FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN KELOMPOK EUROSCEPTIC DALAM REFERENDUM INGGRIS TAHUN 2016

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN KELOMPOK EUROSCEPTIC DALAM REFERENDUM INGGRIS TAHUN 2016

The Factors of Eurosceptic Group Victory in United Kingdom Referendum 2016

Disusun Oleh Khairul Munzilin

20130510062

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

i

FAKTOR-FAKTOR KEMENANGAN KELOMPOK EUROSCEPTIC DALAM REFERENDUM INGGRIS TAHUN 2016

The Factor of Eurosceptic Group Victory in United Kingdom Referendum 2016

Skripsi

Disusun Guna Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh: Khairul Munzilin

20130510062

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv MOTTO

Sebaik-baik manusia adalah yang baik akhlaknya dan bermanfaat bagi manusia lainnya” (Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam)

Don’t ever forget that your truth inspiration is “Prophet Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam”

Daripada bersibuk mengutuk kegelapan, Lebih Baik nyalakan dirimu,

Dan jadilah “Penerang” “No Pain, No Gain”

“If you plan Nothing, You’ll get Nothing”

“Life is Choice, so choose every step of your life carefully, cause it will determine your future”


(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang beserta rasa syukur dan bangga, saya persembahkan skripsi ini kepada :

Keluarga saya; Ibu saya Cut Anisah; Ayah saya Abdul Hamid Hasyim; adik saya Taslima, yang telah secara langsung maupun tidak langsung memotivasi saya dan menjadi motivasi bagi saya. Bukan hanya agar dapat menyelesaikan karya ilmiah ini, namun lebih dari itu, yang telah selalu mengusahakan kesejahteraan saya di perantauan, yang selalu perhatian dan mendorong agar saya selalu bisa menjadi lebih baik dari hari ke hari. Semoga kelak usaha saya, usaha kita, dapat menjadi manfaat bagi banyak manusia, dan bermanfaat bagi Agama, Bangsa, negara dan diterima oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Aamiin.


(7)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Tidak lupa saya haturkan rasa syukur dan ucapan terima kasih saya kepada :

 Allah SWT yang karena berkah dan kasih sayang Nya saya dapat hidup

merasakan seluruh nikmat Nya hingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

 Nabi Muhammad SAW yang telah mencerahkan dunia yang gelap, dan telah

menjadi inspirasi dalam hidup saya.

 Seluruh anggota keluarga saya, Ayah, Ibu, dek Ima. Seluruh keluarga besar

Bunda dan Ayah, dan seluruh sepupu-sepupu saya yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dan mendorong studi saya hingga saat ini.

 Pondok Modern Darussalam Gontor, terimakasih telah menerima saya

menjadi bagian dari keluarga Gontor. Banyak hal yang saya pelajari dari Gontor, tiada hari bahkan tiada detik tanpa pendidikan. Syukran katsiran yaa ustadzii. Semoga saya bisa menjadi bagian dari yang mampu membuat bangga Gontor, Islam, Bangsa, dan Negara. Aamiin.

 Seluruh teman-teman SEA (Student English Activity) yang telah menjadi

keluarga baru saya di Yogyakarta, terkhusus bagi teman-teman SEA dari ministry Speaking. Terimaksih yang terdalam bagi kalian semua yang telah mewarnai hidup saya selama di UMY dengan berbagai warna, dan terimakasih telah menjadi bagian dari cerita hidup saya selama di UMY. And i wish for all of you guys will always shine bright, being a better human and wish we can meet on the top.

 Seluruh teman-teman SEA dari angkatan 2013 yang mudah-mudahan kita

bisa menjadi manusia yang lebih baik kedepannya dan dapat bermanfaat bagi masyarakat banyak. Aamiin.

 Seluruh teman-teman Mujaddid, yang juga telah menjadi keluarga saya

selama diperantauan ini, dan terimakasih telah memberi banyak pengalaman untuk mengikuti banyak perlombaan debat nasional.


(8)

vii

 Seluruh teman-teman Peuhaba UMY yang menjadi tempat berkumpulnya

anak-anak Aceh di perantauan Yogyakarta yang sedang menempuh studi di UMY.

 Seluruh teman-teman kelas HI A UMY yang menjadi teman pertama di

kampus ini dan menjadi tokoh pertama dalam kisah perjalanan hidup saya di UMY.

 Seluruh teman-teman HI di UMY semoga kita bisa menjadi insan yang baik,

diridhai oleh Allah SWT, dan dapan menjadi insan yang selalu lebih baik dari hari ke hari. Aamiin.

 Seluruh teman-teman di DPM-KM UMY yang telah memberikan

pengalaman berpolitik di dunia kampus UMY.

 Seluruh teman-teman Sahabat Sedekah, yang mudah-mudahan amal kita

diterima Allah dan semoga kita selalu berada di jalan Allah. Aamiin.

 Seluruh temen-temen Idealist Leaders yang tersebar di seluruh dunia.

Senang rasanya menjadi bagian dari kalian semua. Semoga kita bisa meneruskan perjuangan pondok untuk kebaikan umat. Aamiin.

 Seluruh teman-teman kontrakan kucing : Javier Ashar, Amin Hizbullah dan

Latif Ismail, Fauzan, Saiba, Fitra, dan Nizar.

 Seluruh teman-teman seperjuangan dalam menghadapi kehidupan sebelum

memasuki dunia kampus : Hasan Ibrahim, Putra Yahya, Hilman, Rudi, Miftah, Yuda dan Dika.

 Seluruh teman-teman seperjuangan skripsi dan yang menemani dalam

pengerjakan skripsi : Yudha, Widya, Intan, Rezki, Amin, Rangga, Javier, Fadhli, Ulfa, Betti, Tasya dan Ujul.

 Terimakasih bagi Java Mart yang berjasa dalam pengerjaan skripsi ini, telah

menyediakan wifi, dan telah buka 24 jam, dan sangat membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

Dan seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu saya di berbagai aspek namun tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.


(9)

viii

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wa Rahmatullah Wa Barakatuh

Segala Puji dan syukur bagi Allah SWT atas rahmat, berkah dan hidayah Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umatnya menuju Islam.

Alhamdulillah penulis sampaikan atas terselesaikannya skripsi strata-1 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional. Skripsi ini merupakan bukti lika-liku perjalanan akademik yang dilalui penulis selama kurang lebih 3,5 tahun terakhir. Penulis sangat berharap bahwa skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya serta menjadi ilmu yang mempunyai kontribusi bagi kemajuan bangsa.

Melalui kata pengantar ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak antara lain :

1. Bapak Prof. Bambang Cipto, M.A. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

2. Bapak Dr. Ali Muhammad, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus pembimbing yang telah membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Hubungan

Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkontribusi kepada jurusan.

4. Ibu Siti Muslikhati, S.IP., M.Si. selaku sekretaris Jurusan Ilmu

Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5. Bapak Sugeng Riyanto, S.IP., M.Si. selaku dosen penguji skripsi I,

terima kasih atas masukan dan saran semoga bisa bermanfaat kedepannya.


(10)

ix

6. Ibu Ratih Herningtyas, S.IP., M.A. selaku dosen penguji skripsi II,

terima kasih atas masukan dan saran semoga bisa bermanfaat kedepannya.

7. Seluruh rekan-rekan civitas akademika HI UMY, bapa ibu dosen HI

UMY yang telah memberikan saya pengetahuan dan pembelajaran buat saya, administrasi TU HI UMY Pak Jumari, Pak Waluyo dan Pak Ayub yang membantu proses administrasi di jurusan berjalan lancar dan teman-teman HI UMY angkatan 2013 yang senantiasa memberikan dukungan sehingga susah dan senang masa studu dapat terlewati.

8. Seluruh keluarga besar saya yang tanpa lelah memberikan dorongan dan

semangat sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini.

9. Terima kasih kepada seluruh teman-teman yang telah membantu dan

saling memberi support satu sama lain dalam menyelesaikan skripsi ini. Mengakhiri kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu banyak masukan dan saran, maka dari itupenulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak serta perkembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa.

Wassalamualaikum Wa Rahmatullah Wa Barakaatuh

Yogyakarta, 24 Desember 2016


(11)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ...iii

MOTTO ... ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ...v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRACT ... xiv

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Kerangka Pemikiran ... 8

1. Teori Voting Behaviour ... 8

2. Konsep Strategi Kampanye... 15

D. Hipotesa ... 17

E. Tujuan Penelitian ... 18


(12)

xi

1. Metode Pengumpulan Data ... 18

2. Metode Pengolahan Data... 19

G. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II ... 21

A. Kontur Kenegaraan United Kingdom ... 21

B. Sejarah United Kingdom ... 28

1. Sejarah Perekonomian United Kingdom ... 30

2. Inggris dan Perang Dunia Pertama ... 33

3. Inggris dan Perang Dunia ke II ... 38

C. Munculnya Uni Eropa Dan Masuknya Inggris Dalam Uni Eropa ... 41

1. Sejarah dan Kontur Dari Institusi Uni Eropa ... 41

2. Inggris menjadi anggota dari Uni Eropa ... 46

3. Referendum Inggris dan Uni Eropa pertama ... 49

BAB III ... 56

A. Definisi Dan Klasifikasi Eurosceptic ... 56

1. Definisi Eurosceptic ... 56

2. Klasifikasi Eurosceptic ... 58

B. Dinamika Perkembangan Eurosceptic ... 62

C. Referendum Inggris Tahun 2016 ... 69

1. Latar Belakang ... 69


(13)

xii

3. Hasil Penghitungan Suara Referendum ... 75

BAB IV ... 78

A. Perilaku Pemilih Brexit Dalam Referendum Inggris Tahun 2016 ... 78

1. Model Sosiologi : Pekerja Buruh, Purnakaryawan, Dan Demografi Masyarakat Inggris ... 80

2. Model Dominasi Ideologi : Kebangkitan Eurosceptic Di Tengah Masyarakat Inggris ... 86

3. Model Identifikasi Partai : Pengaruh Partai UKIP Dalam Referendum .. 89

B. Kemenangan Strategi Kampanye Kelompok Eurosceptic ... 91

1. Project Fear ... 92

2. Emotional Connection ... 95

3. Pengaruh dari Publik Figur ... 97

BAB V ... 101


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 - Argumen setiap kubu dari Brexit dan Bremain dalam kampanye ... 74 Gambar 2 - Hasil total pemilih dalam referendum Inggris Raya 2016 ... 75 Gambar 3 - Jumlah suara referendum untuk Brexit dan Bremain ... 76 Gambar 4 - Hasil penghitungan suara berdasarkan negara bagian Inggris Raya .. 76 Gambar 5 - Pemetaan jumlah pemilih Brexit dan Bremain ... 77

DAFTAR TABEL

Tabel 1 - Persentase penduduk Inggris Raya berdasarkan umur ... 24 Tabel 2 - Timeline proses Inggris Raya masuk dalam Uni Eropa ... 55


(15)

(16)

xiv ABSTRACT

23 June 2016 is a historic day for the whole European Union society especially for those the people of United Kingdom. On this day eurosceptic group won a British referendum on Britain's motion of leaving the European Union. This paper will explore the factors related to the background of the eurosceptic group victory in this referendum. Theory of Voting Behaviour and Strategy of Campaign are bealived will be the best method in order to answer the reaserch of this paper. Eurosceptic group victory in this referendum couldn’t be separated from eurosceptic's success in influencing the mindset or paradigm of Britain society as the voter in this referendum. By using the concept of the campaign strategy, the writer will examine various forms of brexit campaign strategy that used in Britain referendum 2016 in order to influence voters behaviour.


