Tindakan Korektif Prosedur Pengawasan

Kepala Bidang Pendapatan juga mengatakan bahwa: “Inspektorat Daerah rutin dalam melakukan pengawasan kepada kami. Hal – hal yang diawasi oleh mereka adalah masalah pengelolaan keuangan terutama dalam hal pemungutan dan penyetoran ke kas daerah” Menurut salah satu informan Inspektur Pembantu Wilayah mengatakan bahwa: “dari hasil pemeriksaan kami menemukan beberapa bentuk penyimpangan seperti kelalaian dalam melakukan pemungutanpengutipan, dan ada yang sudah dikutip akan tetapi belum melakukan penyetoran ke kas daerah.” Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Inspektorat Daerah melakukan pengawasan berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dan pengawasanpemeriksaan secara langsung tehadap masalah pengelolaan keuangan terutama dalam hal pemungutan dan penyetoran ke kas daerah. Penilaian terhadap analisa laporan yang disampaikan Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dan dari hasil pemeriksaan ditemukan bentuk penyimpangan seperti kelalaian dalam melakukan pemungutan dan penyetoran yang tidak tepat waktu ke kas daerah. Dalam hal ini, pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah lebih fokus pada masalah pemungutan dan penyetoran .

4.2.3 Tindakan Korektif

Tindakan korektif merupakan rekomendasi perbaikan yang disampaikan Inspektorat Daerah kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dalam pengelolaan pajak daerah jika terjadi penimpanganpelanggaran. Informan dari Sekretaris Inspektur mengatakan bahwa: Universitas Sumatera Utara “untuk menindak lanjuti pelanggaran yaitu dengan membuat rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan baik berupa meminta untuk memungut dan atau menyetorkan pajak yang dimaksudkan ke kas daerah dan untuk menindak lanjuti pelaksanaan rekomendasi tersebut oleh BupatiWakil Bupati dikeluarkan surat tindak lanjut kepada SKPD yang bersangkutan.” Informan Inspektur mengatakan bahwa : “pada laporan hasil pengawasanpemeriksaan kami dituliskan rekomendasi – rekomendasi korektif jika seandainya ditemukan penyimpangan – penyimpangan. Akan tetapi tindak lanjut dari rekomendasi tersebut tidak menjadi tanggungjawab kami karena sebagai pelaksana pengawasan kami hanya sebatas rekomendasi”. Informan Inspektur juga mengatakan bahwa: “Sebagai badan pengawas di Kabupaten, kami hanya menjalankan tugas pengawasanpemeriksaan. Untuk pemberian sanksitindakan bukan tanggungjawab kami melainkan hak Bupati sebagai Kepala Daerah apabila surat tindak lanjut yang sebelumnya disampaikan tidak dipenuhi oleh SKPD yang bersangkutan. Dalam hal ini oleh Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah”. Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa Inspektorat Daerah dalam melaksanakan tindakan korektif ada 2 dua cara yang dilakukan, yaitu: 1. Melalui laporan hasil pemeriksaan pada bagian rekomendasi 2. Melalui surat BupatiWakil Bupati Inspektorat Kabupaten kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah. Inspektorat Daerah sebagai badan pengawas di daerah melakukan pengawasanpemeriksaan. Apabila dari pengawasan tersebut ditemukan pelanggaran – pelanggaran Inspektorat Daerah hanya memberikan rekomendasi – rekomendasi dan tindak lanjut dari rekomendasi tersebut tidak menjadi tanggung jawab mereka, melainkan hak Bupati untuk memberikan sanksitindakan atas pelanggaran tersebut. Universitas Sumatera Utara Setelah melakukan tindakan korektif, Inspektorat Daerah menyusun laporan pengawasan yang akan diserahkan kepada Bupati dan kepada SKPD yang telah diperiksa. Dalam hal ini kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah. Dari hasil wawancara dengan seorang informan dari Sekretaris Inspektur mengatakan bahwa: “setelah melakukan pemeriksaanpengawasan serta melakukan tindakan korektif kami menyusun laporan hasil pemeriksaan yang nantinya akan diserahkan kepada Bupati selaku Kepala Daerah dan kepada SKPD yang telah kami lakukan pemeriksaan seperti kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah”. Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Inspektorat Daerah menyerahkan laporan hasil pengawasanpemeriksaan kepada Bupati dan kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah sebagai objek yang diawasi. Pelaksanaan pengawasan kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dalam pengelolaan pajak daerah maupun pengawasan terhadap SKPD lainnya, Inspektorat Daerah menghadapi hambatan – hambatan dalam melaksanakan pengawasan tersebut. Inspektur Kabupaten mengatakan bahwa: “kami belum dapat melakukan pengawasanpemeriksaan secara regular menyeluruh kepada Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dan semua SKPD karena masih sangat terbatasnya atau belum memadainya jumlah aparatur pengawas kurangnya SDM dan belum memadainya kualitas SDM aparatur pengawas yang ada hingga saat ini.” Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa Inspektorat Daerah Kabupaten Samosir memiliki hambatan – hambatan dalam melaksanakan pengawasan, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Kurangnya jumlah SDM aparatur pengawas yang ada 2.Kurangnya kualitas SDM aparatur pengawas yang ada hingga saat ini Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA DATA