FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN PARTAI SYRIZA PADA PEMILIHAN UMUM DI YUNANI TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN PARTAI SYRIZA PADA PEMILIHAN
UMUM DI YUNANI TAHUN 2015
SYRIZA Party’s Winning Factors in 2015 Greek Election
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
Asep Suryana
20120510364

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN PARTAI SYRIZA PADA
PEMILIHAN UMUM DI YUNANI TAHUN 2015
SYRIZA Party’s Winning Factors in 2015 Greek Election

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
Asep Suryana
20120510364

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN PARTAI SYRIZA PADA
PEMILIHAN UMUM DI YUNANI TAHUN 2015
Syriza Party’s Winning Factors in 2015 Greek Election


Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
ASEP SURYANA
20120510364

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
ii

iii

iv

HALAMAN PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat,
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Faktor-Faktor Kemenangan Partai SYRIZA pada Pemilihan
Umum di Yunani Tahun 2015” dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
Strata-1 (S1) dari Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan sekaligus
sebagai penerapan dari teori–teori yang telah penulis diperoleh selama berada di
bangku kuliah. Ucapan terima kasih penulis dedikasikan kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam proses studi dan penulisan skripsi ini. Tentunya
kepada:
1. Bapak Prof Dr. Bambang Cipto, MA, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Ali Muhammad, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Ibu Dra. Nur Azizah M.Si, selaku Kepala Prodi Hubungan Internasional
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Husni Amriyanto Putra, M.Si, selaku dosen pembimbing
skripsi yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing,
mengarahkan, serta memberi masukan kepada penulis.

5. Bapak Bambang Wahyu Nugroho, S. IP., M. A, selaku dosen penguji 1
atas saran dan arahannya mengenai skripsi ini.
6. Ibu Dra. Mutia Hariati H, M.Si selaku dosen penguji 2 atas saran dan
arahannya mengenai skripsi ini.
Tanpa bantuan dari pihak–pihak terkait, tentunya skripsi ini masih memiliki
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis berharap agar skripsi ini
kedepannya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Kritik dan
saran yang membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi
ini. Sekian dan terima kasih.
Yogyakarta, 20 Mei 2016

Asep Suryana
NIM: 20120510364
v

MOTTO

“Be Yourself”
ALHAMDULILLAH
BAHAGIA


vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini sebagai bentuk rasa syukur penulis pada Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW serta penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu memberikan kasih dan sayang serta dukungan yang
tak terhingga serta rela berjuang keras untuk anak-anaknya bisa mengikuti jenjang
yang lebih tinggi yaitu Alm. Bapak Dadang Sopandi dan Alm. Ibu Maryati
serta kakak yang telah bekerja keras banting tulang demi pemenuhan kebutuhan
sehari-hari, kebutuhan kuliah, hingga kebutuhan sekunder dan tersier, yaitu Sdr.
Novian Indra Kusuma. Penulis percaya, bahwa setiap keberuntungan yang
terjadi pada penulis merupakan salah satu doa mereka yang dikabulkan oleh Allah
SWT.
2. Teman-teman HI UMY Angkatan 2012, Kelas F, Keluarga Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Model United Nations (UMY MUN), Keluarga
Harvard World Model United Nations (WorldMUN), yakni Andi Amitya
R.D, Ahmad Jawwad, dan Fitri Navisah Fauziah, Keluarga Badan Eksekutif

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah
Yogayakarta (BEM FISIPOL UMY) khususnya Divisi Humas dan Pers
(2012/2013), Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI UMY)
khususnya divisi Jaringan dan Kerjasama, UKM Student English Activity
(SEA UMY), khususnya departemen Speaking dan English Career, Jogja
Debating Forum (JDF) dan Debat UMY, serta Keluar Mahasiswa Berprestasi
Utama Nasional (Mawapres Nasional) dan Kopertis V Yogyakarta.
3. Amel Rempong S.IP, Ummi Galau S.IP, Wahyu Gembel S.IP, Husnil Mendes
S.IP, dan Ainun Dukun S.IP tanpa Kalian tak kan tercipta Asep Ndobos, S.IP.
4. Bapak Sugito, S.IP., M.Si. Selaku pendamping dan pembimbing seluruh proses
pemilihan Mahasiswa Berprestasi Utama, dari Tingkat Universitas hingga
Nasional.
5. Squad Husni Mubarak dan Rekan-rekan peserta Ujian Pendadaran 30
Agustus 2016, khususnya HI.C
6. Pembaca yang budiman.
vii

Jurnal Ilmiah
FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN PARTAI SYRIZA PADA
PEMILIHAN UMUM DI YUNANI TAHUN 2015

Penulis: Asep Suryana1
ABSTRAK
SRYIZA, the coalition of the radical left, rose to prominence in Greek
politics by successfully placing itself as the main opposition party in Greek’s
Hellenic Parliament by June 2012. Shortly follows though, it came as surprise
that SYRIZA would finally rule Greece for the first time in history by winning
36.34% of vote in 2015 Greek election, held on January 25th, 2015. Its winning
marked the first ever winning of left, as well as party outside the dominating
players, which are the then former ruling party, New Democracy, and Panhellenic
Socialist Movement (PASOK). It raises a question on how SYRIZA could beat its
two main opponents and emerged as the winning party for the first time.
This research aims to answer such question by using Marketing Politics,
completed with qualitative method. The research concluded that SYRIZA’s
winning factors are related to its strategic program, leadership, and the ability to
sway those who gets disappointed with the previous government administration.

Keywords: Greece, Politics, Marketing Politics, SYRIZA
viii
1


Asep Suryana, Mahasiswa S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................................... iii
HALAMAN PENGANTAR ........................................................................................ iv
MOTTO ........................................................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 6
C. LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 6
D. HIPOTESA .................................................................................................................... 13
E. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................................... 14

F. JANGKAUAN PENELITIAN ....................................................................................... 14
G. TUJUAN PENELITIAN ................................................................................................ 15

BAB II SISTEM POLITIK DAN PEMILU DI YUNANI......................................... 16
A. SISTEM POLITIK DI YUNANI ................................................................................... 16
B. SISTEM PEMILU DI YUNANI .................................................................................... 25

BAB III PROFIL PARTAI POLITIK DAN KRISIS DI YUNANI ........................... 38
A. PROFIL PARTAI POLITIK UTAMA DI YUNANI .................................................... 38
B. KRISIS YUNANI .......................................................................................................... 48

BAB IV STRATEGI MARKETING POLITIK PARTAI SYRIZA ............................ 56
A. MARKETING POLITIK IDEOLOGI PARTAI SYRIZA .............................................. 56
B. MARKETING POLITIK KEPEMIMPINAN ALEXIS TSIPRAS ................................. 65
ix

