Fenomena Media Online Forum Chelseafc.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesia Supprter Club Di Bandung
SUPPORTERS CLUB DI BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1(S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Disusun oleh:
Akrom NIM. 41807003
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G
(2)
iv By: Akrom NIM. 41807003
This thesis under guidance of,
Adiyana Slamet., S.Ip., M. Si
This research purpose to describe the phenomenon of Online Media, Forum.Chelseafc.or.id in Strengthen Solidarity of Indonesian Chelsea Supporters Club Members in Bandung
This research is using a Qualitative research with study of Phenomenology. Data collection techniques used were interviews, observation, library research, online data tracking and triangulation. Informants of this research is part of the member, and chairman of the CISC as many as 3 (three), as well as two members of fan club outside the CISC
The results showed the formation Forum,Chelsea.or.id background beginning with the intent to gather and create a medium of Chelsea lovers all over Indonesia. Forum.chelsea.or.id can be a medium to strengthen the solidarity that this forum was in fact able to increase solidarity because of the existence of this forum Chelsea lovers can communicate with each other to be closer. In fact forum.chelsea.or.id as a medium to strengthen solidarity because of the forum activities of CICS such as the watch together, futsal, ans gathering, solidarity among its members closer. It was recognized by other supporters who acknowledge theat the forum could enhance their solidarity and see the CICS is an organization that solid and has many activities and rapid development. Phenomena occurring in forum.chelsea.or.id in maintaining solidarity constitute of phenomenon where an online media forum communication tool that can anhance feelings of solidarity. The CICS members feel glad when they open this forum per day access by 100 to 200 people, it was incredible.
Conclusion of this research shows that the phenomenon of Online Media Forum.Chelseafc.or.id have a background as an medium of Chelsea fans, in reality there are a variety of activities and recognized by other supporter group. Another phenomenon members feel very gald with the existence of this forum, It indicated by proved to 100-200 people online at every day.
Researchers advise that Forum.Chelseafc.or.id view of the renewed more sporty and modern selection of colors was adjusted with the greatness of the team colors of blue and white Chlesea.
(3)
Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di Bandung Oleh:
Akrom NIM. 41807003
Skripsi ini di bawah bimbingan, Adiyana Slamet., S.Ip., M.Si,
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai Fenomena Media Online, Forum.Chelseafc.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di Bandung
Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan menggunakan Studi Fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi pustaka, penelusuran data online dan triangulasi. Informan penelitian ini adalah bagian dari anggota, dan ketua dari CISC yaitu sebanyak 3 (tiga) orang, serta 2 orang anggota fans club di luar CISC
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang terbentuknya Media Online Forum.Chelsea.or.id adalah untuk mengumpulkan pecinta Chelsea serta membuat wadah untuk penggemar Chelsea di seluruh Indonesia. Media online Forum.Chelsea.or.id ini mampu meningkatkan solidaritas karena dengan adanya forum ini para pecinta Chelsea dapat saling berkomunikasi satu sama lain dan dengan adanya forum ini pula anggota satu dengan yang lain menjadi semakin dekat. Realitas Media Online Forum.Chelsea.or.id sebagai media untuk mempererat solidaritas karena adanya forum kegiatan-kegiatan CISC seperti nonton bareng, futsal dan gathering, solidaritas sesama anggotanya semakin dekat. Hal tersebut di akui oleh supporter lain yang mengakui bahwa forum mampu meningkatkan solidaritas dan Media Online ini memiliki banyak kegiatan serta perkembangannya yang pesat. Fenomena Media Online Forum.Chelsea.or.id dalam mempertahankan Solidaritas merupakan. Perasaan yang di rasakan anggota CISC ketika membuka forum ini mereka merasa senang karena dapat berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki kesenangan yang sama. Fenomena lainnya adalah forum ini per hari di akses oleh 100 sampai 200 orang dan ini merupakan
Kesimpulan penelitian memperlihatkan bahwa Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id memiliki latar belakang sebagai wadah sesama penggemar Chelsea, realitasnya mereka memiliki berbagai kegiatan dan di akui oleh kelompok supporter lain, dan fenomenanya anggota merasa sangat seanang dengan adanya forum ini hal tersebut di buktikan dengan adanya 100-200 orang
online di setiap harinya.
Peneliti memberikan saran agar agar tampilan dari Forum.Chelseafc.or.id semakin di perbaharui lebih sporti dan modern pemilihan warna pun di sesuaikan dengan warna kebesaran tim Chlesea biru dan putih.
(4)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Sang Maha
Agung dan Maha Tinggi, Allah SWT. Karena atas Rahmat, Hidayah, dan
Karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul “Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id Dalam
Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di Bandung.
Adapun pembuatan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
beberapa pihak. Terutama Untuk orang tuaku, Bapak dan Ibu yang sudah
membantu dengan doa dan dorongan atas terselesaikannya laporan ini baik moril
maupun materil. Serta untuk kakak-kaka ku tercinta yang selalu memberikan
dorongan dan doanya kepada penulis.
Penyusunan Skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
(5)
vii
1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A Selaku Dekan FISIP
Universitas Komputer Indonesia Bandung.
2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung.
3. Ibu Melly Maulin, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi serta merangkap Dosen Wali bagi Peneliti
4. Bapak Adiyana Slamet S.IP., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti
5. Ibu Rismawaty., S.Sos., M.Si., Ibu Desayu Eka Surya., S.Sos., M.Si, Ibu Iin
Rahmi Handayani, S.Sos., M.I.Kom, Bapak Ari Prasetio., M.Si, Bapak Inggar
Prayoga., S.I.Kom, Bapak Sangra Juliano., S.I.Kom, Ibu Tine Agustin
Wulandari., S.I.Kom, selaku Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP
Universitas Komputer Indonesia.
6. Mba Astri Selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
Universtas Komputer Indonesia Bandung.
7. Terima Kasih kepada Saudara Gery Febriharyono Selaku Ketua Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Bandung dan sebagai Informan.
8. Terima Kasih kepada Mas Deddy Novriaonto Selaku Anggota Chelsea Indonesia Supporters Club dan Pembuat Forum.chelseafc.or.id dan sebagai Informan
9. Terima Kasih kepada Teh Anti Purnamasari Selaku Bendahara Chelsea Indonesia Supporters Club Regional Bandung dan sebagai Informan.
(6)
viii
10.Terima Kasih Kepada Saudara Didin Wahyudin Selaku Anggota Juventini
Regional Bandung dan sebagai Informan.
11.Terima Kasih Kepad Saudara Wildan Selaku Anggota United Indonesia
Regional Bandung dan sebagai Informan.
12.Anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Andi, Oki Baihaki, Diar, Ruli,
Coach Doni dan Semua Anggota CISC Diseluruh Indonesia semoga CISC makin sukses Dan Semakin Solid
13.Kakak-kaka ku Tercinta Vida, Vila, Muni
14.Sahabat-sahabatku dikampus Unikom, Gilang Abimanyu, Adri, Fiona, Dwi
Rachmawati, Silfia Feronika, Faulana Akbar, Trisna Juliansyah, Septian
Nugraha, Kemas Salfia, Witono, Asep, Freli, Ichal, Arief, Izul, Ahmad Baasit,
Duane, Gilang Kencana, Raden Rian, Ludiansyah, Juneanto Gozali, Teodorus
Gapun, yang selalu memberikan doa dan dorongan, Semoga di suatu saat bisa
kumpul-kumpul bareng lagi.Amien
15.Teman-teman IK Humas 1, IK Humas 2, IK Humas 3 dan IK Jurnal lainnya
yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu, semoga persahabatan dan
persaudaraan kita tetap terjalin.