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam penelitian skripsi ini penulis akan membahas mengenai referendum Inggris Raya yang diadakan pada tahun 2016 berkaitan dengan apakah Inggris akan meninggalkan atau keluar dari Uni Eropa, ataupun sebaliknya menetap sebagai negara anggota dari Uni Eropa. Dalam referendum Inggris yang diadakan pada

tangga 23 Juni 2016, sejarah menetapkan bahwa kelompok eurosceptic berhasil

mengawal suara masyarakat Inggris, terbukti dengan keberhasilan kelompok eurosceptic mendapatkan suara terbanyak dan memenangkan referendum ini. Hasil referendum ini menjadi sejarah besar bagi Inggris dan Uni Eropa oleh karena inggris menjadi negara pertama dari negara-negara anggota Uni Eropa lainnya yang memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.

Andrew Heywood dalam bukunya Politics menegaskan makna konsep

referendum dengan sebuah kegiatan pemilihan dimana pemilih dapat mengekspresikan pandangan pada isu tertentu terkait kebijakan publik. Referendum berbeda dari pemilu yang dilakukan dengan dasar untuk mengisi suatu jabatan publik dan tidak untuk memberikan demokrasi langsung terhadap kebijakan yang ada di dalam pemerintahan. Referendum tidak digunakan sebagai ajang penggantian perwakilan masyarakat pada pemerintah (Heywood, 2013). Maka, referendum Inggris menjadi sangatlah penting melihat kebijakan yang akan


(18)

2

diterapkan pada Inggris tergantung pada bagaimana hasil yang tercipta dalam referendum ini.

Sebagaimana yang dilansir oleh BBC, istilah brexit merupakan singkatan kata yang telah digunakan untuk mengatakan Inggris meninggalkan Uni Eropa - menggabungkan kata-kata ‘Britain’ dan ‘Exit’ untuk mendapatkan brexit, dengan cara yang sama seperti kemungkinan Yunani keluar dari euro dijuluki Grexit di masa lalu (Hunt, 2016). Sedangkan menurut businissdictionary, brexit ialah Sebuah kombinasi dari kata ‘Britain’ dan ‘Exit’ yang mengacu pada penarikan Inggris dari Uni Eropa. Bagi Eropa, istilah brexit ini sangatlah mendalam sejak Inggris adalah satu-satunya negara besar yang meninggalkan Uni Eropa. Sebagaimana orang-orang Inggris telah sepakat untuk keluar dari Uni Eropa dalam referendum bersejarah pada hari Kamis 23 Juni 2016 (businessdictionary.com, 2016). Berlandaskan dua definisi diatas, brexit dapat diartikan sebagai sebuah istilah untuk menunjukkan bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa dalam peristiwa referendum yang diadakan pada tanggal 23 juni 2016.

Istilah eurosceptic merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk

orang-orang Eropa yang meragukan keberadaan Uni Eropa, eurosceptic berasal dari dua

kata yang digabungkan menjadi satu yaitu Euro dan Skeptic, Euro memiliki arti Eropa, dan Skeptic memiliki arti orang yang suka meragui sesuatu, maka secara

sederhana eurosceptic dapat diartikan dengan orang-orang Eropa yang meragukan

atau menolak adanya integrasi di Eropa. Sedangkan jika merujuk pada kamus


(19)

3

terutama politikus, yang menentang hubungan dekat antara Inggris dan Uni Eropa.

Istilah eurosceptic pertama kali muncul pada 11 November tahun 1985 dalam koran

Inggris, The Times, untuk menggambarkan oposisi skeptis terhadap Uni Eropa dan kebijakan-kebijakan dari Uni Eropa, istilah ini menjadi lebih fleksibel apabila dibandingkan dengan istilah euro-phobia ataupun istilah anti-Europeanism (Mehlika Ozlem Ultan, 2015).

Awal tahun 2016 menjadi masa yang sangat bersejarah bagi masyarakat Uni Eropa terkhusus bagi masyarakat Inggris. Hal ini dikarenakan pada tanggal 20 Februari 2016, David Cameron yang saat itu sedang menjabat sebagai perdana menteri Inggris mengumumkan bahwa Inggris akan mengadakan referendum terkait “apakah Inggris akan menetap sebagai anggota dari Uni Eropa ?” atau “apakah Inggris akan melepaskan diri dari keanggotaannya di Uni Eropa ?”. Lebih awal dari yang dijanjikan oleh Cameron pada masa kampanye 2015, referendum yang awalnya ditargetkan pada 2017 menjadi lebih awal dan akan dilaksanakan pada tanggal 23 juni 2016, pemutusan pertanggalan ini lahir setelah diadakannya renegosiasi terhadap hubungan Inggris dengan Uni Eropa di Brusel pada tanggal 18 dan 19 april. Sedangkan keputusan referendum ini muncul dari pemungutan suara parlemen Inggris setelah perdebatan yang lama terkait RUU referendum ini, dalam pemungutan suara ini anggota parlement yang mendukung pembuatan RUU ini berjumlah 544 orang sedangkan yang menolak berjumlah 53 orang (BBC, 2015).

David Cameron shrugged off critics from within Conservative ranks who say the UK should leave the European Union, arguing the decision would not be made by politicians but was the “people’s choice”. Speaking in Wales shortly after former Tory leader Michael Howard said Britain should


(20)

4

leave the EU, Cameron said it was down to UK citizens to decide on the country’s future. The prime minister said: “Everyone is going to have to make their own decision. This is not a debate between politicians. It’s a debate for the whole of the country to get involved in and to make their decision. It’s a very simple question on the ballot paper. You either remain in the European Union or you leave the European Union. It’s a single decision, it’s a final decision” (Morris, 2016).

Kutipan singkat dari The Guardian.com diatas menjelaskan bahwa sesungguhnya keputusan yang akan menentukan “apakah Inggris akan keluar atau akan menetap di Uni Eropa ?” bukan bergantung pada keputusan para birokrat yang duduk di kursi pemerintahan namun masyarakat Inggris secara keseluruhan yang akan menjadi penentu terhadap keputusan yang akan diambil. Hal ini menjelaskan bahwa Referendum mendapat tempat penting bagi keputusan Inggris terkait keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Dalam pidato kenegaraan, David Cameron mengatakan :

“We are approaching one of the biggest decisions this country will face in our lifetimes: whether to remain in a reformed EU or to leave. The choice goes to the heart of the kind of country we want to be and the future we want for our children.” “I do not love Brussels. I love Britain. I am the first to say there are many ways the EU needs to improve. The task of reforming Europe does not end with yesterday’s agreement. I will never say our country could not survive outside Europe … That is not the question. The question is will we be safer, stronger and better off working together in a reformed Europe or out on our own.” “You will decide and whatever your decision I will do my best to deliver it”(Rowena Mason N. W., 2016). Pidato David Cameron ini dengan jelas menunjukkan bahwa Referendum terkait keanggotaan Inggris di Uni Eropa akan menjadi hal penentu masa depan Inggris setelahnya.


(21)

5

Kedua sumber diatas membuktikan bahwa keanggotaan Inggris di Uni Eropa memiliki makna besar bagi Inggris. Ditambah kebijakan terhadap kedudukan Inggris di Uni Eropa akan ditentukan melalui mekanisme referendum yang akan melibatkan seluruh masyarakat Inggris. Menurut KBBI, referendum memiliki arti “penyerahan suatu masalah kepada orang banyak supaya mereka yg menentukannya (jadi, tidak diputuskan oleh rapat atau oleh parlemen); penyerahan suatu persoalan supaya diputuskan dengan pemungutan suara umum (semua anggota suatu perkumpulan atau segenap rakyat)”. Ketika suatu negara melaksanakan referendum, ini membuktikan bahwa betapa pentingnya keputusan yang akan diambil sehingga tidak cukup sekedar melalui parlemen yang telah dibentuk, melainkan mengharuskan untuk melibatkan keseluruhan masyarakat yang ada di dalam negara bersangkutan.

Seperti yang dilansir oleh VOAIndonesia pada 19 februari 2016, David Cameron menyatakan akan memperjuangkan kepentingan Inggris pada KTT Uni Eropa yang akan dilaksanakan selama dua hari di Brussel. Perdana menteri Inggris ini mengikuti rapat tersebut dengan membawa segala keresahan masyarakat Inggris yang telah ditanggung semenjak masa kampanyanya. Perdana Menteri Inggris Cameron menginginkan konsesi dari para pemimpin Uni Eropa lainnya mengenai berbagai tuntutan utama yang bisa diajukannya kepada para pemilih Inggris dalam referendum pada akhir tahun, mengenai apakah negaranya akan tetap menjadi anggota Uni Eropa atau tidak. (Bryant, 2016)


(22)

6

20 februari 2016, setelah pertemuan KTT Uni Eropa di Brussels telah usai, Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengumumkan bahwa para pemimpin negara Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk memberikan berbagai "status spesial" sebagai pertimbangan agar Inggris tidak keluar dari blok itu. Meski demikian, keanggotaan Inggris di Uni Eropa akan ditentukan rakyat Inggris sendiri melalui referendum. Usai diskusi selama dua hari yang berlangsung di Brussels, Belgia, para pemimpin Uni Eropa sepakat dengan suara bulat untuk menerapkan sejumlah langkah yang bertujuan membuat Inggris tetap berada di blok berisi 28 negara anggota Eropa itu. (Sari, 2016)

Namun demikian, walaupun segala kegundahan yang lahir dari masyarakat euroskeptic Inggris mendapat signal lebih baik setelah kesepakatan KTT Uni Eropa di Brussels, hal ini bukan berarti referendum akan dihentikan. Keputusan referendum tetap berjalan, perdebatan antara brexit dan Bremain pun berlangusng antara masyarakat Inggris dan kemudian topik inipun menjadi pembicaraan di skala Internasional.

Untuk mengetahui besaran jumlah pemilih sementara untuk kedua kubu brexit dan bremain sebelum referendum dilaksanakan, maka survey poling yang dilaksanakan secara independen menjadi cara terbaik untuk itu. Jajak pendapat terkait referendum dalam beberapa survey sangatlah ketat. Hasil telepon dari ComRes menempatkan kubu Bremain lebih unggul 12 poin dibandingkan kubu brexit, dengan 51% dari pemilih menginginkan Inggris untuk menetap di Uni Eropa dan 39% memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa. Sebuah survei online dari


(23)

7

YouGov menyatakan bahwa 42% memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa, sementara 38% imemutuskan untuk menetap di Uni Eropa. Hasil ini konsisten dengan tren selama beberapa bulan terakhir sebelum referendum dimulai, yang menunjukkan bremain memimpin dalam jajak pendapat telepon dan kompetisi yang ketat antara brexit dan bremain dalam sampel online (Fishwick, 2016).

