Pengaruh Orientasi Pasar Dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Keunggulan Bersaing Pada Sentra Rajut Binong Jati Bandung
ABSTRACT
By : Rustandi Nim : 21211019 Title : The influence Market Orientation and Learning Orientation to Competitive Advantage on Sentra Rajut Binong Jati Bandung Under Guidance : Dr. Rahma Wahdiniwaty dra., MSi
Micro Small Medium Enterprises that continue to experience growth marked by the increasing number of SMEs that have sprung up to offer a wide range of products and innovative SMEs which one is experiencing such developments is the center of Sentra Rajut Binongjati Bandung, based survey beginning writers get issues contained in the study sites market orientation and learning orientation on competitive advantage and measure indicators of the variables in the study ini.Purpose of this study was to measure the extent of the relationship between market orientation and learning orientation on competitive advantage and compared with existing theories and concepts
The method used in this research is descriptive method verification, while the sampling technique used in this study is a random sampling, by random sampling to seventy-five shopkeepers in the center of Sentra Raju Binongjati analysis technique used is multiple regression equation least squares and menggunakant-statistical hypothesis test to test the partial regression coefficient and f-statistic to examine the effect together with a significant level of five percent.
Based on the results of the regression test revealed that the market orientation and learning orientation getting a positive relationship to competitive advantage in the center of Bandung Binongjati knitting. Hypothesis test results showed that simultaneous or partial market orientation and learning orientation together - the same effect on the competitive advantage. Keywords : Market Orientation, Learning Orientation, Competitive Advantage
(2)
ABSTRAK
Oleh : Rustandi Nim : 21211019 Judul : Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing Pada Sentra Rajut Binongjati Bandung, Di Bawah Bimbingan : Dr.Rahma Wahdiniawaty,. Dra., M.Si.
Usaha Mikro Kecil Menengah yang terus mengalami perkembangan ditandai dengan semakin banyaknya UMKM yang bermunculan dengan menawarkan produk yang beraneka ragam dan inovatif yang mana salah satu UMKM yang mengalami perkembangan tersebut adalah sentra rajut Binongjati Bandung, berdasarkan survey awal penulis mendapatkan permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian mengenai orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing yaitu kurang maksimalnya orientasi pesaing, komitmen pembelajaran dan penciptaan produk yang unik dari perusahaa.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana hubungan antara orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing dan membandingkannya dengan teori dan konsep yang ada
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif, sedangkan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, dengan pengambilan sampling secara acak terhadap tujuh puluh lima pemilik toko pada sentra rajut Binongjati Bandung Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji koefien korelasi hipotesis simultan dengan tingkat signifikan lima persen
Berdasarkan hasil uji regresi dinyatakan bahwa orientasi pasar dan orientasi pembelajaran mendapatkan hubungan yang positif terhadap keunggulan bersaing di sentra rajut Binongjati Bandung. Hasil uji hipotesis simultan maupun parsial menunjukkan bahwa orientasi pasar dan orientasi pembelajaran secara bersama – sama berpengaruh terhadap keunggulan bersaing.
(3)
PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN ORIENTASI PEMBELAJARAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING
RUSTANDI
Universitas Komputer Indonesia www.Unikom.ac.id
ABSTRAK
Oleh : Rustandi Nim : 21211019 Judul : Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing Pada Sentra Rajut Binongjati Bandung, Di Bawah Bimbingan : Dr.Rahma Wahdiniawaty,. Dra., M.Si.
Usaha Mikro Kecil Menengah yang terus mengalami perkembangan ditandai dengan semakin banyaknya UMKM yang bermunculan dengan menawarkan produk yang beraneka ragam dan inovatif yang mana salah satu UMKM yang mengalami perkembangan tersebut adalah sentra rajut Binongjati Bandung, berdasarkan survey awal penulis mendapatkan permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian mengenai orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing yaitu kurang maksimalnya orientasi pesaing, komitmen pembelajaran dan penciptaan produk yang unik dari perusahaa.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur sejauh mana hubungan antara orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing dan membandingkannya dengan teori dan konsep yang ada
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif, sedangkan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, dengan pengambilan sampling secara acak terhadap tujuh puluh lima pemilik toko pada sentra rajut Binongjati Bandung Teknik analisis yang
(4)
hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji koefien korelasi hipotesis simultan dengan tingkat signifikan lima persen
Berdasarkan hasil uji regresi dinyatakan bahwa orientasi pasar dan orientasi pembelajaran mendapatkan hubungan yang positif terhadap keunggulan bersaing di sentra rajut Binongjati Bandung. Hasil uji hipotesis simultan maupun parsial menunjukkan bahwa orientasi pasar dan orientasi pembelajaran secara bersama – sama berpengaruh terhadap keunggulan bersaing.