16.Teman-teman dan Saudara Tercinta, Dilah Sungkar, Fahad Sungkar, Fahmi,
Nizam, Faris, Sona Kumar, Toufan, Rifki, Jamal, Deki, Ronald dan tidak bisa
(7)
ix
Akhir kata, peneliti mengharapkan semoga amal kebaikan yang telah
diberikan oleh semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, di terima
oleh Allah SWT. Untuk kesempurnaan laporan ini, peneliti mengharapkan
koreksi dan saran, sehingga dimasa yang akan datang dapat menjadi bahan yang lebih menarik dan lebih bermanfaat, Amiiin…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2011
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak dikembangkan pertama kali oleh Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET) pada Agustus 1962, internet tumbuh menjadi salah satu teknologi yang menandai perubahan zaman (Briggs & Burke, 2006 : 189).
Setelah era televisi -dimana realitas yang satu bisa menyaksikan realitas lainnya
di tempat yang berjauhan-, zaman internet tak sebatas menampakkan fenomena
yang saling berjauhan tersebut secara satu arah, melainkan juga
menghubungkan. Hubungan dalam internet tidak persis seperti telepon yang
hanya melibatkan pihak-pihak yang bersangkutan, melainkan pola
keterhubungan yang berupa jaringan.
Internet merupakan kependekan dari interconnected networking. Keterhubungan jaringan dalam internet dimungkinkan oleh teknologi yang
bernama Internet Protocol Suite atau biasa dikenal dengan TCP/IP. TCP/IP merupakan jaringan raksasa yang memuat jaringan privat, publik, bisnis,
organisasi, atau pemerintahan, yang keseluruhannya terhubungkan lagi oleh
teknologi seperti kawat tembaga, serat optik, dan koneksi nirkabel. Fungsi
internet paling mendasar adalah saling memberikan transaksi informasi yang
termuat dalam dokumen hyperlink dari World Wide Web (WWW). WWW ini memungkinkan pengguna internet untuk melihat halaman yang memuat
(9)
identitas halaman atau dokumen tersebut ditampilkan dalam bentuk
angka-angka. Namun untuk kemudahan, WWW menyediakan nama domain, yakni
identitas untuk sebuah dokumen atau rangkaian halaman dengan menggunakan
alfabet. Nama domain ditandai oleh nama halaman dan diakhiri oleh kode
seperti GOV, EDU, COM, MIL, ORG, NET, dan INT. Identitas yang telah
dirangkaikan dengan WWW dan nama domain, dikenal dengan nama situs.1
Meski ARPANET awalnya bergerak untuk kepentingan Departemen
Pertahanan Amerika Serikat (AS), namun inovasinya akhirnya berkembang
hingga keluar wilayah militer. Dalam tradisi AS, setiap teknologi baru
diperkenalkan pada mulanya di lingkungan akademik kampus. Demikian
halnya dengan internet, yang memulai publikasinya setelah empat puluh tahun
berada dalam lingkungan internal ARPANET. Tepatnya pada pertengahan
tahun 1990, internet mulai diujicobakan di kampus-kampus di AS. Akibatnya
responnya yang cukup baik, komunitas internet segera bermunculan dari
kampus-kampus tersebut, seperti Cleveland Free Net, Blacksburg Electronic Village, dan NSTN.
Dalam buku Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai Internet, Asa Briggs dan Peter Burke memaparkan bahwa internet telah berkembang secara
fenomenal, baik dari segi jumlah host computer maupun dari segi jumlah penggunanya, selama beberapa tahun terakhir. Salah satu pengukuran terbaik
mengenai besarnya internet ini adalah jumlah host computer. Host computer
1
Lee-Berners T. World Wide Web: Proposal for a HyperText Project. Melalui
(10)
adalah sebuah komputer yang menyimpan informasi yang dapat diakses melalui
jaringan. Dari tahun 1995-1999, jumlah host computer meningkat mulai 5,9
juta menjadi 43,2 juta (Briggs & Burke, 2006 : 380).
Pelacakan jumlah pengguna internet cukup sulit dilakukan.
Masing-masing perusahaan memakai metode berbeda dan memberikan hasil yang
berbeda pula. Dalam buku Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, & Terapan di Dalam Media Massa yang ditulis oleh Warner Severin dan James Tankard, disebutkan bahwa satu sumber industri melaporkan bahwa terdapat 83 juta
pengguna Web di Amerika Serikat Internet mengubah komunikasi dengan
beberapa cara fundamental.
Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi “satu-untuk-banyak/ one for all”, sedangkan internet memberikan model-model tambahan: “banyak-untuk-satu/ all for one” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak -untuk-banyak/ all for all” (e-mail, milis, jaringan sosial, dan komunitas maya). Model ”banyak-untuk-banyak” tersebut salah satunya terlihat dari konsep komunitas maya atau virtual communities. Komunitas maya adalah komunitas-komunitas yang lebih banyak muncul di dunia komunikasi
elektronik dari pada di dunia nyata. Salah satu bentuknya yang paling awal
adalah buletin komputer yang diakses dengan menyambungkan modem pada
tahun 1970-an. Ruang chatting, e-mail, milis, dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas
(11)
Seiring berjalannya waktu berbagai komunitas atau organisasi pun
menggunakan internet sebagai alat komunikasi salah satunya adalah komunitas
pecinta club sepak bola Chelsea fc, dimana mereka menggunakan media online
sebagai alat komunikasi sesama anggota Chelsea Indonesia Supporters Club.
Media online tersebut adalah Forum.chelseafc.or.id, forum ini di
prakarsai untuk wadah atau tempan saling tukar pikiran diskusi sesama anggota
CISC, wab ini di isi oleh berbagai macam kegiatan-kegiatan yang akan di
lakukan oleh anggota CISC seperti acara gathering, nonton bareng pertandingan Chelsea, futsal dan lain sebagainya selain itu juga web ini
membuka dialog terhadap berita atau gosip yang terjadi di club Chelsea, bagai mana sesama anggota di forum ini memberikan masukan dan ide-ide satu sama
lain yang akhirnya terjadilah diskusi yang sangat hangat di dalam forum ini.
Tentu kecintaan seseorang terhadap sebuah tim sepak bola adalah sebuah
fenomena karena tidak ada seorangpun di dunia ini yang mampu mengukur
atau menilai seberapa jauh seseorang suka atau mencintai sebuah tim
sepakbola.
Media online forum.chelsea.or.id ini di buat untuk menjalin komunikasi
yang berkesinambungan karena internet adalah media komunikasi yang tidak
terhalang oleh ruang dan waktu.
menurut J. B. Walther pada tahun 1996, telah memberi nama
komunikasi hiperpersonal untuk komunikasi dengan perantara komputer yang
(12)
tiga faktor yang cenderung menjadikan partner komunikasi via komputer lebih
menarik (Warner & Tankard, 2008 : 462):
1. E-mail dan jenis komunikasi komputer lainnya memungkinkan presentasi diri yang sangat selektif, dengan lebih sedikit penampilan
atau perilaku yang tidak diinginkan dibandingkan komunikasi langsung.
Dengan kata lain, pengguna tidak harus kerepotan ketika berkomunikasi
dengan orang lain melalui e-mail.
2. Orang yang terlibat dalam komunikasi via komputer kadangkala
mengalami proses atribusi yang berlebihan yang di dalamnya mereka
membangun kesan stereotipe tentang partner mereka. Kesan-kesan ini
sering mengabaikan informasi negatif, seperti kesalahan cetak,
kesalahan ketik, dan sebagainya.
3. Ikatan intensifikasi bisa terjadi yang di dalamnya pesan-pesan positif
dari seorang partner akan membangkitkan pesan-pesan positif dari
rekan satunya.
