Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

1

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI WORTEL
(Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH:
DINA A. S. L. TOBING
040304025
SEP-AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009


2

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI WORTEL
(Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

SKRIPSI

OLEH:
DINA A. S. L. TOBING
040304025
SEP-AGRIBISNIS
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat
Gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DISETUJUI OLEH,
KOMISI PEMBIMBING
Ketua,


(Ir. Thomson Sebayang, MT)
NIP : 130

Anggota,

(M. Mozart B. Darus, M.Sc)
NIP : 130

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

3


RINGKASAN
DINA AYU SEPTIAN LUMBAN TOBING (040304025), dengan judul
penelitian ”ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI WORTEL”, Studi Kasus:
Desa Sukadame, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Penelitian ini
dibimbing oleh Bapak Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT dan Bapak M. Mozart
B. Darus, M.Sc.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ketersediaan sarana produksi (benih, pupuk, tenaga kerja)
untuk usahatani wortel di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui pengaruh sarana produksi pada usahatani wortel di daerah
penelitian.
3. Untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani wortel di daerah penelitian.
4. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani wortel di daerah penelitian.
5. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan sarana produksi pada
usahatani wortel di daerah penelitian.
Daerah Penelitian ditetapkan secara purposive (sengaja) dengan
pertimbangan bahwa Kecamatan Tigapanah merupakan salah satu daerah sentra
pengembangan usahatani wortel dan Desa Sukadame dengan jumlah petani yang
cukup banyak mengusahakan usahatani wortel. Teknik pengambilan sampel
dengan metode stratified random sampling. Metode analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif, perhitungan biaya, penerimaan dan
pendapatan bersih, rumus kriteria investasi (BEP dan R/C Ratio), serta efisiensi
teknis.
Dari hasil penelitian diperoleh:
1. Sarana produksi (lahan, benih, garam, pupuk, dan tenaga kerja) pada usahatani
wortel di daerah penelitian cukup tersedia.
2. Penggunaan sarana produksi:
- Secara parsial (t-hitung); luas lahan, benih, garam, NPK, dan tenaga kerja
berpengaruh nyata terhadap total produksi wortel. Sedangkan amopos dan
ikan tidak berpengaruh nyata terhadap total produksi wortel.
- Secara serentak (F-hitung), semua sarana produksi berpengaruh nyata
terhadap total produksi.
- R2 sebesar 0,986 berarti produksi wortel dipengaruhi oleh sarana produksi
sebesar 98,6 %, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.
3. Pendapatan usahatani wortel per luas lahan petani atau per hektar jika dibagi
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan (HKO) di daerah penelitian lebih
tinggi dibanding dengan upah buruh harian lepas.
4. Usahatani wortel layak dikembangkan, karena :
- Produksi wortel di daerah penelitian adalah sebesar 5.507 kg/petani dan
14.236 kg/Ha, telah melampaui masing-masing titik impas (BEP) volume

produksi yaitu sebesar 2.365 kg/petani dan 6.263 kg/Ha.
- Harga wortel di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 1000/kg, telah
melampaui titik impas (BEP) harga produksi sebesar Rp 445/kg.
- Nilai R/C pada usahatani wortel didaerah penelitian sebesar 2,28. Dimana
R/C ≥ 1.
5. Penggunaan sarana produksi seperti garam, amopos, NPK, ikan dan tenaga
kerja pada usahatani wortel didaerah penelitian belum dan tidak efisien.
Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

4

RIWAYAT HIDUP
DINA AYU SEPTIAN LUMBAN TOBING, lahir di Medan pada tanggal
10 September 1986. Anak keempat dari empat

bersaudara

dari


keluarga

Bapak B. L. Tobing dan Ibu R. Tampubolon.
Pendidikan yang telah ditempuh Penulis adalah:
1. Tahun 1991 masuk Sekolah Taman Kanak-kanak di TK Swasta METHODIST
7 , Medan dan tamat tahun 1992.
2. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di SD Swasta METHODIST 7, Medan dan
tamat tahun 1998.
3. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 12,
Medan dan tamat tahun 2001.
4. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Negeri 8, Medan dan
tamat tahun 2004.
5. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
6. Bulan Juni–Juli mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bahapal,
Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
7. Bulan November 2008 melakukan penelitian skripsi di Desa Sukadame
Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
8. Anggota Ikatan Mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Tahun

2004-2009.
9. Pengurus UKM KMK USU UP FP Komisi Kebaktian Periode Tahun 20072008.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

5

10. Panitia Seminar Nasional ”Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap
Masyarakat Sekitar” Tahun 2008.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

