Jenis Pidana Secara Umum

BAB III BENTUK PIDANA YANG DIJATUHKAN HAKIM TERHADAP ANAK TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN TEORI PEMIDANAAN

A. Jenis Pidana Secara Umum

Pidana adalah reaksi atas delik yang banyak berwujud suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan Negara pada pembuat delik. Jadi, dalam sistem hukum pidana kita yang menganut asas praduga tak bersalah Presumption of ennocence . Pidana sebagai raksi atas delik yang dijatuhkan harus berdasarkan pada vonis Hakim melalui sidang paradilan atas terbuktinya perbuatan pidana yang dilakukan. Apabila tidak terbukti bersalah maka tersangka harus dibebaskan. Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP WvS telah menetapkan jenis-jenis pidana yang termaktub dalam pasal 10 diatur dua pidana pokok dan pidana tambahan. Pidana pokok terdiri dari empat jenis pidana, dan pidana tambahan terdiri atas tiga jenis pidana. 22 a. Pidana pokok meliputi Jenis-jenis pidana menurut Pasal 10 KUHP ialah sebagai berikut : 1. Pidana mati; 2. Pidana penjara; 3. Pidana kurungan; 4. Pidana denda. b. Pidana Tambahan meliputi 1. Pencabutan beberapa hak tertentu; 22 Bambang waluyo, Pidana dan Pemidanaan, sinar grafika 2004, hlm 9-10 37 Universitas Sumatera Utara 2. Perampasan barang-barang tertentu; 3. Pengumuman Putusan Hakim. Jenis pidana dalam RUU-KUHP baru menjadi lain, sesuai dengan perkembangan sistem pemidanaan, yang tersebut dalam Pasal 58, yaitu : 23 1. Pidana pokok Ke-1 pidana penjara Ke-2 pidana tutupan Ke-3 pidana pengawasan control Ke-4 pidana denda Ke-5pidana kerja social community service 2. Urutan pidana pokok diatas menentukan berat ringannya pidana. Pidana mati diatur dalam pasal berikutnya, pasal 59 yang mengatakan pidana mati bersifat khusus. Pidana tambahan juga diatur di dalam pasal lain, yaitu pasal 60, sebagai berikut : 1 Pidana tambahan Ke-1 pencabutan hak-hak tertentu Ke-2 perampasan barang-barang tertentu dan tagihan Ke-3 pengumuman putusan Hakim Ke-4 pembayaran ganti kerugian Ke-5 pemenuhan kewajiban adat 23 Andi Hamzah, Asas-asas Hukum PIdana. PT. Reneka Cipta edisi revisi 2008 hlm 187- 188 Universitas Sumatera Utara 2 pidana tambahan hanya dapat dijatuhkan apabila tercantum secara tegas dalam perumusan tindak pidana. 3 Pidana tambahan berupa pemenuhan kewajiban adat dan pencabutan hak yang diperoleh korporasi dapat dijatuhkan oleh hakim sesuai dengan kebutuhan walaupun tidak tercantum dalam perumusan tindak pidana. 4 Pidana tambahan untuk percobaan dan pembantuan adalah sama dengan tindak pidananya. Rincian pidana adalah sebagai berikut : 1. Pidana Pokok 1 pidana mati Pidana mati adalah puncak dari segala pidana. Pidana ini banyak dipersoalkan orang antara golongan yang pro dan kontra. Salah satu keberatan terhadap pidana mati yaitu sifatnya yang mutlak, siratnya yang tidak mungkin untuk mengadakan perubahan dan perbaikan apabilan pidana itu telah dijalankan. Di negara belanda pidana mati dihapuskan pada tahun 1870. tetapi hindia belanda pada saati itu, bahwa di Hindia Belanda kemungkinan pelanggaran ketertiban adalah lebih banak dan lebih mengancam daripada di negeri Belanda. Hindia belanda merupakan daerah yang luas, dengan penduduk yang terdiri dari berbagai golongan yang karena pengaruh-pengaruh tertentu dapat menyebabkan segala macaam perselisihan dan bentrokan Universitas Sumatera Utara yang tajam. Di samping itu alat-alat pemerintahan Negara, seperti kepolisian kurang lengkap disbanding negeri belanda. Berdasarkan pertimbangan di atas itulah maka dianggap tidak dapat dipertanggung jawabkan apabila pidana mati itu dihapuskan juga di Hindia Belanda. Dalam alam pemikiran pembentukan KUHP bahwa penjatuhan pidana mati adalah dipandang sebagai tindakan hukum yang darurat menurut Jokers Noordrecht, maksudnya ialah baru dijatuhi bila memang sangat perlu dan mendesak oleh karena itu pidana mati dalam KUHP dapat kita perhatikan hanya dikenakan terhadap beberapa jenis kejahatan saja, yaitu: a. Kejahatan-kejahatan yang mengancam keselamatan seperti tersebut dalam pasal 104,105,111 ayat 2,124 ayat 3 jo 129 b. Kejahatan-kejahatan pembunuhan, seperti tersebut dalam pasal 104,105,111 ayat 2 c. Kejahatan pencurian dan pemerasan dalam keadaan yang memberatkan sepeti pasal-pasal 365 ayat 4, 368 ayat 2 d. Kejahatan-kejahatan pembajakan laut, pantai dan sungai, seperti dalam pasal 444. 