Kata Kunci : Orientasi Pasar, Orientasi Pembelajaran, Keunggulan Bersaing
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kondisi bisnis belakangan ini terus mengalami peningkatan yang signifikan baik dari segi kualitas persaingan, maupun dari kuantitas atau banyaknya perusahaan yang ada dan terus berkembang. Salah satu jenis perusahaan yang berpotensi mengalami perubahan lingkungan bisnis tinggi adalah perusahaan berskala menengah kebawah atau yang lebih dikenal dengan UMKM. Selain semakin banyaknya jumlah usaha kecil dan menengah yang berkembang, UMKM juga harus terus bersaing dengan produk luar negeri yang masuk ke pasar dalam negeri. Keunggulan bersaing menjadi hal yang sangat diinginkan bagi berbagai jenis usaha, karena jika perusahaan memiliki keunggulan dalam bersaing,maka dapat dikatakan produk dari perusahaan tersebut menjadi pilihan utama bagi konsumen. Orientasi pasar dapat dilakukan perusahaan untuk mendapatkan kinerja yang baik dibandingkan dengan perusahaan lain pada bidang yang sejenis, maupun bidang yang berbeda. Terlebih lagi jika perusahaan tersebut terbiasa dalam melakukan pembelajaran – pembelajaran mengenai lingkungan bisnis atau lebih tepatnya melakukan orientasi pembelajaran. Orientasi pembelajaran yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya akan menambah pengetahuan dan
(5)
persaingan dalam lingkup industry. Berdasarkan hasil dari tanggapan pemilik usaha di sentra rajut Binong Jati Bandung mengenai variabel – variabel dalam penelitian ini, maka didapatkan beberapa hal yang harus lebih dtingkatkan untuk memperoleh keunggulan yang maksimal. Salah satu penyebab keungulan bersaing yang kurang maksimal di sentra rajut Binong Jati Bandung adalah karena belum dilakukannya aplikasi orientasi pasar secara menyeluruh, seperti contohnya orientasi pesaing. Selain itu juga pembentukan komitmen belajar yang termasuk dalam orientasi pembelajaran belum dijalankan secara optimal. Dari berbagai pemaparan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis ambil berdasarkan identifikasi masalah diatas, yang mana antara lain :
1.Bagaimana tanggapan pemilik usaha mengenai orientasi pasar pada sentra rajut Binong Jati Bandung
2.Bagaimana tanggapan pemilik usaha mengenai orientasi pembelajaran pada sentra rajut Binong Jati Bandung
3.Bagaimana tanggapan pemilik usaha mengenai keunggulan bersaing pada sentra rajut Binong Jati Bandung
4.Seberapa besar pengaruh orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing pada sentra rajut Binong Jati Bandung secara simultan maupun pasial
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pemilik usaha mengenai orientasi pasar pada sentra rajut Binong Jati Bandung
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pemilik usaha mengenai orientasi pembelajaran pada sentra rajut Binong Jati Bandung
3. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan pemilik usaha mengenai keunggulan bersaing pada sentra rajut Binong Jati Bandung
(6)
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing pada sentra rajut Binong Jati Bandung secara simultan maupun parsial.
1.4Kegunaan Penelitian
Adapun tulisan ini penulis harapkan bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak yang menggunakan tulisan ini, antara lain :
1.4.1 Kegunaan Praktis
1.Manfaat Bagi Penulis
Untuk lebih memahami dan menambah wawasan yang lebih luas mengenai bagaimana orientasi pasar, orientasi pembelajaran serta keunggulan bersaing yang sesuai dengan teori ataupun ilmu yang telah ada.
2. Manfaat Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan bagi pimpinan perusahaan yang diteliti, sehingga perusahaan yang bersangkutan dapat memahami lebih lanjut tentang orientasi pasar, orientasi pembelajaran dan keunggulan bersaing serta sebagai bahan pertimbangan dalam rangka memperbaiki kelemahan – kelemahan yang ada agar perusahaan akan semakin baik kinerjanya dan akan lebih mampu bersaing dengan kompetitor.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1.Manfaat bagi program studi
Sebagai penambah referensi dan sebagai bahan perbandingan dengan tulisan – tulisan sebelumnya khususnya tentang Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran
2.Manfaat bagi penulis lain
Sebagai bahan referensi yang bisa dipakai apabila penulis lain ingin dan tertarik membuat tulisan yang sama dengan penulis
(7)
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Orientasi Pasar
menurut Jaworski dan Kohli (1993) dalam Sosio Humaniora (2012:29) menyebutkan bahwa orientasi pasar (Market Orientation) adalah perspektif organisasional yang mendorong tiga aspek utama yakni: (1) upaya pengumpulan intelegensi pasar secara sistematik dengan sumber utama pelanggan dan pesaing, (2) penyebaran intelegensi pasar kepada semua unit atau departemen dalam organisasi dan (3). Respon organisasi terkoordinasi dan menyeluruh terhadap intelegensi pasar. Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.Sedangkan menurut Kotler (2009:8) menyebutkan bahwa orientasi pasar merupakan pemikiran tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta kreativitas pemasaran akan menghasilkan peningkatan dalam volume suatu penjualan yang mana orientasi dibagi menjadi indikator sebagai berikut
1.Orientasi konsumen
Kotler (2009:12) menyebutkan bahwa orientasi konsumen merupakan budaya organisasi yang senantiasa mencari informasi tentang kebutuhan dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhinya. Orientasi konsumen meliputi:
a. penciptaan kepuasan konsumen,
b. pemahaman terhadap kebutuhan konsumen,
c. upaya meningkatkan nilai produk yang ditawarkan pada konsumen d. memberikan layanan purna jual/layanan pendukung.
2. Orientasi pesaing
Kotler (2009:13) menyebutkan bahwa orientasi pesaing merupakan budaya perusahaan yang senantiasa mencari informasi tentang strategi dan produk yang ditawarkan oleh pesaing dalam rangka memenangkan persaingan Orientasi pesaing meliputi:
(8)
b. pimpinan mendiskusikan dengan pekerja tentang kekuatan pesaing dan strategi untuk menghadapi persaingan,
c. aktif memantau strategi pesaing,
d. meningkatkan keunggulan bersaing melalui target konsumen.
3. Koordinasi antar fungsi
Kotler (2009:15) menyebutkan koordinasi antar fungsi yang saling terkait ditunjukan melalui desiminasi informasi pasar kepada anggota organisasi maupun keterlibatan SDM dalam kegiatan pemasaran dan pengembangan produk.
Koordinasi antar fungsi, meliputi:
a. membagi informasi tentang konsumen kepada semua fungsi yang ada pada lingkup usaha,
b. semua SDM mengetahui informasi pasar,
c. memberikan kontribusi guna peningkatan nilai bagi pelanggan, d. SDM terlibat dalam pengembangan produk baru.
