Batasan konsep PENDAHULUAN PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN PUTUSAN TERHADAP ANAK YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK.

itu diperlukan pemahaman dalam menerapkan Undang-Undang tentang Pengadilan Anak, sehingga aparat penegak hukum, khususnya hakim anak, dapat menjamin perlindungan hukum yang mengutamakan kepentingan anak secara optimal.

F. Batasan konsep

Dalam kaitannya dengan obyek yang diteliti dengan judul “Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Anak yang Melakukan Tindak Pidana Persetubuhan terhadap Anak”, maka dapat diuraikan batasan konsep sebagai berikut: 1. Pertimbangan Hakim Pertimbangan hakim adalah suatu carametode yang digunakan oleh Hakim dalam menjatuhkan putusan berdasarkan kekuasaan kehakiman dan harus memegang asas hukum nullum dellictum nulla poena sine praevia legi tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan terlebih dahulu 5 . 2. Hakim Berdasarkan Pasal 1 Bab I KUHAP, yang dimaksud Hakim adalah “seorang pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili”. Defenisi putusan dalam pasal 1 butir 11 KUHAP adalah sebagai berikut: “pernyataan Hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan 5 Prof. Moeljatno, S.H, Tahun 1993, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 23. terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum serta menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini”. 3. Anak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, dalam Pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin. 4. Tindak Pidana Persetubuhan Perbuatan pidana adalah: “perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan terseb ut” 6 . Tindak pidana persetubuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 287 KUHP Kitab Undang- Undang Hukum Pidana adalah: “barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar pernikahan, padahal diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawin, diancam dengan pidan penjara paling lama sembilan tahun ”.

G. Metode Penelitian