Dengan adanya media online ini pun di harapkan mampu
mempereratsolidaritas sesama anggota Chelsea Indonesia supporters club
(CISC) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa
solidaritas diambil dari kata Solider yang berarti mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan
kelompok sosial dapat disimpulkan bahwa Solidaritas adalah: rasa kebersamaan
dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang kesetiakawanan
(13)
Peneliti mengambil Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) sebagai objek penelitian ini, karena CISC merupakan komunitas Pencita club sepak bola Chelsa dimana penggemar sepak bola adalah yang tertinggi di dunia dan
juga di Indonesia yang menarik bagaimana CISC ini menggunakan Media
online sebagai alat komunikasi sesama anggotanya karena Media online adalah
media yang tidak terhalang oleh ruang dan waktu sehingga dimanapun
kapanpun kita dapat berkomunikasi melalui media online . dan bagaimana
komiunikasi melalui media online ini mampu mempererat solidaritas sesama
anggota Chelsea Indonesia Supporters Club (CISC) agar tetap langgeng. Menurut peneliti, permasalahan ini menarik untuk dikaji karena ternyata
dalam pokok permasalahannya adalah bagaimana Fenomena Media Online
Forum.Chelsea.or.id ini mampu mempererat solidaritas sesama anggota CISC.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil rumusan masalahnya sebagai
berikut: “Bagaimana Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di Bandung?”
(14)
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka identifikasi masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Latar belakang terbentuknya Media Online
Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota
Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung?
2. Bagaimana Media Online Forum.Chelsea.or.id dapat menjadi media
untuk mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung?
3. Bagaimana Realitas Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club
di Bandung?
4. Bagaimana Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club
di Bandung?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan
bagaimanaa Fenomena Media online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat
(15)
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan masalah yang diteliti maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui Latar belakang terbentuknya terbentuknya Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota
Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung
2. Untuk mengetahui Media Online Forum.Chelsea.or.id dapat menjadi
media untuk mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung
3. Untuk mengetahui Realitas Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung Untuk
4. mengetahui Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club di Bandung
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan mengetahui teori yang berkaitan dengan Ilmu
Komunikasi secara umum maupun secara khusus dan mengembangkan ilmu
komunikasi khususnya mengenai bagaimana Fenomena Media online
forum.chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas Anggota Chelsea
(16)
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Kegunaan bagi peneliti
Peneliti mengharapkan penelitian ini untuk melatih diri peneliti
dalam menganalisis suatu permasalahan yang terjadi dalam ilmu
komunikasi khususnya dengan lingkungan sosial
2.
Bagi UniversitasPenelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memberikan gambaran yang berguna sebagai referensi bagi
mahasiswa Universitas Komputer Indonesia.
3. Bagi Organisasi atau Komunitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
CISC (Chelsea Indonesian Sporters club) dalam menjaga, dan melestarikan forum.chelsea.or.id untuk mempertahankan
solidaritas sesama anggota CISC
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis
Teori adalah sesuatu pernyataan mengenai apa yang terjadi terhadap suatu
fenomena yang ingin kita pahami. Teori yang bermanfaat adalah teori yang
memberikan pencerahan, serta pemahaman yang mendalam terhadap suatu
permasalahan atau fenomena dalam realita kehidupan. Akan tetapi perlu
(17)
fenomena agar lebih terfokus. Hal tersebut didasarkan pada suatu tradisi bahwa
fokus penelitian diharapkan berkembang sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Penelitian kualitatif mementingkan perspektif emik, dan bergerak dari fakta,
informasi atau peristiwa menuju ke tingkat abstraksi yang lebih tinggi (apakah
itu konsep atau teori) serta bukan sebaliknya dari teori atau konsep ke data
informasi. Adapun empat fungsi dari teori adalah :
1.Menjelaskan atau memberi tafsir baru terhadap fenomena atau data.
2.Memprediksi sesuatu berdasarkan pengamantan.
3.Menghubungkan satu studi dengan studi lainnya.
4.Menyediakan kerangka yang lebih terarah dari temuan dan pengamatan
bagi kita dan orang lain.
Adapun paradigma dan teori yang memberi arahan untuk dapat
menjelaskan fenomena Media Online Forum.chelseafc.or.id dalam mempererat
solidaritas anggota Chelsea Indonesia supporter club di Bandung berikut :
fenomenologi, dan konstruksi realitas sosial.
Fenomenologi mempelajari struktur pengalaman sadar (dari sudut
pandang orang pertama), bersama dengan kondisi-kondisi yang relevan.
“Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani dengan asal suku kata
phainomenon yang berarti “yang menampak”. Menurut Husserl, dengan fenomenologi, kita dapat mempelajari bentuk-bentuk pengalaman dari sudut pandang orang yang mengalaminya langsung, seolah-olah kita mengalaminya sendiri.” (Kuswarno, 2009 : 10)
Adapun studi fenomenologi bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam
para subjek mengenai pengalaman beserta maknanya. Sedangkan pengertian
(18)
yang masuk dalam kesadaran subjek. Adapun fokus dari penelitian
fenomenologi adalah :
1.Textural Description
Apa yang dialami subjek penelitian tentang sebuah fenomena.
2.Structural Description
Bagaimana subjek mengalami dan memaknai pengalamannya.
Konsekuensi dari hal tersebut di atas, fenomenologi sebagai metode
penelitian tidak menggunakan hipotesis dalam prosesnya, walaupun
fenomenologi dapat menghasilkan sebuah hipotesis untuk diuji lebih lanjut.
Selain itu, fenomenologi tidak diawali dan tidak bertujuan untuk menguji teori.
Pada praktiknya, fenomenologi cenderung untuk menggunakan metode
observasi, wawancara mendalam (kualitatif), dan analisis dokumen dengan
metode hermeneutik (Kuswarno, 2009 : 36).
1.5.2 Konstruksi Sosial
Konstruksi sosial (social construction) merupakan sebuah teori sosiologi kontemporer yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas
Luckmann. Menurut kedua ahli tersebut, teori ini dimaksudkan sebagai satu kajian teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan (”penalaran teoritis yang sistematis”), dan bukan sebagai suatu tinjauan historis mengenai perkembangan disiplin ilmu. Oleh karena itu, teori ini tidak memfokuskan pada
hal-hal semacam tinjauan tokoh, pengaruh dan sejenisnya, tetapi lebih
(19)
sosialnya. Realitas sosial menurut Berger adalah eksis dan struktur dunia sosial
bergantung pada manusia yang menjadi subyeknya. Berger memiliki
kecenderungan untuk mencoba menggabungkan dua perspektif yang berbeda,
yaitu perspektif fungsionalis dan interaksi simbolik, dengan mengatakan bahwa
realitas sosial secara objektif memang ada (perspektif fungsionalis), namun
maknanya berasal dari dan oleh hubungan subjektif individu dengan dunia
objektif (perspektif interaksionis simbolik) (Paloma, 2000:299). Pandangan di
atas sejalan dengan gagasan fenomenologi intersubyektif Schutz, karena
mengisyaratkan adanya peran subyektif individu yang strategis dalam
mengkonstruk realitas. Posisi strategis individu seperti ini dipertegas kembali
oleh Berger dan Luckmann (dalam Paloma, 2000:308) dengan mengatakan
bahwa individu merupakan produk dan sekaligus sebagai pencipta pranata
sosial. Masyarakat diciptakan dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan
dan interaksi manusia. Dalam berinteraksi manusia senantiasa menggunakan
dan menciptakan simbol, yang oleh Duncan (1986) dikatakan bukan hanya
sebagai alat dari kenyataan sosial, namun simbol juga merupakan inti dari
kenyataan sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa realitas sosial
bukan realitas alami yang muncul dengan sendirinya, melainkan merupakan
realitas yang telah dikonstruksi oleh sang aktor, berdasarkan motif dan
interpretasinya terhadap makna-makna dan simbol yang telah diberikan oleh
(20)
1.5.3 Kerangka Konseptual
Fenomenologi menjadikan pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai
data dasar dari realita. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti mengangkat
fenomena Media online forum Chelsea.or.id dalam mempererat solidaritas
sesama anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung sebagai bagian dari masalah penelitian. Karena penggunaan Media online forum Chelsea.or.id
adalah sebuah fakta atau realita dari pengalaman hidup anggota Chelsea Indonesia supporters club
Fenomenologi tidak pernah berusaha mencari pendapat dari informan,
apakah hal ini benar atau salah. Akan tetapi fenomenologi berusaha “mereduksi” kesadaran informan dalam memahami fenomena itu. Studi fenomenologi ini digunakan penulis untuk menjelaskan komunikasi melalui
media online anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung, berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan hal ini menjadi data penting dalam
penelitian.