2.1.2Orientasi Pembelajaran
Menurut Gervin dalam Bagas Prakoso (2005;42-43) orientasi pembelajaran adalah sebagai suatu proses dimana organisasi atau perusahaan belajar untuk memiliki keahlian dalam menciptakan, mempelajari dan mentransfer pengetahuan serta sikap dari perusahaan untuk merefleksikan hasil belajar dari perusahaan. Panayides (2005: 80) menyebutkan bahwa orientasi pembelajaran adalah orientasi yang mengacu pada kegiatan organization-wide dalam menciptakan dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan keuntungan kompetitif. Orientasi dibagi menjadi indikator sebagai berikut
1. Komitmen belajar
Komitmen terhadap pembelajaran terkait dengan pembahasan Senge dalam BagasPrakoso(2005;43) mengenai prisip-prinsip pembelajaran, Tobin dalam Bagas Prakoso (2005;43) tentan“berpikirberdasarkan fakta”, serta Galer dan Van Der Heijden dalam Bagas Prakoso (2005;43) meyakini bahwa “budaya yang sejalan dengan proses pembelajaran”
(9)
mengembangkan pemahaman terhadaplingkungannya dari waktu ke waktu.
2. Berbagi visi
Dalam hal ini pemikiran yang terbuka dikaitkan dengan apa yang disebut dengan proses tidak belajar / unlearning hal ini dikemukakan oleh Nystrom dan Starbuck dalam Bagas Prakosa (2005:43) Pemikiran yangterbuka merupakan suatu nilaiorganisasi yang mungkin penting agar upaya-upaya yang dilakukan dalam proses tidak belajar tersebut terkuak 3. Keterbukaan pemikiran
Visi bersama berbada dengan komitmen terhadap pembelajaran dan pikiran terbuka dimana ia mempengaruhi arah dari pembelajaran, sementara komitmen dan pemikiran yang terbuka mempengaruhi intensitas pembelajaran. Kedua dimensitersebut (arah dan intensitas) sangat penting untuk dimasukkandalam penyusunan suatu konstruk orientasi pembelajaran yang komprehensif.
2.1.3Keunggulan Bersaing
Pengertian keunggulan bersaing menurut Crown Dirgantoro (2001 : 88) adalah perkembangan dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk pembelinya. Groge dan Vickery (1994) dalam Sensi Tribuana Dewi (2006:20) berpendapat bahwa keunggulan bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan nilai lebih terhadap produknya yang didalamnya terdapat indikator yang antara lain
• Keunikan produk
Adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan.
• Kualitas produk
Adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan • Harga bersaing
(10)
Adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran.
2.2. Kerangka Pemikiran
Seiring dengan kemajuan yang bersifat menyeluruh dibidang perdagangan, maka perusahaan kian larut dalam persaingan yang sangat kuat. Perusahaan harus terus memperbaiki analisa maupun peninjauan dunia bisnis untuk terus dapat berkompetisi dengan perusahaan lain. Salah satu hal yang dapat menjadi pertimbangan perusahaan adalah melakukan pengamatan terhadap pasra yang dituju dari perusahan atau seringkali disebut orientasi pasar.
Orientasi pembelajaran merupakan hal yang menguntunkan perusahaan jika dilakukan dalam kondisi lingungan bisnis yang terus berubah – ubah. Orientasi pembelajaran yang maksimal dilakukan akan memberikan pengalaman bagi seluruh bagian organisasi apabila terjadi perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Keunggulan bersaing merupakan keberadaan yang sanagt penting bagi perusahaan. Semua perusahaan yang beroperasi tentunya menginginkan sebuah keunggulan dalam persaingan antar perusahaan.
2.3. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:64) menjelaskan tentang hipotesis sebagai berikut: “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta –fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
Hipotesis Utama
H1 :Terdapat pengaruh orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing pada sentra kaos Suci Bandung
(11)
H2 :Terdapat Pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing pada sentra kaos Suci Bandung
H3 :Terdapat Pengaruh orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing pada sentra kaos Suci Bandung
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Sugiyono (2010:13) mendefinisikan objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal obyektif dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Objek dalam penelitian ini adalah Orientasi Pasar, Orientasi Pembelajaran, dan Keunggulan Bersaing
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:2), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan tujuan tertentu . Berdasarkan dari pengertian di atas, maka metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan sebagai dasar dalam menganalisis obyek penelitian guna menganalisis dan membuat kesimpulan untuk membuktikan semua konsep yang telah dipakai dalam sebuah penelitian. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikat
3.2.1 Desain Penelitian
Penjelasan proses penelitian menurut Sugiyono (2008:13), dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:
Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan
(12)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian penulis yaitu pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing, dengan variabel-variabel yang diteliti dapat menjadi 2, yaitu :
1.Variabel bebas/ Independent Variable ( Variabel X )
Sugiyono ( 2010: 39 ) mendefinisikan tentang variabel bebas adalah varabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent ( terikat ). Dalam penelitian ini, variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti bersangkutan dengan fenomena yang terjadi adalah, Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran.
2. Variabel tidak bebas/ Dependent Variable ( Variabel Y )
Sugiyono ( 2010:40 ) mendefinisikan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikat yang terkait dengan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Keunggulan Bersaing
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Berikut adalah sumber data dan teknik penentuan data yang dipakai penulis dalam menyelesaikan penelitian ini
3.2.3.1 Sumber Data ( Data Primer dan Sekunder ) 1. Data Primer
Sugiyono (2010: 137) menyebutkan bahwa data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara penyebaran kuesioner dan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, dalam hal ini adalah pemilik unit usaha UMKM rajut Binongjati Bandung
2. Data Sekunder
(13)
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.
A. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:117) Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
B. Sampel
Menurut Sugiyono ( 2010:119 ) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan random sampling berdasarkan jumlah pemilik unit usaha di sentra rajut Binongjati Bandung. Sedangkan pengertian Random sampling menurut Sugiyono ( 2010 : 217 ) adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri – sendiri atau bersama – sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung dan melakukan penyebaran kuisioner pada pemilik unit usaha di sentra rajut Binongjati Bandung yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer. Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
1. Observasi
Menurut Nasution dalam Sugiyono ( 2010 :310 ) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Para ilmuan hanya bisa bekerja melalui data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
(14)
2. Kuesioner
Sugiyono ( 2010 : 142 ) berpendapat bahwa angket atau kuisioner adalah teknik pengumpulkan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan ataupernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Responden dalam penyebaran kuesioner pada penelitian kali ini adalah pemilik unit usaha di sentra rajut Binongjati Bandung sebanyak 75 responden. Teknik pengolahan data hasil kuesioner menggunakan skala likert dimana alternatif jawaban bernilai 5 sampai dengan 1. Kuesioner berisi daftar pernyataan yang ditujukan kepada responden mengenai Orientasi Pasar, Orientasi Pembelajaran, serta Keunggulan Bersaing
3.Wawancara
Wawancara menurut Estenberg dalam Sugiyono ( 2010 : 317 ) adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.. Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada pemilik unit usaha di sentra rajut Binongjati Bandung.
