5. Berdasarkan Macamnya Tindak Pidana yang Diancamkan Hukuman
Adapun rincian hukuman-hukuman tersebut adalah sebagai terbut: a.
Hukuman yang telah ditetapkan terhadap tindak pidana hudûd Hukuman hudûd terbagi menjadi tujuh macam, sesuai dengan bilangan
tindak pidana hudûd, yaitu: 1
Zina; 2
Qazaf; 3
Meminum minuman keras; 4
Mencuri; 5
Melakukan hirabah gangguan keamanan; 6
Murtad; 7
Memberontak. Hukuman yang ditetapkan terhadap segala tindak pidana tersebut disebut
had hudûd. Hudûd adalah hukuman yang telah ditetapkan sebagai hak Allah SWT atau hukuman yang telah ditetapkan untuk kemaslahatan masyarakat.
Dikatakan sebagai hak Allah karena hukuman ini tidak dapat digugurkan, baik oleh individu maupun masyarakat. Para fuqoha menjadikan suatu hukuman
sebagai hak Allah SWT ketika kemaslahatan masyarakat menuntut demikian, yakni menghilangkan kerusakan dari manusia dan mewujudkan pemeliharaan
dan ketentraman untuk mereka.
12
6
Ibid., h. 41
1 Hukuman Zina
Dalam hukum Islam hukuman atas tindak pidana zina ada tiga: a
Jilid cambuk atau dera; b
Taghrîb diasingkan; c
Rajam. Hukuman dera dan pengasingan ditetapkan bagi pelaku zina gairu
muhsan belum pernah menikah, sedangkan rajam ditetapkan bagi pelaku
zina muhsan pelaku yang sudah melakukan hubungan seksual melalui pernikahan yang sah. Apabila keduanya gairu muhsan, hukumannya adalah
dera dan dibuang, tetapi jika keduanya muhsan hukumannya adalah rajam. Apabila salah satunya muhsan sedangkan yang lain gairu muhsan, pelaku
pertama dijatuhi hukuman rajam, sedangkan yang gairu muhsan dijatuhi hukuman cambuk.
2 Hukuman Qazaf menuduh orang baik-baik malakukan zina tanpa bukti yang
jelasfitnah Dalam hukum Islam tindak pidana qazaf dikenai dua hukuman:
a Hukuman pokok berupan hukuman dera;
b Hukuman tambahan berupa tidak diterima persaksian.
Dasar hukum qazaf adalah firman Allah SWT
g RG
QI1 0 hieB T.
2 eB
K j 0
U 71C j;7
G Uk4l
e +
; m B
n o
n pq
K .B
12rsb t
Uk l
7 W 8
uvB j wW
2 +
Q4[x O.
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik berbuat zina dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi,
maka deralah mereka yang menuduh itu delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan
mereka itulah orang-orang yang fasik”.
QS. An-Nur 24 :4 3
Hukuman Meminum Minuman Keras a
Hukuman Dera
13
Hukum Islam menjatuhkan hukuman delapan puluh kali jera bagi pelaku tindak pidana meminum minuman keras . Ini merupakan hukuman yang memiliki
satu batas karena hakim tidak dapat mengurangi, menambahi, atau menggantinya dengan hukuman yang lain.
4 Hukuman Pencurian
a Hukuman Potong Tangan dan kaki
Hukum Islam mengancamkan hukuman potong tangan dan kaki bagi pelaku tindak pidana pencurian. Apabila seseorang mencuri untuk kali pertama,
yang dipotong adalah tangan kanannya, jika untuk kali kedua, yang dipotong adalah kaki kirinya. Tangan yang dipotong mulai dari persendian telapak tangan,
sedangkan kaki yang dipotong mulai dari persendian mata kakinya.
14
5 Hukuman Gangguan Keamanan Hirâbah
13
Ahsin Sakho Muhammad, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, h. 43
14
Ibid., h. 44
a Hukuman Mati
Hukuman ini wajib dijatuhkan kepada pengganggu keamanan yang melakukan pembunuhan. Hukuman ini adalah hukuman hudud, bukan qisas,
sehingga tidak bisa dimaafkan oleh wali korban. b
Hukuman Mati disalib Hukuman ini wajib dijatuhkan terhadap pengganggu keamanan yang
melakukan pembunuhan dan perampasan harta. Jadi hukuman ini dijatuhkan atas pembunuhan dan pencurian harta sekaligus.
15
c Pemotongan Anggota Badan
Hukuman ini harus dijatuhkan kepada pelaku hirâbah gangguan keamanan jika ia mengambil harta, tetapi tidak melakukan pembunuhan. Yang
dimaksud dengan pemotongan adalah memotong tangan kanan dan kaki kirinya sekaligus secara silang.
d Hukuman Pengasingan
Hukuman ini ditetapkan bagi pelaku hirâbah apabila ia hanya menakut nakuti orang, tetapi tidak mengambil harta dan tidak membunuh.
e Hukuman Tindak Pidana Murtad
1. Hukuman Mati
Hukum Islam menjatuhkan hukuman mati bagi pelaku murtad karena perbuatan itu ditujukan terhadap agama Islam sebagai sistem sosial
masyarakat. Sikap menggampangkan dan ketidaktegasan dalam menghukum
15
Ibid., h. 45
tindak pidana murtad mengakibatkan terguncangnya sistem masyarakat tersebut. Karena itu, tindak pidana ini dijatuhi hukuman terberat untuk
menumpas para pelakunya untuk melindungi masyarakat dan sistem sosial mereka dari satu sisi sebagai peringatan dan pencegahan umum dari sisi
lainnya.
16
2. Perampasan Harta
Hukuman tambahan bagi pelaku tindak pidana murtad adalah perampasan harta pelakunya. Para fuqoha berbeda pendapat tantang cara
perampasan ini;. Menurut mazhab Maliki, Syafi’i, dan pendapat yang kuat dari mazhab Hanbali, seluruh harta benda orang murtad dirampas. Sedangkan
menurut mazhab Abu Hanifah dan didukung oleh pendapat yang tidak kuat dalam mazhab hanbali, hanya harta yang didapat dari pelaku murtad,
sedangkan harta yang didapat dari sebelum ia murtad diberikan kepada ahli warisnya yang beragamaIslam.
f Hukuman Pemberontakan
Tindak pidana pemberontakan ditujukan kepada sistem hukum dan pelaksanaannya. Dalam hal ini hukum Islam bersikap keras karena apabila
bersikap memudahkan, akan timbul fitnah, kekacauan, dan ketidak stabilan dan pada akhirnya akan menyebabkan kemunduran dan kehancuran masyarakat
umum. Tidak diragukan lagi bahwa hukuman mati adalah hukuman yang paling
10
Ibid ., h. 65
mampu mencegah manusia dari melakukan tindak pidana ini yang biasanya didorong oleh keserakahan serta mencintai kemuliaan dan kekuasaan.
C. Sistem Sanksi Pidana dalam Hukum Islam