Dan melihat survey lainnya, dalam report yang dikeluarkan oleh guardian.com pada 23 februari 2016 terkait pilihan anggota parlemen terhadap setengah lebih dari MPs Inggris, menunjukan hasil bahwa pilihan Bremain menjadi

pilihan terbanyak dibandingkan pilihan untuk brexit dan abstain. Guardian telah

mendata sebanyak 638 orang dari 650 orang anggota parlemen Inggris raya, dalam surveynya gurdian membagi tiga klasifikasi pilihan dengan pertama pilihan untuk Inggris meninggalkan Uni Eropa, kedua pilihan untuk Inggris tetap menjadi bagian dari Uni Eropa, dan terakhir pilihan untuk mereka yang belum menentukan pilihan mereka antara kedua pilihan yang ada. Dari 638 orang yang mengikuti survey ini menunjukan bahwa mereka yang memilih brexit berjumlah 138 orang, yang memilih bremain berjumlah 417 orang, dan mereka yang belum menentukan pilihannya berjumlah 83 orang (Rowena Mason F. S., 2016).

Dan kemudian berdasarkan survey online yang dilaksanakan oleh survation yaitu salah satu lembaga riset yang ada di Inggris, pilihan terbanyak jatuh pada bremain dengan memimpin 3 poin daripada brexit. Bremain mendapat total 45% suara sedangkan brexit mendapatkan 42% suara (Wright, 2016). Secara keseluruhan hasil survey diatas menunjukkn hasil yang variatif namun tetap


(24)

8

merefleksikan bahwa mayoritas masyarakat Inggris menginginkan Inggris untuk tetap menjadi bagian dari Uni Eropa.

Hasil polling sebelum referendum dan hasil penghitungan suara referendum

merefleksikan fenomena yang kontradiktif. Mengingat bahwa keempat polling

diatas menunjukan bremain lebih unggul dibandingkan dengan brexit. Namun hasil

referendum menunjukkan bahwa kelompok eurosceptic menjadi pemenang dalam

referendum Inggris 2016. B. Rumusan Masalah

Dengan uraian latarbelakang masalah diatas, maka penulis akan membawa

skripsi ini dengan rumusan masalah : Mengapa kelompok eurosceptic berhasil

memenangkan referendum Inggris Raya yang diadakan pada 23 Juni tahun 2016 ? C. Kerangka Pemikiran

Dalam menjawab permasalahan diatas penulis akan menggunakan teori voting behaviour dan didukung oleh konsep strategi kampanye. Penggunaan teori dan konsep ini diharapkan mampu membantu penulis dalam menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini.

1. Teori Voting Behaviour

Berlandaskan pada kamus Merriam-Webster, Teori dapat ditafsirkan sebagai sebuah ide atau seperangkat gagasan yang dimaksudkan untuk menjelaskan fakta-fakta atau peristiwa. Teori ialah sebuah Ide yang disarankan atau


(25)

9

dikemukakan sebagai sebuah perangkat untuk pembuktian terhadap kemungkinan sebuah kebenaran tetapi belum diketahui atau belum terbukti benar. Teori adalah Prinsip-prinsip umum atau ide yang berkaitan dengan topik tertentu (merriam-webster, 2016). Merujuk pada definisi diatas, maka penulis menggagas Teori Voting Behaviour untuk menjelaskan peristiwa dan menjawab rumusan masalah yang menjadi fokus dalam skripsi ini.

Teori Voting Behaviour terdiri dari dua kata yaitu Voting dan Behaviour, voting dalam bahasa indonesia berarti pemberian suara yang menurut marriam-webster ditafsirkan sebagai pilihan resmi yang dibuat dalam pemilihan, rapat, dan lainnya, dengan menggunakan surat suara, mengangkat tangan, berbicara degan nada keras, dan sebagainya (merriam-webster, 2016). Sedangkan dalam kamus Oxford, voting ialah Sebuah indikasi formal pilihan antara dua atau lebih calon atau program aksi, yang biasanya dinyatakan melalui pemungutan suara atau mengacungkan tangan (oxforddictionaries.com, 2016).

Behaviour dalam bahasa indonesia berarti Perilaku, dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh UNESCO, behaviour didefinisikan sebagai cara dimana seorang individu berperilaku atau bertindak. Ini adalah cara seorang individu mengendalikan dirinya. Perilaku harus dilihat dalam referensi untuk sebuah fenomena, suatu benda atau orang. Hal ini dapat dilihat dalam referensi untuk norma-norma masyarakat, atau cara di mana seseorang memperlakukan orang lain atau menangani benda. Oleh karena itu, perilaku adalah cara individu bertindak


(26)

10

terhadap orang, masyarakat atau benda. Hal ini dapat baik buruk atau baik. Ini bisa normal atau abnormal sesuai dengan norma-norma masyarakat (Unesco, 2000).

Kemenangan sebuah kelompok dalam suatu pemilu ataupun referendum dalam kasus ini, erat kaitannya dengan kemampuan kelompok tersebut dalam menguasai ataupun mempengaruhi perilaku pemilih dalam pemilu atau referendum

tersebut. Antara awal 1940-an dan 1960-an, empat model dasar “perilaku pemilih”

telah dikemukakan di hampir semua studi terkait perilaku pemilu. Model ini menjelaskan bagaimana manusia bereaksi terhadap faktor-faktor lingkungan dan memilih antara berbagai tindakan yang berbeda (Arzheimer, 2008).

Pada dasarnya ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi perilaku pemilih dalam sebuah pemilu, Andrew Heywood dalam bukunya yang berjudul ‘Politics’ mengemukakan bahwa setidaknya terdapat empat faktor yang

mempengaruhi ‘perilaku pemilih’; pertama, model identifikasi partai; kedua, model

sosiologi; ketiga, model pilihan rasional; keempat, model idiologi dominan. Model identifikasi partai merupakan model yang didasarkan pada rasa keterikatan atau keberpihakan psychologycal seorang terhadap suatu partai tertentu. Pemilih dilihat sebagai orang yang mengidentifikasi pilihannya dalam suatu pemilihan berdasarkan partai yang mereka anggap baik menurut kepercayaan mereka. Keikutsertaan dalam pemilihan merupakan manifestasi dari keberpihakan, bukan produk dari perhitungan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebijakan, kepribadian, kampanye dan liputan media (Heywood, 2013).


(27)

11

Melihat partai sebagai keluarga merupakan sarana utama dimana loyalitas politik diciptakan. Oleh karnanya, dalam kebanyakan kasus, model ini diperkuat dengan keanggotaan kelompok dan pengalaman sosial. Dalam model ini, sikap terhadap kebijakan dan pemimpin, serta persepsi tentang kelompok dan kepentingan pribadi, cenderung dikembangkan atas dasar identifikasi terhadap partai. sekutu partisan seperti ini cenderung bersifat stabil dan kontinuitas, terutama dalam hal pola kebiasaan perilaku pemilih, sering berlangsung seumur hidup (Heywood, 2013).

Model sosiologis merupakan model yang menghubungkan perilaku pemilih dengan keanggotaan kelompok tertentu, model ini menunjukkan bahwa pemilih cenderung mengadopsi pola voting yang mencerminkan posisi ekonomi dan sosial dari kelompok dimana mereka berasal. Apabila dalam model psikologis pemilih dipengaruhi dengan ikatan dengan partai atas dasar kekeluargaan, maka model sosiologis melihat bahwa pentingnya keselarasan sosial yang dicerminkan dengan berbagai divisi dan berbagai kecenderungan dalam masyarakat. Beberapa hal yang paling signifikan dari divisi-divisi ini yaitu kelas sosial, gender, budaya, agama dan daerah (Heywood, 2013).

Dalam berbagai analisa dikemukakan bahwa model sosiologis merupakan model pendekatan yang paling baik dalam mecapai kepentingan yang kemudian ditambah dengan pendekatan sosialisasi kepada para pemilih. Tidak jarang, sistem partai telah terlihat dengan mencerminkan sistem kelas, dengan kelas menengah memberikan dasar untuk partai-partai sayap kanan, dan kelas yang bekerja


(28)

12

memberikan dasar untuk partai sayap kiri. Sistem dua partai Buruh-Konservatif di Inggris telah sejak lama memahami betapa beharganya model ini. Peter Pulzer (1967) menyatakan bahwa kelas sosial merupakan dasar yang melandasi partai politik yang ada di Inggris, sedangkan semua yang lain ialah perhiasan dan detail (Heywood, 2013).

Model pilihan rasional mengalami pergeseran perhatian pada individu, dan jauh dari sosialisasi dan perilaku kelompok sosial. Dalam pandangan model ini, voting dipandang sebagai tindakan yang rasional, dalam arti bahwa pemilih individu diyakini memutuskan preferensi partai mereka atas dasar kepentingan pribadi. Alih-alih menjadi kebiasaan, manifestasi dari lampiran yang lebih luas dan kesetiaan, voting dipandang sebagai dasarnya berperan, yaitu sebagai alat untuk mencapai tujuan. model pilihan rasional berbeda dalam beberapa hal, sebagai contoh, beberapa melihat pemilihan sebagai komentar retrospeksi pada partai yang berkuasa dan bagaimana kinerjanya memiliki pengaruh bagi warga negara. Lainnya, mereka berperilaku seperti konsumen mengekspresikan pilihan antara pilihan kebijakan yang tersedia (Heywood, 2013).

Menurut model pilihan rasional, aktor rasional memiliki preferensi yang stabil dan transitif, yang memberi mereka kemampuan untuk memilih dari satu set alternatif untuk memaksimalkan keuntungan mereka. "keuntungan" tidak terbatas pada manfaat ekonomi bagi seorang aktor, melainkan setiap hasil yang sejalan dengan preferensi mereka. "Stabil" berarti preferensi aktor tetap konstan selama periode yang bersangkutan; "Transitif" berarti bahwa tidak ada preferensi


(29)

13

bertentangan. Seorang aktor rasional yang lebih suka pemerintah dipimpin oleh Partai A ketimbang Partai B, dan lebih memilih Partai B dibanding Partai C, maka aktor tersebut akan lebih memilih Partai A ketimbang Partai C jika diberi pilihan antara keduanya (Arzheimer, 2008).

Model ideologi dominan cenderung melihat sejauh mana pilihan individu dibentuk oleh proses manipulasi dan kontrol oleh ideologi. Dalam beberapa hal teori tersebut menyerupai model sosiologis, dalam voting terlihat untuk mencerminkan posisi seseorang dalam hirarki sosial. Namun, walaubagaimanapun teori ini tetaplah berbeda dari model sosiologis, model ini lebih menekankan bagaimana kelompok dan individu menginterpretasikan posisi mereka sebagaimana telah disajikan kepada mereka melalui pendidikan, pemerintah dan maupun oleh media massa. Berbeda dengan pandangan sebelumnya yang bahwa media hanya memperkuat preferensi yang sudah ada, model ini menunjukkan bahwa media dapat mendistorsi aliran komunikasi politik, baik dengan menetapkan agenda untuk diperdebatkan dan dengan penataan preferensi dan simpati (Heywood, 2013).

Walau demikian terdapat empat model dalam teori ini, tidak berarti seluruh model harus serta merta terkandung dalam suatu pemilihan. Penggunaan model ini akan tercermin dari bagaimana sikap pemilih dalam pemilihan tersebut. Maka, dalam penelitian ini penulis melihat terdapat tiga model dominan yang terkandung dalam referendum Inggris 2016, yaitu pertama ; model identifikasi partai, kedua ; model sosiologi dan ketiga model ; model ideologi dominan.