C. THESSALONIKI PROGRAM SEBAGAI PROGRAM POLITIK SYRIZA .................. 67
D. JANJI POLITIK SYRIZA.............................................................................................. 75
E. HUBUNGAN INTERNASIONAL PARTAI SYRIZA ................................................. 83
F. KEMENANGAN PARTAI SYRIZA PADA PEMILU DI YUNANI JANUARI 2015 85


BAB V KESIMPULAN ............................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 94

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Sejarah Hukum yang Mengatur Sistem Pemilihan di Yunani ................................ 31
Tabel 2 2 Tabel Sejarah Presiden di Yunani ........................................................................... 35

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3 1 Simbol Partai SYRIZA ....................................................................................... 40
Gambar 4 1 Poster Alexis Tsipras........................................................................................... 64
Gambar 4 2 Alexis Tsipras Kampanye "Kekinian" ................................................................ 64

xii


FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN PARTAI SYRIZA PADA PEMILIHAN
UMUM DI YUNANI TAHUN 2015
Penulis: Asep Suryana1
ABSTRAK
SRYIZA, the coalition of the radical left, rose to prominence in Greek politics
by successfully placing itself as the main opposition party in Greek’s Hellenic
Parliament by June 2012. Shortly follows though, it came as surprise that SYRIZA
would finally rule Greece for the first time in history by winning 36.34% of vote in
2015 Greek election, held on January 25th, 2015. Its winning marked the first ever
winning of left, as well as party outside the dominating players, which are the then
former ruling party, New Democracy, and Panhellenic Socialist Movement (PASOK).
It raises a question on how SYRIZA could beat its two main opponents and emerged
as the winning party for the first time.
This research aims to answer such question by using Marketing Politics,
completed with qualitative method. The research concluded that SYRIZA’s winning
factors are related to its strategic program, leadership, and the ability to sway those
who gets disappointed with the previous government administration.

Keywords: Greece, Politics, Marketing Politics, SYRIZA
Asep Suryana, Mahasiswa S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Yunani merupakan satu diantara negara anggota Uni Eropa yang mengalami
dampak paling buruk dari krisis Finansial Global yang terjadi pada tahun 20081
silam, bahkan dampaknya masih dialami oleh Yunani hingga sekarang, baik kepada
Pemerintah dan terkhusus kepada rakyat.
Bangkrutnya ekonomi Yunani pun pada akhirnya juga berdampak ke dimensi
perpolitikannya, dengan Perdana Menteri waktu itu, George Papandreou kemudian
mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Yunani2. Beliau kemudian
digantikan oleh Pemerintah dari Pemerintahan Kesatuan Nasional dan Rezim Troika
(Bank Sentral Eropa, Komisi Eropa dan International Monetary Fund)3. Costas
Douzinas dan Joanna Bourke4 sebagai professor dari University of London,
berpendapat bahwasannya tekanan dari Uni Eropa dan segenap elitnya, terkhusus
pada kebijakan penghematan dan pemangkasan subsidi (austerity policy) terhadap
Yunani justru merusak tatanan politik dan demokrasi disana. Hal ini dapat dilihat dari
akibat dari implementasi memorandum tersebut, berupa kontraksi ekonomi sebesar
1

Rahman Surahman. Kenapa Yunani Sampai Bangkrut. 1 Juli 2016. Diakses dari www.enciety.co
The Guardian. Eurozone Crisis Greek PM George Papandreou to Resign. 1 Juli 2016. Diakses dari
www.theguardian.com
3
Ibid
4
Coastas Douzinas dan Joanna Bourke. A SYRIZA Victory Will Mark the Beginning of the End of
Greece’s Tragedy. 1 Juli 2016. Diakses dari www.theguardian.co.uk

2

1

20 persen hanya dalam 4 tahun saja, Selain itu, tingkat penggangguran meningkat
berkali-kali lipat hingga mencapai 22 persen, dengan kaum muda yang menganggur
mencapai angka fantastis, yakni 54 persen. Indeks kemiskinan naik menjadi 24 poin,
disertai dengan pemangkasan gaji dan tunjangan pension untuk pegawai negeri sipil
sebesar 50 persen. Selain itu, kompensasi untuk pengangguran (unemployment
benefit) juga dipotong hingga 32 persen, dan penghapusan hak negosisasi kolektif
untuk para pekerja.5
Dampak lain dari krisis ekonomi yang paling terasa adalah krisis
kemanusiaan. The Guardian menceritakan bahwasannya masyarakat kelas menengah
Yunani bahkan terpaksa mengantri di dapur umum untuk mendapat jatah makanan,
tingkat tunawisma dan penyakit kejiwaan yang meningkat secara tajam, serta
kesulitan akses untuk fasilitas kesehatan yang dahsyat.6
Pada tahun 2012, meskipun SYRIZA kalah dalam pemilu legislatif Yunani
pada Juni tahun lalu, ia berhasil memantapkan posisinya sebagai partai oposisi
terbesar di parlemen nasional Yunani, dengan memenangkan 71 dari 300 kursi di
parlemen. Apabila ditambah dengan suara dua partai Kiri lainnya, yaitu Partai
Komunis Yunani (KKE) yang memenangkan 12 kursi dan Partai Kiri Demokratik
(Democratic Left) yang memenangkan 14 kursi, maka blok Kiri memiliki sekitar 97
kursi atau sekitar sepertiga dari total jumlah kursi di parlemen Yunani. Kekuatan

5

Kashyap, Anil. A Primer on the Greek Crisis. 1 Juli 2016. Diakses dari faculty.chicagobooth.edu
The Guardian. ‘Like a Bad Dream’ – Greeks Awake to No Money and No Certainty. 1 Juli 2016.
Diakses dari www.theguardian.com
6

2

politik ini, yang juga didukung oleh kebijakan SYRIZA untuk menjaga komunikasi
dengan partai-partai Kiri lainnya, diharapkan dapat menjadi benteng yang efektif
untuk menghadang kekuatan politik teknokratis yang disebut Marx sebagai
„pemerintahan teknikal‟ dan kebijakan ekonomi neoliberal di Yunani.7
Pemilihan parlemen Yunani pada 25 Januari 2015 merupakan sejarah penting
yang didaulat sebagai pemilu perubahan yang dapat diartikan dalam dua pengertian.
Pertama, hal ini mengarah pada penolakan yang jelas terhadap kebijakan
penghematan (austerity measures) yang telah diimplementasikan di Yunani semenjak
tahun 2010.8 Hasil pemilu ini mencerminkan pandangan, yang meski berbeda motif
dan presentasi, dari setidaknya empat dari tujuh partai yang terwakili dalam parlemen
Yunani yang baru.9 Kedua, pemilihan ini kurang lebih dapat dikatakan sebagai
penanda akhir dari periode yang dimulai semenjak kekalahan golongan kiri, dimana
sebagian besar merupakan Komunis, semenjak perang sipil Yunani di akhir tahun
1940-an dalam artian bahwasannya komponen kunci dari partai pemenang (SYRIZA)
merupakan keturunan jauh dari keluarga politik tersebut.10
Dari beberapa hal tersebut, terdapat 3 (tiga) fokus utama dari hasil pemilihan
Januari 2015. Pertama, partai SYRIZA (koalisi dari kiri radikal) berhasil