2 Pidana penjara Pidana penjara merupakan pidna utama pidana pokok diantara pidana-pidana kehilanganpembatasan kemerdekaan, pasal 12 ayat 1; menentukan bahwa pidana penjara ini dapat seumur hidup atau sementara, ayat 2; menentukan bahwa pidana penjara untuk sementara itu paling Universitas Sumatera Utara sedikit satu hari dan selama-lamanya berturut-turut 15 tahun, ayat 3; pidana 15 tahun ini dapat dipertinggi lagi sampai 20 tahun ini dapat dipertinggi lagi sampai 20 tahun berturu-turut yakni dalam hal a. kehahatan yan pidananya mati, penjara seumur hidup atau, b. kejahatan yang pidananya hakim antara pidana seumur hidup, c. dari sebab tambahan pidana, karena gabungan kejahatan concurcus ulangan kejahatan. d. terjadi kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 pemberatan karena jabatan dan 52 a pemberatan karena dengan memakai bendera seragam sedangkan pasal 4 menyatakan tentang batas yang paling tinggi yang bersifat mutlak dari pidana penjara yaitu selama berturut- turut 20 tahun. 3 Pidana Kurungan Pidana kurungan juga merupakan pidana hilangnya kemerdekaanpembatasan kemerdekaan bergerak. ada perbedaan yang jelas antara pidana penjara dengan pidana kurungan. a. hal ini jelas ditentukan oleh pasal 69 KUHP, bahwa perbandingan beratnya pidana pokok yang tidak sejenis oleh urutan susunan dalam pasal 10 b. juga dapat dilihat dari maksimum pidana kurangan pada delik-delik dalam pasal-pasal 10 KUHP, dimana ancaman pidana kurungan lebih ringan dari pada pidana penjara, maksimal 1 tahun, pasal pasal 18 1 pasal 18 2. KUHP menentukan bahwa pidana kurungan Universitas Sumatera Utara belehdijatuhkan selama-lamanya satu tahun empat bulan dalam hal mana terjadi gabungan peristiwa pidana concurcus, karena ulangan peristiwa pidana recidive atau yang tercantum dalam pasal 52 KUHP pegawai negeri yang melanggar kewajibannya yang istimewa dalam jabatannya karena melakukan perbuatan yang dapat dipandang pidana: ditambah sepertiganya.] c. dalam KUHP dapat kita lihat bahwa delik-delik yang diancam dengan pidana kurungan adalah merupakan delik-delik yang lebih ringan, seperti kejahatan, kealpaan dan pelanggaran-pelanggaran d. pada pelaksanaan pidana kurungan juga lebih ringan daripada pidana penjara. 4 Pidana Denda Pidana denda hampir ada pada semua tindak pelanggaran yang tercantum dalam buku III KUHP sebagai pidana kurungan. Terhadap kejahatan-kejahatan ringan dan kejahatan cukupan. pidana denda ini diancam sebagai alternative pidana kurungan. Sedangkan bagi kejahatan- kejahatan berat jarang sekali diancam dengan pidana denda. 2. Pidana Tambahan 1 Pidana Pencabuh Hak-Hak Tertentu Perlu kita ketahui bahwa pencabuatan segala hak yang dipunyaidiperoleh seseorang sebagai warga Negara yang dapat menyebabkan kematian perdata burgelijke daat tidak diperkenankan oleh UU, lihat pasal 3 BW. Universitas Sumatera Utara Hak-hak yang dapat dicabut telah dapat ditentukan dalam pasal 35 KUHP a. Hak memegang memangku atas pada umumnya atau jabatan tertentu b. Hak masuk angkatan bersenjata c. Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum d. Hak menjadi penasehat Readman atau pengurus menurut hukum Gerechtelijke Bewindroerder Hak menjadi wali, wali pengawas, pangampu anak sendiri. e. Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwalian atau pengampu atas anak sendiri f. Hak menjalankan pencaharian Beroep yang tertentu. 2 Perampasan Barang-barang tertentu Perampasan barang-barang suatu pidana hanya diperkenankan terhadap barang-barang tertentu. Undang-undang pidana tidak mengenal perampasan seluruh kekayaan. Pasal 39 KUHP menentukan : Barang yang berasaldiperoleh dari kejahatan catatan bukan pelanggaran disebut corpus delicti. Jadi corpus delicti yang diperoleh dari suatu pelanggaran pada prinsipnya tidak dirampas, kecuali undang-undang menentukan lain, misal pasal 501 ayat 2 dan lain-lain. prisip umum perampasan barang yaitu “ barang-barang yang hendak dirampas itu harus kepunyaan terpidana “ pasal 39 ayat 1 KUHP. Universitas Sumatera Utara 3 Pengumuman Putusan Hakim Sebenearnya tiap-tiap putusan dengan pintu terbukan dan secara umum. Tetapi kadang-kadang pembentuk undang-undang merasa perlu supaya sampai luas diketahui umum. Ini melihat kepada sifat dari pada perbuatan pidananya. Inilah kegunaan pidana tambahan yang disebut di atas. Undang-undang menentukan pada perbuatan-perbuatan pidana manakah dapat dijatuhkan pidan tambahan ini. Biasanya ini dilakukan dengan melakukan Ikhtisar dari pada putusan itu dalam Surat kabar. Biaya untuk palaksanaan pengumuman ini ditanggung oleh si terhukum. 24