Dalam teori konstruksi sosial menurut Berger, realitas sosial eksis dengan
sendirinya dan struktur dunia sosial bergantung pada manusia yang menjadi
subjeknya. Dalam hal ini, media online yang digunakan di kalangan anggota
Chelsea Indonesia supporters club adalah suatu tindakkan yang timbul akibat dari pergaulan serta perkembangan zaman dan berkembang menjadi suatu
komunikasi melalui media onlinetersebut.
Berger memiliki kecenderungan untuk menggabungkan dua perspektif
(21)
mengatakan bahwa realitas sosial secara objektif memang ada (perspektif
fungsionalis), namun maknanya berasal dari dan oleh hubungan subjektif
individu dengan dunia objektif (perspektif interaksionisme simbolik).
Berdasarkan paparan di atas, fenomena Media online forum Chelsea.or.id
dalam mempererat solidaritas sesama anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung dapat dijelaskan dengan perspektif teori konstruksi realitas secara sosial. Mengetahui dan mengerti bagaimana proses komunikasi dari
media online di kalangan anggota Chelsea Indonesia supporters club di Bandung
1.6 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu Fenomena media online
Forum.Chelsea.or.id Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club sebagai berikut:
a. Latar belakang terbentuknya Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung?
1. Apa latar belakang di buatnya Forum.Chelsea.or.id?
2. Apa alasan memilih Forum.Chelseafc.or.id sebagai media untuk
komunikasi Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club? 3. Pada tanggal berapa awal forum chelseafc.or.id ini di buat?
4. Sejak kapan forum chelseafc.or.id beroprasi dan menjadi forum
yang ramai di kunjungi anggota Chelsea Indonesian Supporters Club?
(22)
b. Media Online Forum.Chelsea.or.id dapat menjadi media untuk
mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung?
1. Apa yang membuat forum ini mampu meningkatkan solidaritas
sesama anggota Chelsea Indonesian Supporters Club?
2. Bagaimana kedeketan anggota Chelsea Indonesian Supporters Club
(CISC) di Forum.Chelsea.or.id dengan anggota-anggota yang lain?
c. Realitas Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung? 1. Kegiatan Chelsea Indonesian Supporters Club (CISC) apa saja yang
terdapat di dalam Forum.Chelsea.or.id ?
2. Apa saja yang di lakukan anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di dalam forum ini?
3. Apa saja keunggulan forum.chelsea.or.id di banding forum yang lain
?
d. Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id dalam mempererat solidaritas anggota Chelsea Indonesia Supporters Club Di Bandung Bagaimana menjalin hubungan yang berkesinambungan di dalam
Forum.Chelsea.or.id?
1. Apa yang anda rasakan ketika anda membuka forum Chelsea.or.id
ini?
2. Berapa banyak anggota Chelsea Indonesian Supporters Club yang mengakses forum ini setiap harinya?
(23)
1.7 Metode Penelitian
Peneliti pada penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan
studi fenomenologi.
“Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 2007 : 3
Hal seperti disebutkan di atas juga dipertegas oleh Creswell, mengatakan : “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang latar tempat dan waktunya alamiah” (Creswell, 1998 : 14).
Paradigma ini juga memungkinkan untuk dilakukan interpretasi secara
kualitatif atas data-data penelitian yang telah diperoleh. Sehingga pengertian
umum mengenai fenomenologi adalah :
“Pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman -pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. Dalam hal ini fenomenologis ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain.” (Moleong, 2007 : 15)
Sebagai bidang filsafat modern, fenomenologi menyelidiki pengalaman
kesadaran, yang berkaitan dengan pertanyaan seperti, bagaimana pembagian
antara subjek (ego) dengan objek (dunia) muncul dan bagaimana sesuatu hal di
dunia ini diklasifikasikan.
Menurut the Oxford English Dictionary, yang dimaksud dengan
fenomenologi adalah (a) the science of phenomena as disctinct from being (ontology), dan (b) division of any science which describes and classifies it’s
(24)
phenomena. Jadi, fenomenologi adalah ilmu mengenai fenomena yang dibedakan dari sesuatu yang sudah menjadi, atau disiplin ilmu yang
menjelaskan dan mengklasifikasikan fenomena, atau studi tentang fenomena.
Dengan kata lain, fenomena mempelajari fenomena yang tampak di depan, dan
bagaimana penampakannya (Kuswarno, 2009 : 1).
Bagi penelitian kualitatif, satu-satunya realita adalah situasi yang
diciptakan oleh individu-individu yang terlibat dalam penelitian. Peneliti
memaparkan realita di lapangan secara jujur dan mengandalkan pada suara dan
penafsiran informan.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli (Bodgan dan
Taylor, 1992 : 5; Bodgan dan Biglen, 1990 : 2; Miles dan Huberman, 1994 : 15;
Branmen, 1997 : 1) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif ini sangat
bergantung pada pengamatan mendalam terhadap perilaku manusia dan
lingkungannya. Orientasi kualitatif ini berupaya untuk mengungkapkan realitas
Fenomena Media Online Forum.Chelsea.or.id bagaimana komunikasi yang
muncul melalui Media Online tersebut.
Metode penelitian kualitatif dirasakan lebih cocok dan relevan dengan topik
atau pembahasan yang akan diteliti karena menggali dan memahami apa yang
tersembunyi di balik Fenomena Media Online Forum.Chelsea.or.id dan
bagaimana komunikasi yang muncul melalui Media Online tersebut. Seperti
yang dikatakan oleh Denzin dan Lincoln
“Penelitian kualitatif memiliki fokus pada banyak metode, meliputi pendekatan interpretatif dan naturalistik terhadap pokok persoalannya. Ini bererti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari segala sesuatu di lingkungan yang alami,
(25)
mencoba untuk memahami atau menafsirkan fenomena menurut makna-makna yang diberikan kepada fenomena tersebut oleh orang-orang. Penelitian kualitatif meliputi penggunaan dan pengumpulan berbagi bahan empiris yang diteliti penelitian kasus, pengalaman pribadi, instropektif, kisah pekerjaan, wawancara, pengamatan, sejarah, interaksi, dan naskah-naskah visual yang menggambarkan momen-momen problematik dan pekerjaan sehari-hari serta makna yang ada dalam pekerjaan individu.” (Creswell, 1998 : 15)
1.8 Subjek Penelitian dan Informan 1.8.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau
terkandung objek penelitian.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah anggota Chelsea Indonesia supporters club Bandung.
