Rekam Medik Komite Medik dan KomitePanitia Farmasi dan Terapi

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit 2.1.3.1 Klasifikasi Rumah Sakit secara Umum Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya: a. berdasarkan kepemilikan terdiri atas: i. rumah sakit pemerintah ii. rumah sakit swasta, terdiri dari rumah sakit hak milik dan nirlaba b. berdasarkan jenis pelayanan, terdiri atas rumah sakit umum dan khusus c. berdasarkan afiliasi pendidikan, terdiri atas rumah sakit pendidikan dan non pendidikan

2.1.3.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum

Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit umum diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit: i. rumah sakit umum kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas ii. rumah sakit umum kelas B mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas iii. rumah sakit umum kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar iv. rumah sakit umum kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar Depkes RI c , 2009; Siregar dan Amalia, 2004.

2.2 Rekam Medik

Universitas Sumatera Utara Menurut PerMenKes RI No.269MENKESPERIII2008 yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien Siregar dan Amalia, 2004. Pemanfaatan rekam medik Depkes RI b a. pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien. , 2008 dapat dipakai sebagai: b. alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran dan kedokteran gigi dan penegakkan etika kedokteran dan etika kedokteran gigi. c. keperluan pendidikan dan penelitian. d. dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan. e. data statistik kesehatan.

2.3 Komite Medik dan KomitePanitia Farmasi dan Terapi

Komite medik adalah wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari Ketua Staf Medis Fungsional SMF atau yang mewakili SMF yang ada di Rumah Sakit. Komite Medis berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama Depkes RI a Komite Farmasi dan Terapi KFT adalah organisasi yang berada di bawah komite medik rumah sakit yang diketuai oleh dokter bagian farmakologi klinik dan seorang sekretaris yaitu apoteker dari IFRS serta dibantu oleh anggota PFT yang terdiri dari dokter yang mewakili Staf Medik Fungsional SMF serta dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Siregar dan Amalia, 2004. , 2008. Menurut Kepmenkes No. 1197MenkesSKX2004, fungsi dan ruang lingkup KFT adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan obat untuk dimasukan dalam formularium harus didasarkan pada evaluasi secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama. b. Komite Farmasi dan Terapi harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota SMF. c. menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk dalam kategori khusus. d. membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional. e. melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji medical record dibandingkan dengan standar diagnosis dan terapi. Tinjauan ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus-menerus penggunaan obat secara rasional. f. mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat. g. menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan perawat.

2.4 Formularium Rumah Sakit