6

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan kasih–Nya yang memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Adapun judul penelitian ini adalah ”ANALISIS KELAYAKAN
USAHATANI WORTEL”, (Studi Kasus: Desa Sukadame, Kecamatan
Tigapanah, Kabupaten Karo) sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Thomson Sebayang, M.T, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang
telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak M. Mozart B. Darus, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Ibu Dr. Ir. Diana Chalil, yang juga telah banyak membantu penulis dengan
memberikan saran dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini
5. Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi Penulis.
6. Bapak Karona Sejati Sitepu, selaku Kepala Desa Sukadame yang telah
memberikan informasi dan keterangan.
7. Seluruh Petani wortel yang telah bersedia menjadi responden dalam

penyusunan skripsi Penulis dan semua instansi yang terkait yang turut
membantu dalam penyusunan skripisi ini.
Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

7

Teristimewa kepada Keluarga Penulis buat kedua orangtua yaitu Bapak
dan Mama yang saya hormati dan sayangi serta Abang-Kakak yang saya kasihi
(Ferdinand L. Tobing, SH; dr. Lucas L.Tobing; Dibangarna Pandjaitan, Amd; dan
Pinkan L. Tobing, Am.Keb) serta Keluarga Besar Tobing dan Tampubolon yang
telah memberikan kasih sayang, dukungan semangat, materi dan doa yang diberi
pada Penulis sampai saat ini.
Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabatsahabat saya (Erina Christiani, Sarah M. De Fretes, Hanna M. Aritonang, Erfanus
W. Siboro dan Wilson Chandra) terimakasih untuk persahabatan selama ini, untuk
dukungan, bantuan dan doanya; untuk KTB ”Desh Tefilla” (PKK B’Yandi dan
Kak Merry) untuk dukungan doanya; untuk Kak Rianti Barus atas waktu, saran,
dan dukungannya yang telah diberikan selama ini, teman–teman Departemen SEP
04 lainnya (khusus untuk teman sekerja Hanum, Fauziah, Marini, Yudi,

Mustaqim, Arifandi, Julia dan Erina), adik–adik stambuk dan Koordinasi UKM
KMK USU UP FP periode 07/08 dan periode 08/09 terimakasih banyak untuk
dukungan doanya.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini ke depannya.
Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Desember 2008

Penulis

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

8


DAFTAR ISI
Hal
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR ......................................................................................

i

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

vii

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................
Identifikasi Masalah .....................................................................................
Tujuan Penelitian .........................................................................................
Kegunaan Penelitian.....................................................................................

1
6
6
7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA
PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka ..........................................................................................
Landasan Teori ............................................................................................
Kerangka Pemikiran .....................................................................................
Hipotesis Penelitian......................................................................................

8
13
17
19

METODE PENELITAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian ...........................................................
Metode Pengambilan Sampel ......................................................................
Metode Pengumpulan Data ..........................................................................
Metode Analisis Data ...................................................................................
Definisi dan Batasan Operasional .................................................................
Definisi ..................................................................................................
Batasan Operasional ...............................................................................

20
20
21
21
25
25
26

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK
PETANI RESPONDEN
Deskripsi Daerah Penelitian .........................................................................
Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah ....................................................
Keadaan Penduduk .................................................................................
Perekonomian Desa ................................................................................
Sarana dan Prasarana ..............................................................................

27
27
28
29
30

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

9

Karakteristik Petani Responden ....................................................................

31

HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknis Budidaya Usahatani Wortel ..............................................................
Ketersediaan Sarana Produksi ......................................................................
Pengaruh Sarana Produksi Usahatani Wortel Terhadap Total Produksi
Usahatani Wortel .........................................................................................
Analisis Usahatani Wortel Di Daerah Penelitian ...........................................
Kelayakan Usahatani Wortel .......................................................................
Tingkat Efisiensi Penggunaan Sarana Pada Usahatani Wortel.......................

39
46
47
48

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................................
Saran ............................................................................................................

52
53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

33
36

10

DAFTAR TABEL
No

Judul

Hal

1.

Perkembangan Produksi Sayur-Sayuran (Ton) di Propinsi Sumatera
Utara Tahun 2002-2006
Luas Lahan, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Wortel Per
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006

2

3.

Luas Lahan dan Produksi Wortel Per Kecamatan di Kabupaten Karo
Tahun 2007

5

4.
5.
6.

Banyaknya Petani Wortel di Desa Sukadame
Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sukadame Tahun 2006
Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Sukadame
Tahun 2006

20
28
28

7.

Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa
Sukadame Tahun 2006

29

8.

Distribusi Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan di Desa
Sukadame Tahun 2006

29

9.

Distribusi Penduduk Menurut Sumber Mata Pencaharian di Desa
Sukadame Tahun 2006

30

10. Sarana dan Prasarana di Desa Sukadame Tahun 2006
11. Karakteristik Petani Responden
12. Rataan Penggunaan Tenaga Kerja Per Hektar Dalam 1 Musim Tanam
Di Daerah Penelitian
13. Pengaruh Sarana Produksi Usahatani Wortel Terhadap Total Produksi
Usahatani Wortel

31
31
38

14. Analisis Usahatani Wortel Per Petani dan Per Hektar Di Daerah
Penelitian Selama 1 Musim Tanam

45

15. Pendapatan Usahatani Wortel di Daerah Penelitian
16. Tingkat Efisiensi Sarana Produksi Pada Usahatani Wortel
17. Uji Sensivitas Sarana Produksi Pada Usahatani Wortel Di Daerah
Penelitian

46
48
50

2.