(30)

14

Model dominan pertama, mencerminkan bahwa masyarakat yang memilih berdasarkan partai tertentu. Model dominan kedua, masyarakat yang memilih berdasarkan kecendrungan latar belakang sosial tempat dimana mereka berada baik berdasarkan latar belakang ekonomi, ras, dan agama. Model dominan ketiga ialah masyarakat yang menentukan pilihan mereka berdasarkan kesamaan ideologi yang mereka miliki, biasanya pengaruh ideologi ini bisa bersumber dari pendidikan maupun dari media massa yang ada.

Pada referendum Inggris pertama disaat penetuan apakah Inggris akan masuk kedalam Uni Eropa atau sebaliknya. Masyarakat Inggris lebih cenderung memilih untuk ikut bergabung dengan Uni Eropa. Sedangkan pada referendum Inggris pada tahun 2016. Masyarakat Inggris lebih banyak menentukan pilihan mereka untuk keluar dari Uni Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa keberpihakan masyarakat Inggris telah berubah untuk keluar dari dukungan untuk bergabung dengan Uni Eropa menjadi dukungan untuk berpisah dengan Uni Eropa. Maka, dengan melihat perubahan kecendrungan dalam dukungan masyarakat Inggris

diatas, penulis akan mencoba menggunakan teori voting behaviour untuk mengkaji

model pemilih yang bagaimana menjadi mayoritas masyarakat Inggris lakukan.

Kemenangan kelompok eurosceptic dalam referendum ini tidak terlepas

dari keberhasilan kelompok eurosceptic dalam mempengaruhi pola pikir atau

paradigma masyarakat Inggris. Maka dengan menggunakan teori voting behaviour,

penulis akan mengkaji model yang bagaimana kecendrungan terbesar digunakan


(31)

15 2. Konsep Strategi Kampanye

Strategi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategia”, yang berarti "ahli militer." Dalam militer, strategi sering merujuk pada manuver pasukan ke posisi sebelum musuh benar-benar terlibat. Dalam hal ini, strategi mengacu pada penyebaran pasukan. Setelah musuh telah terlibat, segala fokus perhatian akan bergeser kepada taktik (Nickols, 2016). Sedangkan definisi strategi

dalam KBBI ialah pertama, ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya

bangsa(-bangsa) untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai; kedua, ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan; ketiga, rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; keempat, tempat yang baik menurut siasat perang (KBBI, 2016).

Kampanye menurut Merriam Webster adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk menghasilkan hasil tertentu (merriam-webster, 2016). Adapun definisi kampanye menurut KBBI ialah kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya untuk mendapat dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan suara (KBBI, 2016). Jika merujuk pada seluruh definisi kampanye yang ada diatas maka kampanye bisa diartikan sebagai kegiatan yang sengaja dirancang oleh oleh suatu pihak tertentu baik partai politik ataupun kelompok tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan suara.


(32)

16

Strategi merupakan sebuah kompas bagi sebuah kampanye, Tanpa perencanaan strategi, kampanye akan berubah menjadi serangkaian kegiatan yang tidak terkonsep dan tanpa arah. Strategi berfungsi untuk mendefinisikan tujuan dan menunjukkan bagaimana mereka dapat dicapai. Perencanaan kampanye layaknya seperti membangun rumah. Hal pertama yang perlu dilakukan ialah menentukan apa yang akan dibangun dan dimana akan dibangun; maka Anda meletakkan dasar, di mana Anda membuat struktur terlihat dan bekerja pada rincian. Fondasi dari kampanye kampanye ialah target yang jelas sedangkan blue printnya ialah perencanaan kampanye (Eckert, 2014).

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan konsep strategi kampenye sebagai alat pembantu dalam menjawab rumusan masalah diatas. Segala bentuk pertandingan, peperangan bahkan kompetisi sering kali dimenangkan oleh tim ataupun kelompok yang memiliki strategi yang paling baik. Tidak terkecuali dalam pemilihan, baik pemilu maupun referendum, partai ataupun kelompok yang menang seringkali kelompok yang memiliki strategi yang paling baik.

Dalam referendum Inggris pada tahun 2016 ini, kedua kelompok yang memiliki andil di dalamnya baik brexit maupun bremain pasti memiliki strategi tersendiri dalam masa kampanye yang telah disediakan oleh penyelenggara refeendum. Strategi yang digunakan didalam kampanye biasanya tidak terlalu berbeda antara satu dengan yang lain jika dilihat dari segi media yang digunakan, diera globalisasi saat ini dengan berbagai macam media yang ada, setiap kelompok baik brexit maupun bremain pasti akan memaksimalkan segala media yang ada.


(33)

17

Namun perbedaan strategi yang cukup jelas terlihat dalam referendum Inggris antara kelompok brexit dan bremain ialah sasaran yang setiap kelompok targetkan. Bremain memiliki sasaran menengah keatas atau mayoritas pemuda dan pemudi Inggris. Sedangkan Bremain memiliki sasaran menengah keatas sebagai sasaran dalam referendum Inggris.

Perbedaan dari strategi yang digunakan diatas merupakan sedikit dari berbagai strategi yang dapat digunakan oleh setiap kelompok dalam referendum ini. Dengan menggunakan konsep strategi kampanye ini penulis akan mengkaji berbagai bentuk strategi kampanye brexit yang digunakan dalam referendum Inggris tahun 2016. Selanjutnya penulis akan menganalisa strategi kampanye yang

bagaimana yang mampu membawa kelompok eurosceptic pada kemenangan dalam

referendum Inggris tahun 2016. D. Hipotesa

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas hingga melahirkan sebuah rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian penulis. Dengan landasi oleh kerangka teori dan konsep yang telah penulis paparkan diatas. Maka berdasarkan itu semua, penulis menarik hipotesa sementara untuk mengawali penelitian ini.

Adapun faktor-faktor yang melatarblekangi kemenangan kelompok eurosceptic pada Referendum Inggris yang diadakan pada 23 juni tahun 2016

adalah : pertama, keberhasilan kelompok eurosceptic dalam mempengaruhi

perilaku pemilih referendum Inggris Raya 2016. Kedua, penerapan strategi


(34)

18 E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengembangkan dan

menerapkan segala keilmuan yang telah diperoleh di Perguruan tinggi serta memperluas wawasan dan keilmuan terkait segala ilmu yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk membahas dan menganalisa

tentang faktor-faktor yang melatarblekangi kemenangan kelompok eurosceptic pada Referendum Inggris yang diadakan pada 23 juni tahun 2016.

3. Untuk mengetahui bagaimana perilaku pemilih pada referendum Inggris

Raya tahun yang diadakan pada 23 juni tahun 2016.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi

kemenangan kelompok eurosceptic pada Referendum Inggris Raya yang

diadakan pada 23 juni tahun 2016. F. Metode Penelitian

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang diterapkan oleh penulis di dalam penelitian ini ialah dengan cara menitik beratkan pada studi pustaka (data sekunder) baik berupa buku, jurnal, surat kabar, majalah, dokumen, internet serta sumber-sumber lainnya. Bilamana penulis telah mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka setelahnya barulah akan dianalisis dan diinterpresentasikan.


(35)

19 2. Metode Pengolahan Data

Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam mengolah data ialah dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis diskriptif analitis, yaitu dengan cara mengumpulkan seluruh fakta-fakta yang terkait dan mampu menunjang proses menganalisis sehingga mampu untuk menginterpretasikannya dengan tepat.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan disusun secara sistematis berdasarkan kaidah yang sudah berlaku, dalam penulisan skripsi ini penulis akan membagi tulisan ini kedalam beberapa bab dengan pembagian pembahasan dan wilayahnya sendiri namun saling berkaitan. Semua ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan penginterpretasian terhadap topik persoalan, oleh karnanya skripsi ini akan dibagi menjadi kedalam lima Bab yang terdiri dari :

BAB I

Bab pertama akan mencangkup tentang latar belakang dibalik munculnya rumusan masalah, rumusan masalah, kerangka pemikiran, hipotesa, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II

Bab kedua akan membahas terkait sejarah dan dinamika perpolitikan Inggris Raya : biografi singkat Inggris, sejarah singkat Inggris, Inggris dan Uni Eropa, referendum


(36)

20

pertama Inggris terkait keputusan menjadi negara member Uni Eropa ataupun sebaliknya.

BAB III

Bab ketiga akan membahasa tentang biografi kelompok eurosceptic dan dinamika referendum : perkembangan eurosceptic yang ada di Inggris, hard-eurosceptic dan soft-eurosceptic, pemaparan dinamika pergulatan rasionalisasi antara kelompok brexit dan kelompok bremain pada referendum Inggris 2016 beserta hasil dari referendum Inggris 2016.

BAB IV

Bab keempat akan mengulas terkait faktor-faktor yang

melatarbelakangi kemenangan kelompok eurosceptic pada

Referendum Inggris 23 juni tahun 2016.

BAB V

Bab kelima dalam skripsi ini berisi kesimpulan terkait seluruh bab-bab sebelumnya dan jawaban dari rumusan masalah yang ada dalam skripsi atau penelitian ini.


(37)

21 BAB II

SEJARAH DAN DINAMIKA PERPOLITIKAN INGGRIS RAYA Dalam BAB II penulis akan membahas terkait sejarah dan dinamika perpolitikan United Kingdom. Pada bagian awal akan dimaparkan terkait profil singkat dari United Kingdom meliputi kondisi geografis, jumlah demografis dan sistem pemerintahan inggris. Selanjutnya akan dijelaskan terkait sejarah United kingdom meliputi sejarah awal terbentuknya kerajaan Inggris, sejarah perekonomian dan sejarah keamanan politik Inggris. Dan bagian terakhir dari bab ini penulis akan mengemukakan terkait bagaimana hubungan Uni Eropa dan Inggris, meliputi profil singkat Uni Eropa, sejarah proses masuknya Inggris kedalam EEC dan referendum Inggris pertama terkait keanggotaan Inggris di EEC.

A. Kontur Kenegaraan United Kingdom

United Kingdom merupakan sebuah negara pulau yang terletak di lepas pantai barat laut daratan Eropa. Terpisah dari benua Eropa, yang dipisahkan oleh Laut Utara dan Selat Inggris, United Kingdom (informal disebut sebagai British) juga merupakan negara besar dengan gabungan dari beberapa negara di dalamnya yang mencangkup England, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Total luas Inggris berkisar 243.610 km, dengan luas daratan 241.930 km dan luas lautan 1.680 km. Awal mula asal-usul Inggris dapat ditelusuri ke masa Anglo-Saxon Raja Athelstan yang juga dieja dengan Aethelstan atau Ethelstan ( meninggal pada 27 Oktober 939), yang di awal abad ke-10 menjadi raja pertama yang memiliki pemerintahan yang efektif diseluruh daratan. Melalui penaklukan yang dilakukan


(38)

22

selama berabad-abad berikutnya, kerajaan meluas lebih jauh berada di bawah kekuasaan Inggris. Wales, sebuah kumpulan dari kerajaan Celtic berada di barat

daya Inggris ini, secara resmi bersatu dengan Inggris oleh Act of Union pada 1536

dan 1542. Skotlandia, telah menjadi bagian dari London sejak 1603, namun baru secara resmi bergabung dengan Inggris dan Wales pada tahun 1707 untuk membentuk Inggris Britania Raya (Great Britain).