Musto, M. Political Crisis in Italy and Greece Marx on ‘Technical Government’. 1 Juli 2016.
Diakses dari mrzine.monthlyreview.org
8
BBC. Greece’s Austerity Measures. 1 Juli 2016. Diakses dari www.bbc.com
9
The Guardian. Greece Elections Anti-austerity SYRIZA Party Sweeps to Stunning Victory. 1 Juli
2016. Diakses dari www.theguardian.com
10
International Communist League. Greece 1940s A Revolution Betrayed. 1 Juli 2016. Diakses dari
www.icl-fi.org

7

3

mengalahkan rival utamanya, yakni partai konservatif Nea Demokratia, dengan
selisih yang cukup signifikan (36.34% untuk SYRIZA dibanding 27.81% untuk ND),
sehingga memastikan kemenangan perdana untuk partai kiri radikal di kancah
perpolitikan

Yunani.

Kemenangan

SYRIZA

bukanlah

kemenangan

karena

keberuntungan belaka, melainkan partai ini telah mengalami peningkatan tajam
dalam hal popularitas selama ini, ditandai dengan 4.60% pada 2009, yang kemudian
naik menjadi 16.78% dan 26.9% pada kedua pemilihan yang berlangsung di tahun
2012 hingga menjadi 36.34% pada tahun 2015.11 Namun, SYRIZA gagal
mendapatkan kemenangan mayoritas di Parlemen Yunani. SYRIZA memperoleh 149
dari total 300 kursi parlemen, meskipun memperoleh bonus kursi sejumlah 50 kursi.
Oleh karena itu, SYRIZA hanya kurang mendapatkan 2 kursi saja untuk mendapatkan
kemenangan absolut mayoritas (151 kursi).12
Kedua, dua partai berkuasa, yakni New Democracy (Nea Demokratia/ND) dan
Panhellenic Socialist Movement (PASOK) yang sebelumnya selalu mendominasi
jumlah perolehan suara (sekitar 75-80%) seperti pada tahun 2009, 2004, 1996, 1993,
1990, 1985 dan 1981.13 mengalami kegagalan drastis. PASOK bahkan hanya
mendapatkan 4.68% suara saja, yang menjadikan mereka hanya mampu mendapatkan
sekitar 13 kursi saja.14 Kekalahan tersebut sangat signifikan, karena lima tahun
11

Pascale Joannin. Historic Victory for The Radical Left in Greece. 1 Juli 2016. Diakses dari
www.robert-schuman.eu
12
Ibid
13
Symeon Andronidis. The Rise and Fall of the Panhellenic Socialist Movement. 1 Juli 2016. Diakses
dari www.opendemocracy.net
14
Ibid

4

sebelumnya saja mereka memenangkan suara mayoritas dengan jumlah perolehan
suara 43.92%.15 Perubahan drastis tersebut diyakini disebabkan oleh tekanan politik
Yunani yang menyebabkan perpindahan segmentasi pendukung ke partai SYRIZA.16
Alasan lain yang diyakini adalah dikarenakan keputusan mantan Perdana Menteri
George Papandreous untuk meninggalkan PASOK dan membentuk partai baru dalam
kurun waktu kurang dari satu bulan menjelang pemilihan, walaupun pada akhirnya
partai barunya hanya mampu meraih 2.46% suara saja, sehingga tidak dapat
memenuhi kriteria minimum (threshold) yakni 3% dan mengakhiri sejarah dinasti
keluarganya dalam Parlemen Yunani yang telah berlangsung hingga 92 tahun
lamanya.17
Ketiga, bahwasannya partai fasis Golden Dawn berada di posisi ketiga dengan
perolehan 6.28% suara dan 17 kursi parlemen, menunjukkan bahwa keberhasilannya
semenjak pemilihan tahun 2010 merupakan sebuah tren. Kemenangan tersebut dapat
diraih meskipun adanya petugas partai yang sedang menjalani proses peradilan di
penjara (termasuk pemimpin dan beberapa member parlemen) dikarenakan perkara
kejahatan yang serius. Kemudian, pembunuhan terhadap Pavlos Fyssas, seorang
aktivis anti-fasis yang diafiliasikan kepada anggota dari Golden Dawn18 Jika skor
yang diperoleh partai dalam pemilu 2012 dapat dikaitkan dengan suara “protes” oleh
15

Ibid
Survey dilaksanakan oleh Kapa Research dalam warta harian Yunani To Vima, 1 February 2015. 1
Juli 2016. Diakses dari www.tovima.gr
17
Chrysopoulos, Philip. Papandreou Name Out of Parliament After 92 Years. 1 Juli 2016. Diakses dari
Greece.greekreporter.com
18
D. G. Dimitrakopoulos, The political consequences of a Greek rapper’s murder,
openDemocracy, 30 September 2013, diakses dari www.opendemocracy.net pada 2 Juli 2016
16

5

warga Yunani yang sepertinya tidak sadar apa kepentingan yang dibawa oleh Golden
Dawn, seharusnya hal tersebut tidak bisa menjadi alasan untuk pemilihan di tahun
2015. Golden Dawn, bersama dengan partai sayap kanan, nasionalis Independent
Greeks (4.75% dan 13 kursi) melengkapi gambaran dari fragmentasi dari spektrum
politik sayap kanan. Saat ini, kepentingan sayap kanan diwakili oleh tiga partai di
parlemen, yakni Independent Greeks, ND dan Golden Dawn.19
Akhirnya, proses pemilihan berakhir di awal pada pagi hari Senin 26 Januari,
terlepas dari 50-bonus kursi, SYRIZA dan Independen Yunani membentuk koalisi
dengan cepat, menjadi pertama dalam sejarah Yunani membawa bersama pihak dari
kiri dan pihak yang radikal dari nasionalis kanan, bersama-sama mereka mendapatkan
kursi mayoritas Parlemen (162 dari 300 kursi).
B. RUMUSAN MASALAH
Mengapa Partai SYRIZA Dapat Mengalahkan Partai Penguasa ND-PASOK
dan Memenangkan Pemilu Yunani untuk Pertama Kalinya pada Tanggal 25 Januari
Tahun 2015?
C. LANDASAN TEORI
Landasan teori sangat diperlukan dalam penulisan karya ilmiah, karena
landasan teori inilah yang nantinya digunakan penulis sebagai alat analisa untuk
menjawab rumusan permasalahan penelitian. Teori selalu menjadi bagian yang sangat

19

Pascale Joannin. Op. Cit.

