BAB VII KONDISI EKOLOGI KAMPUNG ATER DAN KAMPUNG CIAWIAN
Aktivitas industri batu bata yang marak di Desa gorowong selain membawa manfaat di bidang ekonomi ternyata juga membawa dampak negatif
pada bidang ekologi. Dampak negatif pada ekologi wilayah Desa Gorowong terutama Kampung Ater dan Kampung Ciawian sebagai daerah fokus penelitiab
dapat diketahui dari pendapat masyarakat mengenai kondisi lingkungannya yaitu kuantitas air, suhu udara yang semakin meningkat, kebersihan udara atau debu
yang semakin banyak, dan kondisi lahan yang menjadi kritis.
7.1 Kuantitas Air di Kampung Ater dan Kampung Ciawian
Persepsi responden mengenai kuantitas air baik di Kampung Ater maupun Kampung Ciawian dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12 di bawah ini. Pada
Tabel 11 menerangkan mengenai persepsi responden mengenai kuantitas air di Kampung Ater dan pada Tabel 12 menerangkan mengenai persepsi responden di
Kampung Ciawian. Tabel 11 Jumlah dan Persentase OpiniPendapat Responden terhadap Kuantitas
Air menurut Kategori Pekerjaan di Kampung Ater, 2011 Kategori
Pekerjaan OpiniPendapat Terhadap Kuantitas Air ater
Total Sangat
Buruk Buruk
Cukup Baik
Baik Sangat
Baik
Petani 1
3,3 2
7 3
10 Buruh Batu
Bata 2
7 7
23 2
7 1
3 12
40 Supir
1 3,3
3 10
1 3
5 17
Pengusaha Batu Bata
1 3,3
2 7
1 3
4 13
Pedagang 1
3,3 4
14 1
3 6
20 Bengkel
Total 6
20 18
60 5
17 1
3 30
100
Kampung Ater sebagai daerah di Desa Gorowong yang memiliki aktivitas industri batu bata tinggi, mayoritas respondennya berpendapat bahwa kuantitas air
di wilayahnya cukup baik, baik responden tersebut bekerja di sektor pertanian
maupun di sektor industri batu bata. Serupa dengan persentase pendapat responden di Kampung Ater, pendapat responden di Kampung Ciawian terlihat
pada Tabel 12 dibawah, bahwa mayoritas responden juga berpendapat bahwa kuantitas air di wilayahnya cukup baik.
Tabel 12 Jumlah dan Persentase OpiniPendapat Responden terhadap Kuantitas Air menurut Kategori Pekerjaan di Kampung Ciawian, 2011
Kategori Pekerjaan
OpiniPendapat Terhadap Kuantitas Air ciawian Total
Sangat Buruk
Buruk Cukup
Baik Baik
Sangat Baik
Petani 1
3 4
14 5
17 Buruh Batu
Bata 3
10 7
23 2
7 12
40 Supir
1 3
3 10
1 3
5 17
Pengusaha Batu Bata
2 7
2 7
Pedagang 2
7 3
10 5
17 Bengkel
1 3
1 3
Total 7
20 20
67 3
10 30
100
Pada Kampung Ciawian sebanyak 14 persen responden yang menjawab kuantitas air cukup baik adalah mereka yang mata pencaharian utamanya sebagai
petani, menurut mereka kuantitas air tidak berpengaruh dengan perkembangan industri. Hal ini disebabkan karena kondisi geografis Desa Gorowong yang
memang memiliki air tanah lebih sedikit dibandingkan dengan desa lainnya.
“..memang dari kondisi alamnya Desa Gorowong ini jumlah airnya sedikit, apalagi jika dibandingkan dengan desa-desa lain, makanya di Desa
Gorowong ini susah kalau mau bertani, karena tanahnya asam dan airnya pun susah..
Bapak Sry, Kepala Desa gorowong”
Mayoritas responden di Kampung Ater dan Ciawian menjawab kuantitas air di daerahnya cukup baik. Namun, jika membandingkan antara persentase
responden yang menjawab kuantitas air buruk dengan responden yang menjawab kuantitas air baik, maka dapat dilihat pada tabel baik Tabel 11 dan Tabel 12
menujukkan persentase responden yang menjawab buruk lebih besar dibandingkan yang menjawab baik. Pada Tabel 12 hal itu ditunjukkan dengan
persentase sebesar 20 persen responden yang menjawab buruk dan sebesar 10
persen yang menjawab baik. Artinya ada perubahan kuantitas air yang dirasakan responden akibat pertumbuhan industri batu bata.
7.2 Suhu Udara di Kampung Ater dan Kampung Ciawian