1.8.2 Informan
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki
informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai
informasi mengenai objek penelitian tersebut. Menurut AM Huberman & MB
Miles dalam Bungin mengemukakan bahwa informan juga berfungsi sebagai
umpan balik terhadap data penelitian dalam ruang cross check data. (Bungin, 2001)
Didalam penelitian ini, ada beberapa informan/narasumber yang terlibat
untuk memberikan informasi yang peneliti butuhkan, yakni :
(26)
Tabel 1.1 Daftar Informan
No Nama Jabatan Lokasi
1. Gerry Febriharyono Ketua CISC Bandung Jl. R.E
Martadinata
No.123 Bandung
2. Mas Deddy Novrianto anggota CISC sekaligus
pembuat web
forum.chelsea.or.id
Jl. Sidomulyo
No. 27 Bandung
3. Anti Purnamasari Anggota CISC Bandung
sekaligus Bendahara
CISC Bandung
Jl. R.E
Martadinata
No.123 Bandung
4. Wildan Anggota United
Indonesia Bandung
Jl. Cigadung
selatan No. 4
Bandung
5. Didin Wahyudin Anggota Juventini
Bandung
Jl. Sukaluyu II
(27)
1.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban pertanyaan itu (Moleong, 2007 : 135).
Wawancara juga dimaksudkan untuk memverifikasi khususnya
pengumpulan data. Wawancara yang akan dilakukan secara terstruktur
bertujuan mencari data yang mudah dikualifikasikan, digolongkan,
diklasifikasikan dan tidak terlalu beragam, dimana sebelumnya peneliti
menyiapkan data pertanyaan.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara mendalam kepada
anggota CISC di kota Bandung yang melakukan komunikasi melalui
media online
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah dimana peneliti berusaha untuk
mengumpulkan data penelitian dengan mengamati segala sesuatu atau
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan fenomena yang sedang diteliti.
3. Studi pustaka
Studi pustaka adalah dimana peneliti mencari data dengan mengadakan
(28)
ilmiah yang memiliki hubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Melalui studi pustaka ini diharapkan mendapat dukungan teori dalam
pembahasan masalah, yaitu dengan mengutip pernyataan atau pendapat
para ahli, hal ini diharapkan akan memperjelas dan memperkuat
pembahasan yang akan diuraikan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari catatan peristiwa yang telah berlalu.
Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, foto, dan sebagainya. Dokumen
sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena
dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan (Moleong, 2007 :
161).
Dokumentasi sendiri merupakan salah satu pengumpul data dimana
sumber dokumentasi ini diperoleh dari beberapa data atau dokumen,
laporan, buku, surat kabar, dan juga beberapa bacaan lainnya yang
mendukung penelitiaan ini.
5. Internet searching
Internet searching merupakan salah satu dari produk perkembangan teknologi manusia. Melalui browser untuk mencari informasi yang diperlukan. Dalam jejaring dunia maya menampung banyak data dari
situs-situs yang ada diseluruh dunia, dengan hanya memasukkan kata
kunci dari informasi yang diinginkan maka akan muncul alamat-alamat
(29)
6. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagi teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk
mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain dalam membandingkan hasil wawncara terhadap objek
penelitian. (Moleong, 2007 : 330)
1.10 Teknik Analisis Data
Dalam setiap kegiatan penelitian pasti diperlukan adanya suatu analisis
data sebagai media pengumpulan data. “Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan urutan dasar” (Patton dalam Moleong, 1980 : 268).
Dalam penelitian kulaitatif analisis data dilakukan sepanjang penelitian
tersebut berlangsung. Hal ini dilakukan melalui deskripsi data penelitian,
penelaahan tema-tema yang ada, serta penonjolan-penonjolan pada tema
tertentu (Creswell, 1998 : 65).
Teknik analisis data dialkukan sepanjang proses penelitian sejak penelitian
memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Terkait dengan itu, teknik
analisis data yang akan ditempuh peneliti melalui empat tahap yakni
(30)
Seperti digambarkan di bawah ini model komponen-komponen analisis data
model interaktif.
Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Tahap pertama “pengumpulan data”
Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk
narasi-narasi, sehingga berbentuk rangakaian informasi yang bermakna sesuai
dengan masalah penelitian.
2. Tahap kedua “reduksi data”
Miles dan Huberman (Suprayogo dan Tobroni, 2001 : 193)
menyatakan bahwa :
“Reduksi data diartikan sebagi proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung.”
Hasil wawancara di lapangan akan dituangkan dalam sebuah narasi
yang kemudian disederhanakan dengan memilih hal-hal yang sejenis
dan dibutuhkan serta mengelompokkannya sesuai pembahasan agar
lebih mudah dalam penyajiannya.
3. Tahap ketiga “penyajian data”
Penyajian hasil dari penelitian akan dipaparkan berdasarkan
temuan-temuan di lapangan dengan bahasa khas dari informan yang disertai
(31)
yaitu mengintepretasikan apa yang telah diintepretasikan oleh
informan terhadap masalah yang diteliti.
4. Tahap keempat “penarikkan kesimpulan”
Logika yang dilakukan dalam penarikan kesimpulan penelitian
kualitatif bersifat induktif (dari khusus ke umum), seperti
dikemukakan Faisal (Bungin, 2003 : 68-69) bahwa :
“Dalam penelitian kualitatif digunakan logika induktif abstraktif. Suatu logika yang bertitik tolak dari khusus ke umum, bukan dari umum ke khusus sebagaimana dalam logika deduktif verifikatif. Karenanya, antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data menjadi tak mungkin dipisahkan satu sama lain. Keduanya berlangsung secara simultan atau berlangsung serempak. Prosesnya berbentuk siklus, bukan linier. Huberman dan Miles melukiskan siklusnya seperti terlihat pada gambar berikut ini” :
Gambar 1.1
Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif
(32)
Penarikan kesimpulan mulai dari permulaan pengumpulan data,
mencari arti, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur
sebab-akibat, dan proposisi. Kemudian peneliti berkompeten untuk
membentuk kesimpulan-kesimpulan dan tetap terbuka, namun pada
mulanya belum jelas dan kemudian menjadi lebih rinci dan mengakar
dengan kokoh. Mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan merupakan satu kesatuan yang
jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data
dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut “analisis”.
Tahapan-tahapan dalam analisis data di atas merupakan bagian yang tidak
terpisahkan, sehingga saling berhubungan antara tahapan yang satu dengan
yang lain. Analisis dilakukan secara berkesinambungan dari awal sampai akhir
penelitian, untuk mengetahui Fenomena Media Online Forum.Chelseafc.or.id
Dalam Mempererat Solidaritas Anggota Chelsea Indonesian Supporters Club di
Bandung dan bagaimana komunikasi yang muncul melalui penggunaan media online tersebut.
(33)
1.11 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian.
Peneliti menggunakan uji credibility (validitas interbal) atau uji kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan
valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa
yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian
menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis
kasus negatif, dan membercheck. (Sugiyono, 2005:270)
1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah ditemui maupun yang baru.
2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis.
3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi sumber dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data
(34)
diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi,atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. (Sugiyono, 2005:270-274)
4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam
bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti
pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan
sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang
sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review
persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong,
2007:334)
5. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang
berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan
sudah dapat dipercaya.
6. Membercheck,proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data. Sehingga informasi yang diperoleh dan akan digunakan
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data
(35)
1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.12.1 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di markas Chelsea Indonesian supporters club (CISC) Bandung di Jl. Pasirkaliki 25-27 Belair Coffee – Paskal Hyper Square Bandung.