3.2.5 Pengujian Hipotesis
3.2.5.1 Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
Re (Re )
/
/ 1
gresi hitung
sidu
JK k
F
JK n k
Dimana :
JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda
K = Jumlah variabel bebas n = Jumlah anggota sampel
(15)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama–sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang
menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas (Orientasi pasar dan Orientasi Pembelajaran) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (Keunggulan Bersaing) ditolak dan sebaliknya
3.2.5.2.Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikat hipotesis sebagai berikut :
a. Rumus uji t yang digunakan adalah :
Dimana:
r = korelasi parsial yang ditentukan
n = jumlah sampel
(16)
Dibawah ini merupakan gambaran daerah penolakan H0 dan daerah
penerimaan H1
Sumber : Suharismi Arikuntoro (2012:161) Gambar 3.2
Daerah penerimaan dan penolakan Ho
IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.3 AnalisisDeskriptif
Adalah metode analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data atau sampel yang terkumpul sebagaimana adanya, tenpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Pada bagian ini akan diungkapkan hasl tanggapan responden mengenai objek penelitian , yaitu Orientasi Pasar , Orientasi Pembelajaran dan juga Keunggulan Bersaing
4.3.1 Analisis Deskriptif Orientasi Pasar Pada Sentra Rajut Binongjati Bandung
Indikator Skor %
Orientasi Pelanggan 780 69.33
Orientasi Pesaing 470 62.67
Koordinasi Antar Fungsi 531 70.80
Total 1781
Daerah peneriman H0
Daerah penolakan H0
Daerah penolakan H0
ttabel
(17)
Interval Kriteria
20% - < 36% Tidak Berorientasi
36,01% - < 52% Kurang berorientasi
52,01% - < 68% Cukup Berorientasi
68,01% - < 84% Berorientasi
84,01% - 100% Sangat Berorientasi
Berdasarkan hasil pengkategorian skor jawaban untuk variabel orientasi pasar berada dalam interval 52,01% - < 68% yang termasuk dalam kriteria cukup berorientasi. Haal tersebut menunjukkan bahwa orientasi pasar para pemilik usaha di sentra rajut Binongjati Bandung belum maksimal. Kondisi tersebut didasari dari baiknya orientasi pelanggan, koordinasi antarfungsi, dan cukup baiknya orientasi pesainf khususna dalam hal analisis strategi pesaing jangka pendek maupun jangka panjang.
Total skor tertinggi pada variabel ini terdapat pada indikator koordinasi antar fungsi sebesar 70.80% ,namun terdapat pula indikator dengan skor terendah yaitu orientasi pesaing sebesar 62.67%
4.3.2 Analisis Deskriptif Orientasi Pembelajaran Pada Sentra Rajut Binongjati Bandung
(18)
Indikator Skor % Komitmen Untuk Belajar 491 65.47
Berbagai Visi 518 69.07
Keterbukaan Pemikiran 560 74.67
Total 1569
Interval Kriteria
20% - < 36% Tidak Berorientasi
36,01% - < 52% Kurang berorientasi
52,01% - < 68% Cukup Berorientasi
68,01% - < 84% Berorientasi
84,01% - 100% Sangat Berorientasi
Berdasarkan hasil pengkategorian skor jawaban untuk variabel orientasi pembelajaran didapatkan hasil dalam interval antara 68,01%-< 84% yang termasuk dalam kriteria berorientasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa para pemilik toko di Sentra rajut Binongjati Bandung telah memiliki orientasi pembelajaran yang dapat dikatakan baik. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan adanya berbagai visi, dan keterbukaan pandangan yang dijalankan dengan maksimal oleh pemilik usaha
Total skor tertinggi pada variabel ini terdapat pada indikator keterbukaan pemikiran sebesar 74.67% ,namun terdapat pula indikator dengan skor terendah yaitu komitmen untuk belajar sebesar 65.47%
(19)
4.3.3 Analisis Deskriptif Keunggulan Bersaing Pada Sentra Rajut Binongjati Bandung
Indikator Skor %
Keunikan Produk 495 66.00
Kualitas Produk 556 74.13
Harga Yang Bersaing 541 72.13
Total 1592
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2015
Interval Kriteria
20% - < 36% Tidak Baik
36,01% - < 52% Kurang Baik
52,01% - < 68% Cukup Baik
68,01% - < 84% Baik
84,01% - 100% Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengkategorian skor jawaban untuk variabel keungguan bersaing didapatkan hasil dalam interval antara 68,01% - < 84% yang termasuk dalam kriteria baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa para pemilik toko di Sentra rajut Binongjati Bandung telah memiliki keunggulan dalam hal bersaing yang ditunjukkan dengan adanya kualitas produk dan harga yang terjangkau dari mayoritas unit usaha..Kondisi tersebut dapat dilihat dari baiknya harga produk dibanding perusahaan lain.
(20)
Dalam variabel ini terdapat indikator dengan skor terbesar, yaitu kualitas produk sebesar 74.13%dan terdapat pula indikator dengan skor terendah yaitu keunikan produk sebesar 66%.