6

penting dalam sebuah penelitian. Teori merupakan satu bentuk pernyataan yang
menjawab pertanyaan.20 Pertanyaan yang disebut teori itu merupakan sekumpulan
generalisasi. Teori bukan hanya sekedar kumpulan generalisasi melainkan lebih
kepada pernyataan yang menjelaskan generalisasi itu sebagai sarana ekspalansi.
Dalam prosesnya teori akan membantu dalam mengorganisasikan dan menata fakta
yang diteliti. Dalam penelitian ini akan digunakan Teori Marketing Politik.
Menurut Adman Nursal, Marketing politik merupakan serangkaian aktivitas
terencana, taktis, berdimensi jangka panjang dalam menyebarkan makna politik
kepada pemilih yang bertujuan untuk membentuk dan menanamkan harapan, sikap,
keyakinan, dan orientasi perilaku pemilih, agar menjatuhkan pilihannya pada
kandidat atau partai tertentu secara konsisten.21
Layaknya pemasaran dalam ilmu ekonomi, dimana pola komunikasi terbagi
menjadi dua yakni produsen dan konsumen. Ilmu marketing merupakan cara bagi
produsen untuk meyakinkan konsumennya (masyarakat) untuk memilih produk yang
dipasarkannya. Dalam hal ini, pola komunikasi yang aktif menjadi kunci dalam
kesuksesan pemasarannya, begitupun dengan strategi marketing politik yang
dijalankan oleh seorang komunikator politik harus piawai dalam menentukan dan
memikat hati pemilih sehingga mendapat dukungan masyarakat.

Mas‟oed, Mohtar. Ilmu hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Yogyakarta, LP3ES,
1990, hal 219
21
Nursal, Adman. Political Marketing Strategi Memenangkan Pemilu: Studi Pendekatan Baru
Kampanye Pemilihan DPR, DPD, PRESIDEN.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal 23

20

7

Sebagai kajian keilmuan baru yang masih dalam tataran embrionik, marketing
politik yang pertama kali dimulai di Amerika Serikat terus mengalami perkembangan
definisi yang beragam dan berubah. Marketing politik yang awalnya dipelajari oleh
bidang marketing, kini telah juga dipelajari oleh bidang ilmu politik dan ilmu
komunikasi di beberapa perguruan tinggi terkemuka di dunia dan melahirkan para
pakar dibidangnya. Newman mendefinisikan marketing politik sebagai aplikasi dari
pemasaran dalam kampanye politik yang dilaksanakan oleh berbagai individu dan
organisasi. Prosedurnya terdiri dari proses analisis, pembangunan opini, eksekusi dan
strategi manajamen kampanye oleh kandidat, partai politik, pemerintah, kelompok
kepentingan dan tim lobby yang bertujuan untuk mengarahkan opini publik,
menaikan sentimen ideologi mereka, memenangkan pemilu, dan pemilihan legislatif
serta referendum. Teori Marketing Politik bertindak sebagai respon atas kebutuhan
dan keinginan dari sekelompok individu atau organisasi tertentu dalam suatu
masyarakat.22
Dalam konteks aktivitas politik, pemasaran politik yang dimaksudkan adalah
penyebarluasan informasi tentang kandidat, partai, dan program yang dilakukan oleh
aktor politik melalui saluran-saluran komunikasi tertentu yang ditujukan kepada
sasaran tertentu dengan tujuan mengubah wawasan, pengetahuan dan perilaku
pemilih sesuai keinginan komunikator.
Dari definisi diatas, dapat terlihat jelas bahwa marketing dalam aktivitas
22

B. I. Newman, Handbook of Political Marketing (Thousand Oaks, CA: Sage, 1999), hlm. xiii.

8

politik memiliki peranan penting, khususnya dalam membangun pola komunikasi
antara politikus atau institusi politik dengan konstituennya. Marketing dalam arti
filosofis adalah mekanisme pertukaran ide antara dua belah pihak atau lebih. Antara
kontestan atau politikus dengan konstituen terdapat pertukaran ide, gagasan, ideologi
dan program kerja. Politikus dan partai politik mencoba menyusun program kerja
yang sesuai dengan harapan masyarakat, selain itu program kerja juga perlu
dikomunikasikan dan mendapat umpan balik (feedback) dari masyarakat, sehingga
terbentuk hubungan yang relasional.23
Menurut Lees Marshment ada empat hal utama yang melandasi pentingnya
penggunaan marketing politik bagi partai-partai politik, yakni:24
1. Terjadinya pergeseran paradigma pemilih dari ideologi ke program
kerja. Adanya de-idiologisasi pasca berakhirnya Perang Dingin secara
global telah merubah pula cara pandang dan preferensi para pemilih
partai politik. Masyarakat cenderung menggantikan ikatan-ikatan
ideologis (tradisional) dengan hal-hal yang lebih pragmatis, yaitu
program kerja yang ditawarkan oleh konstestan. Masyarakat
cenderung melihat apa yang bisa dan apa yang ditawarkan oleh partai
politik

maupun

kontestan

dibandingkan

dengan

alasan-alasan

ideologis yang ada dibalik satu partai politik atau kontestan. Hal ini
23

Firmanzah. Marketing Politik (Antara Pemahaman dan Realitas). 2012. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia
24
J. Lees-Marshment, Political Marketing and British Political Parties: The Party’s Just Begun.
Manchester: Manchester University Press, 2001, hlm. 252-255

9

terlihat nyata sekali dengan semakin membesarnya persentase pemilih
non-partisan, yaitu para pemilih yang menunggu partai politik mana
yang kiranya menwarakan solusi paling baik ketimbang yang lainnya.
Partai politik macam inilah yang akan mereka pilih dalam Pemilu.
2. Meningkatnya pemilih non-partisan. Terdapat trend di sejumlah
negara yang memperlihatkan semakin meningkatnya proporsi nonpartisan dalam Pemilu. Non-partisan adalah sekelompok masyarakat
yang tidak menjadi anggota atau mengikatkan diri secara ideologis
dengan partai politik tertentu. Kaum nonpartisan melihat pentingnya
kemampuan dan kapasitas orang atau program kerja partai politik
mana yang dapat memberikan solusi atas permasalahan bangsa dan
negara ketika program-program itu dikomunikasikan selama periode
menjelang Pemilu.
3. Meningkatnya

massa

mengambang

(floating

mass).

