Kadmium Cd Kromium Cr

2.4.2. Kadmium Cd

Kadmium bersifat tahan panas sehingga sangat baik untuk campuran pembuatan keramik. Kadmium merupakan logam yang sering digunakan dalam lempengan elektroda, pengecatan, stabilizer dalam pabrik plastik dan baterai dan sebagai campuran logam alloy. Kadmium relatif aktif dalam lingkungan aquatik dan garam-garamnya dapat larut dalam air. Kadmium bersifat toksik bagi semua organisme hidup, bahkan juga sangat berbahaya untuk manusia. Dalam badan perairan, kelarutan kadmium dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh biota perairan. Pada konsentrasi 200 µgL menyebabkan keracunan pada ikan Greenberg dalam Nurhasni, 2002. Logam kadmium juga mengalami proses biotransformasi dan bioakumulasi dalam organisme hidup tumbuhan, hewan dan manusia. Keracunan kadmium bersifat akut dan kronis. Sistem tubuh yang dapat dirusaknya adalah ginjal, paru-paru, kekurangan darah, kerapuhan tulang, mempengaruhi sistem reproduksi dan organ- organnya serta logam kadmium diduga merupakan salah satu penyebab dari timbulnya kanker pada manusia Palar, 1994. Keracunan akut muncul setelah 4-10 jam sejak penderita terpapar oleh Cd. Keracunan Cd bisa menimbulkan penyakit paru-paru akut. Paparan Cd secara akut dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, daya tahan tubuh lemah, kerusakan hepar dan ginjal, kanker, sakit kepala, kedinginan hingga menggigil, nyeri otot dan diare bahkan bisa menyebabkan kematian Widowati dkk., 2008. Kercunan kronis Cd bisa merusak sisitem fisiologis tubuh, antara lain sistem urinaria, sistem respirasi paru-paru, sistem sirkulasi darah dan jantung, 19 kerusakan sistem reproduksi, sistem saraf, bahkan dapat mengakibatkan kerusakan tulang Widowati dkk., 2008.

2.4.3. Kromium Cr

Berdasarkan pada sifat-sifat kimianya, logam Cr dalam persenyawaannya mempunyai bilangan oksidasi +2, +3 dan +6. Sesuai dengan tingkat valensi yang dimilikinya, logam atau ion-ion kromium yang telah membentuk senyawa, mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat ionitasnya. Senyawa yang terbentuk dari ion logam CrII akan bersifat basa, senyawa yang terbentuk dari ion logam CrIII bersifat amfoter dan senyawa yang terbentuk dari ion Cr VI akan bersifat asam Palar, 2004. Kromium banyak digunakan oleh bidang perindustrian. Kegunaan umum yang dikenal dari senyawa-senyawa kromat dan dikromat ini adalah dalam bidang-bidang seperti tekstil, penyamakan, pencelupan, fotografi, zat warna dan masih banyak lagi kegunaan lainnya. Dalam badan perairan Cr dapat masuk melalui dua cara, yaitu secara alamiah dan non alamiah. Masuknya Cr secara alamiah dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor fisika, seperti erosi pengikisan yang terjadi pada batuan mineral. Disamping itu debu-debu dan partikel-partikel Cr yang di udara akan dibawa oleh air hujan. Masukkan Cr yang terjadi secara non alamiah lebih merupakan dampak atau efek dari aktivitas yang dilakukan manusia. Sumber- sumber Cr yang berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga. Dalam badan perairan, terjadi macam-macam proses kimia, mulai dari proses pengompleksan sampai pada 20 reaksi redoks. Proses kimia tersebut juga terjadi pada logam kromium yang ada di perairan. Proses kimia seperti pengompleksan dan sistem reaksi redoks, dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan atau sedimentasi logam Cr di dasar perairan. Proses-proses kimiawi yang berlangsung dalam badan perairan juga dapat mengakibatkan terjadinya peristiwa reduksi senyawa-senyawa CrVI yang sangat beracun menjadi CrIII yang kurang beracun. Peristiwa reduksi yang terjadi atas senyawa CrVI dan CrIII, dapat berlangsung bila badan perairan berada dan atau mempunyai lingkungan yang bersifat asam. Untuk perairan yang berlingkungan basa, ion-ion CrIII akan diendapkan di dasar perairan Palar, 2004. Daya racun yag dimiliki oleh logam Cr di tentukan oleh valensi ion-nya. Ion CrVI merupakan bentuk logam Cr yang paling dipelajari sifat racunnya, bila dibandingkan dengan ion-ion CrII dan CrIII. Sifat racun yang dibawa oleh logam ini juga dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan kronis. Keracunan akut dapat mengakibatkan kanker pada alat pencernaan, iritasi mata dan kulit, kanker paru-paru, pembengkakan dan kemerahan pada kulit. Keracunan kronis akibat terpapar Cr antara lain dapat menyebabkan gangguan alat pernafasan, bronkitis, penurunan fungsi paru-paru, asma, gangguan pada hati, ginjal, alat pencernaan dan sistem imunitas Widowati dkk., 2008. 21

2.4.4. Tembaga Cu