4.4Analisis Verafikatif
Adalah Analisis dalam penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dan analisis yang bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Pada bagian ini akan diungapkan hasl perhitungan untuk menguji seberapa besar hubungan antara kedua variabe independen, yaitu orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing
4.4.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis.Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linear regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas: Berikut adalah masing – masing hasil dari uji asumsi klasik dalam penelitian ini
4.4.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Berikut adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan mtode Kolmogorov – Smirnov
(21)
. Berdasarkan hasil yang didukung oleh konsep tersebut dapat diketahui bahwa distribusi data bersifat normal karena nilai Asymp. Sig bernilai diatas 0.05
4.4.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengukur kolerasi dari semua variabel bebas dalam penelitian. Berikut adalah hasil dari uji Multikolineartias dengan metode nilai VIF dalam penelitian ini
. Dari output di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam data
4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
(22)
Dari output di atas dapat dilihat bahwa nilai koefien korelasi spearman tidak signifikan karena berada dibawah batas signifikan yaitu 0,05. Selain itu, nilai p-value (Sig) yang lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda
. Akan dihitung nilai regresi dari variabel dalam penelitian ini yang mana hasilnya adalah sebagai berikut
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, diperoleh bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = 11.548+ 0.213 X1+0.342 X2 + 1.227
Nilai yang tertera dalam persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
11,548 artinya : Jika variabel Keunggulan Bersaing tidak dipengaruhi oleh kedua variabel bebasnya yaitu orientasi pasar dan
(23)
0, maka besarnya rata-rata keunggulan bersaing diramalkan akan Bernilai 11,548
0,213 artinya : Untuk setiap pertambahan nilai orientasi pasar sebesar satu satuan maka diramalkan akan menyebabkan meningkatnya nilai satuan Keunggulan Bersaing sebesar 0,213. Hal tersebut berarti orientasi pasar memiliki hubungan yang searah terhadap keunggulan bersaing. 0.342artinya : Untuk setiap pertambahan nilai orientasi pembelajaran
sebesar satu satuan maka diramalkan akan menyebabkan meningkatnya nilai satuan keunggulan bersaing sebesar 0.342. Hal tersebut berarti bahwa orientasi pembelajaran memiliki hubungan yang searah terhadap keunggulan bersaing.
1.227, berarti adalah nilai epselon atau tingkat pengaruh variabel lain, yang mempengaruhi keunggulan bersaing, seperti teknologi informasi, inovasi produk, orientasi kewirausahaan
4.4.2.1 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable bebas dan terikatdengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson. Maka dilakukan analisis korelasi dengan hasil sebagai berikut.
4.4.2.1.1 Kolerasi Antara Orientasi Pasar Dengan Keunggulan Bersaing Untuk menghitung kolerasi antara orientasi pasar dengan keunggulan bersaing, apabila variabel Orientasi Pasar dianggap konstan digunakan perhitungan sebagai berikut
(24)
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data diatas, diperoleh nilai koefisien korelasi untuk orientasi pasar dengan keunggulan bersaing sebesar 0,642. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan positif antara orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing.
4.4.2.1.2 Kolerasi Antara Orientasi Pembelajaran Dengan Keunggulan Bersaing
Untuk menghitung kolerasi antara orientasi pembelajaran dengan keunggulan bersaing, apabila variabel orientasi pembelajaran dianggap konstan digunakan perhitungan sebagai berikut
Berdasarkan hasil output dari pengolahan data diatas, diperoleh nilai koefisien korelasi untuk orientasi pembelajaran dengan keunggulan bersaing sebesar 0,764. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing.
4.4.2.2 Analisis Koefisien Determinasi
Analisis Koefien Determinasi dimaksudkan untuk mengetahui persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya
(25)
persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Berikut adalah hasil analisis koefisien determanasi pada penelitian ini
Hasil perhitungan diatas berarti bahwa Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran memberikan pengaruh sebesar 67.8% terhadap Keunggulan Bersaing. Sedangkan sisanya sebesar 32.2% Keunggulan Bersaing dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak seperti Inovasi Produk, Teknologi Informasi, Loyalitas Konsumen dan variabel lain yang memiliki jumlah masing – masing pengaruh variabel yang tidak dihitung oleh penulis.
Adapula hasil dari uji koefisien determinasi ini dijelaskan secara parsial dengan mengkalikan jumlah Standarized Coefisient BetadenganZero-Order yang mana hasilnya adalah sebagai berikut
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa besarnya pengaruh Orientasi Pasar terhadapKeunggulan Bersaingsecara parsial adalah sebesar 20.1%. Sedangkan besarnya pengaruh Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing adalah sebesar 47.7%.Jadi, total keseluruhan pengaruh orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing secara bersama-sama adalah sebesar 67.8% yang mana jumlah tersebutsesuai dengan nilai koefisien determinasinya.
(26)
4.4.3. Pengujian Hipotesis
Pada pembahasan ini akan dijelaskan bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel didalam penelitian ini, yaitu Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajarn terhadap Keunggulan Bersaingbaik secara simultan atau parsial. Pembahasan ini dilakukan berdasarkan hasil regresi yang ditunjukkan dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20.
4.4.3.1Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji F )
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari variabel-variabel bebas secara bersama atas suatu variabel-variabel tidak bebas digunakan ujiF.
H0 ; β1.β2= 0, Tidak terdapat pengaruh orientasi pasar dan orientasi
pembelajaran terhadap keunggulan bersaing di sentra rajut Binongjati Bandung.
H1; β1.β20, Terdapat pengaruh orientasi pasar dan orientasi
pembelajaran terhadap keunggulan bersaing di sentra rajut Binongjati Bandung.
