Gejala dismenore Etiologi dan faktor resiko

Kalantaridou , 2009. Pada kebanyakan kasus, nyeri menstruasi cenderung berkurang sejalan bertambahnya usia. Nyeri juga berkurang setelah melahirkan ACOG, 2006. Dismenore primer didefinisikan sebagai nyeri menstruasi pada wanita dengan anatomi pelvik yang normal dan biasanya dimulai pada masa remaja. Nyeri ini dikarakteristikan dengan nyeri pelvik seperti kram yang dimulai sesaat sebelum atau pada onset dari menstruasi dan berakhir satu atau tiga hari setelahnya. Dismenore bisa juga sekunder terhadap adanya patologis organ pelvik French, 2005. Dismenore sekunder didefinisikan sebagai nyeri menstruasi yang diakibatkan adanya anatomi ataupun makroskopik yang patologis dari pelvik, seperti yang terjadi pada wanita dengan endometriosis atau pelvic inflammatory disease PID yang kronik. Kondisi yang paling sering terjadi pada wanita usia 30-45 tahun Calis, Popat, Devra, dan Kalantaridou, 2009. Dismenore membranosus lebih jarang terjadi, hal ini disebabkan adanya bagian endometrium yang melewati serviks yang tidak berdilatasi cast of endometrium through an undilated cervix Colin dan Shushan, 2003.

2.5.4. Gejala dismenore

Gejala utama dismenore adalah nyeri yang terkonsentrasi pada abdomen bawah, regio umbilikal atau regio suprapubik dari abdomen. Dismenore juga sering dirasakan pada abdomen kiri atau kanan. Nyeri ini dapat menjalar ke paha atau punggung bawah. Gejala lain yang menyertai berupa mual dan muntah, diare, sakit kepala, capek, pusing ACOG, 2006 dan pada kasus berat nyeri menstruasi dapat menyebabkan seseorang pingsan Abbaspour, 2005. Gejala dismenore biasanya terjadi beberapa jam sebelum berawalnya menstruasi dan dapat berlanjut sampai beberapa hari Latthe P, Mignini L, Gray R, Hills R, Khan K, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.5.5. Etiologi dan faktor resiko

Pada suatu studi ditemukan bahwa merokok, menarke awal 12 tahun, siklus menstruasi yang panjang, jumlah darah menstruasi yang berlebihan Widjanarko, 2006, usia kurang dari 30 tahun, BMI yang rendah, nulliparitas, sindroma premenstrual, sterilisasi, secara klinis diduga adanya pelvic inflammatory disease PID, penyimpangan seksual dan gejala psikologis berhubungan dengan dismenore Latthe P, Mignini L, Gray R, Hills R, Khan K, 2006 dan Veronika, 2008. Menurut French 2005, faktor resiko untuk dismenore diantaranya usia dibawah 20 tahun, nulliparitas, perdarahan menstruasi yang berat, usaha untuk menurunkan berat badan, merokok dan depresi atau ansietas, dan gangguan jaringan sosial. Sedangkan menurut Edmundson 2006, faktor resiko dismenore yang lain diantaranya obesitas dan riwayat keluarga positif untuk dismenore, endometriosis, adenomyosis, leiomyomata fibroids, intrauterine device IUD, karsinoma endometrium, kista ovarium, malformasi pelvik kongenital dan stenosis serviks. Calis, Popat, Devra dan Kalantaridou 2009 menyatakan bahwa obesitas dan konsumsi alkohol ditemukan berhubungan dengan dismenore pada beberapa tetapi tidak semua penelitian mengenai dismenore. Disamping itu menurut Calis, Popat, Devra dan Kalantaridou 2009, aktivitas fisik dan durasi dari siklus menstruasi tidak berhubungan dengan peningkatan nyeri menstruasi.

2.5.6. Patofisiologi