Kata sifat "British" mulai digunakan pada saat itu untuk menyebut semua orang kerajaan. Irlandia berada di bawah kendali Inggris selama tahun 1600-an dan

secara resmi bersatu dengan Inggris melalui Act of Union pada 1800. Republik

Irlandia memperoleh kemerdekaan pada tahun 1922, namun enam dari Ulster sembilan kabupaten tetap menjadi bagian dari Inggris sebagai Irlandia Utara. Sekitar 55 persen dari Irlandia Utara 1,6 juta orang (populasi protestan) mencari nenek moyang mereka ke Skotlandia atau Inggris, dan menginginkan untuk kembali bergabung dengan Inggris; Namun, banyak dari populasi Katolik Roma (44 persen) ingin bergabung dengan Republik Irlandia. Nama Britain terkadang digunakan untuk merujuk terhadap Inggris secara keseluruhan. Dengan berIbukotakan London, yang merupakan salah satu pusat komersial, keuangan, dan budaya terkemuka di dunia. Kota besar lain meliputi Birmingham, Liverpool, dan Manchester di Inggris, Belfast dan Londonderry di Irlandia Utara, Edinburgh dan Glasgow di Skotlandia, dan Swansea dan Cardiff di Wales.


(39)

23

Populasi adalah jumlah penduduk secara keseluruhan (kedua gender dan semua umur) di suatu negara disetiap tahunnya, oleh PBB, Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial, Divisi Populasi (worldometers, 2016). Inggris terdiri dari berbagai macam ras didalamnya, ras kulit putih 87.2%, Afrika Inggris 3%, Asia Inggris : India 2.3%, Asia Inggris : Pakistan 1.9%, campuran 2%, lainnya 3.7%. Bersumber dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), departemen urusan ekonomi dan sosial : divisi kependudukan, diproyeksikan bahwa selama 2016 penduduk Inggris Raya meningkat sebesar 407.753 orang dan akan mencapai sebesar 65.336.540 orang di awal 2017, jumlah ini setara dengan 0,88% populasi penduduk dunia. Peningkatan jumlah populasi ini termasuk dalam daerah kewajaran melihat jumlah kelahiran yang melampaui jumlah kematian di Inggris Raya. Dan apabila para imigran yang berasal dari luar Inggris Raya berada pada level yang sama dengan tahun sebelumnya, maka jumlah populasi Inggris Raya akan meningkat sebesar 183.748 orang. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk yang pindah ke Inggris Raya (yang mereka tidak asli) untuk menetap di sana sebagai penduduk tetap (imigran) akan melampaui jumlah orang yang meninggalkan Inggris untuk menetap secara permanen di negara lain (emigran) (United Nations, 2016).

Adapun dinamika perubahan populasi Inggris Raya pada setiap harinya dalam tahun 2016 berkisar : 2.245 kelahiran hidup rata-rata per hari (93,54 dalam satu jam), 1.631 kematian rata-rata per hari (67,97 dalam satu jam), 503 imigran rata-rata per hari (20,98 dalam satu jam). Populasi Inggris Raya (UK) meningkat sebesar 1.117 orang setiap hari pada tahun 2016. Selanjutnya berdasarkan usia,


(40)

24

pada tahun 2016 Inggris Raya (UK) memiliki distribusi usia populasi sebagai berikut:

17.3 66.2 16.5

Persentase penduduk di bawah 15 (>15)

Persentase penduduk berusia antara 15 dan 64 tahun (15-64) Persentase penduduk 65+ (>65)

Tabel 1 - Persentase penduduk Inggris Raya berdasarkan umur

(Sumber : countrymeter.info)

Dalam angka absolut, distribusi diatas berupa : populasi berusia 15 tahun kebawah berjumlah 11.263.197 orang (5.773.468 pria / 5.489.729 wanita), populasi berusia antara 15 tahun hingga 64 tahun berjumlah 42.956.236 orang (21.725.821 pria / 21.230.415 wanita), sedangkan populasi berusia diatas 64 tahun berjumlah

10.705.354 orang (4.726.816 pria / 5.982.538 wanita). Sedangkan menurut Central

Inteligent Agency, rasio penduduk Inggris berdasarkan umur ialah : 0-14 tahun : 17.44% (pria 5,761,311/wanita 5,476,649), 15-24 tahun : 12.15% (pria 3,997,150/ wanita 3,830,268), 25-54 tahun : 40.74% (pria 13,367,242/ wanita 12,883,674), 55-64 tahun : 11.77% (pria 3,760,020/ wanita 3,820,525), 65 tahun keatas : 17.9% (pria 5,170,542/ wanita 6,363,047) (CIA, 2016).


(41)

25

Jumlah harapan hidup masyarakat sebuah negara merupakan salah satu indikator demografi yang paling penting. Dikarenakan harapan hidup menunjukkan lama jumlah kelahiran baru setiap tahunnya akan hidup, dengan asumsi bahwa tingkat kelahiran dan kematian akan tetap pada tingkat yang sama sepanjang tahun. Jumlah harapan hidup (kedua gender) saat lahir untuk Inggris Raya (UK) adalah 80,1 tahun. Angka ini adalah di atas harapan hidup rata-rata pada masyarakat dari populasi global yang sekitar 71 tahun (menurut Divisi Populasi Departemen Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa). Dengan rincian harapan hidup laki-laki saat lahir adalah 78 tahun, sedangkan harapan hidup perempuan saat lahir adalah 82,3 tahun (countrymeters, 2016).

Inggris merupakan sebuah negara monarki yang berbentuk parlementer dengan Ratu sebagai kepala negara, dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan. Dengan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintah Inggris. Maka Perdana Menteri bertanggung jawab untuk semua kebijakan dan keputusan. Badan eksekutif secara harfiah mengacu pada orang-orang yang dibebankan dengan tanggung jawab untuk mengurus administrasi pemerintahan dan pelaksanaan hukum yang dibuat oleh legislatif. Secara teknis, ini termasuk kepala negara, anggota pemerintah dan pejabat yang melayani mereka, serta lembaga-lembaga penegak seperti militer dan polisi. Namun, biasanya istilah ini digunakan untuk menunjukkan sebuah badan yang lebih kecil dari pengambil keputusan yang benar-benar bertanggung jawab untuk arah dan bentuk kebijakan pemerintah (WATTS, 2003).


(42)

26

Perdana Menteri bertanggung jawab dalam mengawasi pengoperasian Layanan Sipil dan instansi pemerintahan, bertanggung jawab untuk menunjuk anggota pemerintahan, perdana Menteri adalah tokoh pemerintah utama dalam House of Commons. Kabinet terdiri dari anggota senior pemerintah. Perdana Menteri memilih anggota kabinet yaitu menteri yang berasal dari anggota House of Commons dan House of Lords. Mereka bertanggung jawab untuk segala tindakan, keberhasilan dan kegagalan dari departemen mereka. Kabinet Inggris keseluruhan berjumlah sebesar 110 orang, dengan satu orang Perdana Menteri, 22 orang kabinet menteri, dan 95 menteri lainnya.

Departemen dan instansi pemerintah bertanggung jawab untuk menempatkan kebijakan pemerintah dalam praktek ataupun realisasi. Beberapa departemen, seperti Departemen Pertahanan, meliputi seluruh United Kingdom. Sedangkan beberapa departemen lainnya tidak demikian, semisal Departemen Pekerjaan dan Pensiun mencakup keseluruhan United Kingdom kecuali Irlandia Utara. Hal ini karena beberapa aspek pemerintah United Kingdom diserahkan kepada Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Lembaga eksekutif adalah bagian dari departemen pemerintah yang menyediakan layanan pemerintah dan tidak memutuskan kebijakan, setiap lembaga eksekitif akan diawasi oleh departemen

tersendiri. Contohnya adalah Badan Perizinan Driver and Vehicle (diawasi oleh


(43)

27

Konstitusi digambarkan sebagai aturan mendasar di dalam sebuah negara, baik diwujudkan dalam hukum, adat istiadat atau konvensi. Konstitusi didalamnya mengatur terkait bagaimana keputusan dibuat, bagaimana kekuasaan didistribusikan terhadap lembaga-lembaga pemerintah, bagaimana batas kewenangan pemerintah dan bagaimana metode pemilihan dilaksanakan serta bagaimana proses pengangkatan orang-orang yang akan menjalankan kekuasaan. Konstitusi juga mendefinisikan sebagai hubungan antara negara dan individu dan biasanya termasuk dalam daftar hak-hak warga negara (WATTS, 2003). Dalam bidang legislatif, pembuatan hukum di Inggris melalui beberapa tahap sebelum mereka disahkan oleh Parlemen. The House of Commons dan House of Lords bekerja sama dalam pembuatan hukum. Proses pembuatan hukum di Inggris

mencangkup dua tahapan, pertama Acts of Parlement, Yaitu rancangan

undang-undang yang telah disetujui oleh Commons, Lords, dan The Queen. Departemen pemerintah terkait bertanggung jawab untuk menempatkan tindakan dalam praktek

ataupun aplikasi. Kedua Draft Legislations, kertas putih merupakan garis besar

proposal untuk undang-undang baru. Sedangkan kertas hijau digunakan untuk menampung aspirasi masyarakat sebelum kertas putih dirilis. Rancangan undang-undang merupakan sebuah proposal terhadap undang-undang-undang-undang baru atau perubahan yang sudah ada. Undang-undang yang tetelah disetujui oleh Parlemen, harus disertai persertujuan Ratu sebelum menjadi sebuah hukum (UK Government, 2016).


(44)

28 B. Sejarah United Kingdom

Sejarah menjadi suatu kebutuhan penting untuk memahami sepenuhnya sebuah negara. Inggris memiliki sejarah yang sangat amat berbeda dengan seluruh negara yang ada didunia. Inggris sangat sering menjadi peran penting dalam percaturan dunia, dan tidak jarang menjadi kubu pemenang di dalamnya. Awal kemunculan Imperium Inggris pertama yaitu disaat William, seorang dari bangsa Norman yang juga dijuluki sebagai seorang penakhluk memasukkan Inggris kedalam daerah kekuasaannya di wilayah yang sekarang kita kenal dengan Perancis. Semenjak tahun 1066 yaitu masa awal penaklukan oleh bangsa Norman, hingga tahun 1453 yaitu akhir dari perang seratus tahun. Setiap penguasa Inggris selalu meminta sebahagian dari tanah feodal yang dikuasai oleh para bangsawan Normania yang berada di perancis pada masa itu. Mereka tidak jarang menguasai kota paris dan juga sempat menduduki pelabuhan Calais di Prancis hingga tahun 1558. Imperium Inggris yang kedua meliputi wilayah kekuasaannya di daratan Amerika Utara, didalamnya juga termasuk pulau bermuda dan beberapa pulau di kepulauan karibia. Namun saat ini wilayah kekuasaan imperium Inggris yang masih bertahan hingga sekarang ialah pulau bermuda dan beberapa pulau di karibia.