α = 5% Statistik Uji:
2
2
1
1 R k
k n R F
Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika F hitung < F tabel
2. Tolak Ho jika F hitung ≥ F tabel F tabel = F α ; (df1, df2) ; df1 = k , df2 = n-k-1
(27)
Dari tabel diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar 75.941. Karena nilai F hitung 75,941 lebih besar daripada F tabel untuk n = 75 = 3,120, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap keunggulan bersaing secara simultan
4.4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
4.4.3.2.1 Pengujian Hipotetsis Parsial Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing
Ho1 :β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari orientasi pasar terhadap
keunggulan Bbersaing
H11 :β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh dari orientasi pasar terhadap keunggulan
bersaing
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X1
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai thitung untuk variabel
(28)
tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel
sebesar ± 1,666. Diketahui bahwa thitung untuk X1 sebesar 3.950> nilai ttabel 1,666,
maka H0 ditolak. Artinya variabel orientasi pasar secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keunggulan bersaing
4.4.3.2.2 Pengujian Hipotetsis Parsial Orientasi Pembelajaran Terhadap Keunggulan Bersaing
Ho1 :β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh dari orientasi pembelajaran
terhadap keunggulan bersaing
H11 :β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh dari prientasi pembelajaran terhadap
keunggulan bersaing
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai thitung untuk variabel
orientasi pembelajaran sebesar 7.720. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai
ttabel sebesar ± 1,666. Diketahui bahwa thitung untuk X2 sebesar 7.720 > nilai ttabel
1,666, maka H0 ditolak. Artinya variabel orientasi pembelajaran secara parsial
(29)
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan penjelasan dari bab sebelumnya, serta pembahasan yang disertai dengan teori dan konsep yang mendukung mengenai penelitian ini, yaitu pengaruh orientasi pasar dan orientasi pembelajaran pada sentra rajut Binongjati Bandung, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut
1. Tanggapan responden yang merupakan pemilik usaha di sentra rajut Binongjati Bandung mengenai orientasi pasar masuk dalam interval antara 52,01% - < 68% yang termasuk dalam kriteria cukup berorientasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa orientasi pasar yang dilakukan oleh pemilik usaha cukup baik dan dapat terus ditingkatkan. Kondisi tersebut didasari oleh baiknya indicator orientasi pelanggan dan koordinasi antar fungsi dan juga cukup baiknya indicator orientasi pesaing. Total skor tertinggi ada pada indikator koordinasi antarfungsi sebesar 70.80% sedangkan indikator yang memiliki skor terendah dalam variabel ini yaitu orientasi pesaing sebesar 62.67%.
2. Tanggapan responden yang merupakan pemilik usaha di sentra rajut Binongjati Bandung mengenai orientasi pembelajaran masuk dalam interval antara 68,01%-< 84% yang termasuk dalam kriteria berorientasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa orientasi pembelajaran yang dilakukan oleh pemilik usaha telah baik dan dapat terus ditingkatkan. Kondisi tersebut didasari oleh baiknya indicator berbagai visi dan keterbukaan pemikiran dan juga cukup baiknya indicator komitmen untuk belajar. Total skor tertinggi pada variabel ini terdapat pada indikator keterbukaan pemikiran sebesar 74.67% ,namun terdapat pula indikator dengan skor terendah yaitu komitmen untuk belajar sebesar 65.47%
3. Tanggapan responden yang merupakan pemilik usaha di sentra rajut Binongjati Bandung mengenai orientasi pembelajaran masuk dalam interval antara 68,01% - < 84% yang termasuk dalam kriteria baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa para pemilik toko di Sentra rajut Binongjati
(30)
Bandung telah memiliki keunggulan dalam hal bersaing .Kondisi tersebut ditunjukkan dengan adanya kualitas produk dan harga yang terjangkau dari mayoritas unit usaha.Dalam variabel ini terdapat indikator dengan skor terbesar, yaitu kualitas produk sebesar 74.13%dan terdapat pula indikator dengan skor terendah yaitu keunikan produk sebesar 66%.skor terendah yaitu komitmen untuk belajar sebesar 65.47%
4. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa orientasi pasar dan orientasi pembelajaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keunggulan bersaing secara simultan maupu parsial. Hal ini didasarkan pada adanya hubungan antara variabel orientasi pasar dan orientasi pembelajaran dengan keunggulan bersaing di sentra rajut Binongjati Bandung melalui uji hipotesis secara statistik.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis yang berjudul Pengaruh Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing di Sentra Topi Margaasih Bandung, maka penulis memberikan sedikit masukan agar dapat diterima , yang antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penerapan orientasi pasar di sentra rajut Binongjati Bandung terbilang cukup baik.H hal yang disarankan untuk ditingkatkan oleh para pemilik usaha di sentra rajut Binongjati Bandung adalah dengan meningkatkan informasi tentang kebutuhan pasar melebihi pesaing,sehingga produk dari para pelaku usaha di sentra rajut Binongjati Bandung dapat lebih diminati dibanding produk pesaing di pasar
2. orientasi pembelajaran di sentra rajut Binongjati Bandung terbilang sudah baik. Ada juga hal yang perlu ditingkatkan oleh para pemilik unit usaha di sentra rajut Binongjati Bandung yang salah satunya adalah dengan membekali karyawan dengan pentingnya pembelajaran mengenai dunia usaha dan membekali karyawannya dengan berbagai informasi dunia bisnis yang sedang berkema=bang guna diterapkan dalam perusahaan 3. keunggulan bersaing dari unit usaha yang terdapat pada sentra rajut
(31)
baik lagi jika dilakukan pembuatan produk yang unik dan dapat meningkatkan minat konsumen untuk membeli prouk tersebut
4. Pengaruh antara ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang signifikan, pada saat inilah para pemilik toko di sentra rajut Binongjati Bandung lebih dapat meciptakan keunikan produk perusahaan untuk dapat meningkatkan persaingan sehingga taraf perusahaan yang lebih tinggi sehingga profit perusahaan dapat diperoleh secara maksimal.
Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut lagi untuk melihat hasil – hasil lain yang mempengaruhi keunggulan bersaing di sentra rajut Binongjati ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Octavia.2012.
