2.7. KLASIFIKASI
OMSK dapat dibagi atas 2 tipe yaitu :
2.7.1. Tipe tubotimpanal = tipe jinak = tipe aman = tipe rhinogen.
Penyakit tubotimpani ditandai oleh adanya perforasi sentral atau pars tensa dan gejala klinik yang bervariasi dari luas dan keparahan penyakit. Beberapa
faktor lain yang mempengaruhi keadaan ini terutama patensi tuba eustachius, infeksi saluran nafas atas, pertahanan mukosa terhadap infeksi yang gagal pada
pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah, disamping itu campuran bakteri aerob dan anaerob, luas dan derajat perubahan mukosa, serta migrasi sekunder
dari epitel skuamous. Sekret mukoid kronis berhubungan dengan hiperplasia goblet sel, metaplasia dari mukosa telinga tengah pada tiperespirasi dan
mukosiliar yang jelek. Nursiah, 2003. Secara klinis penyakit tubotimpani terbagi berdasarkan aktivitas sekret
yang dikeluar: •
Penyakit aktif OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif
• Penyakit tidak aktif tenang
Keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering
2.7.2.Tipe atikoantral = tipe ganas = tipe tidak aman = tipe tulang
Pada tipe ini ditemukan adanya kolesteatom dan berbahaya. Penyakit atikoantral lebih sering mengenai pars flaksida dan khasnya dengan terbentuknya
kantong retraksi yang mana bertumpuknya keratin sampai menghasilkan kolesteatom. Kolesteatom adalah suatu massa amorf, konsistensi seperti mentega,
berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel bertatah yang telah nekrotik Soepardi EA, 2007.
Bentuk perforasi membran timpani adalah :
1. Perforasi sentral Lokasi pada pars tensa, bisa antero-inferior, postero-
inferior dan postero-superior, kadang-kadang sub total.
Universitas Sumatera Utara
2. Perforasi marginal Terdapat pada pinggir membran timpani dengan adanya
erosi dari anulus fibrosus. Perforasi marginal yang sangat besar digambarkan sebagai perforasi total. Perforasi pada pinggir postero-superior berhubungan
dengan kolesteatom.
3. Perforasi atik Terjadi pada pars flasida, berhubungan dengan primary
acquired cholesteatoma Soepardi EA, 2007. Primary acquired cholesteatoma adalah kolesteatom yang terbentuk tanpa
didahului oleh perforasi membran timpani. Kolesteatom timbul akibat proses invaginasi dari membran timpani pars flaksida akibat adanya tekanan negatif
pada telinga tengah karena adanya gangguan tuba teori invaginasi. Kolesteatom yang terjadi pada daerah atik atau pars flaksida Djaafar ZA,
2007; Nursiah, 2003; Paparella MM, 1997. Secondary acquired cholesteatoma terbentuk setelah perforasi membran timpani. Kolesteatom
terjadi akibat masuknya epitel kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membran timpani ke telinga tengah teori migrasi atau terjadi
akibat metaplasi mukosa kavum timpani karena iritasi infeksi yang berkangsung lama teori metaplasi Djaafar ZA,2007; Nursiah, 2003;
Ballenger JJ, 1997
;
Paparella MM, 1997.
2.8. GEJALA KLINIS Telinga berair otorrhoe