perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya, atau spesifikasinya barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan.
Dalam hal ini bank atau lembaga keuangan tersebut telah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya maka
barang tersebut menjadi milik bank. Dengan demikian bank mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak lain.
4. Dijual, karena ba’i al murabahah bersifat jual beli dengan
hutang, maka ketika kontrak ditandatangani barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun
terhadap asset miliknya, termasuk untuk menjualnya.
5. Pendapat Ulama Mengenai Murabahah
Jual beli dengan sistem murabahah merupakan jual beli yang berprinsip pada kejujuran transparansi dan kepercayaan amanah. Agar
kejujuran dan kepercayaan dalam murabahah dapat direalisasikan, maka penjual harus menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
a. Biaya-biaya yang bisa dianggap sebagai modal, dijadikan
sebagai dasar laba, dan biaya yang tidak bisa dianggap sebagai modal tidak bisa djadikan sebagai dasar laba. Para
ulama mazhab berbeda pendapat tentang ini. Menurut ulama mazhab Maliki Al-Malikiah, keadaan ini dibagi
menjadi tiga bagian: Pertama, bagian yang bisa dianggap sebagai pokok harga dan mempunyai bagian laba; Kedua, bagian yang bisa dijadikan
sebagai pokok modal tetap tidak mempunyai bagian laba; Ketiga, bagian
yang tidak bisa dimasukkan dalam pokok modal dan juga tidak mempunyai bagian laba
20
. Ulama mazhab Hambali Hanabilah berpendapat bahwa biaya-
biaya tersebut baik biaya langsung maupun tidak langsung harus dibayarkan pada pihak ketiga dan akan berpengaruh terhadap nilai barang
yang dijual, penjual boleh memasukkan biaya-biaya tersebut kedalam pokok harga dan membolehkan pada harga jual
21
. Ulama mazhab Syafi’i As-Syafi’iyah membolehkan semua
biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli untuk dimasukkan kedalam pokok harga dan kemudian dapat dibebankan pada
harga jual, selama biaya-biaya itu bermanfaat dan dapat menambah nilai barang yang dijual. Namun, mereka tidak membolehkan biaya-biaya
tenaga kerja untuk dimasukkan ke dalam pokok harga, karena menurut mereka komponen ini sudah termasuk ke dalam keuntungan.
Sedangkan menurut ulama mazhab Hanafi Hanafiyah, semua biaya yang dikeluarkan pedagang untuk mendatangkan barang dapat
diperhitungkan dalam pokok harga
22
. Inti dari pendapat keempat imam mazhab tersebut adalah untuk
mempermudah penjual dalam penentuan harga pokok dan keuntungan
20
Abdurrahman Al Jaziri, Al Fi hu al al Madzahibi A ba’ah, Kairo: Maktabah al
Bukhariyah al Kubra Jilid II, h. 535
21
Abdurrahman Al Jaziri, Al Fi hu al al Madzahibi A ba’ah, h. 535
22
Abdurrahman Al Jaziri, Al Fi hu al al Madzahibi A ba’ah, h. 536