4

39

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

11

DAFTAR GAMBAR
No
1.

Judul
Skema Kerangka Pemikiran

Hal
18

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

12

DAFTAR LAMPIRAN
No

Judul

1.
2.

Karakteristik Petani Sampel Usahatani Wortel
Biaya Penggunaan Benih Per Petani di Daerah Penelitian Selama 1 Musim
Tanam
Biaya Penggunaan Benih Per Hektar di Daerah Penelitian Selama 1 Musim
Tanam
Biaya Penggunaan Pupuk Per Petani Sampel di Daerah Penelitian Selama 1
Musim Tanam
Biaya Penggunaan Pupuk Per Hektar Sampel di Daerah Penelitian Selama 1
Musim Tanam
Biaya Sarana Produksi Usahatani Wortel Per Petani di Daerah Penelitian
Selama 1 Musim Tanam
Biaya Sarana Produksi Usahatani Per Hektar di Daerah Penelitian Selama 1
Musim Tanam
Curahan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani Wortel Per Petani di Daerah
Penelitian Selama 1 Musim Tanam
Curahan dan Biaya Tenaga Kerja Usahatani Wortel dan Per Hektar di
Daerah Penelitian Selama 1 Musim Tanam
Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Wortel Per Petani dan Per Hektar di
Daerah Penelitian Selama 1 Musim Tanam
Total Biaya Usahatani Wortel Per Petani di Daerah Penelitian Selama 1
Musim Tanam
Total Biaya Usahatani Wortel Per Hektar di Daerah Penelitian Selama 1
Musim Tanam
Produksi dan Penerimaan Usahatani Wortel Per Petani dan Per Hektar di
Daerah Penelitian dalam 1 Musim Tanam
Pendapatan Bersih Usahatani Wortel Per Petani dan Per Hektar di Daerah
Penelitian dalam 1 Musim Tanam
Kelayakan Usahatani Wortel (BEP) Per Petani Di Daerah Penelitian
Kelayakan Usahatani Wortel (BEP) Per Ha Di Daerah Penelitian
Kelayakan Usahatani Wortel (R/C) Per Petani di Daerah Penelitian
Kelayakan Usahatani Wortel (R/C) Per Ha Di Daerah Penelitian
Efisiensi Penggunaan Garam Pada Usahatani Wortel Selama 1 Musim
Tanam Di Daerah Penelitian
Efisiensi Penggunaan Amopos Pada Usahatani Wortel Selama 1 Musim
Tanam Di Daerah Penelitian
Efisiensi Penggunaan NPK Pada Usahatani Wortel Selama 1 Musim Tanam
Di Daerah Penelitian
Efisiensi Penggunaan Ikan Pada Usahatani Wortel Selama 1 Musim Tanam
Di Daerah Penelitian

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

13

23. Efisiensi Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani Wortel Selama 1
Musim Tanam Di Daerah Penelitian
24. Penggunaan Sarana Produksi Terhadap Total Produksi Usahatani Wortel
25. Analisis Regresi Sarana Produksi Dengan menggunakan Alat Bantu SPSS

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

14

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih
diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam
mengatasi krisis yang sedang terjadi. Keadaan inilah yang memperlihatkan sektor
pertanian sebagai salah satu sektor yang handal dan mempunyai potensi besar
untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional (Husodo, dkk, 2004).
Indonesia memiliki sumberdaya hortikultura tropika yang berlimpah
berupa keanekaragaman genetik yang luas. Demikian pula, keanekaragaman
genetik sumber daya lahan, iklim, dan cuaca yang dapat dijadikan suatu kekuatan
untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam agribisnis di masa depan.
Produk-produk agribisnis hortikultura tropik nusantara yang terdiri dari buahbuahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat merupaka salah satu andalan
Indonesia baik di pasar domestik, regional maupun internasional
(Rasahan, dkk, 1999).
Untuk itu tidak berlebihan bila pemerintah menumpahkan harapan pada
tanaman hortikultura sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru pada sektor
pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kedudukannya sebagai sumber nutrisi dan
disamping itu nilai tukarnya juga relatif tinggi. Kemampuan komoditi hortikultura
dalam memberikan peluang kesempatan kerja dan peluang peningkatan
pendapatan secara nyata dapat dilihat, paling tidak dari adanya perubahan pola
penggunaan lahan yang lebih difungsikan untuk hortikulturayang semakin sering
dan mudah ditentukan (Anonimous, 1995).

