Kondisi Ekonomi DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SIMANINGGIR

61 kebutuhan lainnya. Biasanya ada sampai 90 rumah. Tiap-tiap rumah memiliki lumbung padi dan perlengkapan rumah tangga. Mereka juga memiliki tempat menumbuk padi bersama atau lesung yang bentuknya panjang dan memiliki lubang penumbukan sekitar lima sampai tujuh sehingga dapat dipakai oleh beberapa orang secara serentak. Lesung terbuat dari batang kayu besar dan kuat, misalnya dari batang kayu nangka. Lesung didirikan di pinggir perumahan. Mereka juga memiliki suatu tempat untuk bermusyawarah yang dinamakan dengan partungkoan. Tempat musyawarah ini biasanya menjadi tempat beristirahat juga menjadi tempat menerima dan menyampaikan kabar berita. Di partungkoan tersebut juga terdapat alat pukul seperti gong, yang berfungsi untuk mengumpulkan dan memanggil penduduk saat terjadi kematian. Perlengkapan desa lainnya yaitu tapian mual yang memiliki tujuh mata air yang langsung dibuat pancurannya yang merupakan tempat untuk mandi, mencuci dan mengambil air minum. Tapian ini terletak di luar pemukiman yang jaraknya kira-kira 1 kilometer dari desa. 53 Mata pencaharian yang sudah sejak dahulu kala terkenal ialah berdagang. Perdagangan internasional waktu itu menurut penelitian para ahli, sudah terjadi antara Barus dengan negeri dan bangsa asing. Barang-barang yang diekspor ialah kemenyan benzoe, kapur barus kampfer, kopi dan karet. Barang-barang industri Eropa yang masuk antara lain garam, candu, ikan, besi.

3.3 Kondisi Ekonomi

54 53 Wawancara dengan Magdalena Simanullang dan Rusliana Simanullang, Pusuk I, 25 April 2013. 54 Bungaran Antonius Simanjuntak, Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba: Bagian Sejarah Batak, Op.Cit., hal. 24. Di samping perdagangan ke luar negeri, antara desa ke desa juga terjadi perniagaan. Perniagaan setempat atau antar tempat, dilakukan di onan pasar, atau Universitas Sumatera Utara 62 pekan. Secara etimologis, onan berasal dari perkataan on artinya ini dan an artinya itu. Jadi secara harfiah onan artinya ini dan itu. Bila kita menyimak pembicaraan yang berlangsung di pasar terutama saat terjadinya ‘tawar-menawar’ antara pedagang dengan pembeli, maka yang sering kita dengar adalah perkataan on ini dan an itu. Oleh sebab itulah tempat kegiatan ini berlangsung dinamakan onan. Onan berlangsung pada hari tertentu, yang pada masa itu hanya terjadi sekali seminggu tepatnya pada hari sabtu. Ada yang dinamakan onan na godang dan onan nametmet hari pekan besar dan kecil. Sering disebut juga onan balga atau onan manogot-nogot pasar besar dan pasar pagi. Penduduk Simaninggir berangkat ke pasar yang saat itu ada di Desa Pasar Pusuk 1 dengan berjalan kaki. Aktifitas di pasar mulai rame sekitar pukul 11 pagi, akan tetapi penduduk Simaninggir sudah harus berangkat pagi-pagi buta agar bisa menikmati pasar yang ramai. Mereka membawa hasil pertanian, ternak dan hasil kerajinan yang sudah siap untuk diperdagangkan dengan berjalan kaki menuruni perbukitan, melewati jalan setapak yang kadang kalau musim hujan bercampur lumpur. Kalau harga barang tertentu agak naik, para pedagang atau para tengkulak pergi ke luar onan agak jauh. Tujuannya adalah satu tempat yang disebut dengan onan pangambatan. Letaknya biasanya di simpang jalan setapak, pertemuan dari desa Simaninggir dengan jalan raya dalan kuli. Di situlah para tengkulak mencegat petani untuk membeli hasil pertaniannya. Dengan cara demikian tengkulak akan lebih beruntung dan petani segera mendapat uangnya. Selanjutnya petani akan pergi ke onan untuk membeli keperluannya. Universitas Sumatera Utara 63 Pajak atau belasting dipungut oleh raja huta di onan. Pajak dipungut untuk biaya administratif onan dan upeti kepada raja huta. 55 Kedai tuak juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antar penduduk desa yang bertetangga, dan tempat ini juga merupakan perkumpulan dari berbagai tingkatan dan Pada masa onan atau pasar, pengunjung kebanyakan menjadi penonton, bahkan mereka datang jauh-jauh dari desanya hanya untuk sekedar melepas rasa penat dan bosan, karena selama seminggu penuh mereka biasanya hanya bertani dan melakukan rutinitas di desa. Di onan jugalah tempat pertemuan orang dari huta yang bertetangga. Pada masa inilah mereka hanya punya kesempatan bertemu dengan orang lain secara teratur. Ada juga tempat pertemuan lain yaitu di pesta adat, tetapi itu tidak teratur hanya sesekali saja. Di onan juga terdapat kedai tuak. Di tempat inilah biasanya para pria dewasa dan pemuda Simaninggir berkumpul bersama-sama sambil menikmati tuak sesampainya mereka di pasar. Karena biasanya kaum ibu-ibulah yang berbelanja untuk kebutuhan mereka sehari-hari dan juga yang menjual hasil pertanian mereka. Menurut penulis fungsi yang baik dari tuak dan kedai tuak adalah, tuak biasanya digunakan sebagai minuman pelepas dahaga dan penambah tenaga yang harganya murah. Sangat cocok untuk para pria Simaninggir yang selama seminggu mereka harus banting tulang bekerja, baik sebagai pengrajin, petani dan lainnya, juga untuk dapat sampai di onan mereka harus menuruni perbukitan. Mereka datang ke kedai tuak untuk dapat bersama-sama menghibur diri sendiri dengan canda tawa dan nyanyian yang dapat mengendorkan ketegangan otot mereka. Sampai-sampai mereka mengatakan datang ke kedai tuak untuk berobat. Rasa tuak bervariasi, dari yang manis sampai yang agak pahit seperti bir. 55 Wawancara dengan Magdalena Simanullang dan Tiomina Marbun, Pusuk I, 24 April 2013. Universitas Sumatera Utara 64 golongan. Informasi dapat tersalur dari seorang kepada orang lain tanpa biaya yang banyak. Bagi para remaja dan pemuda onan juga mereka manfaatkan untuk saling berkenalan maupun untuk meningkatkan perkenalan muda-mudi. Dengan demikian di samping sebagai aktivitas ekonomi, onan juga merupakan arena untuk mengekspresikan perasaan. Di onan penduduk Simaninggir membeli baju baru. Pada masa itu mereka membeli baju baru hanya sekali setahun itupun saat hari Natal akan tiba. Sehari-harinya mereka mengenakan baju yang siap cuci kering. Pada umumnya anak laki-laki yang masih kecil kebanyakan hanya menggunakan celana saja, tetapi hal ini berangsur berubah seiring perubahan zaman. Sering juga terjadi transaksi di kedai tuak. Masa kemerdekaan yakni pada tahun 1945, penduduk sudah menggunakan nilai tukar uang, sebagai alat pembayaran yang sah. Mata uang pertama yang sampai ke Simaninggir yaitu sen, mata uang kolonial Belanda dalam bentuk logam. Bentuknya bulat bertuliskan Nederlandsch Indie berangka tahun 1945. Penduduk mengenal mata uang tersebut dengan sebutan benggol. Baru pada tahun 1950-an barulah mereka beralih ke mata uang Rupiah meskipun peredarannya masih sangat sedikit. 56 56 Ibid., Magdalena Simanullang dan Tiomina Marbun, Pusuk I, 24 April 2013. Universitas Sumatera Utara 65