Imperium ketiga terdiri dari berbagai pelabuhan pengisian batu bara dan beberapa wilayah perdagangan yang dikuasai setelah masa perang Napoleon. Imperium ketiga ini baru diakui secara resmi pada tahun 1876, disaat Ratu Victoria memproklamasikan diri sebagai penguasa Hindia. Dan akhir dari Imperium ini ditandai dengan kembalinya Raja George VI menjadi Raja Britania Raya dan


(45)

29

Irlandia Utara. Semenjak Normandia menjadi bangsa terakhir yang sukses dalam menginvasi negara ini, ada banyak rencana dari bangsa lain untuk menaklukkan bangsa ini, terutama Spanyol di bawah Raja Philip II pada 1588, Perancis di bawah Napoleon di 1803-1805, dan Jerman di bawah Hitler pada tahun 1940. Namun segala penakhlukan ini tidak ada yang berhasil satupun (Darlington, 2016).

Setelah berakhirnya Perang Dunia II United Kingdom memerdekakan hampir seluruh wilayah jajahannya disaat itu, namun tetap mengikat mereka kedalam suatu ikatan berupa Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Persemakmuran bangsa-bangsa merupakan sebuah wadah politik yang membuat ikatan antara negara-negara atau bangsa-bangsa merdeka bekas jajahan Inggris dengan United Kingdom. Persemakmuran bangsa-bangsa dibentuk sebelum negara-negara jajahan Inggris dimerdekakan untuk mempermudah pembubaran imperium.

Hal yang menarik pada United Kingdom saat ini bukan hanya sejarah besar atas kemenangan negara ini dimasa lalu, namun lebih dari pada itu yaitu hingga saat ini negara ini masih memimpin didepan dalam bidang industrinya. Bangsa Inggris menjadi bangsa pertama yang mempelopori revolusi Industri dan hingga saat ini masih menempati posisi penting di dunia. Dalam sejarahnya bangsa Inggris menjadi bangsa yang paling banyak menemukan penemuan penting. Diantara penemuan penting oleh bangsa Inggris ialah mesin uap, penisilin, mesin jet, radar, radio, TV dan penemuan penting dalam bidang energi ialah penemuan nuklir.


(46)

30

Inggris memiliki kekuatan politik yang besar dimasa Imperium hingga setelah masa perang dunia ke II Inggris kembali menciptakan negaranya sebagai salah satu “negara makmur” di dunia. Inggris menerapkan sistem asuransi yang mampu melindungi segala kelas sosial di negerinya, dimulai dari mereka yang tua, sakit, cacat, lemah, menganggur karena gangguan jiwa akut atau kemelaratan. Sumbangan dari masyarakat Inggris yang berpenghasilan lebih disalurkan kepada mereka yang tidak mampu hidup dengan kehidupan yang layak. Salah satu bagian dari sistem ini ialah Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris yang meliputi pemberian pelayanan berupa pengobatan dan pemberian fasilitas rumah sakit. Namun segala pelayanan kesehatan ini tidak lagi diberikan secara gratis semenjak tahun 1948, kecuali terhadap mereka para anak-anak dan para orang tua (Grolier Incorporated, 2000).

1. Sejarah Perekonomian United Kingdom

Dalam sejarah perekonomian, United Kingdom yaitu Great Britain dan Irlandia utara pernah menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Negara ini adalah tempat kelahiran demokrasi modern, Revolusi Industri, dan banyak dari pasar keuangan dan modal yang merupakan dasar dari sistem ekonomi kapitalis.

Selama Periode Abad Pertengahan Inggris menjadi negara pemasok wol untuk industri tekstil di negara-negara ketiga. Seiring berjalannya waktu Inggris mulai memproses wol menjadi benang dan kain sebelum ekspor. Dalam prosesnya pedagang membawa bahan untuk setiap tahap untuk diolah oleh keluarga petani. Ketika wol itu dipintal menjadi benang oleh keluarga pertanian pedagang


(47)

31

mengambilnya untuk membawanya ke tahap berikutnya untuk melanjutkan pengolahan ke tahap menenun benang menjadi kain. Keluarga pertanian biasanya bekerja selama 10-12 jam per hari, dan menghabiskan enam hari dalam seminggu. Pada abad kedelapan belas mesin diciptakan untuk mengurangi biaya dengan mempercepat produksi dan menghemat tenaga kerja, penemu mesin pintal pertama ialah James Hargreave dengan penemuan mesinnya yang bernama spinning jenny (1764) dan kemudian Richard Arkwright menemukan penemuan water frame (1769) dan akhirnya mule Samuel Compton dengan penemuan mesin pemintal benang (1774-1779) dan lainnya yaitu John Kay dengan penemuan mesin flying shuttle (1733) dan Edmund Cartwright dengan penemuan mesin power loom (1785) untuk menenun. Awalnya mesin ini didukung oleh roda air tetapi setelah mesin uap Watt ditemukan pengoprasian ini menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya. Mesin-mesin skala besar membutuhkan bangunan pabrik dan pekerja yang akan datang ke pabrik berbeda dengan yang sebelumnya cukup dikerjakan di rumah.

Selama periode ini inovasi mekanik terjadi pergeseran besar dalam serat yang digunakan untuk tekstil, berubah dari penggunaan wol menjadi kapas. Mesin pemisah biji kapas yang dibuat oleh Eli Whitney mengurangi biaya dalam mempersiapkan kapas sebagai materital baku tekstil untuk selanjutnya dipintal (Watkins, 2016).


(48)

32

Pada puncaknya yaitu pada abad kesembilan belas, Kerajaan Inggris telah mencangkup seperempat dari permukaan dunia. Dengan menggunakan perdagangan yang dilindungi oleh angkatan laut kerajaan, imperialisme Inggris mengembangkan sistem merkantilis global dengan mengangkut manusia, sumber daya dan modal, dan dengan ini menghasilkan keuntungan besar bagi Kekaisaran dan perusahaan utamanya, seperti East India Company, yang pada akhirnya mencangkup banyak wilayah dari mulai India hingga Asia Tenggara.

Perkembangan kekaisaran Inggris banyak didorong oleh persaingan antara kekuatan Eropa dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada bagian awal abad kedua puluh, dua pasukan gabungan mendatangkan bencana hingga menyebabkan Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Meskipun Inggris berada di pihak yang menang di kedua konflik tersebut, kejadian ini sejatinya menuntut harga yang berat. Perekonomian hancur, Kerajaan Inggris terpecah dan Republik Irlandia menarik diri dari Inggris meninggalkan Britania Raya dan pada akhirnya United Kingdom hanya terdiri dari England, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara (EconomyWatch, 2010).

Namun walaubagaimanapun, United Kingdom memiliki perekonomian yang sangat independen, maju, dan negara ini memiliki perdagangan internasional yang berada di garis depan semenjak abad ke-19 yaitu dimasa Revolusi Industri. Negara ini muncul dari Perang Dunia II sebagai pemenang militer namun masih memiliki kelemahan pada sektor manufaktur. Pemulihan pasca perang terbilang relatif lambat, negara ini menghabiskan waktu hampir sekitar 40 tahun, setelah


(49)

33

1973 dengan stimulasi tambahan dari keanggotaan dalam Masyarakat Ekonomi Eropa akhirnya digantikan oleh Uni Eropa (UE), berdampak pada peningkatan daya saing ekonomi Inggris secara signifikan.

Tingkat pertumbuhan perekonomian Inggris pada masa 1990-an terbilang sebagai pertumbuhan ekonomi yang cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara industri maju lainnya. Kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) berkisar sekitar seperlima dari total, dengan jasa pelayanan yang menjadi sumber pertumbuhan terbesar. Kepala hubungan perdagangan Inggris Raya ini telah bergeser dari kerajaan mantan untuk anggota lain dari Uni Eropa, yang menyumbang lebih dari setengah perdagangan barang nyata. Dalam perjalanannya Amerika Serikat menjadi mitra investasi dan perdagangan utama Inggris, sedangkan Jepang menjadi investor yang signifikan dalam produksi lokal Inggris. perusahaan-perusahaan Amerika dan Jepang sering memilih Inggris sebagai basis kerjasama mereka di Eropa dengan negara lainnya ( Encyclopedia Britannica , 2016).

2. Inggris dan Perang Dunia Pertama

Perang Dunia Pertama (The Great War) adalah salah satu konflik terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah umat manusia. Jumlah total militer dan warga sipil terluka dalam perang itu berkisar sekitar 37,5 juta manusia, dan jumlah yang menjadi korban dalam perang ini berkisar sekitar 16,5 juta manusia, dengan sejumlah besar terdiri dari orang dewasa dengan umur antara 16-40 tahun. Dan Masyarakat Inggris yang menjadi korban dalam Perang Dunia I berkisar sekitar


(50)

34

885.138 orang. Perang telah menghancurkan negara-negara di Eropa dengan kerusakan yang berdampak pada kemerosotan ekonomi pada setiap negara yang terlibat, terkhusus pada negara yang mengalami kekalahan didalam perang ini.

Penyebab yang melahirkan Perang Dunia ke II masih menjadi perdebatan dikalangan para ahli sejarawan. Namun walaupun demikian, terdapat beberapa faktor yang telah disepakati oleh kebanyakan sejarawan, diantaranya ialah peristiwa pembunuhan pangeran Archduke Franz Ferdinand dari kekaisaran Austro-Hungaria di wilayah Sarajevo. Faktor kedua ialah besarnya keinginan Kaiser Wilhelm untuk membuat kekaisaran Jerman di Eropa melebihi kekaisaran Inggris yang telah ada. Faktor ketiga ialah munculnya istilah sekutu atau aliansi diantara negara-negara di Eropa yang menyebabkan ada anggapan diantara mereka teman sealiansi dan musuh karena berbeda aliansi. Faktor terakhir ialah akibat Jerman menjadi negara yang terkurung didaratan yang membuat Jerman merasa terancam oleh Perancis dan Rusia, dan khawatir dengan kekuatan Inggris di lautan (Brit Politics, 2016).

Pada tahun 1800 dan akhir 1900-an, Inggris sering digambarkan sebagai di 'Isolasi Splendid' dari seluruh Eropa. Inggris memiliki sebuah kerajaan besar hingga penguasaan dan pengendalian Inggris terhadap kerajaan ini menjadi prioritas utama. Kunci kekuatan Inggris adalah India dengan sumber daya yang luas dalam hal tenaga kerja. Inggris sangat bergantung pada pasukan India untuk mengendalikan kekaisaran. Prioritas tertinggi Inggris ialah melindungi rute perdagangan antara Inggris dan India. Angkatan Laut Inggris yang besar, Inggris


(51)

35

menfokuskan kekuatan yang besar ini untuk melindungi rute dagangnya dengan India dan seluruh dunia.

Terlepas dengan fokus Inggris terhadap ini semua, Inggris telah mulai tertarik dengan segala peristiwa yang berlangsung di Eropa. Belgia dan Prancis memiliki wilayah yang luas di Afrika dan menjadi rival Inggris dalam penguasaan wilayah di daerah Afrika Utara. Pada tahun 1990-an Jerman juga memiliki daerah koloni Di Afrika dan mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap Afrika Utara.

