Latar Belakang Maksud dan Tujuan Lokasi Penyelidikan S t r a t i g r a f i

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN GORONTALO DAN BOALEMO PROVINSI GORONTALO Oleh : Nazly Bahar, Nur A. Latif, Kusdarto dan Djaenal Arifin SUB DIT. MINERAL NON LOGAM S A R I Kabupaten Gorontalo yang ibukotanya Limboto memiliki luas lebih kurang 5.411,41 km2. Secara geografis Kabupaten Gorontalo terletak pada wilayah yang dibatasi koordinat antara 122 ° 10′ 05′′ dan 123 ° 32′ 09″ BT serta 00° 30′ 00″ dan 01° 00′ 00″ LU. Kabupaten Boalemo dengan ibu kotanya Tilamuta memiliki luas wilayah lebih kurang 6.739,57 Km2. Secara geografis Kabupaten Boalemo terletak pada wilayah yang dibatasi koordinat antara 121 ° 08′ 04″ - 128 ° 32′ 09″ BT. Serta 00° 24′ 04″- 01° 00′ 30″ LU. Geologi umum daerah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo disusun oleh batuan dengan urutan stratigrafi sebagai berikut : batuan beku berupa :Gabro, Diorit , granodiorit, granit, dasit dan munzonit kwarsa. Batuan piroklastik berupa : lava basalt, lava andesit, tuf, tuf lapili dan breksi gunungapi. Batuan sedimen berupa : batupasir wake, batulanau, batupasir hijau dengan sisipan batugamping merah, batugamping klastik dan batugamping terumbu. Endapan Danau, Sungai Tua dan endapan alluvial. Bahan Galian yang dijumpai di Kabupaten Gorontalo : Sirtu, Batugamping, Basal, Gipsum, Felspar, Lempung, Andesit, Toseki, Granit , Krisopas, dan Logam emas, perak dan tembaga. Sedangkan di Kabupaten Boalemo : Dasit, Andesit, Sirtu, Toseki, Granit, Granodiorit dan Logam emas, perak dan tembaga. Bahan galian yang berpotensi dikembangkan dilihat dari sumberdayanya adalah : batugamping, granit, andesit dan bahan galian logam emas.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan geologi daerah Gorontalo sangat menarik untuk dilakukan inventarisasi dan evaluasi terhadap bahan galian non logam dan mineral non logam. Keanekaragaman batuan dan struktur geologi memungkinkan terbentuknya beberapa bahan galian seperti: batugamping, toseki, bahan agregat bangunan serta logam berupa emas dan tembaga

1.2. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan inventarisasi dan evaluasi bahan galian di kedua daerah kabupaten ini dimaksudkan agar diperoleh data yang lebih optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan kegiatan ini sebagaimana yang dimaksud di atas adalah optimalisasi data potensi bahan galian untuk selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan kegiatan salah satu sumber peningkatan pendapatan daerah.

1.2. Lokasi Penyelidikan

Provinsi Gorontalo yang sebelumnya berstatus sebagai salah satu status Kabupaten dari Provinsi Sulawesi Utara saat ini terdiri dari 2 dua yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo. Kabupaten Gorontalo dengan ibukota Limboto memiiki luas lebih kurang 541.141 Ha. Secara geografis Kabupaten Kabupaten Gorontalo terletak pada wilayah yang dibatasi koordinat antara 112 o 10’05” - 123 o 32’09” BT serta 00 o 30’00” - 01 o 00’00” LU. Kabupaten Boalemo dengan ibukota Tilamuta memiliki luas wilayah lebih kurang 673.957 Ha. Secara geografis Kabupaten Boalemo terletak pada yang dibatasi koordinat antara 121 o 08’04” – 128 o 32’09” BT dan serta 00 o 24’04” – 01 o 00’30” LU. Kolokium Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, DIM TA. 2002 12-1