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

15

Sumatera Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang banyak
menghasilkan produk hortikultura seperti sayur-sayuran. Berikut perkembangan
produksi sayur-sayuran di propinsi Sumatera Utara selama 5 tahun mulai tahun
2002-2006.
Tabel 1. Perkembangan Produksi Sayur-Sayuran (Ton) di Propinsi Sumatera
Utara Tahun 2002-2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Komoditi
Bawang Merah
Bawang Putih
Bawang Daun
Kentang
Kol
Petsai/Sawi
Wortel
Kacang Panjang
Cabe
Tomat
Terung
Buncis
Ketimun
Kangkung
Bayam
Sayuran lain
Jumlah

2002
35678
17475
13479
216289
245423
67004
53678
35516
90447
121854
29356
33555
35222
8737
10870
63981
1078564

2003
37662
22294
23245
237056
270526
88432
79388
40224
135778
128476
28479
57691
30593
10249
12291
87852
1290236

Tahun
2004
23664
9545
28123
160732
200778
82113
67431
40559
136047
77555
28945
46755
34869
9906
12133
97577
1056732

2005
9222
3200
24438
105209
169422
80690
75357
43145
106030
86688
31007
37900
45451
11507
13346
98267
940879

2006
8666
1036
25509
98267
138533
73008
40949
44386
117591
88275
35124
27555
55703
9112
8996
79596
852306

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara 2006

Produksi sayuran Sumatera Utara (Sumut) pada tahun 2006 mengalami
penurunan mencapai 88.573 ton dari 940.879 ton pada tahun 2005 menjadi hanya
852.306 ton. Sedangkan untuk komoditi wortel pada tahun 2006 juga mengalami
penurunan yang cukup nyata yaitu sebesar 34.408 ton (44,3%) dari tahun 2005.
Sayuran seperti wortel merupakan salah satu sayuran yang digemari oleh
karena rasanya yang enak, renyah dan agak manis. Wortel memiliki peranan yang
penting dalam penyedia bahan pangan, khususnya penyedia sumber vitamin dan
mineral. Kenaikan jumlah penduduk, kenaikan taraf hidup masyarakat dan untuk
Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

16

kepentingan kesehatan menjadi alasan bagi masyarakat untuk mengkonsumsi
wortel mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap komoditi ini sangat
besar. Kuatnya pasaran wortel juga dapat dilihat dari pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan industri pengolahan yang mengolah umbi wortel
menjadi berbagai jenis produk baik makanan, minuman maupun kosmetik. Dan
jika dilihat dari tinjauan pasar wortel dari beberapa segi menunjukkan bahwa
pengembangan wortel di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Pengembangan
budi daya wortel di Indonesia akan lebih baik didukung oleh keadaaan
agroklimatologi dan agroekonomi wilayah Indonesia yang sesuai untuk wortel
(Rukmana, 1995).
Sumatera Utara sebenarnya merupakan wilayah dengan tingkat kesuburan
tanah yang cukup baik untuk ditanamai komoditi hortikultura termasuk wortel.
Namun saat ini hanya ada 5 (lima) Kabupaten sebagai daerah penghasil komoditi
wortel yaitu Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Utara,
Kabupaten Dairi dan Kabupaten H. Hasundutan. Berikut luas panen, produktivitas
dan produksi wortel per Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006
yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

17

Tabel 2. Luas Lahan, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Wortel Per
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Kabupaten/Kota
Medan
Langkat
Deli Serdang
Simalungun
Karo
Asahan
Labuhan Batu
Tapanuli Utara
Tapanuli Tengah
Tapanuli Selatan
Nias
Dairi
Tebing Tinggi
Tanjung Balai
Binjai
P. Siantar
Tobasa
Madina
P. Sidempuan
H. Hasundutan
Samosir
Serdang Bedagai
Pakpak Bharat
Jumlah

Luas
Tanam
(Ha)
116
1264
255
58
24
1717

Luas
Panen
(Ha)
83
1204
198
42
18
1545

Produktivitas
(Kw/Ha)

Produksi
(Ton)

128.31
300.17
135.91
180
164.44
230.96

1065
36141
2691
756
296
40949

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara 2006

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa Kabupaten Karo merupakan daerah
yang banyak menghasilkan wortel dengan jumlah produksi sebesar 36,141Ton
dan produktivitas 300,17 Kw/Ha. Dan di Kabupaten Karo wortel banyak di tanam
di Kecamatan, Tigapanah, Simpang Empat dan Kabanjahe.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

18

Tabel 3. Luas Lahan dan Produksi Wortel Per Kecamatan di Kabupaten
Karo Tahun 2007
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Kecamatan
Mardinding
Laubaleng
Tigabinanga
Juhar
Munthe
Kutabuluh
Payung
Tiganderket
Simpang Empat
Naman Teran
Merdeka
Kabanjahe
Berastagi
Tigapanah
Dolat Rayat
Merek
Barusjahe
Jumlah

Luas lahan
(Ha)

Luas Panen
(Ha)

661
115
188
108
42
11
1,125

647
105
131
107
41
10
1,041

Produksi
(Ton)

