Dampak Terjadinya Kekerasan Pada Anak Jalanan

4.4.1. Dampak Terjadinya Kekerasan Pada Anak Jalanan

Kekerasan yang dialami oleh anak-anak dapat mengakibatkan dampak yang buruk secara fisik, psikis dan bahkan secara sosial. Secara fisik seperti mengakibatkan luka-luka di sekitar daerah tubuh atau semua kerusakkan yang terlihat nyata oleh panca indra kita. Kekerasan fisik yang berlangsung terus- menerus atau dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu lama akan dapat meninggalkan bekal luka serius secara fisik, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Namun, dari semua anak jalanan yang menjadi informan dalam penelitian ini, tidak ada bekas luka yang sampai menimbulkan cedera serius, seperti perngakuan dari salah seorang informan anak jalanan. “Bapak gak tiap hari kak mukulin aku. Terkadang dia baik kali kak, tapi kayak tadi kak, kalau bapak nyuruh ambil nasi ke tempat nenek terus nenek gak ngasih. Aku dipukulah kak. Terkadang dimarahi aja. Masih mending dimarahi kak, ini dipukulnya. Bapak gak tertebak kak kapan baik, kapan enggak. Paling kalau dia lagi makek ajalah kak aman-aman. Paling memar-memar kak, terus seminggu lagi udah hilangnya itu. Udah kebal juga badanku ini kak. Jadi gak terlalu terasa lagi sih RI, 15”. Jika dampak secara fisik terlihat secara nyata oleh panca indra, berbeda dengan dampak secara psikis. Dampak secara psikis sulit diidentifikasi karena tidak meninggalkan luka yang nyata secara fisik, namun meninggalkan luka yang tersembunyi yang termanifestasikan atau menimbulkan rasa takut atapun rasa tidak aman di dalam diri, pendendam, kurangnya rasa percaya diri, depresi, menurunnya semangat belajar, bahkan bagi anak-anak yang mengalami kekerasan Universitas Sumatera Utara seksual dapat membuat anak tersebut menjadi takut untuk menikah, trauma akibat eksploitasi seksual yang dialaminya. Jika dalam waktu jangka panjang dapat menimbulkan perubahan perilaku di dalam diri anak tersebut. Sedangkan secara sosial, anak-anak yang mengalami kekerasan tanpa ada penanganan atau penanggulangan terhadap masalah yang dialaminya, anak-anak tersebut dapat menarik diri dari lingkungannya, sulitnya berkomunikasi dengan orang lain, menutup diri dari pertemanan dan menjadi sulit untuk mempercayai orang lain. Ini juga yang sedang terjadi oleh salah seorang anak jalanan yang mengalami kekerasan seksual sampai saat ini, seperti yang dikatakan oleh salah seorang staff SKA-PKPA. “Dia kemungkinan akan sulit dek terbuka tentang kejadian yang pernah dialaminya dulu. Karena itukan baru setahun yang lalu terjadi. Sampai sekarang dia gak suka bergabung rame-rame sama temannya karena orang-orang disini juga tau kasus dia dek, dan ngejek dia. Jadi AP ini cukup menarik diri dari siapapun. Hanya saja kalau dia sudah merasa nyaman dan menganggap seseorang temannya, dia pasti mau terbuka. Tapi ya gitu dek, harus pelan-pelan karena dia sudah cukup dewasa berpikir walaupun secara umur dia masih anak-anak. Sekarang aja dia jarang terlihat datang ke sanggar karena takut di ejek temannya Era, Staff SKA-PKPA”. Universitas Sumatera Utara

4.5. Advokasi SKA-PKPA Dalam Penanggulangan Kekerasan Pada Anak Jalanan