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG
TERBENTUKNYA ORIENTASI PASAR EKSPOR BATIK JAMBI. Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 1 No. 2 April
– Juni 2012.
download.portalgaruda.org/arti cle diakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 13.03
Ajeng Permata Putri.2014. FAKTOR
SPESIFIK YANG
MENENTUKAN KINERJA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
Ekonomi Universitas Trisakti
Vol.1 No.12 .
www.online.fe.trisakti.ac.id/ej
ournal/manajemen diakses
pada tanggal 18 April 2015 pukul 08.20
Ali Hasan. 2008. Manajemen Pemasaran dan Marketing. Bandung : CV. Alfabeta
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Bagas Prakoso. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi Pembelajaran mempengaruhi Kinerja Untuk Mencapai Keunggulan
(32)
Manajemen & Organisasi
Vol.2 No.1.
www.eprints.undip.ac.id/15063 diakses pada tanggal 16 April 2015 pukul 00.15 WIB
Ceacilia Srimindarti.2004.Balanced Scorecard Sebagai Alternatif
Untuk Mengukur
Kinerja.Jurnal Fokus Ekonomi 2004.
download.portalgaruda.org/arti cle.php diakses pada tangal 10 April pukul 12.30
Farrel. 2000. Pemasaran : Teori dan Praktek Sehari – hari ( Edisi Ketujuh ). Jakarta : Binarupa Aksara
Husein Umar.2006.Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, Seri Desain Penelitian Bisnis – No 1. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Jahanshahi, A. A., Rezaie, M., Nawaser, K., Ranjbar, V., & Pitamber, B. K. 2012. Analyzing the Effect of Electronic Commerce on
Evidence from Small and Medium Enterprises. African Journal of Business Management, 6(15), 6486-6496.
www.academicjournals.org/jou rnal/AJBM diakses pada 19 April pukul 01.52
Kotler,Phillip.2009.Manajemen Pemasaran.Jakarta : Erlangga Maramis B Joubert.2008.Learning
Orientation, Innovation and Performance. Jurnal Megadigma Vol 2 No.1. feb.uksw.edu/project diakses pada tanggal 10 April pukul 15.15
Mulyadi dan Johny Setyawan. 2002. Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen. Edisi ke-2. Cetakan ke-1. Jakarta: Salemba Empat
Muniya Alteza.2004.Integrasi Orientasi Pasar,Inovasi dan Pembelajaran Dalam Organisasi Sebagai Strategi Keunggulan
(33)
Nanang Hanafiah. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta
Panayides P., 2005, “Enhancing innovation capability through relationship management and
implications for performance”,
European Journal of Innovation Management, Vol. 9.
www.emeraldinsight.com/jour nal/ejim diakses pada tanggal 10 April pukul 19.00
Porter, Michael E. 2008. Strategi Bersaing.Jakarta. Karisma Publishing Group
Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Roslinawintang.2011.PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN
NILAI PELANGGAN
TERHADAP KINERJA
PEMASARAN MASKAPAI
Jurnal Manajemen Pemasaran Modern Vol. 3 No.1 Januari -
Juni 2011.
www.unja.ac.id/online-
journal/online-journal/index.php diakses pada tangal 10 April pukul 13.07
Senge,Peter.2000.Schools That Learn.New York
Sony Yuwono.2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balnced Scorecard. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Tika, P. 2006. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja
(34)
Perusahaan.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Salemba
Umi Narimawati. 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media
Vincent Gaspersz.2005. Total Quality Management.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka U
(35)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Orientasi Pasar
2.1.1.1. Definisi Orientasi Pasar
menurut Jaworski dan Kohli (1993) dalam Sosio Humaniora (2012:29)
menyebutkan bahwa orientasi pasar (Market Orientation) adalah perspektif
organisasional yang mendorong tiga aspek utama yakni: (1) upaya pengumpulan
intelegensi pasar secara sistematik dengan sumber utama pelanggan dan pesaing,
(2) penyebaran intelegensi pasar kepada semua unit atau departemen dalam
organisasi dan (3). Respon organisasi terkoordinasi dan menyeluruh terhadap
intelegensi pasar. Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan yaitu untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal. Oleh sebab itu diperlukan adanya
kelancaran dalam pemasaran. Sedangkan yang di maksud dengan pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan
kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan dan menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan
pihak lain Kotler (2009:8) Pemikiran tentang pemasaran yang berorientasi pasar
serta kreativitas pemasaran akan menghasilkan peningkatan dalam volume suatu
penjualan. Dalam penelitian ini strategi pemasaran dapat dilihat dari aspek
orientasi pasar dan kreativitas.
(36)
16
menerus untuk menciptakan nilai tertinggi bagi pembeli. Sedangkan Orientasi
pasar oleh Narver & Slater dalam Rosnawintang (2011:461) bahwa ukuran
orientasi dapat diukur dengan orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan
koordinasi antar fungsi.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa orientasi paasar
merupakan sebuah penilaian dan analisis terhadap komponen – komponen pembentuk pasar yang mana bisa diaplikasikan oleh sebuah perusahaan.
2.1.1.2 Tingkat Bisnis Orientasi Pasar
Best (2005:34) menyatakan Bahwa terdapat tiga kekuatan fundamental
yang mendorong tingkat dimana sebuah bisnis mempunyai orientasi pasar:
1. Marketing Knowledge: tingkat dimana manajer dan karyawan telah di didik dan dilatih dalam pemasaran yang secara langsung berdampak pada
orientasi sebuah bisnis.
2. Marketing Leadership: orientasi pasar sebuah unit bisnis dimulai dari atas. Jika manajemen senior dan manajer-manajer kunci marketing tidak
mempunyai orientasi pasar yang kuat, sulit bagi sebuah unit bisnis untuk
membangun level marketing yang sempurna.
3. Employee Satisfaction: jika karyawan tidak bahagia dalam pekerjaan mereka dan tidak diinformasikan mengenai bagaimana mereka berdampak
pada pelanggan, bisnis yang berorientasi pasar tidak akan mencapai seperti
(37)
17
2.1.1.3 Ruang Lingkup Orientasi pasar
Orientasi pasar dan Keunggulan Bersaing Konsep teoritis orientasi pasar
seperti pada gambar 2.1 memperlihatkan model determinan orientasi pasar
terhadap sukses bisnis,seperti peningkatan pertumbuhan penjualan, kinerja
financial, dan profitabilitas (Pelham dan Wilson, 1996; Slater dan Narver, 1994;
Jaworski dan Kohli, 1993) dalam Ali Hasan (2008:13).
I
Sumber : Ali Hasan (2008:13)
Gambar 2.1
Ruang Lingkup Orientasi Pasar
2.1.1.4 Indikator Orientasi Pasar
Menurut Kotler (2009:12) ada 3 indikator yang harus dibahas yaitu:
orientasi konsumen, pesaing, dan koordinasi antar fungsi.
