Hewan Percobaan Kandang dan Perlengkapan Ransum Perlakuan terhadap Hewan Percobaan

Alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada skema dibawah ini. Gambar 5 Diagram alur penelitian.

3.3 Tahapan Perlakuan

3.3.1 Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 90 ekor tikus putih Albino Norway Rats Rattus norvegicus galur Sprague Dawley yang berumur 5-6 minggu dengan berat badan berkisar 140-240 g dan berjenis kelamin jantan hasil perkembangbiakkan dari Badan POM RI. Hari Terminasi H0 H8 H15 H22 Kelompok D,E,F : cekok EPEC T1 T2 T3 Analisis kandungan enzim antioksidan intraseluler SOD pada hati Diketahui satu BAL probiotik terbaik dalam meningkatkan kandungan enzim antioksidan SOD pada hati tikus Kelompok B,C,D,E: cekok BAL Pengujian probiotik sebagai antioksidatif secara in vivo dengan membentuk kelompok tikus percobaan sebagai berikut: A. Kontrol negatif ransum standar B. BAL 1 Lactobacillus plantarum C. BAL 1 Lactobacillus fermentum D. BAL 2 Lactobacillus plantarum + EPEC E. BAL 2 Lactobacillus fermentum + EPEC F. Kontrol positif EPEC

3.3.2 Kandang dan Perlengkapan

Kandang hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang yang berukuran 17.5 x 23.75 x 17.5 cm dan berjumlah sesuai dengan jumlah tikus yang digunakan. Kandang tersebut terbuat dari stainless steel. Kandang tikus berlokasi pada tempat atau ruangan yang bebas dari suara ribut dan terjaga dari asap industri dan polutan lainnya. Ruangan tempat kandang tikus berada mudah dibersihkan dan disanitasi dengan suhu optimum ruangan untuk tikus adalah 22-24 °C, kelembapan udara 50-60, dan ventilasi yang cukup, namun tidak ada jendela yang terbuka.

3.3.3 Ransum

Komposisi ransum basal disusun berdasarkan standar AOAC Association of Official Agricultural Chemists yaitu mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Semua kelompok tikus percobaan diberi ransum standar. Tabel 1 Komposisi ransum standar tikus Sumber : Muchtadi et al. 1992

3.3.4 Perlakuan terhadap Hewan Percobaan

Sebanyak 90 ekor tikus percobaan dibagi dalam 6 kelompok perlakuan. Setiap kelompok perlakuan terdiri dari 15 ekor tikus yang akan diterminasi pada 3 waktu yang berbeda hari ke-8, 15, dan 22 masing-masing 5 ekor tikus. Masing- masing kelompok diberi perlakuan seperti pada Tabel 2 dan waktu terminasi dapat dilihat pada Gambar 5. Komponen Sumber Jumlah Perhitungan Protein Protein kasein 10 = . × Lemak Minyak jagung 8 8 − × Mineral Campuran mineral 5 5 − × Vitamin Campuran vitamin 1 1 Serat Carboxymethylcellulose 1 1 − × Air Air 5 5 − × Pati Maizena pati jagung sisanya 100 – lainnya Tabel 2 Kelompok tikus percobaan sesuai perlakuan yang diberikan Kelompok Tikus Perlakuan A Tikus yang diberi ransum standar dan dicekok akuades mulai hari ke-1 sampai hari ke- 21 kontrol negatif B Tikus yang diberi ransum standar dan dicekok BAL 1 L. plantarum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21 C Tikus yang diberi ransum standar dan dicekok BAL 2 L. fermentum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21 D Tikus yang diberi ransum standar dan dicekok BAL 1 L. plantarum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21 serta dicekok EPEC pada hari-8 sampai hari ke-14 E Tikus yang diberi ransum standar dan dicekok BAL 2 L. fermentum mulai hari ke-1 sampai hari ke-21 serta dicekok EPEC pada hari-8 sampai hari ke-14 F Tikus yang diberi ransum standar dan dicekok akuades mulai hari ke-1 sampai hari ke- 21 serta cekok EPEC pada hari ke-8 sampai hari ke-14 kontrol positif Jumlah BAL yang diberikan sesuai petunjuk Zoumpopolou et al. 2008. Dua buah kultur dari bakteri asam laktat terpilih L. plantarum dan L. fermentum berumur satu hari pada media de Man Rogosa Sharpe Broth MRS Broth dengan populasi 10 8 cfumlhari diberikan sesuai dengan perlakuan kepada tikus percobaan. Sedangkan populasi EPEC penyebab diare yang diberikan adalah sebesar 10 6 cfumlhari, yang didasarkan bahwa dosis infeksi E. coli enteropatogenik adalah minimal 10 5 cfuml menurut Oyetayo 2004. Setelah perlakuan tertentu selesai diaplikasikan pada tikus percobaan, dilakukan terminasi pengakhiran perlakuan dengan selang waktu 7 hari. Pembunuhan tikus dilakukan dengan cara dislokatio cervicalis.

3.3.5 Pembuatan Preparat Histologi Jaringan Hati Tikus

Dokumen yang terkait

Deteksi Secara Imunohistokimia Antioksidan Copper,Zinc-Superoxide Dismutase (Cu,Zn-Sod) Pada Hati Tikus Di Bawah Kondisi Stres

0 5 69

Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoxide dismutase (sod) pada jaringan tikus hiperkolesterolemia

0 7 2

Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (sod) pada jaringan tikus hiperkolesterolemia yang diberi pakan rumput laut

0 3 2

Deteksi secara imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (sod) pada jaringan kelinci hiperkolesterolemia yang diberi pakan klorofil daun singkong

0 9 2

Pengaruh pemberian isoflavon kedelai, mineral Zn dan vitamin E terhadap profil imunohistokimia antioksidan Cooper, Zinc-Superoxide Dismutase (Cu,Zn-SOD) pada jaringan hati tikus

0 11 64

Dampak Pemberian Bakteri Asam Laktat Probiotik Indigenus terhadap Status Hematologi Tikus Percobaan yang Dipapar Enteropatogenik Escherichia coli (EPEC).

0 5 115

Efek Probiotik pada Profil Imunohistokimia Antioksidan Superoxide Dismutase (SOD) di Ginjal Tikus yang Dipapar Enteropathogenic E. coli (EPEC)

1 7 220

Profil imunohistokimia antioksidan superoksida dismutase (SOD) pada usus halus tikus yang diberi probiotik dan enteropathogenic e. coli (EPEC)

2 8 165

Aktivitas Antioksidan Superoksida Dismutase Pada Hati Tikus Hiperkolesterolemia Yang Diberi Ekstrak Kulit Mahoni (Swietenia macrophylla)

1 6 70

Efek Pemberian Teripang Pasir (Holothuria scabra J) terhadap Profil Imunohistokimia Antioksidan Dismutase (SOD) pada Pankreas Tikus Diabetes

0 3 35