1.12.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 4 bulan yaitu pada bulan
Maret 2011 s/d Juni 2011. Mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga ke
(36)
Tabel 1.2
Waktu dan Kegiatan Penelitian
Sumber :Peneliti 2011
No Kegiatan Februari
2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul
2 Penulisan Bab 1 Bimbingan 3 Seminar UP 4 Penulisan Bab II
Bimbingan 5 Penulisan Bab III
Bimbingan
6 Pengumpulan
Data Wawancara Bimbingan 7 Pengolahan Data
Penulisan Bab IV
Bimbingan 8 Penulisan Bab V
Bimbingan 9 Penyusunan Bab 10 Sidang kelulusan
(37)
1.13 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi atas V (Lima) Bab dan disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab awal dari keseluruhan yang berisikan antara lain : Latar
Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian,
Kegunaan Hasil Penelitian, Kerangka Pemikiran, Daftar Penelitian, Metode
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Subjek dan Informan, Teknik Analisis
Data, Uji Keabsahan Data, Lokasi Dan Waktu Penelitian, Serta Sistematika
Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung proses penelitian atau
berkaitan dengan objek yang diteliti, yaitu : Tinjauan Tentang Komunikasi,
Definisi Komunikasi, Proses Komunikasi, Tujuan Komunikasi, Fungsi
Komunikasi, Jenis Komunikasi, Bentuk Komunikasi, Tinjauan Komunikasi
Massa, Konstruksi sosial, Tinjauan tentang Solidaritas, Tinjauan Tentang Fenomenologi, Tinjauan Tentang Chelsea Indonesian supporters club (CISC).
BAB III OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini membahas tinjauan umum tentang Chelsea Indonesian supporters club, meliputi Sejarah Chelsea Indonesian supporters, Visi dan Misi Chelsea Indonesian supporters, Logo Chelsea Indonesian supporters club, Struktur Organisasi Chelsea Indonesian supporters club Bandung, Job Descriptions
(38)
Chelsea Indonesian supporters club, Tujuan Chelsea Indonesian supporters club, dan Chelsea Indonesian supporters club.
BAB IV ANALISIS DATA
Meliputi: Deskripsi Data Informan, Deskriptif Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian.
BAB V PENUTUP
(39)
(40)
32
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Komunikasi Sebagai Ilmu
Komunikasi merupakan satu dari disiplin-disiplin yang paling tua tetapi
yang paling baru. Orang Yunani kuno melihat teori dan praktek komunikasi
sebagai sesuatu yang kritis. Popularitas komunikasi merupakan suatu berkah (a mixed blessing).Teori-teori resistant untuk berubah bahkan dalam berhadapan dengan temuan-temuan yang kontradiktif. Komunikasi merupakan sebuah
aktifitas, sebuah ilmu sosial, sebuah seni liberal dan sebuah profesi.
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata latin Communicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksud adalah sama makna. Jadi kalau dua orang terlibat
dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi
terjadi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapan, jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan
komunikatif apabila kedua-duanya mengerti makna dari bahan yang
dipercakapan.
Oleh sebab itu di Amerika Serikat muncul Communication sciene atau kadang-kadang dinamakan juga commnicology– ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial. Kebutuhan orang-orang Amerika akan sciene of communication
(41)
33
Hovland menampilkan definisinya mengenai ilmu komunikasi. Hovland
mendefinisikan science of communication sebagai: “a systematic attempt to
formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed”. (Effendy, 2009: 4)
Tahun 1967 Keith Brooks menerbitkan buku The Communicative Arts and Science of Speech yang mengetengahkan pembahasan communicology secara luas. Dari pendapat Brooks communicology atau ilmu komunikasi merupakan integrasi prinsip-prinsip komunikasi yang diketengahkan para
cendekiawan berbagai disiplin akademik. Communicology juga merupakan program yang luas mencakup kepentingan-kepentingan atau teknik-teknik
setiap disiplin akademik. Menurut Joseph A. Devito communicology adalah ilmu komunikasi, terutama komunikasi oleh dan di antara manusia. Istilah
komunikasi digunakan untuk menunjukkan tiga bidang studi yang berbeda yaitu
proses komunikasi, pesan yang dikomunikasikan dan studi mengenai proses
komunikasi. Komunikasi didefinisikan oleh Devito sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan
menerima pesan, yang mendapat distorsi dari gangguan-gangguan, dalam suatu
konteks, yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik.
Department of Communication university of Hawaii dalam penerbitan yang dikeluarkan secara khusus menyatakan komunikasi sebagai ilmu sosial.
Dan ditegaskan bahwa bidang studi ilmu sosial mencakup tiga kriteria yaitu
bidang studi didasarkan atas teori, analisis kuantitatif atau empiris dan
(42)
34
communication university of Hawaii juga memberikan contoh-contoh untuk membuktikan komunikasi sebagai ilmu sosial.
2.1.2 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi (communication) dalam bukunya Deddy Mulyana yaitu Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar berasal dari kata: common, yang berarti “sama”, dengan maksud sama makna, sehingga secara sederhana, dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan proses menyamakan persepsi, pikiran,
dan rasa antara komunikator dengan komunikan.
Komunikasi merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia.
Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui
komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam bentuk
pikirannya/atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung
ataupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya
untuk tidak terasing dan terisolir dari lingkungan di sekitarnya. Melalui
komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang
diketahuinya kepada orang lain. Adapun pendapat para ahli tentang pengertian
Komunikasi sebagai berikut.
Bernard Barelson & Garry A. Steiner
Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata,
gambar, grafis, angka, dan sebagainya
(43)
35
Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri
dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.
Everett M. Rogers
Proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau
lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Gerald R. Miller
komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada
penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima
Raymond Ross
Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol
sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna
dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Harold Lasswell
menjelaskan bahwa “(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana
Pendapat para ahli tersebut memberikan gambaran bahwa
komponen-komponen pendukung komunikasi termasuk efek yang ditimbulkan, antara lain
(44)
36
1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)
3. Media (channel)
4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)
Dari beberapa pengertian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan
bahwa komunikasi adalah proses pertukaran makna/pesan dari seseorang
kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi orang lain
2.1.3 Proses Komunikasi
Proses komunikasi, terdiri atas dua tahap. meliputi proses komunikasi
primer dan proses komunikasi sekunder. (Effendy dalam Mondry, 2008: 3).
1. Proses komunikasi secara primer, merupakan proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai
media primer dalam proses komunikasi meliputi bahasa, kial (gesture),
gambar, warna, dan sebagainya. Syaratnya secara langsung dapat “menterjemahkan” pikiran atau perasan komunikator kepada komunikan.
Bahasa merupakan sarana yang paling banyak dipergunakan dalam
komunikasi, karena hanya dengan bahasa (lisan atau tulisan) kita
mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, baik yang
berbentuk ide, informasi atau opini bisa dalam bentuk konkret ataupun
(45)
37
terjadi sekarang, tetapi juga pada masa lalu atau waktu yang akan
datang.
Kial (gesture) memang dapat “menerjemahkan” pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik, tetapi menggapaikan tangan atau
memainkan jemari, mengedipkan mata atau menggerakan anggota
tubuh lainya hanya dapat mengkomunikasikan hal–hal tertentu saja (sangat terbatas). Demikian pula dengan isyarat yang menggunakan alat,
seperti bedug, kentongan, sirine, dan lain–lain, juga warna yang memiliki makna tertentu. Kedua lambang (isyarat dan warna) tersebut
sangat terbatas kemampuanya dalam mentransmisikan pikiran seseorang
kepada orang lain.
2. Proses komunikasi sekunder, merupakan proses penyampain pesan dari
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah menggunakan lambang sebagai media
pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam
berkomunikasi karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat
yang relatif jauh atau dalam jumlah yang banyak. Sarana yang sering
dikemukakan untuk komunikasi sekunder sebagai media kedua tersebut,
antara lain surat, telepon, faksimili, surat kabar, majalah, radio, televisi,
(46)
38
Setelah pembahasan di atas mengenai proses komunikasi, kini kita
mengenal unsur-unsur dalam proses komunikasi. Penegasan tentang
unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:
a. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.
b. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran kedalam bentuk lambang.
c. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.
d. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan.
e. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh
komunikator kepadanya.
f. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. g. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah
diterpa pesan.
h. Feedback: Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
i. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan
yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator
(47)
39
2.1.4 Fungsi Komunikasi
Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar
mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi
komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa
komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat
suatu fungsi dominan.