Produktivitas
(Ton/Ha)
-

20,732
2,304
6,569
2,575
595
528
33,303

320.43
219.43
501.45
240.65
145.12
528.00
1,955

Sumber : BPS Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2008

Berdasarkan data Tabel diatas diketahui bahwa Kecamatan Tigapanah
merupakan daerah yang memiliki lahan wortel yang cukup luas. Hasil produksi
wortel untuk Kecamatan Tigapanah sebesar 2.575 Ton dan produktivitasnya
240,65 Ton/Ha. Dalam hal ini sebenarnya Kecamatan Tigapanah memiliki potensi
yang cukup besar untuk terus dikembangkan sehingga dapat menjadi suatu daerah
penghasil wortel terbesar di Kabupaten Karo. Untuk itu penelitian ini dilakukan
dengan melihat usahatani wortel yang ada di Kecamatan Tigapanah sehingga
dapat diketahui layak atau tidak untuk tetap dikembangkan.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

19

Identifikasi Masalah
1. Bagaimana ketersediaan sarana produksi pertanian (luas lahan, benih,
garam, pupuk, dan tenaga kerja) pada usahatani wortel di daerah
penelitian?
2. Bagaimana pengaruh sarana produksi terhadap total produksi usahatani
wortel?
3. Berapa besar tingkat pendapatan usahatani wortel di daerah penelitian?
4. Bagaimana tingkat kelayakan usahatani wortel di daerah penelitian?
5. Bagaimana tingkat efisiensi penggunaan sarana produksi pada usahatani
wortel di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian
6. Untuk mengetahui ketersediaan sarana produksi (luas lahan, benih, garam,
pupuk, dan tenaga kerja) untuk usahatani wortel di daerah penelitian.
7. Untuk mengetahui pengaruh sarana produksi pada usahatani wortel di
daerah penelitian.
8. Untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani wortel di daerah
penelitian.
9. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani wortel di daerah penelitian.
10. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan sarana produksi pada
usahatani wortel di daerah penelitian.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

20

Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dalam
mengembangkan usahatani wortel.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan atau
kebijakan dalam rangka pengembangan produk pertanian khususnya
wortel.
3. Sebagai referensi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

21

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Wortel sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai
sumber vitamin A karena memiliki kadar karotena (pro vitamin A). Selain itu,
wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C, serta zat-zat lain yang bermanfaat
bagi kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan
cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar
tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan
memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika
dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Cahyono, 2003).
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin
(22-24°C), lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu
biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang
wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk
menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH
antara 5,5-6,5. Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan
dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia
mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang
asam menghambat perkembangan umbi ( Ali dan Rahayu, 1995).
Pengolahan Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm.
Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila
tanah termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP
100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2m dan

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

22

panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15
cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi
lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk
memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Kebutuhan benih wortel
adalah 4-5 Kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman atau
membenihkan sendiri dari tanaman yang tua.. Benih wortel dapat langsung
disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar
12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur
dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak
melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan
bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Berikutnya, bedengan
segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih tidak
hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami atau daun
pisang segera diangkat (Pitojo S., 2006).
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan
pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari
jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan
menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila
terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi.
Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat
dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan yang berguna
untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari
sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi
berjarak antara 5- 10 cm. Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan yang sudah

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

23

dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu. Untuk keperluan
pertumbuhan tanaman dn pembentukan umbi wortel, tanaman memerlukan unsuunsur N, P, K dalam jumlah yang banyak, sementara jumlah yang tersedia di
dalam tanah relatif sedikit. Oleh karena itu, harus ditambahkan unsur-unsur N, P,
dan K dari luar dalam bentuk pupuk kimia buatan pabrik yang siap diserap oleh
tanaman. Unsur nitrogen berfungsi dalam peningkatan pertumbuhan vegetatif,
pembentukan sel, klorofil; unsur fosfat berfungsi dalam pembentukan akar, umbi,
bunga, buah, peningkatan produksi dan mutu umbi; unsur kalium berfungsi dalam
pertumbuhan bunga dan klorofil, peningkatan ketahanan terhadap penyakit dan
dalam penyerapan air. Pemupukan nitrogen dapat mennggunakan pupuk ZA, urea,
Postasium Nitrat, CPN. Pemupukan fosfat dapat menggunakan pupuk DS, SP,
Ammopos atau FMP. Pemupukan kalium dengan menggunakan pupuk ZK, KCL,
atau MOP. Pupuk yang biasa diberikan berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian
kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa urea sebanyak SO kg/ha dan KCl 20
kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan
yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur sedalam 2
cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika
tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran.
Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar
tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Cahyono, 2003).
Ada beberapa hama yang penting diketahui karena sering menyerang
tanaman wortel di Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot
(Psila rosae) Umbi wortel yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan
(berlubang dan membusuk) akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan ini