Fokus Inggris lainnya tertuju pada Rusia. Sebagian besar dari abad ke 19 merupakan fokus Rusia untuk menguasai daerah Dardanelles, yaitu area dimana laut hitam terbuka menuju Laut Mediterania. Hal ini dikarenakan apabila Rusia mampu menguasainya, selanjutnya akan mempermudah kapal perang Rusia dan kapal dagang Rusia untuk berlayar di lautan Eropa. Rusia telah memiliki pelabuhan di daerah utara namun selalu membeku di saat musim dingin. Yang menjadi masalah ialah karena daerah Dardanelles merupakan kepemiliki dari Kerajaan Turky Ottoman yang telah menjadi musuh Rusia sejak lama. Inggris mendukung Turki untuk mencegah Rusia menguasai daerah tersebut dikarenakan Inggris tidak menginginkan Rusia sampai ke laut Meiterania yang menjadi rute penting Inggris menuju ke daerah Hindia.

Hinigga awal dari abad ke 19, Inggris lebih fokus kepada Rusia dan Perancis ketimbang Jerman. Hubungan Inggris dengan Jerman terjalin dengan sangat baik walaupun kemudian menjadi berbalik. Ketika Kaiser Wilheim II mengambil kuasa penuh dari Jerman, dia memiliki keinginan besar untuk menjadikan Jerman menjadi


(52)

36

negara besar di daratan Eropa. Dia merasa Jerman dikelilingi oleh kekuatan besar, dari Timur berhadapan dengan Rusia, sedangkan dari Barat berhadapan dengan Perancis. Olehkarnanya, untuk melindungi negaranya Jerman memutuskan untuk membangun kekuatan militernya dan disusul oleh Rusia dan Perancis karena merasa tereancam oleh Jerman. Selama abad ke 19, semua negara besar di Eropa berfokus pada pembangunan kekuatan militer dan angkatan laut yang kuat.

Pada masa itu Inggris tidak menginginkan ada kekuatan yang dominan di daratan Eropa, juka Rusia, Perancis, Jerman dan Austria-Hungaria mengkhawatirkan satu sama lainnya, maka tidak akan menjadi ancaman bagi Inggris. Pada tahun 1907 Inggris menyadari bahwa negara yang akan mengancam Inggris ialah Jerman. Kekuatan ekonomi yang besar, jumlah populasi yang besar dan kekuatan militer yang kuat, memungkinkan Jerman untuk menjadi kekuatan besar di Eropa. Dan oleh karnanya Inggris mulai mendukung Rusia dan Perancis. Namun walaupun Inggris mendukung Rusia dan Perancis, Inggris tidak memiliki niatan untuk ikut dalam perang pada tahun 1914. Menteri luar negeri Inggris, Sir Edward Grey menghabiskan banyak waktu pada musim panas tahun 1914 untuk meyakinkan Rusia dan Jerman untuk tidak memulai peperangan.

Jerman menginginkan Inggris untuk tidak mencampuri kedalam perang sama sekali. Walaupun Jerman mengetahui bahwa Inggris telah membuat kesepakatan dengan Belgia dibawah Treaty London pada tahun 1839 untuk menjaga tanah Belgia. Jerman menginginkan Inggris untuk menghiraukan perjanjian itu, dan membiarkan militer Jerman memasuki Belgia. Pemerintahan


(53)

37

Inggris berusaha kuat untuk melindungi daratan Belgia. Pelabuhan Belgia sangatlah dekat dengan wilayah Inggris, dan pengusaan Jerman terhadap Belgia tampak sebagai ancaman besar bagi Inggris. Dan pada akhirnya Inggris mangambil keputusan untuk tidak menghiraukan peristiwa 4 agustus 1914, yaitu ketika Jerman menyerang Prancis melalui Belgia. Dalam waktu kurang dari satu jam Inggris menyatakan perang terhadap Jerman.

Dan dalam beberapa hari kemudian Inggris, Prancis, dan Rusia resmi menjadi sebuah sekutu untuk memerangi Jerman dan Austri-Hungaria. Walaupun dimulai dengan peristiwa kecil, namun pada akhirnya peristiwa ini berakibat pada peperangan besar yang pernah terjadi dalam sejarah (The National Archives, 2016). Perang Dunia Pertama berakhir pada pukul 11 tanggal sebelas November tahun 1918. Yang diawali dengan permintaan panglima tentara Jerman pada pemerintahan Jerman untuk mengakhiri peperangan yang selanjutnya diikuti oleh lengsernya Kiser Wilhelm (pemimpin Jerman pada saat itu) pada 9 November 1918. Dua hari kemudian, Jerman menandatangani perjanjian gencatan senjata. Masyarakat di Inggris, Prancis dan semua negara yang mendukung mereka, merayakan akhir perang - perang yang telah berlangsung empat tahun empat bulan. Di London, kerumunan besar masyarakat Inggris berkumpul memenuhi wilayah Trafalgar Square (BBC.co.uk, 2014).


(54)

38 3. Inggris dan Perang Dunia ke II

Perang Dunia ke II dapat diklasifikasikan sebagai masa yang paling signifikan pada sejarah peradaban dunia. Masa ini membawa perkembangan teknologi besar bagi umat manusia dan meletakkan dasar perubahan yang mendasar bagi kehidupan sosial masyarakat dunia, di dalamnya termasuk berakhirnya masa kolonialisme dunia, munculnya gerakan hak asasi manusia di Amerika, munculnya gerakan emansipasi wanita hingga program untuk menjelajahi luar angkasa (History Net, 2016). Faktor politik menjadi penyebab mendasar yang berkontribusi besar pada pecahnya Perang Dunia ke II. Dilatarbelakangi dengan kondisi dan kesulitan yang dibebankan atas Jerman oleh akibat kekalahannya dalam (Great War) Perang Dunia II 1914-1918. Perjanjian Versailles pada tahun 1919 yang berdampak pada pembatasan militer dan industri militer jerman menjadi pukulan besar terhadap negara ini.

Gejolak ekonomi dan politik dari 1920 hingga awal 1930 menjadikan Jerman sebagai negara yang lemah hingga muncul perselisihan politik internal di dalam pemerintahan Jerman. Kondisi ini berdampak pada munculnya sosok Adolf Hitler sebagai Kanselir Jerman pada tahun 1933. Dalam kepemimpinannya, Hitler membangun kembali kebanggaan bangsa Jerman terhadap bangsanya hingga menguatkan rasa nasionalisme pada masyarakat Jerman di masa itu. Adolf Hitler memiliki ambisi pribadi untuk menjadikan Jerman sebagai negara yang dominan di Eropa dan dunia dengan melampaui kekuatan besar yang telah ada sebelumnya seperti Italia, Perancis dan Inggris.


(55)

39

Di Asia-Pasifik, Jepang telah memulai dominasi negaranya terhadap negara-negara tetangga dari semenjak awal abad kedua puluh dengan penaklukan militer di Korea dan Cina. Pada tahun 1930 Jepang melihat dirinya sebagai kekuatan regional yang dominan di Asia-Pasifik dan merasa memiliki kebutuhan untuk melindungi kepentingan ekonominya dan keinginan untuk memperluas wilayah jajahannya. Hal ini kemudian menyebabkan Jepang ingin memperlus daerahnya ke wilayah yang lebih luas dengan menantang negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis dan Belanda. Kedua peristiwa diatas baik di Asia dan di Eropa menjadi faktor terbesar yang melatarbelakangi pecahnya Perang Dunia ke II.

Dalam dua teater utama Perang Dunia II yaitu di Eropa dan Asia Pasifik berdampak pada terbentuknya aliansi politik dan militer di dalamnya. Di Eropa, Jerman bersekutu dengan Italia sedangkan Inggris bersekutu dengan Perancis. Jerman membentuk pakta non-agresi dengan Uni Soviet yang kemudian batal pada Juni 1941. Di Asia-Pasifik Jepang bertindak sendirian dalam perluasan kekuasaan kekaisaran Jepang di seluruh wilayah Asia Pasifik hingga pada akhirnya berhadapan langsung dengan Amerika Serikat pada bulan Desember 1941. Masuknya Amerika Serikat ke dalam Perang Dunia Kedua pada 1941menyebabkan Inggris yang pada awalnya berjuang sendirian dengan sekutu Commonwealth nya memiliki sekutu baru yang kuat (Brit Politics, 2016).

Keterlibatan Inggris di dalam Perang Dunia ke II baik di Eropa maupun di Asia Pasifik dilatar belakangi oleh keinginan Inggris untuk melindungi kekuasaan kerajaan Inggris dari Jerman di Eropa maupun Jepang di Asia Pasifik. Di Eropa


(1)

105

Brit Politics. (2016, November 20). The First World War. Diambil kembali dari britpolitics.co.uk: http://www.britpolitics.co.uk/first-world-war

Brit Politics. (2016, November 20). The Second World War. Diambil kembali dari www.britpolitics.co.uk: http://www.britpolitics.co.uk/the-second-world-war

Bryant, L. (2016, 2 19). Cameron akan Perjuangkan Kepentingan Inggris pada KTT Uni Eropa. Diambil kembali dari voaindonesia.com: http://www.voaindonesia.com/a/cameron-akan-perjuangnya-kepentingan-inggris-/3197720.html

Burns, C. A. (2016). The EU Referendum and the UK Environment: An Expert Review. UK.

BURNS, J. F. (2013, mei 3). Insurgent Party in Britain Gains in Popular Support. Diambil kembali dari The New York Times:

http://www.nytimes.com/2013/05/04/world/europe/united-kingdom-independence-party-gains-in-local-vote.html

businessdictionary.com. (2016, oktober 25). dictionary. Diambil kembali dari businessdictionary.com:

http://www.businessdictionary.com/definition/brexit.html

Calamur, K. (2016, Juni 23). The ‘Brexit’ Campaign: A Cheat Sheet. Diambil

kembali dari The Atlantic:

http://www.theatlantic.com/international/archive/2016/06/uk-brexit-guide/482730/

CIA. (2016, 11 17). Central Intelligence Agency. Diambil kembali dari the world fact book: https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/uk.html#

countrymeters. (2016, 11 16). United Kingdom (UK) Population. Diambil kembali

dari countrymeters.info:

http://countrymeters.info/en/United_Kingdom_(UK)

Darlington, R. (2016, november 9). A SHORT GUIDE TO THE. Diambil kembali

dari rogerdarlington.me.uk:

http://www.rogerdarlington.me.uk/Britishpoliticalsystem.html

DeCastro, M. (2016, Juni 25). How the Leave Campaign Won the EU Referendum The Message. Diambil kembali dari business2community: http://www.business2community.com/world-news/leave-campaign-won-eu-referendum-message-01582200#JR05QWyw6Gy3xdc4.97

Deloy, C. (2016). 43 years after their accession Britons decide to leave the European Union. FONDATION ROBERT SCHUMAN.

