Advokasi SKA-PKPA (Sanggar Kreativitas Anak – Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) Dalam Penanggulangan Kekerasan Pada Anak Jalanan

ABSTRAK
Keberadaan anak jalanan tidak jarang menjadi sebuah masalah tersendiri bagi
banyak pihak seperti keluarga, masyarakat maupun negara. Banyak faktor yang
melatarbelakangi seorang anak menjadi anak jalanan. Sangat dimungkinkan tidak semua
anak jalanan berada dijalanan karena tekanan ekonomi keluarga, bisa jadi karena
pergaulan, pelarian, atau atas dasar pilihannya sendiri. Anak jalanan yang memang sudah
terbiasa hidup ataupun bekerja di jalanan memiliki resiko yang besar untuk lebih
mengalami tindak kekerasan. Kekerasan sudah menjadi bagian kehidupan yang tidak
terpisahkan yang dialami oleh setiap anak jalanan. Berbagai bentuk kekerasan terhadap
anak jalanan telah memperburuk kondisi kehidupan anak jalanan. Perlindungan terhadap
anak jalanan haruslah diberikan, karena anak jalanan sangat rentan terhadap kekerasan.
Anak jalanan di daerah Terminal Pinang Baris juga merupakan anak-anak yang rentan
mengalami kekerasan ketika berada di jalanan. Untuk memberikan perlindungan kepada
anak jalanan tidak hanya sekedar peran pemerintah saja, tetapi juga masyarakat dan LSM
sebagai lembaga yang non-pemerintah diharapkan bisa membantu permasalahan yang
dihadapi oleh anak-anak jalanan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
pelaku advokasi.Penelitian ini dilakukan di salah satu LSM yang ada di kota Medan yaitu
PKPA yang juga membangun suatu unit layanan yang khusus menangani anak jalanan
yaitu SKA-PKPA yang terletak di daerah Terminal Pinang Baris, Medan. Metode
penelitian yang digunakan adalah studi kasus pendekatan kualitatif dengan teknik
observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 5 (lima)

orang anak jalanan dan 3 (tiga) orang staff SKA-PKPA.Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa anak jalanan tidak sepenuhnya mengerti apa yang menjadi hak
mereka sebagai seorang anak. Anak jalanan di sekitar Terminal Pinang Baris memiliki
pemahaman bahwa ketika mereka di pukul ataupun di tendang oleh seseorang, itu adalah
hal yang wajar walaupun anak-anak ini pada akhirnya akan melakukan hal yang sama di
kemudian hari. Anak-anak jalanan di daerah ini hanya tau bahwa ketika seorang anak
yang mengalami kekerasan seksual saja yang perlu untu dilindungi. Advokasi yang
dilakukan SKA-PKPA kepada anak jalanan yang mengalami kekerasan dapat dilakukan
secara litigasi maupun non-litigasi, tanpa harus mengabaikan apa yang menjadi hak anak
jalanan tersebut.
Kata Kunci : Anak Jalanan, Kekerasan, Advokasi

Universitas Sumatera Utara