1. Fungsi Komunikasi Sosial
komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.
Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa
diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang
lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk
menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan
eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
2. Fungsi Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi
instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui
(48)
40
3. Fungsi Komunikasi Ritual
Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering
melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut
orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan
mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur
(persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai
fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol
dan mendominasi
2.1.5 Tujuan Komunikasi
R. Wayne Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya,
Techniques for effective Communication, menayatakan bahwa tujuan sentral dalam kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
a. To secure understanding, b. To establish acceptance, c. To motivate action.
Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mnegerti dan
(49)
41
menerima, maka penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (To motivate action)
Gordon I. Zimmerman merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan
komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama, kita berkomunikasi untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita untuk memberi
makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan
lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk
menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Jadi komunikasi
mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita
perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan
pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.
(Mulyana, 2007:4)
Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua
fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk
menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan.
Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu. (Mulyana, 2007:5)
2.1.6 Jenis Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau
meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok.
(50)
42
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal ialah simbol atau pesan yang menggunakan satu kata
atau lebih dengan menggunakan usaha-usaha yang dilakukan secara
sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan dalam
menggunakan bahasa yang dapat di mengerti karena bahasa merupakan
sebagai suatu sistem kode verbal
Menurut Larry L. Barker, bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan
(naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
a. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha
mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut
namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
b. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang
dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan
kebingungan.
c. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain,
inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa
sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan
menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan
kesinambungan budaya dan tradisi kita.
2. Komunikasi non verbal
Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi
yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya
(51)
43
anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau
body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut, dan penggunaan simbol-simbol. Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa
kata-kata”.
Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).
a. Bentuk Komunikasi Non Verbal
Bentuk-bentuk komunikasi non verbal terdiri dari tujuh macam yaitu:
a. Komunikasi visual b. Komunikasi sentuhan c. Komunikasi gerakan tubuh d. Komunikasi lingkungan e. Komunikasi penciuman f. Komunikasi penampilan g. Komunikasi citrasa
2.1.7 Bentuk Komunikasi
Di bawah ini dijelaskan Bentuk-bentuk komunikasi yang meliputi:
(52)
44
a) Komunikasi intrapersona (intrapersonal communication)
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik
kita sadari atau tidak. Karena sebelum dengan komunikasi dengan orang lain
kita biasanya berkomunikasi dengan diri-sendiri.
b) Komunikasi Antarpersona (antrapersonal communication)
Komunikasi Antarpersonal adalah komunikasi anatar dua orang secara
tatap muka, yang memungkinkan setiap pertnyaan menangkap reaksi
orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.
Bentuk komunikasi antarpersonal ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang saja.
2. Komunikasi Kelompok (group communication)
Kelompok adalah kumpulan manusia dalam lapisan masyarakat yang
mempunyai ciri atau atribut yang sama dan merupakan satu kesatuan yang
saling berinteraksi. Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan
komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang
atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok
menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan
klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.
Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif
(53)
45
kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah,
misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok
pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara
pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang
dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok
pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas
sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun
1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak. Kelompok preskriptif,
mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam
mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format
kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel,
forum, kolokium, dan prosedur parlementer.(Rakhmat, 2008:147-148)
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan: a.
melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi
(performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya
kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak
informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat
memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.(Rahkmat, 2008:149)
Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada
(54)
46 1. ukuran kelompok. 2. jaringan komunikasi. 3. kohesi kelompok. 4. kepemimpinan
2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa
Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya mesin cetak yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Sejarah publisistik
dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes
Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman
publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya, zaman
sebelumnya dikenal sebagai zaman pra-publisistik (Briggs & Burke, 2006 : 56).
Dalam buku Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, Richard West dan Lynn Turner mengatakan bahwa sebelum memasuki definisi
komunikasi massa, maka penting untuk memahami terlebih dahulu media
massa. Media massa adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi
pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-ROM,
komputer, TV, radio, dan sebagainya. Sedangkan media massa menurut Defleur
dan Dennis mengharuskan adanya komunikator profesional, yang secara
(55)
47
setidaknya merupakan bagian dari lembaga atau organisasi yang kompleks.1
Komunikasi massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan
menggunakan saluran-saluran komunikasi itu. Jadi, komunikasi massa
didefinisikan sebagai komunikasi kepada khalayak dalam jumlah besar melalui
banyak saluran komunikasi. Oleh karenanya, konteks komunikasi massa
mencakup baik saluran maupun khalayak (West & Turner, 2007 : 41).
Konteks komunikasi massa, pertama, memberikan kemampuan baik
pada pengirim maupun pada penerima untuk menerima kontrol.
Sumber-sumber seperti editor surat kabar atau penyiar televisi membuat keputusan
mengenai informasi apa yang akan dikirim, sedangkan penerima memiliki
kendali terhadap apa yang dibaca, didengar, ditonton dan dibahas. Kedua,
konteks komunikasi massa berbeda dengan konteks lain karena komunikasi
yang terjadi biasanya lebih terkendali dan terbatas. Artinya, komunikasi
dipengaruhi oleh biaya, politik, dan oleh kepentingan-kepentingan lain.
Pembuat keputusan biasanya akan menggunakan batas untung-rugi untuk
menentukan apakah pesan-pesan tertentu akan tetap disampaikan atau tidak
(West & Turner, 2007 : 42).
Dalam buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmat, definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner, yakni
komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang. Ahli komunikasi yang lain mendefinisikan
1
Setyowati, Yuli. 2006. Komunikasi Massa. Melalui
(56)
48
komunikasi dengan memperinci karakteristik komunikasi massa. Gerber
mendefinisikan komunikasi sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan
teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki
orang dalam masyarakat industri. Dalam buku tersebut, kemudian dirangkum
bahwa komunikasi massa didefinisikan sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim
melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2008 : 188 – 189).
Sedangkan menurut Warner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. dalam
buku Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa, komunikasi massa didefinisikan dalam tiga ciri (Severin & Tankard, 2008 : 4):
1. Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim.
2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
Sementara menurut Dennis McQuail dalam bukunya, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, karakteristik media massa mempunyai lima ciri, yakni (McQuail, 1987):
1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.
2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).
3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari.
(57)
49
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal terbit.
5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
Sedangkan dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Elvinaro dkk, 2007), disebutkan ciri-ciri media massa adalah sebagai berikut:
1. Komunikator terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lembaga sendiri didefinisikan sebagai pola perilaku manusia yg mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur dl suatu kerangka nilai yg relevan.
2. Pesan bersifat umum
Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.
3. Komunikannya anonim dan heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal
komunikannya, mengetahui identitasnya. Sedangkan dalam
komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.
4. Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapaiknya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang besamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan
Dalam komunikasi antarpersona yang diutamakan adalah hubungan. Semakin saling mengenal antarpelaku komunikasi, komunikasinya semakin aktif. Sedangkan dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut.
(58)
50
Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantaranya keduanya tidak dapat
melakukan dialog sebagaimana halnya dalam komunikasi
antarpersona.
7. Stimulasi alat indra terbatas
Pada komunikasi antarpersona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa.
8. Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect)
Umpan balik sebagai respons mempunyai volume tidak terbatas pada komunikasi antarpersona. Sedangkan dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung dan tertunda.
