Cangkang Dan Serat Pengkajian Peluang Konsentrat Limbah Cair Dan Abu Boiler Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Sumber Unsur Hara Tanah Ultisol

terlihat pada Tabel. Walaupun demikian janjangan kosong sangat kuat menyerap dan menyimpan air. Janjangan kosong dapat dijadikan sebagai mulsa untuk menahan air agar ketersediaan air bagi tanaman lebih terjamin terutama untuk kelapa sawit TBM tanaman belum menghasilkan. Janjangan kosong juga mengandung nutrisi utama yang dibutuhkan kelapa sawit walaupun dalam jumlah yang sedikit Yan, 2014. Tandan kosong mengandung unsur hara N,P,K, dan Mg setara dengan 3 kg pupuk urea, 12 kg pupuk MOP, dan 2 kg pupuk kieserit. Satu unit PKS dengan kapasitas 30 ton TBSjam atau 600 ton TBS?hari akan menghasilkan pupuk NPK dan Mg setara dengan 360 kg urea, 72 kg CIRP, 1.440 kg MOP, dan 240 kg Kieserit Ditjen PHPP, 2006

2.2. Cangkang Dan Serat

Pemrosesan buah kelapa sawit menjadi ekstrak minyak sawit menghasilkan limbah padat yang sangat banyak dalam bentuk serat, cangkang dan tandan buah kosong. Setiap 100 ton tandan buah segar yang diproses akan menghasilkan lebih kurang 20 ton cangkang, 7 ton serat. Cangkang selanjutnya digunakan lagi sebagai bahan bakar untuk menghasilkan uap pada penggilingan minyak sawit. Pembakaran dalam ketel uap dengan menggunakan cangkang kelapa sawit ini akan menghasilkan 5 1 ton abu cangkang. sawit oil palm ashes dengan ukuran butiran yang sangat halus. Abu hasil pembakaran ini biasanya dibuang dekat pabrik sebagai limbah padat yang tidak termanfaatkan, bahkan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lingkungan dan kesehatan Fauziah dan Henri, 2013. Abu boiler adalah abu hasil pembakaran sabut dan cangkang kelapa sawit. Abu hasil pembakaran serabutserat dan cangkang kelapa sawit menghasilkan kerak keras berwarna putih-keabuan akibat pembakaran pada suhu tinggi. Data dari pabrik kelapa sawit perkebunan menunjukan bahwa lebih dari 100 tonminggu dihasilkan cangkang dan serabutserat buah sawit yang menghasilkan 3-5 tonminggu kerak boiler abu. Limbah dari pembakaran ini juga mengandung silika yang cukup tinggi yakni 71,14. Kandungan silika yang tinggi pada abu boiler ini dimanfaatkan untuk kegiatan pembuatan aspal dan beton Yelvi dan Mukhlis, 2013. Hasil uji komposisi kandungan unsur kimia dari abu boiler yang dilakukan Hutahean 2007 adalah SiO 2 58,02, Al 2 O 3 8,7, Fe 2 O 3 2,6, CaO 12,65, MgO 4,23, Na 2 O 0,41, K 2 O 0,72, H 2 O 1,97. Kandungan silika yang tinggi dapat menyebabkan abu mengeras karena abu memilki sifat reaktif. Sifat silika yang reaktif dan aktivitas pozzolanik yang bagus. Hasil penelitian Fauziah dan Henri 2013 menyatakan bahwa aspal dengan bahan campuran abu boiler ini memiliki nilai stabilitas yang tinggi karena adanya sifat pozzolan yang ditambahkan pada aspal beton akan membuat reaksi senyawa yang membuat campuran menjadi keras dan kaku. Abu boiler selain mengandung silika yang tinggi juga banyak mengandung unsur hara yang sangat bermanfaat dan dapat diaplikasikan pada tanaman sawit sebagai pupuk tambahan atau pengganti pupuk anorganik. Unsur hara yang terkandung dalam abu boiler adalah N 0,74, P 2 O 5 0,84, K 2 O 2,07, Mg 0,62. Melihat kandungan Abu boiler dan jumlah yang dihasilkan setiap 100 ton pengolahan TBS, Abu boiler dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Selain memberikan keuntungan secara ekonomis dan ramah lingkungan, diharapkan pemberian Abu boiler kelapa sawit sebagai pupuk pada media pembibitan dapat menambah ketersediaan unsur hara pada tanah sehingga perkembangan dan pertumbuhan bibit kelapa sawit juga semakin baik Astianto, 2012. Abu boiler dapat dimanfaatkan sebagai sumber kalium karena kandungan kalium pada abu boiler dapat mencapai 30. Selain itu, abu boiler yang merupakan limbah padat dapat menjadi bahan amelioran karena mempunyai sifat- sifat kejenuhan basa tinggi, dapat meningkatkan pH tanah. Menurut penelitian Rini 2005 abu boiler dapat memperbaiki sifat kimia tanah gambut yang bersifat masam. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Dan analisis dilakukan di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada September 2014 sampai Februari 2015. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah tanah Ultisol Kebun Bandar Betsi, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun Adiwiganda dkk, 1995, kosentrat limbah pabrik kelapa sawit, abu boiler, serta bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk keperluan analisis laboratorium. Alat yang digunakan adalah cangkul, timbangan, polibag 10 kg, dan beberapa alat yang digunakan waktu analisis di laboratorium. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok RAK faktorial dengan dua faktor perlakuan yang terdiri dari 3 ulangan yaitu: Faktor I : konsentrat limbah cair pabrik kelapa sawit L : tanpa pemberian konsentrat limbah cair L 1 : konsentrat 50 gpot setara 10 ton bahan organikha L 2 : konsentrat 100 gpot setara 20 ton bahan organikha L 3 : konsentrat 150 gpot setara 30 ton bahan organikha Faktor II : Abu Boiler A : tanpa pemberian abu boiler A 1 : Abu 9,1 gpot setara 50 kg K 2 Oha A 2 : Abu 18,2 gpot setara 100 kg K 2 Oha A 3 : Abu 27,3 gpot setara 150 kg K 2 Oha Sehingga didapat 16 kombinasi perlakuan yaitu : Sehingga didapat 16 x 3 : 48 unit percobaan Model linier untuk Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan dua faktor tersebut adalah : Yij k = µ + ρi + αj + βk + αβjk + Σijk Dimana : Yijk : Respon yang diamati µ : Nilai Tengah Umum ρi : Pengaruh blok ke-i dari faktor perlakuan αj : Pengaruh perlakuan konsentrat ke-j dari faktor perlakuan βk : Pengaruh perlakuan abu boiler ke-k dari faktor perlakuan αβjk : pengaruh interaksi perlakuan konsentrat ke-j dan perlakuan abu boiler ke-k Σijk : Faktor Galat Percobaan L A L 1 A L 2 A L 3 A L A 1 L 1 A 1 L 2 A 1 L 3 A 1 L A 2 L 1 A 2 L 2 A 2 L 3 A 2 L A 3 L 1 A 3 L 2 A 3 L 3 A 3 Selanjutnya data di analisis dengan sidik ragam Analisis of Varian pada setiap parameter yang di ukur dan di uji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Jarak Duncan Duncan’s Multiple Range Test taraf 5 . Pelaksanaan Percobaan Persiapan Contoh Tanah Tanah Ultisol diambil dari Kebun Bandar Betsy PTPN III kecamatan Bandar Masilam Kabupaten Simalungun. Tanah diambil secara zig-zag dan diambil pada kedalaman 0-20 cm kemudian dimasukan kedalam goni lalu dikompositkan. Tanah dikering udarakan lalu diayak dan dimasukan kedalam pot setara dengan 10 kg BTKO, kemudian dilakukan analisis awal yang meliputi pH, C-organik, N-total, P-tersedia, K-tukar. Persiapan Konsentrat Limbah Cair Konsentrat diambil dari kolam lahan aplikasi di Kebun Sei Mangke PTPN III. Konsentrat diambil pada beberapa kolam lahan aplikasi di Kebun Dusun Hulu kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun lalu dimasukan ke dalam goni dan dikompositkan kemudian dianalisis pH, C-Organik, N-total, P 2 O 5 dan K 2 O ekstraksi HCl 25. Persiapan Abu Boiler Abu boiler diambil dari sisa pembakaran cangkang kelapa sawit dan serat yang digunakan sebagai bahan bakar boiler dan dianalisis pH, C-Organik, N-total, P 2 O 5 dan K 2 O ekstraksi HCl 25. Aplikasi Perlakuan Setiap perlakuan konsentrat limbah cair dan abu boiler selanjutnya dimasukkan kedalam masing-masing polibag lalu dikompositkan dalam setiap pot dan diinkubasi selama 4 minggu. Selama inkubasi, kondisi harus pada kondisi lembab dan apabila mulai kering dapat dilakukan penyiraman sesuai kondisi lapang. Penanaman Setelah masa inkubasi, dilakukan penanaman. Biji jagung ditanam dalam pot sebanyak 2 bijipot dengan kedalaman 2 cm. Pemeliharaan Penjarangan dilakukan 1 minggu setelah tanam dengan meninggalkan 1 tanaman yang baik pertumbuhannya. Jika tidak ada tanaman yang tumbuh dalam pot maka dilakukan penyulaman. Penyiraman dilakukan setiap hari. Penyiangan dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan mencabut langsung gulma yang ada di dalam pot. Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Parameter Pengamatan a. Sesudah Inkubasi Untuk analisis tanah dilakukan setelah inkubasi yang meliputi: 1. pH H 2 O tanah Elektrometri 2. C-organik Walkey and Black 3. N-total Kjeldhal 4. P-tersedia Bray II 5. K-tukar NH 4 oAc 1N pH 7

b. Sesudah Panen Akhir Massa Vegetatif