BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian pemberian probiotik terhadap jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan yang diinduksi lipopolisakarida E. coli ini dikelompokkan
menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I merupakan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan, kelompok II merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi
LPS, kelompok III merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS dan serta diberikan suntikan bakteri probiotik bersama-sama selama 5 hari, kelompok
IV merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari dan serta diberikan suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 - Maret 2011. Secara mikroskopis gambaran histologi dari sel PMN Neutrofil yang dihitung pada semua kelompok
dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.1 Sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan yang dihitung pada semua kelompok. pembesaran 1000x
Sel PMN Neutrofil
Hasil pengamatan pada sampel penelitian diperoleh data sebagaimana tercantum pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil perhitungan rerata jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan pada semua kelompok.
No. Kelompok Perlakuan
n Rerata Jumlah Sel PMN
Std. Deviasi 1
I 8
5.48 0.74
2 II
8 9.25
1.62 3
III 8
8.95 0.72
4 IV
8 9.49
1.17 Keterangan:
: berbeda signifikan p0,05 Kelompok I
: Kontrol Kelompok II
: Induksi LPS Kelompok III : Induksi LPS dan L. casei secara bersamaan
Kelompok IV : Induksi LPS dan L. casei secara berurutan
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah rerata sel PMN neutrofil terendah adalah pada perlakuan kontrol sebesar 5,84 sel; kemudian berturut-turut induksi
LPS dan L. casei secara bersamaan sebesar 8,95 sel, perlakuan induksi LPS saja sebesar 9,25 sel, dan jumlah sel PMN neutrofil terbanyak pada perlakuan induksi
LPS dan L. casei secara berurutan sebesar 9,49 sel. 31
Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada gambar 4.1 berikut :
2 4
6 8
10
I II
III IV
JU M
L A
H S
E L
P M
N
N E
U T
R O
F IL
KELOMPOK PERLAKUAN I
II III
IV
Gambar 4.2 Grafik batang rerata jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan pada kelompok I kontrol, kelompok II induksi lipopolisakarida selama 5
hari, kelompok III induksi lipopolisakarida dan L. casei secara bersamaan selama 5 hari, serta kelompok IV induksi lipopolisakarida selama 5 hari
dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya.
4.1.1 Analisis Data Data hasil penelitian terlebih dahulu diuji menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Rangkuman hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan pada semua kelompok.
No. Kelompok Perlakuan
Sig 1
I 0.86
2 II
0.63 3
III 0.84
4 IV
0.61 Keterangan:
: Data terdistribusi normal p0,05 Kelompok I
: Kontrol Kelompok II
: Induksi LPS Kelompok III : Induksi LPS dan L. casei secara bersamaan
Kelompok IV : Induksi LPS dan L. casei secara berurutan
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan probabilitas masing-masing perlakuan, yaitu kontrol, induksi LPS selama 5 hari, induksi LPS dan L. casei
secara bersamaan selama 5 hari, serta induksi LPS selama 5 hari dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya, adalah lebih besar dari 0,05 p0,05. Nilai tersebut
mempunyai arti bahwa semua data ditarik dari distribusi yang simetris atau normal.
Setelah diketahui data terdistribusi normal, kemudian dilakukan uji homogenitas varian menggunakan uji homogenitas Levene, rangkuman hasil uji
homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Rangkuman hasil uji homogenitas Levene jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan pada semua kelompok.
Levene statistic df1
df2 Sig
2.559 3
28 0.75
Keterangan: : Data homogen p0,05
Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.075 lebih besar daripada nilai α=0.05 yang ditetapkan. Berarti keempat perlakuan
terhadap sel PMN neutrofil identik atau memiliki varians yang sama. Dari data yang diperoleh diketahui normal dan homogen. Oleh karena itu,
dilanjutkan dengan uji one way ANOVA untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata jumlah sel PMN neutrofil pada masing-masing kelompok.
Rangkuman hasil uji one way Anova dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Rangkuman hasil uji one way ANOVA terhadap rerata jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan pada semua kelompok.
df F
Sig Antar Perlakuan
3 28.585
0.000 Dalam Perlakuan
28 Jumlah
31 Keterangan:
: Berbeda signifikan p0,05
Hasil dari uji one way ANOVA di atas menunjukkan angka probabilitas yang didapat adalah 0,000. Angka probabilitas yang lebih kecil daripada 0,05
p0,05 mempunyai arti adanya perbedaan yang signifikan terhadap rerata jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan pada perlakuan kontrol,
induksi LPS selama 5 hari, induksi LPS dan L. casei secara bersamaan selama 5 hari, serta induksi LPS selama 5 hari dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya.
Untuk mengetahui kelompok mana yang mempunyai perbedaan yang signifikan, selanjutnya dilakukan uji beda HSD dengan tingkat kepercayaan 95
dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Rangkuman hasil uji beda HSD terhadap rerata jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan pada semua kelompok.
Perlakuan I
II III
IV I
- 0.000
0.000 0.000
II 0.000
- 0.952
0.971 III
0.000 0.952
- 0.770
IV 0.000
0.971 0.770
- Keterangan:
: Berbeda signifikan p0,05 Kelompok I
: Kontrol Kelompok II
: Induksi LPS Kelompok III : Induksi LPS dan L. casei secara bersamaan
Kelompok IV : Induksi LPS dan L. casei secara berurutan
Hasil dari uji HSD antara kelompok I dan II, I dan III, I dan IV menunjukkan probabilitas antar kelompok perlakuan kurang dari 0,05 p0,05,
artinya terdapat perbedaan signifikan rerata jumlah sel PMN neutrofil. Akan tetapi, pada kelompok II dan III menunjukkan probabilitas sebesar 0,952 p0.05,
pada kelompok II dan IV menunjukkan probabilitas sebesar 0,971 p0.05, serta pada kelompok III dan IV menunjukkan probabilitas sebesar 0,770 p0.05
artinya tidak terdapat perbedaan signifikan rerata jumlah sel PMN neutrofil pada ketiga kelompok perlakuan tersebut.
4.2 Pembahasan