Department for Business, Innovation & Skills. (2010, 8 12). The Benefits and Achievements of EU Single Market. Diambil kembali dari


(2)

106

http://webarchive.nationalarchives.gov.uk:

http://webarchive.nationalarchives.gov.uk/+/bis.gov.uk/policies/europe/be nefits-of-eu-embership

Dunford, A. K. (2016, Juni 27). EU referendum: How the results compare to the UK's educated, old and immigrant populations. Diambil kembali dari Telegraph.co.uk: http://www.telegraph.co.uk/news/2016/06/24/eu-referendum-how-the-results-compare-to-the-uks-educated-old-an/

Dunford, A. K. (2016, Juni 27). EU referendum: How the results compare to the UK's educated, old and immigrant populations. Diambil kembali dari The Telegraph: http://www.telegraph.co.uk/news/2016/06/24/eu-referendum-how-the-results-compare-to-the-uks-educated-old-an/

Eckert, V. T.-A. (2014). Campaign Handbook A user’s guide to campaigning. Belgium: the Green European Foundation. Diambil kembali dari campaignhandbook.gef.eu: http://campaignhandbook.gef.eu/planning-strategically/

EconomyWatch. (2010, Juni 29). UK Economy: UK Economic History. Diambil

kembali dari economywatch.com:

http://www.economywatch.com/world_economy/united-kingdom/uk-economic-history.html

euractiv. (2013, januari 25). Euroscepticism: More than a British phenomenon.

Diambil kembali dari euractiv.com:

https://www.euractiv.com/section/med-south/linksdossier/euroscepticism-more-than-a-british-phenomenon/#ea-accordion-further-reading

European Union. (2016, agustus 23). A peaceful Europe – the beginnings of cooperation. Diambil kembali dari europa.eu: https://europa.eu/european-union/about-eu/history/1945-1959_en

Farshori, A. (2016, Agustus 30). How The Battle Of Campaign Strategy Gave Us Brexit. Diambil kembali dari Huffington Post:

www.huffingtonpost.co.uk/abbas-farshori/how-the-battle-of-campaig_b_11707680.html

Farshori, A. (2016, Agustus 30). How The Battle Of Campaign Strategy Gave Us Brexit. Diambil kembali dari Huffington Post:

http://www.huffingtonpost.co.uk/abbas-farshori/how-the-battle-of-campaig_b_11707680.html

Federal Department of Foreign Affairs FDFA. (2016). The European Union. swiss: Directorate for European Affairs DEA.

Fishwick, C. (2016, februari 24). Brexit or Bremain? Share your pro- or anti-EU arguments. Diambil kembali dari theguardian.com: https://www.theguardian.com/politics/2016/feb/24/brexit-or-bremain-share-your-pro-or-anti-eu-arguments


(3)

107

Glencross, A. (2015). Looking Back to Look Forward: 40 Years of Referendum Debate in Britain. POLITICAL INSIGHT.

Grolier Incorporated. (2000). Negara dan Bangsa. jakarta: Grolier International, INC. PT. Widyadara.

Hansen, H. S. (2008). A multidimensional understanding of the and a comparative analysis of public scepticism in Britain and Denmark. European Studies Master Thesis, 7.

Heywood, A. (2013). Politics. Basingstoke: Palgrave.

History Net. (2016, November 20). World War II. Diambil kembali dari historynet.com: http://www.historynet.com/world-war-ii

History of England. (2016, November 20). World War II (1939-1945) . Diambil kembali dari historyofengland.net: http://www.historyofengland.net/world-war-ii#

Hunt, B. W. (2016, oktober 2). Brexit: All you need to know about the UK leaving the EU. Diambil kembali dari bbc.com: http://www.bbc.com/news/uk-politics-32810887

KBBI. (2016). strategi. Diambil kembali dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): http://kbbi.web.id/strategi

Kirk, A. (2016, Juni 22). EU referendum: Which type of person wants to leave, and who will be voting to remain? Diambil kembali dari Telegraph.co.uk: http://www.telegraph.co.uk/news/2016/06/22/eu-referendum-which-type-of-person-wants-to-leave-and-who-will-b/

Kirk, A. (2016, Juni 22). EU referendum: Which type of person wants to leave, and who will be voting to remain? Diambil kembali dari The Telegraph: http://www.telegraph.co.uk/news/2016/06/22/eu-referendum-which-type-of-person-wants-to-leave-and-who-will-b/

Korski, D. (2016, Oktober 20). Why we lost the Brexit vote. Diambil kembali dari Politico.eu: http://www.politico.eu/article/why-we-lost-the-brexit-vote-former-uk-prime-minister-david-cameron/

Lewis, K. (2016, juni 25). What has the European Union ever done for us? Diambil

kembali dari independent.co.uk:

http://www.independent.co.uk/news/uk/politics/eu-what-has-european-union-done-for-us-david-cameron-brexit-a6850626.html

Margate, S. S. (2016, Juni 24). The U.K.’s Old Decided for the Young in the Brexit Vote. Diambil kembali dari Time.com: http://time.com/4381878/brexit-generation-gap-older-younger-voters/

Mcsmith, A. (2016, Juni 24). Brexit: Project Fear had reason on its side, but anti-experts caught public mood. Diambil kembali dari The Independent:


(4)

108

http://www.independent.co.uk/news/uk/politics/brexit-project-fear-had-reason-on-its-side-but-anti-experts-caught-public-mood-a7101841.html Mehlika Ozlem Ultan, S. O. (2015). Euroscepticism In The European Union.

International Journal of Social Sciences, 52.

merriam-webster. (2016, november 3). dictionary. Diambil kembali dari Merriam-Webster.com: http://www.merriam-webster.com/about-us

Miller, V. (2014, Desember 15). The UK in the European Union: in brief. International Affairs and Defence Section, hal. 3.

Miller, V. (2015). The 1974-75 UK Renegotiation of EEC Membership and Referendum. House of Commons Library, 4.

Morris, S. (2016, 2 26). David Cameron: EU referendum is the 'people's choice'.

Diambil kembali dari The Guardian:

http://www.theguardian.com/politics/2016/feb/26/david-cameron-eu-referendum-peoples-choice-uk

Mourlon-Druol, E. (2015). THE UK’S EU VOTE: THE 1975 PRECEDENT AND TODAY'S NEGOTIATIONS. Bruegel Policy Contribution, 09.

Nickols, F. (2016). strategy, definition and meaning. Diambil kembali dari www.nickols.us: http://www.nickols.us/strategy_definitions.pdf

OXFORD Higher Education. (2015). Timeline of the European Union. Oxford University Press.

oxforddictionaries.com. (2016, november 3). definition. Diambil kembali dari oxforddictionaries.com: https://en.oxforddictionaries.com/definition/vote Perisic, B. (2010). Britain and Europe: a History of Difficult Relations. Institute for

Cultural Diplomacy, 3.

Pettinger, T. (2016, juli 3). Benefits of European Union. Diambil kembali dari econ.economicshelp.org: http://econ.economicshelp.org/2007/03/benefits-of-european-union.html

Riley-Smith, B. (2016, juni 20). Leave or Remain in the EU? The arguments for and against Brexit. Diambil kembali dari thetelegraph.co.uk: http://www.telegraph.co.uk/news/2016/06/16/leave-or-remain-in-the-eu-the-arguments-for-and-against-brexit/

Rowena Mason, F. S. (2016, februari 23). How will your MP vote in the EU referendum? Diambil kembali dari theguardian.com: https://www.theguardian.com/politics/ng-interactive/2016/feb/23/how-will-your-mp-vote-in-the-eu-referendum

Rowena Mason, N. W. (2016, februari 20). EU referendum to take place on 23 June, David Cameron confirms. Diambil kembali dari The Guardian:


(5)

109

http://www.theguardian.com/politics/2016/feb/20/cameron-set-to-name-eu-referendum-date-after-cabinet-meeting

Ruryk, J. (2016, Juni 24). Brexit voters may have been driven by fear more than

reason. Diambil kembali dari CBC News:

http://www.cbc.ca/m/touch/world/story/1.3651073

Sari, A. P. (2016, 2 20). Cameron: Uni Eropa Beri Status Spesial kepada Inggris.

Diambil kembali dari CNN Indonesia:

http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160220151254-134-112253/cameron-uni-eropa-beri-status-spesial-kepada-inggris/

Taggart, A. S. (2003). Theorising Party Problems of Definition, Measurement and Causality. Sussex European Institute, 6.

Taggart, A. S. (2013). Theorising Party-Based Euroscepticism: Problems of Definition, Measurement and Causality. Sussex European Institute, 27. The Economist. (2016, februari 24). A background guide to “Brexit” from the

European Union. Diambil kembali dari economist.com: http://www.economist.com/blogs/graphicdetail/2016/02/graphics-britain-s-referendum-eu-membership

the Electoral Commission. (2016). Introduction to a referendum. London: Electoral Commission press.

the Electoral Commission. (2016). Media Handbook Referendum on the United Kingdom’s Membership of the European Union. London: Electoral Commission press.

The National Archives. (2016, November 20). The Great War. Diambil kembali

dari nationalarchives.gov.uk:

http://www.nationalarchives.gov.uk/education/greatwar/g2/backgroundcs1 .htm

Uberoi, E. (2016, juni 29). European Union Referendum. Briefing Paper, hal. 4-5. UK Government. (2016, november 18). How government works. Diambil kembali

dari gov.uk: https://www.gov.uk/government/how-government-works Unesco. (2000). behaviour modification. Regional Training Seminar on Guidance

and Counselling (hal. 9). Uganda: Ag2i Communication.

United Nations. (2016). United Kingdom (UK) Population. United Nations Department of Economic and Social Affairs: Population Division. Diambil kembali dari http://countrymeters.info/en/United_Kingdom_(UK)

Watkins, T. (2016, november 19). ECONOMICS DEPARTMENT. Diambil kembali

dari SAN JOSÉ STATE UNIVERSITY:


(6)

110

Watt, P. W. (2016, mei 26). Ukip wins European elections with ease to set off political earthquake. Diambil kembali dari The Guardian:

https://www.theguardian.com/politics/2014/may/26/ukip-european-elections-political-earthquake

WATTS, D. (2003). UNDERSTANDING US/UK Government and Politics. Manchester and New York: Manchester University Press.

Wells, A. (2015, September 22). Analysis: EU referendum – the state of public opinion. Diambil kembali dari Yougov.co.uk:

https://yougov.co.uk/news/2015/09/22/eu-referendum-state-public-opinion/

worldometers. (2016, 11 16). U.K. Population. Diambil kembali dari worldometers.info: http://www.worldometers.info/world-population/uk-population/

Worley, w. (2016, Juni 30). Donald Trump inspired Brexit campaign because facts don't work, says Leave founder Arron Banks. Diambil kembali dari The Independent: http://www.independent.co.uk/news/uk/home-news/brexit- news-donald-trump-leave-eu-campaign-facts-dont-work-arron-banks-lies-referendum-a7111001.html

Wright, O. (2016, juni 19). EU referendum: Polls suggest Remain campaign pulling back lead after late surge for Leave. Diambil kembali dari independent.co.uk: http://www.independent.co.uk/news/uk/politics/eu-

referendum-polls-remain-stay-brexit-david-cameron-who-will-win-a7090111.html

Yongmin, K. (2013). History and Influence of Euroscepticism on British Politics. 359.

Zoega, G. (2016, September 1). On the causes of Brexit: Regional differences in economic prosperity and voting behaviour. Diambil kembali dari Voxeu.org: http://voxeu.org/article/brexit-economic-prosperity-and-voting-behaviour