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

24

adalah sejenis lalat wortel yang disebut manggot-manggot (Psila rosae). Periode
aktif perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi selama 5-7 minggu
sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat di
perbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang. Pencegahannya, saat tanaman wortel
masih muda disiram dengan larutan Polydo120 g dicampur air sebanyak 100 liter.
Untuk lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari
kemudian. Semiaphis dauci Serangan hama ini ditandai dengan terhentinya
pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat
menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda sehingga
menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna abuabu bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan
dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter. Atau dapat pula
menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter (Rukmana, 1995).
Penyakit Penyakit tanaman wortel yang dianggap penting antara lain
sebagai berikut. Bercak daun cercospora Penyakit ini ditandai dengan bercakbercak bulat atau memanjang yang banyak terdapat di pinggir daun sehingga daun
mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama pertumbuhannya dibanding
bagian yang sehat. Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora carotae
(Pass). Penyebarannya dibantu oleh angin. Bagian tanaman yang lebih dahulu
terserang adalah daun muda. Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat,
menjaga sanitasi, tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam, serta
pergiliran tanaman. Cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan
fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 22,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun) Gejala

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

25

penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua sampai
hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu sehingga
mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun yang terinfeksi menyebabkan
terjadinya bercak memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada akar baru
tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk bulat dan
tidak teratur, agak mengendap dengan kedalaman sekitar 3mm. Jaringan yang
busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula
kapang kehitaman pada permukaan bagian yang busuk. Penyebab penyakit ini
adalah jamur Alternaria dauci yang semula disebut Macrosporium carotae.
Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih yang
sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut dan dipendam
atau dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80 WP
sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha (Anonimous, 1992).
Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya.
Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu)
sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan
mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah
digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera
dipasarkan (Rukmana, 1995).

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

26

Landasan Teori
Dalam usahatani, seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu
tertentu. Yang dimaksud dengan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baik, dan dikatakan
efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output)
yang melebihi masukan (sarana) (Soekartawi, 1995).
Yang termasuk faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan
pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan
baik. Diberbagai literature, faktor produksi ini dikenalpula dengan istilah sarana
produksi, input, production factor, dan korbanan produksi. Faktor produksi sangat
menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam berbagai pengalaman
menunjukkan bahwa faktor produksi lahan, benih, pupuk, obat-obatan, tenaga
kerja, dan aspek manajemen adalah faktor produksi yang terpenting
(Soekartawi, 1994).
Fungsi produksi yang sering digunakan dalam bidang pertanian adalah
fungsi produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu
fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel
yang satu disebut variabel independen, yang dijelaskan (Y), dan variabel lain
disebut variabel independen, yang menjelaskan (X). Penyelesaian hubungan
antara Y dan X adalah biasanya dengan cara regresi dimana variasi yang akan
dipengaruhi oleh variasi X (Soekartawi, 1994).
Efisiensi adalah rasio yang mengukur keluaran atau produksi suatu sistem
atau proses untuk setiap sarana masukan. Efisiensi produksi dapat diartikan

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

27

sebagai upaya penggunaan sarana atau faktor produksi yang sekecil-kecilnya
untuk mendapatkan hasil produksi dalam jumlah tertentu. Efisiensi penggunaan
sarana akan tercapai jika nilai produk marginal (NPM) untuk suatu sarana sama
dengan harga sarana (Px) tersebut, atau secara matematis dapat ditulis dengan
rumus:

NPM x = Px

atau

NPM x
=1
Px

Jika NPM x / Px > 1, artinya bahwa penggunaan faktor (sarana) produksi X belum
efisien. Jika NPM x / Px < 1, artinya bahwa penggunaan faktor (sarana) produksi
X tidak efisien (Soekartawi, 1991).
Pendapatan perusahaan merupakan penerimaan yang dihasilkan dari
kegiatan perusahaan, sedangkan biaya operasinya merupakan pengeluaran yang
juga karena perusahan. Biaya operasi ini dibagi menjadi 3 bagian:
a. Biaya tetap, merupakan biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung
pada perubahan tingkat produksi dalam menghasilkan keluaran/produk
di dalam interval tertentu.
b. Biaya variabel, merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan
perubahan tingkat produksi.
c. Biaya semi-variabel, merupakan biaya yang di dalamnya terkandung
biaya tetap dan variabel sekaligus
(Umar, 2005).
Ada beberapa jenis pendapatan berdasarkan sumbernya, yaitu:
1. Gross dan net income
- gross income adalah pendapatan yang belum dikurangi dengan biaya.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

28

- net income adalah pendapatan setelah dikurangi biaya.
2. Pendapatan tenaga kerja petani adalah pendapatan pengelola ditambah upah
tenaga kerja petani.
3. Pendapatan tenaga kerja keluarga petani adalah pendapatan pengelola ditambah
upah tenaga kerja petani dan anggota keluarga yang dihitung.
4. Pendapatan petani adalah pendapatan tenaga kerja petani ditambah bunga
modal milik sendiri.
5. Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan tenaga kerja keluarga petani
ditambah bunga modal milik sendiri.
(Prawirokusumo, 1999).
Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan
usaha, telah menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana kegiatan atau
kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila diusahakan.
Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha disebut dengan studi kelayakan
(Ibrahim, 1998).
Kelayakan usaha dapat melihat kelayakan dari suatu gagasan yang berasal
dari pengusaha secara individu. Kegiatan usaha terutama usahatani pada
umumnya mengutamakan financial benefit daripada social benefit. Kelayakan
usaha dapat diketahui dengan menggunakan beberapa kriteria investasi yang
umum dikenal, antara lain sebagai berikut: BEP dan R/C
(Kasmir dan Jakfar, 2003)
Break even point adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama
dengan total cost. Dilihat dari jangka waktu pelaksanaan sebuah usahatani,