Namun menurut McManus, komunikasi massa termasuk bentuk
komunikasi yang sulit didefinisikan karena perubahan bentuk media yang
sangat dinamis. Sehingga mereka mengemukakan beberapa ciri lingkungan
media baru yang punya kaitan dalam dinamisasi definisi komunikasi massa
(Severin & Tankard, 2008 : 4):
1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.
2. Ada pergeseran dari kelangkaan media menuju media yang melimpah.
3. Ada pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu.
4. Ada pergeseran dari media satu arah kepada media interaktif.
2.2.1. Internet
Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang
saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus menerus sebagai pesan-pesan
elektronik, termasuk e-mail, transmisi data, dan komunikasi dua arah antar-individu atau komputer (Briggs & Burke, 2006 : 376).
(59)
51
Pada Februari 1958, Amerika Serikat mendirikan Advanced Research
Projects Agency (ARPA) sebagai respon atas meluncurnya Sputnik oleh Uni
Soviet setahun sebelumnya (Briggs & Burke, 2006 : 377). Internet merupakan
kependekan dari interconnected networking. Keterhubungan jaringan dalam internet dimungkinkan oleh teknologi yang bernama Internet Protocol Suite
atau biasa dikenal dengan TCP/IP. TCP/IP merupakan jaringan raksasa yang
memuat jaringan privat, public, bisnis, organisasi, atau pemerintahan, yang
keseluruhannya terhubungkan lagi oleh teknologi seperti kawat tembaga, serat
optik, dan koneksi nirkabel. Fungsi internet paling mendasar adalah saling
memberikan transaksi informasi yang termuat dalam dokumen hyperlink dari World Wide Web (WWW). WWW ini memungkinkan pengguna internet untuk
melihat halaman yang memuat berbagai informasi dalam bentuk teks, audio,
maupun video. Pada awalnya, identitas halaman atau dokumen tersebut
ditampilkan dalam bentuk angka-angka. Namun untuk kemudahan, WWW
menyediakan nama domain, yakni identitas untuk sebuah dokumen atau
rangkaian halaman dengan menggunakan alfabet. Nama domain ditandai oleh
nama halaman dan diakhiri oleh kode seperti GOV, EDU, COM, MIL, ORG,
NET, dan INT. Identitas yang telah dirangkaikan dengan WWW dan nama
domain, dikenal dengan nama situs.2
Meski ARPANET awalnya bergerak untuk kepentingan Departemen
Pertahanan Amerika Serikat (AS), namun inovasinya akhirnya berkembang
2
Lee-Berners T. World Wide Web: Proposal for a HyperText Project. Melalui
(1)
114
McQuail, Dennis. 1987.
Teori
Komunikasi Massa: Suatu Pengantar,
Jakarta:
Erlangga. Melalui
http://id.shvoong.com/social-sciences/1877099-definisi-komunikasi-massa
.
Sumber Lain
Skripsi:
Nurohman, 2011,Pola Komunikasi
Paguyuban Sapedah Bahaeula
(PSB) dalam
Mempertahankan Solidaritas Anggota Organisasinya di Bandung
”
.
Universitas Komputer Indonesia.
Zakiah, Sarah Siti, 2011, Komunikasi Remaja
Broken Home
(Studi Fenomenologi
Komunikasi Remaja
Broken Home
Dengan Orang Tuanya di Kota
Bandung), Bandung, Universitas Komputer Indonesia.
Internet Searching:
Zimbo.
2011,
Komunikasi
Sebagai
Ilmu
Pengetahuan,
From
:http://www.zimbio.com/Translate_c/articles/GLRchr5uAi1/Komunikasi+
Sebagai+Ilmu+Pengetahuan. Diakses Tanggal 1 April 2011, 13.45 WIB
Wikipedia.com . Diakses Tanggal 1 Mei 2011, 11.45 WIB
Forum.chelseafc.or.id Diakses Tanggal 19 Mei 2011, 23.30 WIB
Bebasbelanja.com Diakses Tanggal 19 Juni 2011, 23.00 WIB
Setyowati,
Yuli.
2006.
Komunikasi
Massa
.
Melalui
http://blog.unila.ac.id/sitinuraini/files/2009/10/komunikasi-massa.pdf
Lee-Berners T.
World Wide Web: Proposal for a HyperText Project
. Melalui
http://www.w3.org/Proposal.html
.
(2)
115
(3)
149
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Akrom Nama Penggilan : Akrom Tempat Lahir : Bandung
Tanggal Lahir : 28 September 1989 Usia : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Pernikahan : Belum Kawin
Status Saudara : Anak ke 4 dari 4 bersaudara Nama Orangtua : Ayah : Abdul Kadir Oemar
Ibu : Nachya Oemar Kewarganegaraan : Indonesia
(4)
Agama : Islam
Hobi : Olah raga, Futsal, Sepak Bola. Alamat : Jl. Cikutra No. 109 Rt 01 Rw 14
Telp : 085720063555
Email : [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
2007 – Universitas Komputer Indonesia. Ilmu Komunikasi
Sedang Menjalani 2004 – 2007 Sekolah Menengah Atas.
SMA PGII 1 Bandung
2001 – 2004 Sekolah Lanjut Tingkat Pertama. SLTP PGII 1 Bandung
1995 – 2001 Sekolah Dasar. SD YAS 2 Bandung
PELATIHAN
1.
ESQ TrainingEmotional Spiritual Question
Hotel Savoy Homann, 2008
2.
Pelatihan
Table Manner Course
di Hotel Jayakarta, 2008.
3.
Peserta pelatihan
Personal Development & Brain Mangement
di
Auditorium UNIKOM, 2008.
(5)
151
5.
Peserta Pelatihan
Public Speaking
di Auditorum UNIKOM,2010.
6.
Peserta Mentoring Agama Islam di Auditorium UNIKOM, 2008.
7.
Peserta “Study Tour Mass Media 2009”, 2009.
8.
Peserta Seminar Nasional dan Talkshow Public Speaking “
The powerful
Of Public Speaking For Your Success
” Univ Widyatama 2009
9.
Peserta Seminar Budaya Preneurship “Mengangkat Budaya Bangsa
Melalui Jiwa Entrepr
eneur”, 2010
10.
Peserta Seminar “
Trend Cyberpreneurship 2011”,
2011
PRESTASI
1.
Juara 1 Turnamen Futsal Skaba Cup Walikota Bandung Cup 20052.
Juara 1 Turnamen Futsal Bandung TV 20073.
Juara 3 Turnamen Futsal Ganesha Futsal Challenge 20084.
Juara 1 Turnamen Futsal Clear 20085.
Juara 3 Turnamen Futsal Castor 20096.
Juara 2 Turnamen Futsal Nasional Al Irsyad 20097.
Juara 1 Turnamen Futsal COPA 20098.
Juara 1 Turnamen Futsal Hut Indo Man.utd Jakarta 20099.
Juara 1 Turnamen Futsal CISC Fun Day 200910.
Juara 2 Turnamen Liga Futsal Mahasiswa Jawa barat 2009(6)
12.
Juara 1 Turnamen Futsal Communication Cup UNIKOM 201113.
Top Scorer Futsal Skaba Walikota Bandung Cup 200514.
Top Scorer Futsal Bandung TV 200715.
Top Scorer Ganesha Futsal Challenge 200816.
Top Scorer COPA (MENPORA)17.
Top Scorer Communication Cup UNIKOM 201118.
Best Player Skaba Cup Walikota Bandung Cup 200519.
Best Player COPA (MENPORA)20.
Penghargaan Rektor UNIKOM Sebagai Top Scorer Ganesha Futsal Challenge 2008Demikian, segala yang tertulis di atas adalah yang sebenar-benarnya dan selengkap- lengkapnya.
Bandung, Juli 2011