2000. Akibat penggunaan glukosa yang menurun maka proses glukoneogenesis akan mulai menurun sehingga protein otot dan jaringan lain dapat diselamatkan
dari proses glukoneogenesis selama puasa jangka panjang Marks, 2000.
Gambar 2.2. Proses Homeostasis Puasa
2.6. Transporter Glukosa
Polisakarida maupun dissakarida dari makanan yang kita makan, tentunya akan diubah menjadi monosakarida oleh sistem pencernaan. Salah satu monosakarida
tersebut adalah glukosa yang selanjutnya akan masuk kealiran darah melalui epitel-epitel usus dengan bantuan transporter khusus yaitu transporter glukosa
dependent natrium sodium dependent glucose transporter atau SGLT Sherwood, 2001. Selain di usus SGLT juga terdapat di ginjal untuk
Keadaan puasa
Glukosa darah menurun
Glukagon menigkat
Hati: 1.glikogenolisi
s Perifer:
1.otot:glikogenolisisuntuk nya sendiri, karma tak
punya glukosa 6 fosfatase 2.adiposa: lipolisis
Universitas Sumatera Utara
mereabsorbsi glukosa pada filtrasi glomerulus melalui tubulus-tubulus pada sel
ginjal Ganong, 2003.
Transporter glukosa pada sel ginjal dan usus berbeda dengan transporter pada jaringan perifer untuk fungsi metabolisme seperti pada otot, adipose dan
jaringan lainnya. Glukosa transporter pada jaringan perifer tersebut merupakan difusi terfasilitasi. Transporter glukosa yang berperan dalam difusi terfasilitasi
melintasi membrane sel adalah sekelompok protein yang saling berhubungan yang memotong membran sel 12 kali dan memiliki terminal amino dan karboksil
didalam sel. SGLT juga memiliki 12 domain transmembran seperti transporter difusi terfasilitasi Ganong, 2003. Telah diketahui 7 transporter glukosa untuk
difusiterfasilitasi dengan lokasi dan afinitas yang berbeda disetiap jaringan yaitu GLUT-1 sampai GLUT-7 Ganong, 2003.
Beberapa GLUT pada beberapa organ tertentu sudah ada dipermukaan membrane sel dalam jumlah yang cukup untuk mengangkut glukosa sesuai
dengan keperluan tingkat metabolisme sel tersebut, sehingga tidak memerlukan insulin untuk untuk proses eksositosisnya, seperti otak dan sel darah merah
Ganong, 2003. Tetapi GLUT pada beberapa organ tertentu sangat sedikit pada membrane sel nya sehingga terlalu sedikit untuk menyediakan glukosa untuk
keperluan metabolisme sel tersebut. Bila sejumlah besar insulin disekresiksn oleh pankreas, kecepatan pengangkutan glukosa kedalam sebagian besar sel meningkat
sampai 10 kali bila dibandingkan dengan kecepatan pengangkutan glukosa kedalam sebagian besar sel tanpa adnya insulin Guyton, 2008. Sebaliknya,
jumlah glukosa yang dapat berdifusi kedalam sebagian besar sel tubuh tanpa adanya insulin terlalu sedikit untuk menyediakan sejumlah glukosa yang
dibutuhkan untuk metabolisme energi pada keadan normal dengan pengecualian di sel hati dan otak Guyton, 2008.
Pengaktifan reseptor insulin menyebabkan pergerakan vesikel ke membrane sel eksositosis dengan mengaktifkan fosfoinositid 3-kinase, tetapi
Universitas Sumatera Utara
bagaimana pengaktifan reseptor insulin memicu eksositosis pada GLUT ini belum bisa dipastikan Ganong, 2003
Selain insulin, melalui aktifitas fisik juga bisa merangsang eksositosis pada GLUT tersebut kepermukaan membrane sel tersebut melalui proses yang
terjadi pada intrasel sasaran. Pada olah raga, suatu 5ยด-AMP-activated kinase mungkin berperan pada eksositosis tesebut Ganong, 2003.
2.7. Homeostasis Glukosa Pada Lansia