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

29

terjadinya titik pulang pokok TR = TC tergantung pada arus lama penerimaan
sebuah usahatani dapat menutupi segala biaya operasi dan pemeliharaan beserta
biaya modal lainnya (Sunarjono, 2000).
R/C adalah singkatan dari return cost ratio, atau dikenal sebagai
perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat
diutliskan sebagai berikut:
a = R/C
R= Py . Y
C= FC + VC
a = {(Py.Y)/(FC+VC)}
(Soekartawi, 1994).

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

30

Kerangka Pemikiran
Usahatani adalah suatu bidang tanah, dimana seorang petani, keluarga tani
atau badan usaha lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak. Produksi
pertanian mengusahakan masukan untuk menghasilkan keluaran. Masukan yaitu
segala sesuatu yang diikutsertakan di dalam proses produksi seperti benih, pupuk,
pestisida dan tenaga kerja. Keluaran adalah hasil tanaman yang dihasilkan dalam
usahatani.
Usahatani bertujuan untuk memperoleh pendapatan. Pendapatan tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta dana untuk kegiatan luar
usahatani.
Petani harus memperhitungkan setiap biaya yang dikeluarkan untuk
usahatani sehingga dapat menentukan harga jual produksi. Biaya-biaya produksi
yang dikeluarkan yaitu biaya benih, pupuk, dan upah tenaga kerja, biaya
pembelian dan pemeliharaan alat pertanian dan biaya sewa tanah.
Untuk menilai layak tidaknya usaha tani untuk dikembangkan maka ada
beberapa komponen yang harus dilihat yaitu dari biaya produksi, pendapatan dan
keuntungan serta analisis finansial. Usahatani wortel di daerah penelitian layak
atau tidak untuk diusahakan dan dikembangkan di daerah penelitian dapat
diketahui melalui analisis kelayakan usahatani. Selain melihat kelayakan
usahatani perlu juga dilihat efisiensi dalam menggunakan sarana (input) produksi
dalam usaha taninya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada skema kerangka
pemikiran berikut:

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

31

Sarana Produksi:
- Lahan
- Benih
- Garam
- Pupuk
- Tenaga Kerja

Output
(Wortel)

Usahatani

Py

Px
Pendapatan

Biaya

Penerimaan

Efisiensi
NPM = Px

Kelayakaan:
- R/C
Layak
Tidak layak
- BEP

Efisien

Tidak
Efisien

Keterangan :
: Menyatakan proses

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

32

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran, maka
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1. Sarana produksi (luas lahan, benih, garam, pupuk, dan tenaga kerja)
berpengaruh nyata terhadap total produksi usahatani wortel di daerah
penelitian.
2. Tingkat pendapatan usahatani wortel di daerah penelitian relatif tinggi.
3. Usahatani wortel di daerah penelitian layak untuk dikembangkan.
4. Penggunaan sarana (input) produksi pada usahatani wortel di daerah
penelitian telah efisien.

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

33

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara
purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Tigapanah
merupakan salah satu daerah sentra pengembangan usahatani wortel dan Desa
Sukadame dengan jumlah petani yang cukup banyak mengusahakan usahatani
wortel.

Metode Penentuan Sampel
Responden dalam penelitian ini adalah petani wortel di daerah penelitian
yaitu di Desa Sukadame Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Banyaknya petani wortel sebanyak 200 KK. Penarikan sampel dilakukan dengan
metode Simple Random Sampling. Sampel yang diambil pada penelitian yaitu
sebanyak 30 KK dengan karakteristik sampel bersifat homogen yaitu dimana
perlakuan dalam usahatani dan variabel yang akan diteliti sama. Hal ini sesuai
dengan teori Bailey yang menyatakan untuk penelitian menggunakan analisa
statistik, ukuran responden paling minimum sebanyak 30 (Hasan, 2002). Uraian
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini:
Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

34

Tabel 4. Banyaknya Petani Wortel di Desa Sukadame
Uraian

Populasi (KK)

Sampel (KK)

Petani wortel

200

30

Sumber: Kepala Desa Sukadame

Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani di desa
dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan. Sedangkan data sekunder
merupakan data pelengkap yang diperoleh dari berbagai instansi yang
berhubungan seperti BPS Sumatera Utara, Dinas Pertanian Sumut, Dinas
Pertanian Kabupaten Karo, dan literatur yang mendukung penelitian ini.