B. Teori Pemidanaan

Dokumen yang terkait

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

2 50 101

Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2007/PN.Mdn)

2 47 107

Tinjauan Terhadap Pertimbangan Hakim Dalam Memutus Tindak Pidana Korupsi Penyalahgunaan Wewenang Dalam Jabatan (Studi Putusan No.465/PID.SUS/2010/PN.Psp)

0 68 154

Relevansi Sistem Penjatuhan Pidana Dengan Pertimbangan Hakim Dalam Putusan Pengadilan Terhadap Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Studi di Pengadilan Negeri Kota Malang)

1 5 30

Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencurian Dengan Pemberatan (Studi Putusan No. 622/PID/B(A)/2011/PN.TK)

2 17 70

BAB II RESTORATIVE JUSTICE DAN DIVERSI - Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 1 19

Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Hukuman Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Penggelapan (Studi Putusan Nomor : 06/Pid.Sus-Anak/2014/Pn.Mdn)

0 0 34

Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2007/PN.Mdn)

0 0 10

BAB II PERANAN BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) DALAM PENELITIAN KEMASYARAKATAN DALAM PROSES PERADILAN PIDANA A. Peranan Balai Pemasyarakatan - Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/

0 0 20

BAB III BENTUK PIDANA YANG DIJATUHKAN HAKIM TERHADAP ANAK TERKAIT DENGAN PERKEMBANGAN TEORI PEMIDANAAN A. Jenis Pidana Secara Umum - Pertimbangan Hakim Terhadap Penelitian Kemasyarakatan Dalam Penjatuhan Pidana Terhadap Anak (Studi Putusan No. 826/Pid.B/2

0 0 58