Mutia Sari : Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan, 2009.
sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD.
http:id.wikipedia.orgwikiLimbah
2.1. Limbah
Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam atau belum mempunyai nilai
ekonomi yang negatif. Menurut sumbernya limbah dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Limbah domestik rumah tangga
2. Limbah Industri
3. Limbah rembesan dan limpasan air hujan
Komposisi limbah
Air limbah mengandung zat-zatkontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan
pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes.
Limbah cair mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara garis besar , zat-zat yang terkandung di dalam
limbah cair dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut ini :
Mutia Sari : Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan, 2009.
Djide Natsir. 1994
Klasifikasi Limbah Industri dan Karakteristiknya
Karakteristik limbah:
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas penyebarannya
4. Berdampak jangka panjang antar generasi
Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah
Air limbah
Air bahan padat
Oragnik -
protein -
karbonhidrat -
lemak Anorganik
- butiran-butiran
- logam-logam
- garam-garam
Mutia Sari : Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan, 2009.
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun
http:id.wikipedia.orgwikiLimbah
Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah
yang memmiliki nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui proses lanjutan akan memberikan nilai tambahan. Limbah non-ekonomis adalah suatu limbah
walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambahan kecuali sekedar untuk mempermudah sistem pembuangan.
Jenis Limbah dan Bahayanya
1. Limbah Asam : Asam dapat menyebabkan luka pada kulit, selaput lendir,
selaput mata dan saluran pernapasan.
2. Limbah Basa : Bahan-bahan basa seperti ammonium hidroksida, potassium
hidroksida, sodium hidroksida, sodium sianida, sodium karbonat, sodium pryophospat, sodium silikat dan trisodium phispat tidak begitu berbahaya bagi sistem
saluran pernafasan, tetapi dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Mutia Sari : Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan, 2009.
3. Limbah Garam dan Senyawa Lainnya : Sianida sangat beracun, dan dapat
mematikan bila tertelan. Menyebabkan iritasi kerongkongan, pusing-pusing, mabuk, mual, lemah dan sakit kepala dan bahkan berhenti bernafas.
4. Limbah B-3
Limbah B-3 adalah limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalan jumlah relatfi
sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Tingkat bahaya yang disebabkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah,
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Macam Limbah Beracun
•
Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat
merusak lingkungan.
•
Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau
terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama.
•
Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi.
•
Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit
bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.
Mutia Sari : Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan, 2009.
•
Limbah yang menyebabkan infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh
manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
•
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang dari 2,0
untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang bersifa
http:id.wikipedia.orgwikiLimbah_beracun
Kualitas Limbah
Kualitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar di dalam limbah
terdiri dari berbagai parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan semakin kecil konsentrasinya, hal itu menunjukkan semakin kecilnya peluang untuk terjadinya
pencemaran lingkungan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah ; •
Volume limbah •
Kandungan bahan pencemar •
Frekuensi pembuangan limbah.
Kristianto Philip. 2002
Mutia Sari : Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan, 2009.
Alasan menetapkan parameter-parameter dalam penanganan limbah cair adalah : a.
pH cairan limbah Ditetapkannya parameter 6-9, ini bertujuan agar mikroorganisme dan biota
yang terdapat pada penerima tidak terganggu, dan bahkan diharapkan dengan pH yang alkalis dapat menaikkan pH badan penerima seperti sungai yang umumnya digunakan
sebagai badan penerima. Oleh sebab itu keasaman limbah segar yang pH 4 dinaikkan dengan penambahan alkali.
b. Biological Oxygen Demand BOD
Kebutuhan oksigen hayati yang diperlukan untuk merombak bahan organic sering digunakan sebagai tolak ukur untuk menentukan kualitas limbah. Semakin
tinggi nilai BOD air limbah maka daya saringnya dengan mikroorganisme atau biota yang terdapat pada badan penerima semakin tinggi. Nilai BOD umumnya digunakan
untuk menguji kandungan bahan organic dengan reaksi biokimia. c.
Chemical Oxygen Demand COD Kelarutan oksigen kimiawi ialah oksigen ang diperlukan untuk merombak
bahan organic dan anorganik, oleh sebab itu nilai COD lebih besar dari nilai BOD. Parameter ini digunakan sebagai perbandingan atau control terhadap nilai BOD.
Karena kandungan padatan limbah umumnya terdiri dari bahan organic maka parameter yang dipakai ialah BOD. Total Suspended Solid, menggambarkan padatan
melayang dalam air limbah. Semakin tinggi TSS maka bahan organic membutuhkan oksigen yang tinggi BOD.
d. Kandungan NH
3
-N Semakin tinggi kandungan NH
3
-N dalam cairan limbah, ini akan menyebabkan keracunan pada biota. Oleh sebab itu parameter ini digunakan untuk spesifikasi mutu
limbah. Naibaho M. 1998
Mutia Sari : Pengendalian Limbah Cair Di Pabrik Benang Karet PT. Industri Karet Nusantara Medan, 2009.
2.2. Teknologi Pengolahan Limbah