTUK MENENTUKAN KEBIJAKAN DI MASA DEPAN

R. Julianto