Dengan

meningkatnya jumlah pemilih non partisan maka jumlah massa
mengambang semakin besar. Massa mengambang ini seringkali sangat
menentukan menang tidaknya suatu partai politik dalam Pemilu.
Massa mengambang adalah kelompok masyarakat yang diperebutkan
oleh partaipartai dan kandidat yang bersaing dalam Pemilu. Massa
mengambang ini semakin besar seiring semakin kritisnya masyarakat.
4. Adanya persaingan politik. Sistem multipartai yang kini banyak dianut
oleh negara yang sedang meniti ke arah demokrasi ataupun baru saja
10

melaksanakan transisi dari otoriter menuju demokrasi, ditambah
dengan semakin kritisnya masyarakat dalam memilih partai politik
telah menempatkan partai politik pada iklim kompetisi yang ketat
untuk memperebutkan pemilih. Dengan demikian partai politik atau
kandidat semakin dituntut untuk menjadi lebih kreatif dalam melihat
dan menganalisis permasalahan bangsa dan negara. Konsekuensinya,
partai politik yang paling bagus dalam menyusun program kerjanyalah
yang mempunyai peluang lebih besar untuk memenangkan Pemilu.
Selain itu, Lees-Marshment juga mennyatakan produk dari partai politik,
berupa:
1. Kepemimpinan (leadership) yang mencakup kekuasaan, citra,
karakter, dukungan, pendekatan,hubungan dengan anggota partai, dan
hubungan dengan media.
2. Anggota parlemen (members of parliament) yang terdiri atas sifat
kandidat, hubungan dengan konstituen.
3. Keanggotaan (membership) dengan komponen-komponen kekuasaan,
rekrutmen, sifat (karakter ideologi, kegiatan, loyalitas, tingkah laku,
dan hubungan dengan pemimpin.
4. Staf (staff), termasuk di dalamnya peneliti, para profesional, dan
penasihat.
5. Simbol (symbol) yang mencakup nama, logo, lagu/ himne.

11

6. Konstitusi (constitution) berupa aturan resmi dan konvensi.
7. Kegiatan (activities), di antaranya konferensi, rapat partai.
8. Kebijakan (policies) berupa manifesto dan aturan yang berlaku dalam
partai. Jika kita cermati dengan saksama, kedelapan produk tersebut
tidak lain tidak bukan adalah”isi perut” partai politik.
Seandainya kedelapan produk itu yang dipasarkan kepada konstituen, dengan
sendirinya akan berlangsung proses pendidikan politik. Konstituen menjadi mengerti
apa yang menjadi gagasan, dan karya serta orang-orang di dalam sebuah parpol.
Bilamana semua parpol melakukan hal yang sama tentu khalayak dapat
membandingkan isi perut antarparpol; partai mana yang lebih menjanjikan perubahan
dan partai mana yang hanya membual saja. Dampak pemasaran politik akan
mempengaruhi opini untuk membangun dukungan politik
Marketing Politik tidak hanya sebatas masalah iklan dan komunikasi politik.
Dalam pandangan Marshment, marketing politik adalah pendekatan komprehensif
yang menyangkut cara sebuah institusi politik memformulasikan produk politik,
menyusun program publikasi kampanye dan komunikasi politik, strategi segmentasi
untuk memenuhi kebutuhan lapisan masyarakat sampai ke perhitungan harga sebuah
produk politik. Oleh karena itu, kondisi sosial budaya suatu wilayah geografis dan
demografis juga harus diperhitungkan dalam segmentasi dan formulasi isu politik.25

25

Ibid.

12

D. HIPOTESA
Berdasarkan landasan teori di atas, faktor-faktor kemenangan Partai SYRIZA
pada Pemilihan di Yunani pada Januari 2015 adalah sebagai berikut:
A. Partai: SYRIZA memiliki pendirian untuk menghapuskan sebagian besar
hutang, memorandum penghematan (austerity measure), renegosiasi bantuan
dana (bailout) serta berkomitmen untuk tetap berada di dalam Zona Euro.
Selain itu, SYRIZA juga mengkampanyekan program Thessaloniki Program,
yang bertujuan untuk pemulihan paska krisis dan dipimpin oleh Alexis
Tsipras, sebagai figur ketua partai politik termuda dalam perpolitikan Yunani,
dipercaya

rakyat

mampu

membawa

perubahan

terhadap

kondisi

perekonomian Yunani.
B. People: Keberhasilan menjadi partai oposisi utama pada pemilu sebelumnya
(tahun 2012), disertai dengan kampanye yang lebih optimis dibandingkan
dengan partai penguasa, yakni ND dan PASOK, membuat SYRIZA menjadi
pilihan utama bagi pemilih partisan, non-partisan, maupun mengambang yang
tidak lagi percaya dengan ND dan PASOK
Sehingga, kemenangan Partai SYRIZA pada pemilihan Januari 2015 menjadi
manifestasi popularitas SYRIZA dan kekecewaan serta ketidakpercayaan rakyat
Yunani terhadap partai New Democracy dan PASOK.

13

E. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian
Qualitative (deskriptif). Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
keadaan suatu kelompok manusia, subyek, kondisi, sistem pemikiran ataupun kilas
peristiwa pada masa sekarang.26 Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.27
Untuk membantu mendiskripsikan penelitian ini diperlukan strategi
penelitian. Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
pustaka, dengan teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data sekunder,
seperti buku teks, terbitan berkala, jurnal, majalah, surat kabar, dokumen, makalah,
dan bahan-bahan lainnya. 28 Tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan
berbagai buku, terbitan, majalah, surat kabar, dokumen, makalah, dan bahan-bahan
lain yang berbentuk eloktronik (yang biasa dapat diakses melalui instrumen
internet).
F. JANGKAUAN PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan dengan analisis dari awal krisis yang terjadi di
Yunani hingga kemenangan Partai Koalisi SYRIZA pada Pemilu Yunani di bulan
Januari tahun 2015.
26

Sulistyo-Basuki. "Metodologi kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian ." 2005: 2 Diakses 19 Juni
2015
27
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998. Halaman 63
28
Keraf, Gorys. Komposisi. Ende: Nusa Indah, 1984. Halaman 165

14

G. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

untuk

memahami

faktor-faktor

kemenenangan dari partai SYRIZA, yang menjadi partai pertama dalam sejarah
Yunani yang dapat memenangkan pemilihan di Yunani.