Metode Analisis Data
Untuk menjawab identifikasi masalah 1, dianalisis dengan metode
deskriptif, yaitu dengan mengamati sejauhmana ketersediaan sarana produksi
pertanian (luas lahan, benih, garam, pupuk dan tenaga kerja) di daerah penelitian.
Untuk menjawab identifikasi masalah 2 (Hipotesis 1), dianalisis dengan
fungsi Cobb-Douglas dengan model sebagai berikut:
Y = f(X1,X2,.....Xn)
Y = boX1b1X2 b2X3 b3…..Xn bn
Dimana:
Y = Produksi wortel (kg)
X1 = Luas Lahan (Ha)
X2 = Benih (kg)
X3 = Garam (kg)
X4 = Pupuk Amopos (kg)
Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

35

X5 = Pupuk NPK (kg)
X6 = Pupuk Ikan (kg)
X7 = Tenaga kerja (HKP)
= Kesalahan pengganggu
Kemudian diuji dengan menggunakan:
F − hitung :

r2
(1 − r )

Dimana:
r2
n
k
n-k-1

k

(n − k − 1)

= Koefisien determinasi
= Jumlah responden
= Derajat pembilang bebas
= Derajat bebas penyebut

Kriteria uji:
- F-hitung < F-tabel : Hipotesis H0 diterima (H1 ditolak)
- F-hitung > F-tabel : Hipotesis H1 diterima (H0 ditolak)
(Soekartawi, 1994).
Untuk identifikasi masalah 3 (Hipotesis 2), dengan menggunakan rumus:
Pendapatan usahatani
-

Penerimaan Usahatani
TR = Y . Py

Dimana :
TR
Y
Py
-

= Total penerimaan (total revenue)
= Produksi yang diperoleh (Kg)
= Harga jual (Rp)

Biaya Produksi Usahatani
TC = FC + VC

Dimana:
TC
FV
VC

= Total biaya (Rp)
= Biaya tetap (Rp)
= Biaya variabel (Rp)

Maka Pendapatan usahatani dapat dihitung dengan rumus:
Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

36

Pd = TR – TC
Dimana:
Pd
= Pendapatan usahatani (Rp)
TR
= Total penerimaan (total revenue)
TC
= Total biaya (total cost)
(Soekartawi, 2002).
Kriteria uji: Pendapatan usahatani dikatakan tinggi apabila pendapatan usaha tani
per hari lebih tinggi dari upah harian rata-rata yang ada di daerah
penelitian.
Untuk menjawab identifikasi masalah 4 (Hipotesis 3), dianalisis dengan
memperhitungkan R/C Ratio dan BEP.


R/C (Return Cost Ratio), atau dikenal sebagai perbandingan atau nisbah

antara penerimaan dan biaya. Secara matematika dapat dituliskan sebagai berikut:

a = R/C
R = Py . Y
C = FC + VC
a = {(Py.Y)/(FC+VC)}
Dimana:
R
C
Py
Y
FC
VC

= Penerimaan
= Biaya
= Harga output
= Output
= Biaya tetap
= Biaya tidak tetap

Kriteria:
-

Jika R/C > 1, maka usaha layak untuk dilaksanakan
Jika R/C = 1, maka usaha layak impas
Jika R/C < 1, maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan

(Soekartawi, 1994).


Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenue

sama dengan total cost.
o BEP Volume Produksi

: Total Biaya Produksi
Harga di Tingkat Petani
Total Biaya Produksi
Total Produksi

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

37

o BEP Harga Produksi

:

:

Kriteria uji: Titik impas yang terlampaui apabila nilai masing-masing variabel
lebih tinggi dari hasil perhitungan BEP (Break Even Point) (Sunarjono, 2000).
Untuk menjawab identifikasi masalah 5 (Hipotesis 4), melihat efisiensi
produksi tercapai jika nilai produk marginal (NPM) untuk suatu sarana (input)
sama dengan harga sarana (input) (Px) tersebut, dengan menggunakan rumus:

NPM x = Px

NPM x
=1
Px

atau

PM . Py = Px
Karena efisiensi teknis maksimum ( yaitu PR maksimum) di capai pada saat :
PM = PR
PR = Y/X
maka
NPM
Px



Py. PR
Px

Dimana:
PR
Px
Py
X
Y

= Produksi rata – rata (kg)
= Harga produk x (Rp)
= Harga produk y (Rp)
= Sarana produksi
= Output (wortel) (kg)

Kriteria uji:
-

Jika NPM x / Px > 1, artinya bahwa penggunaan faktor (sarana) produksi X
belum efisien.
Jika NPM x / Px < 1, artinya bahwa penggunaan faktor (sarana) produksi X
tidak efisien.

(Soekartawi, 1991).

Dina A. S. L. Tobing : Analisis Kelayakan Usahatani Wortel (Studi Kasus: Desa Sukadame Kecamatan
Tigapanah Kabupaten Karo, Sumatera Utara), 2009.
USU Repository © 2009

38

Defenisi Dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman, maka berikut ini penulis mem