BAB IV MIGRASI PENDUDUK SIMANINGGIR DARI TAHUN 1954-2002: MOTIF DAN

FAKTOR PENYEBAB 4.1.Faktor Budaya Batak Toba Nilai budaya ialah nilai yang dikandung oleh suatu kebudayaan dan unsur-unsurnya, yang membedakannya dari budaya lain. Nilai budaya merupakan tingkat tertinggi dan abstrak dari adat-istiadat serta memberikan ciri dan karakter bangsa, suku bangsa bahkan kelompok- kelompok masyarakat. Nilai budaya tersebut meresapi hidup anggota masyarakatnya sejak dini sehingga mengakar dalam jiwa, sehingga nilai budaya yang terdapat dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti begitu saja dalam waktu singkat dengan nilai budaya lain walaupun dengan dalih rasionalitas. 57 57 Bungaran Antonius Simanjuntak, Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba: Bagian Sejarah Batak, Op.Cit., hal. 139-140. Secara umum diketahui bahwa budaya kebudayaan mengandung nilai-nilai yang tinggi yang menjadi cita-cita utama, bahkan menjadi tujuan hidup pemiliknya. Menurut pandangan penduduk Simaninggir selaku masyarakat Batak Toba, kebudayaannya memiliki sistem nilai budaya yang sangat penting, yang menjadi tujuan dan pandangan hidup mereka secara turun-temurun yakni hamoraon kekayaan, hagabeon keturunan dan hasangapon kehormatan. Yang dimaksud kekayaan ialah harta milik berwujud materi maupun non materi yang diperoleh melalui usaha atau melalui warisan. Keturunan juga termasuk dalam kategori kekayaan. Banyak keturunan ialah mempunyai banyak anak, cucu, cicit dan keturunan-keturunannya, termasuk pemilikan tanaman dan ternaknya. Universitas Sumatera Utara