15

BAB II
SISTEM POLITIK DAN PEMILU DI YUNANI
Dalam bab II ini akan dipaparkan penjelasan tentang Sistem Politik dan
Sistem Pemilu di Yunani.
Negara Yunani terletak di Eropa Tenggara, di titik pertemuan antara tiga laut:
Laut Ionia di barat, Laut Mediterania di Selatan dan Laut Aegea di sebelah Timur.
Archipelago Yunani berkontribusi sebesar kurang lebih 7.500 Km dari total 16.000
km garis pantai.
A. SISTEM POLITIK DI YUNANI
Politik Yunani berlangsung secara republik demokratis, dengan model
parlemen representatif, dimana Perdana Menteri Yunani adalah kepala pemerintahan,
dan dari sistem multi-partai.1 kekuasaan legislatif dipegang baik pemerintah dan
Gedung Parlemen. Yunani memili sistem Kehakiman (Judicial) yang independen dari
eksekutif dan legislatif. Konstitusi Yunani, yang menggambarkan Yunani sebagai
"republik parlementer presiden", mengikutsertakan jaminan khusus yang luas dari
kebebasan sipil dan kekuasaan kepala negara kepada presiden yang dipilih oleh
parlemen. Struktur pemerintahan Yunani mirip dengan yang ditemukan di banyak
negara demokrasi Barat lainnya, dan telah digambarkan sebagai kompromi antara
model Perancis dan Jerman. Perdana menteri dan kabinet memainkan peran sentral
1

Christos Lyrintzis dan Elias Nikolakopoulos. Political System and Elections in Greece. 7 Juli 2016.
Diakses dari video.minpress.gr

16

dalam proses politik, sementara presiden melakukan beberapa fungsi eksekutif dan
legislatif di samping tugas seremonial. Voting di Yunani bersifat wajib tapi tidak
ditegakkan.2
A.1. BADAN EKSEKUTIF
Kabinet Yunani, yang merupakan organ utama pemerintah, termasuk kepala
semua kementrian eksekutif, diangkat oleh Presiden atas rekomendasi dari perdana
menteri. Dewan mendefinisikan dan mengarahkan kebijakan umum negara, sesuai
dengan ketentuan konstitusi dan undang-undang. Hal ini diatur oleh Konstitusi
Yunani. Dewan bertemu di gedung Parlemen Hellenic. Pertemuan dipimpin oleh
Perdana Menteri.3
A.1.1. PRESIDEN
Presiden Republik dipilih oleh Parlemen untuk masa jabatan lima tahun dan
maksimal dua kali untuk menjabat. Ketika masa jabatan presiden berakhir, Parlemen
akan memilih Presiden baru. Untuk 2 pemilihan pertama, diperlukan 2/3 mayoritas
(200 orang), sedangkan untuk tahap ketiga dan terakhir membutuhkan (180 orang)
atau mayoritas 3/5 suara.4 Apabila ditemukan kebuntuan pada tahap ketiga, maka
Parlemen dibubarkan dan pemilu dicanangkan oleh Presiden yang sedang menjabat
dalam kurun waktu 30 hari ke depan. Di Parlemen baru yang kemudian terbentuk,
2

Ibid
Ibid
4
Presidency of the Hellenic Republic. President: Election of the President. 7 Juli 2016. Diakses dari
www.presidency.gr

3

17

pemilihan Presiden diulang segera dengan 3/5 mayoritas yang diperlukan untuk suara
awal, mayoritas mutlak untuk yang kedua (151 orang) dan mayoritas sederhana untuk
yang ketiga dan terakhir. Sistem ini didesain untuk mempromosikan calon presiden
konsensus di antara partai-partai politik utama.5
Presiden memiliki kekuasaan untuk menyatakan perang, untuk memberikan
pengampunan dan untuk menyimpulkan perjanjian perdamaian, aliansi, dan
partisipasi dalam organisasi internasional; atas permintaan dari pemerintah mayoritas
parlemen sederhana diperlukan untuk meratifikasi tindakan tersebut, maupun
perjanjian dalam bentuk persetujuan (agreement) maupun traktat (treaty). Mutlak
atau tiga perlima mayoritas diperlukan dalam kasus luar biasa (misalnya, aksesi ke
Uni Eropa membutuhkan mayoritas 3/5).6
Presiden juga dapat melaksanakan kekuasaan darurat tertentu, yang harus
ditandatangani oleh menteri kabinet yang sesuai. Presiden tidak dapat membubarkan
parlemen,

memecat

mengeluarkan

pemerintah,

proklamasi

atau

menangguhkan
mendeklarasikan

artikel

tertentu

keadaan

konstitusi,

darurat

tanpa

countersigning oleh perdana menteri atau menteri kabinet yang sesuai. Untuk
membuat referendum, Presiden harus mendapatkan persetujuan dari parlemen.7

5

Ibid
Ibid
7
Ibid
6

18

A.1.2 PERDANA MENTERI
Perdana Menteri adalah kepala pemerintah Republik Hellenic dan pemimpin
kabinet Yunani. Pemilihan dan pengangkatan Perdana Menteri secara resmi ditunjuk
oleh presiden Yunani. Menurut Pasal 37 Konstitusi Yunani, presiden akan menunjuk
pemimpin partai politik dengan mayoritas mutlak dari kursi di parlemen sebagai
perdana menteri. Jika ada pihak memiliki mayoritas mutlak, presiden akan
memberikan pemimpin partai dengan mayoritas relatif (pluralitas) mandat eksplorasi
dalam rangka untuk memastikan kemungkinan membentuk pemerintahan dengan
kepercayaan dari parlemen.8
Jika kemungkinan ini tidak bisa dipastikan, Presiden harus memberikan
mandat eksplorasi untuk pemimpin partai terbesar kedua di parlemen, dan jika
langkah ini terbukti berhasil, dengan pemimpin partai terbesar ketiga di parlemen.
Setiap mandat eksplorasi mulai berlaku selama tiga hari. Jika semua mandat
eksplorasi terbukti berhasil, presiden memanggil semua pemimpin partai, dan jika
tidak memungkinan untuk membentuk kabinet dengan kepercayaan dari parlemen,
presiden akan mencoba untuk membentuk kabinet yang terdiri dari semua pihak di
parlemen untuk tujuan mengadakan pemilihan parlemen. Jika gagal, presiden akan
mempercayakan presiden Administrasi Mahkamah Agung atau Mahkamah Perdata
dan Pidana Agung atau Pengadilan Auditor untuk membentuk kabinet yang diterima
secara luas mungkin untuk melaksanakan pemilu dan membubarkan parlemen. Oleh
8