2. GEOLOGI

2.1 S t r a t i g r a f i

Geologi umum daerah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo disusun oleh batuan dengan urutan stratigrafi sebagai berikut : Gabro, terdiri dari gabro, Mikrogabro dan diabas, berumur Eosen – Oligosen Awal. Diorit Bone, terdiri dari diorit, diorit kuarsa, granodiorit dan adamelit, berumur Miosen Awal – Miosen Tengah. Diorit Boliohuto, terdiri dari diorit dan granodiorit, berumur Miosen Tengah - Miosen Akhir Granodiorit Bumbulan, terdiri dari granodiorit, garanit, dasit dan munzonit kwarsa, berumur Pliosen. Formasi Tinombo, terdiri dari lava basalt, basal sepilitan, lava andesit, breksi gunungapi, batupasir wake, batulanau, batupasir hijau dengan sisipan batugamping merah, batugamping kelabu serta rijang dan batuan termalihkan lemah. Lapisan rijang mengandung fosil radiololaria. Batupasir wake dan kuarsa berwarna kelabu dan hijau, pejal, berbutir halus sampai sedang dan sebagian mengandung pirit. Sisipan batugamping berwarna merah dan kelabu, pejal dan berlapis baik. Satuan batuan ini diterobos oleh batuan granit, diorit dan trakhit. Satuan batuan ini berumur Eosen – Oligosen Awal. Formasi Tinombo Fasies Sedimen, terdiri dari serpih kelabu dan merah, getas, sebagian kompak dan keras. Batupasir dengan sisipan batugamping dan rijang. Batuan Gunugapi Bilungala, satuan batuan ini mempunyai hubungan jari-jemari dengan Formasi Tinombo Teot yang terdiri dari breksi gunungapi, aglomerat, tufa dan lava andesit sampai basal. Breksi gunungapi dan aglomerat tersusun daripada pecahan batuan yang bersifat menengah sampai basa, kelabu dan hijau, pejal, sebagian terkersikan, kelabu muda, kompak dan berbutir halus. Lava berwarna kelabu kehijauan, berkristal halus sampai sedang, sebagian mengandung urat kalsit, pirit dan kalkopirit, terdiri dari andesit hipersten, andesit hornblende dan dasit. Umur satuan batuan ini adalah Miosen Awal hingga Miosen Tengah. Anggota Batugamping Formasi Dolokapa, terdiri dari batugamping berwarna kelabu terang, pejal, mengandung pecahan – pecahan batuan gunungapi hijau Formasi Dolokapa, terdiri dari batupasir wake, batulanau, batulumpur, konglomerat,tufa, tufa lapili, aglomerat, breksi gunugapi dan lava andesit sampai basal. Satuan batuan ini berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Formasi Randangan, terdiri dari breksi gunung api aglomerat, tuf, tuf lapili dan lava yang bersusunan andesitan sampai basalan. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen hingga Plistosen. Formasi Lokodidi, terdiri konglomerat, batupasir, batupasir Konglomeratan, batupasir tufaan, tufa, batulempung dan serpih hitam. Molasa Selebes, terdiri dari konglomerat, breksi serta batupasir, umumnya termampatkan lemah; Konglomerat dan breksi umumnya terdiri dari aneka ragam komponen. Batuan Gunungapi Pinogu, terdiri dari aglomerat, tuf dan lava andesit – basal. Batugamping Klastika, terdiri dari kalkarenit, kalsirudit dan batugamping koral berwarna kelabu terang, pejal mengandung pecahan batuanterdiri dari konglomerat, batupasir, Batulanau dan batulumpur, berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir. Batuan Gunungapi Pani , terdiri dari dasit, andesit, tufa, aglomerat dan breksi gunungapi, satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen hingga Plistosen. Breksi Wobudu, terdiri dari breksi gunungapi aglomerat, tuf, tuf lapili dan lava yang bersusunan andesitan sampai basalan. Satuan batuan ini diperkirakan berumur Pliosen hingga Plistosen Endapan SungaiTua , terdiri dari konglomerat, batupasir dan batupasir konglomeratan kerikil Endapan Danau , terdiri dari batulempung, batupasir dan kerikil. Batugamping Terumbu terdiri dari batugamping koral, berwarna putih pejal, terdapat setempat- setempat di sepanjang pantai selatan. Aluvium, merupakan endapan Sungai dan Pantai yang terdiri dari pasir, lempung, lanau, Lumpur, kerikil dan kerakal. 3 .. HASIL PENYELIDIKAN 3.1. Endapan Bahan Galian 3.1.1. Kabupaten Gorontalo