2.4.5 Gunung Sinabung
Gunung Sinabung bahasa Karo: Deleng Sinabung adalah gunung berapi di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara Indonesia. Sinabung Bersama Gunung Sibayak
di dekatnya adalah dua gunung berapi di Sumatra Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.Gunung ini tidak pernah tercatat
meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010.Letusan terakhir gunung ini sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.
1. Letusan Agustus Tahun 2010
Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar 00.15 WIB 28 Agustus 2010,17.15 UTC, Gunung
Sinabung mengeluarkan lava.Status gunung ini dinaikan menjadi Awas. Dua belas ribu warga disekitarnya di evakuasi dan ditampung di 8 lokasi Abu Gunung Sinabung cenderung
meluncur dari arah baratdaya menuju timur laut, sebagian kota medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung. Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan
ketika mengungsi dari rumahnya. 2. September 2010
Pada tanggal 3 September terjadi dua letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama
menyemburkan debu vulkanis setinggi 3 kilometer.Letusan kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumivulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer disekitar gunung ini.Pada
Tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali meletus ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar
sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara. 3. Letusan 2013-2014
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi pada tanggal 15 September 2013 dini hari,
kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik.Tidak ada tanda-
tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan,
tetapi ribuan warga permukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.Status Gunung Sinabung dinaikkan ke level 3 menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama
beberapa hari, pada tanggal 29 September 2013 status diturunkan menjadi level 2, Waspada. Namun demikian, aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif.Memasuki bulan
November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status dinaikkan kembali menjadi
Siaga. Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan. Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran awan panas sampai
1,5 km. Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Erupsi letusan terjadi lagi empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilakukan
pada hari berikutnya, sebanyak lima kali. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m diatas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah
timur terkena hujan abu vulkanik. Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung dikenakkan ke level tertingg, level 4 awas . Penduduk dari 21 desa dan 2
dusun di ungsikan. Berikut ini daftar desa-desa yang mengungsi karena erupsi Gunung Sinabung Kuta Tengah, Kuta Mbelin, Kebayaken, Gurukinayan, Sukameriah, Berastepu,
Bekerah, Gamber, Simacem, Perbaji, Mardinding, Kuta Gugung, Kuta Rayat, Sigarang- garang, Sukanalu, Temberun, Kuta Mbaru, Kuta Tonggal, Selandi, Dusun Sibintun, Dusun
Lau Kawar, Naman Teran.
Universitas Sumatera Utara
Status level 4 awas ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014 terjadi rentetan
kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus- menerus samai hari berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.
Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung memulai stabil dan di rencanakan pengungsi yang berasal dari luas radius bahaya
5 km dapat di pulangkan. Sehari kemudian 14 orang di temukan tewas dan 3 orang luka- luka terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan
Payung yang berada dalam zona bahaya.Korban luncuran awan panas yang semula 14 orang telah bertambah 3 orang hingga semua korban menjadi 17 orang
http:id.m.wikipedia.org.wikiGunung_Sinabung Diakses pada tanggal 25 Juli 2014 pukul 9.53 WIB
Sebelumnya pada Kamis, 23 Januari 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono SBY juga sempat mengunjungi para pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabanjahe didampingi
oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono. Pada kunjungan tersebut, Presiden sempat memberikan empat arahan sebagai solusi penanganan bencana Sinabung, diantaranya:
1. Meminta PNPB agar melakukan penaganan bencana sesuai dengan proritasnya, dalam
hal tersebut Pemerintah Kabupaten Karo dibanti Pemerintah Provinsi Sumatra Utara dan BNPB melakukan upaya penyelamatan jiwa, sehingga tidak ada jatuh korban
jiwa. 2.
Presiden memerintahkan agar kebutuhan dasar, psikologis harus di perhatikan dan tidak boleh ada yang drop out.
3. Presiden juga memberikan solusi terhadap petani yang terdampak erupsi, dalam hal
ini di sebut bahwa pemerintah akan memberikan bibit maupun bantuan kredit kepada
Universitas Sumatera Utara
para petani. Selain itu, bantuan perbankan juga akan diberikan bagi yang tidaak dapat mengembalikan karenapertaniannya hancur.
4. Sebagai arahan ke empat saat itu Presiden juga yang tinggal di radius 3 Km segera di
relokasikan, karena tidak aman. Kini keberadaan pengungsi erupsi Sinabung sepertinya sudah terlupakan. Hampir tidak
ada pemberitaan di media massa terkait nasib mereka. Hingga bulan Juni 2014, relokasi yang di janjikan kepada para pengungsi juga tidak ada kejelasan. Sebagai akibatnya, hingga kini
banyak diantara korban erupsi Gunung Sinabung yang diperkirakan berjumlah 15.800 hidup terlunta-lunta. Berikut ini adalah kabar menyedihkan terkait keberadaan para pengungsi
korban erupsi Gunung Sinabung yang mengemuka disampaikan oleh Pdt. Agustinus Purba yang menjabat sebagai Kordinator Posko Penanganan Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung.
Keadaan pengungsi Sinabung 15.800 jiwa, ia menyampaikan: 1.
Masyarakat Desa Perbaji yang sudah diperbolehkan pulang pada tanggal 3 Juni 2014 tidak dibekali kebutuhan dasar untuk kesediaan makanan mereka, dan tanggal 6 Juni masyarakat
mendatangi langsung dinas sosial untuk meminta beras dan diberikan beras bulog dengan ongkos yang akan dibayar kemudian oleh masyarakat RP.170kg.
2. Masyarakat dari sembilan desa yang sebenarnya sudah bisa pulang menolak untuk pulang
karena rumah mereka tidak layak huni lagi pada umumnya belum ada tanda-tanda untuk pebaikan.
3. Pada umumnya pengungsi mencari pekerjaan sebagai buruh tani dan pekerjaan lain untuk
membiayai sekolah anak-anak mereka. 4.
Masyarakat tiga desa yang harus direlokasi sampai saat ini belum mendapat kejelasan yang pasti tentang keberlangsungan hidup mereka.
Universitas Sumatera Utara
5. Sebagai pengelola duabelas posko GBKP, kami sangat menyesalkan kekurangan bahkan
tidak tersedianya beras dan lauk pauk untuk kebutuhan pengungsi dan lebih tragis lagi pada tanggal 6 Juni 2014 tim kesehatan ditarik dari pos-pos pengungsian.
6. Setelah BNPB menarik diri dan dan menyerahkan dana oprasional ke PemProvsu pada
tanggal 24 Mei 2014 belum terlihat upaya konkrit pada pihak terkait untuk menangani pengungsi lebih serius
http:m.kompasina.compostread6572173inilah-kondisi-terkini- pengungsi-gunung-sinabung.html
. Diakses pada tanggal 25 juli 2014 pukul 20.00 WIB
2.4.6 Dampak Gunung Meletus