The Constitution of Greece. 7 Juli 2016. Diakses dari www.hri.org

19

karena itu, pemilihan anggota partai tertentu ke parlemen adalah setara dengan suara
untuk pemimpin partai untuk perdana menteri. 9
A.2. BADAN LEGISLATIF (PARLEMEN HELLENIC)
Parlemen adalah lembaga demokrasi tertinggi yang mewakili warga melalui
badan yang dipilih dari Anggota Parlemen (anggota parlemen). Di Yunani, legislatif
berbentuk unikameral dari 300 anggota, dipilih untuk masa jabatan empat tahun.10
Parlemen Yunani saat ini memiliki 300 anggota. Walaupun Konstitusi tidak
menentukan jumlah total anggota parlemen, tetapi ditetapkan bahwa tidak akan
kurang dari dua ratus (200) atau lebih dari tiga ratus (300)11, dan sejak tahun 1952
jumlah mereka telah ditetapkan ke 300.12 Anggota parlemen dipilih untuk masa
jabatan empat tahun melalui sistem perwakilan proporsional di 56 daerah pemilihan,
48 di antaranya adalah multi-kursi dan 8 kursi tunggal.13 1/20 diantara 300 member
tersebut, dapat dipilih tidak dalam konstituen tertentu melainkan di seluruh negeri.
Mereka disebut sebagai perwakilan negara (yang memiliki hak yang sama, kekuasaan
dan hak-hak selayaknya yang lain).14

9

Ibid
Hellenic Republic Greece in The USA. The Hellenic Parliament. 7 Juli 2016. Diakses dari
www.mfa.gr
11
Pasal 51 Paragraf 1. The Constitution of Greece. 7 Juli 2016. Diakses dari: www.wipo.int
12
Chrysa Lamprinaku. Law 2228/1952 di dalam Electoral System Change in Europe since 1945:
Greece. 7 Juli 2016. Diakses dari www.electoralsystemchanges.eu
13
Ibid. Law 3231/2004
14
Pasal 54, paragraf 3. The Constitution of Greece. Op. Cit.
10

20

Dari 300 kursi, 250 terpilih secara proporsional, dengan pemilih memilih
calon pilihan mereka dengan menandai nama pilihan mereka di surat suara partai,
sementara 50 kursi yang lain diberikan sebagai bonus untuk hadiah penerima bagian
suara terbesar, dan diisi oleh calon dari partai yang dinyatakan tidak terpilih.15 Syarat
untuk menjadi kandidat adalah warga Yunani berusia 25 atau lebih pada tanggal
pemilu, yang berhak untuk memilih dan tidak memenuhi kriteria diskualifikasi yang
dibuat oleh konstitusi dengan pengecualian tunggal untuk profesor universitas, warga
yang menjadi pegawai negeri (termasuk anggota angkatan bersenjata) yang
didiskualifikasi dari pengiriman kandidat, kecuali mereka mengundurkan diri
sebelum diajukan.16
Ketika anggota parlemen sudah dinyatakan resmi, mereka akan membentuk
grup parlemen. Sebuah kelompok parlemen di gedung parlemen harus terdiri dari
setidaknya sepuluh (10) anggota parlemen yang tergabung dalam partai yang sama.
Lima (5) anggota parlemen pun dianggap cukup apabila partai tempat mereka
bernaung memiliki suara dalam setidaknya dua pertiga (2/3) dari konstituen dan
punya setidaknya tiga persen (3%) dari jumlah total suara sah di Yunani. Anggota
parlemen tersebut juga dapat menunjuk hingga dua pengganti, bahkan presiden dari
grup parlemen terbesar serta presiden dari partai oposisi utama, dapat menunjuk

15

Law 3231/2004; Dekrit Presiden 26/2012. The Parliament: The Political System. 7 Juli 2016.
Diakses dari www.hellenicparliament.gr
16
Pasal 55, paragraf 1. The Constitution of Greece. Op. Cit.

21

hingga tiga pengganti masing-masing.17 Adanya kantor parlemen dimaksudkan untuk
penggunaan eksklusif grup parlemen dan anggota parlemen independen untuk
memiliki sekretariat administrasi mereka sendiri, yang terdiri dari jumlah kantor, dan
jumlah staf yang ditarik bekerja untuk grup parlemen tergantung pada ukuran dan
kekuatan electoral masing-masing.18 Presiden grup parlemen dengan mayoritas
tertinggi kedua di Parlemen, contohnya ketua partai politik yang tidak dalam
pemerintahan, disebut sebagai Pemimpin posisi utama, dan menikmati hak istimewa
khusus, seperti waktu ekstra untuk berbicara sebelum sidang.19
Anggota Parlemen kebal dari penuntutan pidana, penangkapan atau
penahanan sementara masih menjabat20, dengan pengecualian dari kejahatan yang
dilakukan sesuai kategori in Flagrante Delicto.21 Mereka juga kebal dari kewajiban
memberikan informasi kepada otoritas apapun mengenai fungsi legislatif dan
musyawarah. Namun, baik konstitusi maupun standing order memungkinkan
kejaksaan untuk meminta parlemen untuk mengambil kekebalan anggota parlemen
untuk kejahatan tertentu, dengan anggota parlemen memutuskan meskipun
pemungutan suara sebelumnya dilakukan secara terbuka. Dugaan kejahatan yang
dilakukan oleh anggota kabinet (termasuk non-anggota parlemen) atau presiden
republic, awalnya akan diselidiki oleh komite parlemen ad-hoc, dengan anggota
17

Pasal 15, paragraf 1. Standing Orders of the Hellenic Parliament. 7 Juli 2016. Diakses dari
www.hellenicparliament.gr
18
Ibid, pasal 18-19
19
Ibid, pasal 20
20
Pasal 62. The Constitution of Greece. Op. Cit.
21
Ibid, pasal 6, paragraf 1

22

parlemen kemudian voting pada rekomendasi komite. Ketika parlemen menemukan
cukup bukti untuk eksekusi, Pengadilan Ad-Hoc Khusus akan diselenggarakan.22
A.3. BADAN YUDISIAL
Di Yunani cabang peradilan dibagi menjadi pengadilan sipil, dan administrasi.
Pengadilan sipil menilai kasus perdata dan pidana, sedangkan pengadilan
administratif menilai kasus administrasi, yaitu sengketa antara warga dan negara. 23
Sistem peradilan Yunani terdiri dari tiga Mahkamah Agung: Pengadilan
Kasasi, Dewan Negara dan Majelis Akun. Pengadilan tinggi terdiri dari hakim
profesional, dari lulusan Sekolah Nasional Hakim. Hakim dipromosikan secara
bertahap, sampai mereka menjadi anggota Pengadilan Agung, didefinisikan oleh
konstitusi dan undang-undang yang ada. Presiden dan wakil presiden dari tiga
Pengadilan Agung dipilih oleh Kabinet Yunani di antara anggota masing-masing
Pengadilan Agung.24 Pengadilan Kasasi adalah pengadilan sipil dan pidana tertinggi,
sedangkan Dewan Negara adalah Peradilan Tata Usaha Negara (administratif)
tertinggi. Majelis Akun memiliki yurisdiksi eksklusif atas wilayah administratif
tertentu (misalnya sengketa yang timbul dari undang-undang yang mengatur pensiun
dari pegawai negeri sipil) dan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali. Pada kasus
seperti ini tidak dihakimi oleh Dewan Negara.
22

