Pencegahan Infeksi Menular Seksual Dampak Infeksi Menular Seksual bagi Remaja

2.2.4 Pencegahan Infeksi Menular Seksual

Menurut WHO 2013, pencegahan infeksi menular seksual terdiri dari dua bagian, yakni pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer terdiri dari penerapan perilaku seksual yang aman dan penggunaan kondom. Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan dengan menyediakan pengobatan dan perawatan pada pasien yang sudah terinfeksi oleh infeksi menular seksual. Pencegahan sekunder bisa dicapai melalui promosi perilaku pencarian pengobatan untuk infeksi menular seksual, pengobatan yang cepat dan tepat pada pasien serta pemberian dukungan dan konseling tentang infeksi menular seksual dan HIVAIDS. Langkah terbaik untuk mencegah infeksi menular seksual adalah menghindari kontak langsung dengan cara berikut: 1. Menunda kegiatan seks bagi remaja abstinensia. 2. Menghindari bergonta-ganti pasangan seksual. 3. Memakai kondom dengan benar dan konsisten. Selain pencegahan diatas, pencegahan infeksi menular seksual juga dapat dilakukan dengan mencegah masuknya transfusi darah yang belum diperiksa kebersihannya dari mikroorganisme penyebab infeksi menular seksual, berhati- hati dalam menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan darah segar, mencegah pemakaian alat-alat yang tembus kulit jarum suntik, alat tindik yang tidak steril, dan menjaga kebersihan alat reproduksi sehingga meminimalisir penularan Dinkes Surabaya, 2013. Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Dampak Infeksi Menular Seksual bagi Remaja

Menurut Depkes RI 2007, secara psikologis dan fisik dampak IMS bagi remaja adalah sebagai berikut : 1. Dampak secara psikologis a. Rendah diri b. Malu dan takut sehingga tidak mau berobat yang akan memperberat penyakit atau bahkan akan mengobati jenis dan dosis tidak tepat yang justru akan memperberat penyakitnya disamping terjadi resistensi obat. c. Gangguan hubungan seks setelah menikah karena takut terlutal lagi atau takut menularkan penyakit pada pasangannya. 2. Dampak secara fisik a. Bekas bisul atau nanah di daerah alat kelamin dapat mengganggu kualitas hubungan seksual di kemudian hari karena menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman waktu berhubungan seks. b. Nyeri sewaktu BAK disuria karena peradangan mengenai saluran kemih. c. Gejala neurologi atau gangguan saraf stadium lanjut sifilis. d. Lebih mudah terinfeksi HIV. e. Kemandulan dikarenakan perlengketan saluran reproduksi dan gangguan produksi sperma. Universitas Sumatera Utara 2.3 Remaja 2.3.1 Defenisi Remaja