Penyelenggara Dan Pelaksana Pendaftaran Tanah Asas-Asas Pendaftaran Tanah

atas tanah, dan hak milik satuan rumah susun wajib didaftar Mhd. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, 2010:169. Pengertian sertifikat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 Nomor 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yang berbunyi: “Sertifikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c Undang-undang Pokok agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun, dan hak tanggungannya masing- masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.” Adapun tujuan dari pensertifikatan tanah sendiri lebih spesifik adalah untuk memperoleh pembuktian yang kuat, dan juga mempermudah bagi seseorang atau badan hukum untuk membuktikan dirinya sebagai pemegang hak atas suatu bidang tanah bila namanya telah tercantum dalam sertifikat.

2. Penyelenggara Dan Pelaksana Pendaftaran Tanah

Dalam pasal 19 ayat 1 UUPA dinyatakan bahwa yang mengadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia adalah pemerintah. Namun, dalam pasal ini tidak disebutkan instansi pemerintah mana yang mengadakan pendaftaran tanah. UUPA menetapkan bahwa bagi rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari biaya pendaftaran tanah. Hal ini ditegaskan dalam pasal 19 ayat 4 UUPA, yaitu “Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya yang bersangkutan dengan pendaftaran yang termaksud dalam Ayat 1 di atas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu dibebaskan dari biaya- biaya tersebut.” Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah, Pemerintah tidak mampu membebaskan seluruh biaya pendaftaran tanah yang menjadi kewajiban bagi pemohon pendaftaran tanah, disebabkan oleh keterbatasan dana yang dimiliki oleh Pemerintah. Pemerintah hanya menberikan subsidi biaya pendaftaran tanah kepada pemohon pendaftaran tanah. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dalam Santoso, Urip, 2010:24, menyebutkan bahwa instansi Pemerintah yang menyelenggarakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut Pasal 5 adalah Badan Pertanahan Nasional BPN, selanjutnya dalam Pasal 6 Ayat 1 ditegaskan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah tersebut, tugas pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. Dalam struktur organisasi, Badan Pertanahan dibagi 3 berdasarkan wilayah, yaitu: a. Di Tingkat Pusat Ibu Kota Republik Indonesia dibentuk Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia BPNRI b. Di Tingkat Provinsi dibentuk Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kanwil BPN Provinsi c. Di Tingkat KabupatenKota dibentuk Kantor Pertanahan Kabupaten Kota Kantah Kabupaten Kota.

3. Asas-Asas Pendaftaran Tanah

Pendaftaran tanah harus sesuai dengan asas-asas pendaftaran yang ada. Asas-asas pendaftaran tanah terdapat dalam PP No. 24 Tahun 1997 dalam Harsono, Boedi, 2008:557 yang meliputi: asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir, dan terbuka. Adapun penjelasan dari asas-asas tersebut sebagai berikut: a. Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan terutama pemegang hak atas tanah. b. Asas aman dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. c. Asas terjangkau dimaksudkan keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukan. d. Asas mutakhir dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya. e. Asas terbuka dimaksudkan adalah menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus-menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan yang nyata di lapangan dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat Boedi Harsono, 2008:557. 4. Kegiatan Pendaftaran Tanah Menurut Pasal 19 Ayat 2 UUPA, kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan oleh Pemerintah, meliputi: a. Pengukuran, perpetaan, dan pembukuan tanah b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut c. Pemberian surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat Supriyadi, 2012:152. Dalam rangka pendaftaran tanah, Pemerintah menentukan pejabat yang secara khusus diberikan kewenangan membuat akta transaksi tanah, yang menjadi syarat untuk dapat didaftarkannya transaksi tanah tersebut kepada pemerintah selaku pihak yang melaksanakan pendaftaran pertama recording of title dan pendaftaran lanjutan continous recording. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam pasal 37 PP No. 24 tahun 1997 yang dirumuskan : “Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku.” Kegiatan pendaftaran tanah dalam Pasal 19 Ayat 2 UUPA dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, yaitu: a. Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali Opzet atau Initial Registration Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara sistematis dan pendaftaran tanah secara sporadis. Pendaftaran tanah secara sistematis adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa kelurahan Pasal 1 angka 10 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. Pendaftaran tanah secara sporadis adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa kelurahan secara individual atau massal Pasal 1 angka 11 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997. b. Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah Yang dimaksud dengan pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian Pasal 1 angka 12 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.

5. Persyaratan Dan Prosedur Pendaftaran Tanah