Ibid, pasal 86, paragraf 4
Maria Panezi. A Descripton of the Structure of The Hellenic Republic, the Greek Legal System, and
Legal Research. 8 Juli 2016. Diakses dari www.nyuglobal.org
24
National School of Judges. Greece National School of Judges. 8 Juli 2016. Diakses dari
www.etjn.eu
23

23

Terkadang, Pengadilan Agung mengambil keputusan yang bertentangan atau
mereka memiliki penilaian yang berbeda dengan konstitusionalitas ketentuan hukum.
sengketa ini diselesaikan oleh Mahkamah Agung khusus (Ad-hoc), yang komposisi
dan yurisdiksinya diatur oleh konstitusi (pasal 100). Seperti namanya, pengadilan ini
tidak permanen dan duduk ketika kasus khusus milik yurisdiksinya muncul. Ketika
Pengadilan Agung Khusus digelar, akan terdiri atas sebelas anggota: Presiden dari
tiga Supreme Courts, empat anggota Pengadilan Kasasi dan empat anggota Dewan
Negara.25 Ketika membedakan konstitusionalitas undang-undang atau menyelesaikan
perselisihan antara Maha Pengadilan, komposisinya terdiri dari dua anggota lainnya,
yakni dua profesor dari Sekolah Hukum Yunani. Mahkamah Agung khusus adalah
satu-satunya

pengadilan

yang

dapat

menyatakan

suatu

ketentuan

hukum

konstitusional sebagai "tidak berdaya" seperti batal berlaku hukumnya, sementara
tiga Pengadilan Agung hanya dapat menyatakan suatu ketentuan hukum
konstitusional sebagai "tidak berlaku" untuk kasus tertentu. Mahkamah Agung
khusus dan juga Mahkamah Pemilihan Agung, menilai permohonan terhadap
legalitas pemilu legislatif.26

25
26

E-uropean Justice. Specialised Courts-Greece. 8 Juli 2016. Diakses dari e-justice.europa.eu
Ibid

24

B. SISTEM PEMILU DI YUNANI
B.1. PEMILIHAN LEGISLATIF
Parlemen Yunani (Vouli ton Ellinon) memiliki 300 anggota, dipilih untuk
masa jabatan empat tahun oleh sistem perwakilan proporsional yang diperkuat
(reinforced proportional) di 56 daerah pemilihan, 48 di antaranya adalah multi-kursi
dan 8 sisanya kursi tunggal. Kursi ditentukan oleh konstituen voting, dan pemilih
dapat memilih kandidat atau calon pilihan mereka dengan menandai nama mereka
pada pemungutan suara partai. Namun, pihak yang menerima persentase suara
terbesar berhak menerima insentif tambahan 50 kursi, yang diisi oleh calon dari partai
mereka sendiri yang tidak dinyatakan terpilih di konstituten masing-masing. Warga
negara Yunani berusia 18 dan lebih pada tahun pemilu berhak untuk memilih, dan
pada usia 25 dan lebih juga berhak untuk dipilih ke Parlemen. Hak pilih perempuan
diadopsi pada tahun 1930.27
Konstituen di Yunani secara tradisional multi-kursi, dan sebagian besar
bertepatan dengan prefektur. Jumlah kursi disesuaikan setiap sepuluh tahun sekali,
setelah sensus penduduk sepanjang sepuluh tahun. Prefektur konstituen tidak
mungkin kekurangan representasi, atau mungkin mereka digabung dengan prefektur
lain; namun mereka mungkin dibagi menjadi konstituen yang lebih kecil jika
populasinya meningkat secara tidak proporsional: namun belum pernah dilakukan

27

Philippos K. Spyropoulos dan Theodore Fortsakis. Constitutional Law in Greece. 10 Juli 2016.
Diakses dari books.google.co.id

25

sejak 1967.28 Perubahan jumlah penduduk telah menghilangkan delapan (Kefalonia,
Lefkas, Eurytania, Grevena, Samos, Thesprotia, Phocis dan Zakynthos) prefektur
dengan kursi parlemen tunggal untuk masing-masing, sedangkan beberapa konstituen
urban atau pinggiran kota telah menunjukkan peningkatan besar dalam penjatahan
kursi mereka selama bertahun-tahun. Misalnya konstituen "Athena B" (yang
mencakup bagian utama dari wilayah metropolitan Athena tetapi tidak termasuk
Kotamadya Athena itu sendiri, yang membentuk konstituen "Athena A") meliputi
hampir 15% dari pemilih di negara Yunani dan akibatnya menentukan sejumlah 42
anggota parlemen. "Athena A" memilih 17 anggota parlemen, "Thessaloniki A"
memilih 16, Attica memilih 12, dan konstituen tersisa memilih nomor satu digit dari
anggota parlemen.29
Polling berlangsung di gedung sekolah pada hari Minggu, acara meriah bagi
siswa yang kemudian diberi akhir pekan dengan libur selama empat hari. Prosedur ini
dijalankan oleh hakim ketua atau pengacara hokum yang ditunjuk oleh asosiasi Bar
lokal, dan untuk sekretariat dibantu oleh warga setempat yang dipilih oleh banyak,
dalam proses menyerupai tugas sebagai juri. Polisi setempat juga tersedia. perwakilan
partai lokal diperbolehkan untuk memantau perhitungan; Peran teoretis mereka
adalah untuk memastikan transparansi. Secara tradisional, voting berlangsung "dari
matahari terbit sampai terbenam" tapi biasanya dibulatkan ke "jam atas" terdekat

28

Ibid
IBP, Inc. Greece Electoral, Political Parties Laws and Regulations Handbook. 10 Juli 2016. Diakses
dari books.google.co.id
29

26

(misal, 07:00-20:00). Individu dapat memperpanjang waktu pemungutan suara pada
kebijaksanaan hakim, jika masih ada pemilih antri untuk memilih. Pemilih
mengidentifikasi diri mereka dengan kartu ID mereka dan diberi nomor lengkap surat
suara untuk pemilihan ditambah surat suara kosong dan amplop kosong. Kemudian
mereka menarik diri ke bilik terpencil yang dilengkapi dengan podium, pena dan
keranjang sampah, dimana mereka memilih kertas suara pilihan mereka, jika ada, dan
menandai calon pilihan mereka, jika ada; mereka memasukkan amplop tertutup berisi
kertas suara di kotak s