1. Orientasi konsumen
Kotler (2009:12) menyebutkan bahwa orientasi konsumen merupakan
O R I E N T A S I P A S A R
Strategi perusahaan
Penggerak utama daya
saing perusahaan
Kompetensi inti
Intelegensi pasar
Budaya perusahaan
Posisioning
Kreativitas tim
Faktor lainnya
Pengembangan produk Aktivitas aktivitas Advertising Sukses bisnis
(38)
18
dan keinginan konsumen serta berusaha memenuhinya. Orientasi
konsumen meliputi:
a. penciptaan kepuasan konsumen,
b. pemahaman terhadap kebutuhan konsumen,
c. upaya meningkatkan nilai produk yang ditawarkan pada konsumen
d. memberikan layanan purna jual/layanan pendukung.
2. Orientasi pesaing
Kotler (2009:13) menyebutkan bahwa orientasi pesaing merupakan budaya
perusahaan yang senantiasa mencari informasi tentang strategi dan produk
yang ditawarkan oleh pesaing dalam rangka memenangkan persaingan
Orientasi pesaing meliputi:
a. merespon dengan cepat ”serangan” pesaing,
b. pimpinan mendiskusikan dengan pekerja tentang kekuatan pesaing
dan strategi untuk menghadapi persaingan,
c. aktif memantau strategi pesaing,
d. meningkatkan keunggulan bersaing melalui target konsumen.
3. Koordinasi antar fungsi
Kotler (2009:15) menyebutkan koordinasi antar fungsi yang saling terkait
ditunjukan melalui desiminasi informasi pasar kepada anggota organisasi
maupun keterlibatan SDM dalam kegiatan pemasaran dan pengembangan
produk.
(39)
19
a. membagi informasi tentang konsumen kepada semua fungsi yang ada pada
lingkup usaha,
b. semua SDM mengetahui informasi pasar,
c. memberikan kontribusi guna peningkatan nilai bagi pelanggan,
d. SDM terlibat dalam pengembangan produk baru.
Selain itu, ada juga indikator orientasi pasar menurut Narver & Slater
(1990) dalam Prakoso ( 2005 : 40 ) yang mengemukakan bahwa terdapat tiga
komponen atau indikator , yaitu Orientasi Pelanggan, Orientasi Pesaing, dan
Koordinasi Antar Fungsi. Adapun penjelasan dari masing – masing indikator adalah sebagai berikut
1. Orientasi Pelanggan
Merupakan pemahaman yang memadai atas pembeli sasaran agar mampu
menciptakan nilai superior bagi mereka secara berkesinambungan. Orientasi
pelanggan diartikan sebagai pemahaman yang memadai terhadap pembeli
sasaran,sehingga superior value dapat diberikan secara terus – menerus. Pemahaman disini mencakup pemahaman terhadap seluruh nilai rantai
pembeli, baik saat terkini maupun pada perkembangannya dimasa yang akan
datang. Pemahaman yang menyeluruh terhadap nilai rantai pembeli dapat
dicapai melalui perolehan informasi tentang pelanggan dan pengetahuan
terhadap hambatan yang dihadapi oleh setiap tingkat dalam seluruh distribusi.
Pemahaman yang menyeluruh seperti ini menjadikan penjual memahami siapa
(40)
20
maupun pada masa yang akan datang, apa yang diinginkan mereka, serta apa
yang dirasakan pada saat ini maupun yang akan datang.
2. Orientasi Pesaing
Beranggapan bahwa perusahaan harus memahami keunggulan dan kelemahan
jangka pendek serta kapabilitas dan strategi jangka panjang para pesaing utama
saat ini dan pesaing potensial. Orientasi pesaing ( Competitor orientation ) diartikan sebagai pemahaman akan kekuatan dan kelemahan jangka pendek
serta kapabilitas dan strategi jangka panjang dari para pesaing yang telah ada
maupun pesaing potensial
3. Koordinasi Antar Fungsi
Mencakup pemanfaatan sumber daya didalam perusahaan secara terkoordinasi
dalam rangka menciptakan nilai superior bagi para pelanggan sasaran.
Koordinasi antar fungsi ( Interfunctional coordination ) merefleksikan pendayagunaan secara terkoordinasi dari seluruh sumber daya yang ada dalam
perusahaan dalam rangka pemenuhan keinginan dan kebutuhan pelanggan
Dari berbagai indikator diatas penulis mengacu pada indikator yang
dikemukakan oleh Kotler (2009:13) dikarenakan indikator yang digunakan dalam
konsep tersebut lebih mewakili aspek orientasi pasar dalam perusahaan yang
diteliti.
2.1.2. Orientasi Pembelajaran
2.1.2.1. Pengertian Orientasi Pembelajaran
(41)
21
belajar untuk memiliki keahlian dalam menciptakan, mempelajari dan mentransfer
pengetahuan serta sikap dari perusahaan untuk merefleksikan hasil belajar dari
perusahaan. Menurut Stata dalam Bagas Prakoso (2005;43)orientasi pembelajaran
adalah suatu proses dimana individu-individu akan memperoleh pengetahuan serta
wawasan baru yang selanjutnua akan memodifikasi perilaku dan tindakan mereka.
Sedangkan Menurut Gregory dalam Joubert Maramis (2008;29) bahwa orientasi
pembelajaran adalah suatu budaya dimana karyawan setuju atas nilai dasar akan
betapa pentingnya pembelajaran. Panayides (2005: 80) menyebutkan bahwa
orientasi pembelajaran adalah orientasi yang mengacu pada kegiatan
organization-wide dalam menciptakan dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan
keuntungan kompetitif
Berdasarkan berbagai konsep diatas dapat dikatakan bahwa orientasi
pembelajaran merupakan budaya yang memodifikasi perilaku serta pola
pembelajaran dalam perusahaan
2.1.1.2 Media Orientasi Pembelajaran
Menurut Rowntree dalam Nanang Hafiah dan Cucu Suhana (2009;61)
mengelompokkan media pembelajaran tersiri dari beberapa yaitu sebagai berikut :
1. Media Interaksi Insani
Merupakan komunikasi langsung dua orang atau lebih, untuk
pengembangan efektif dilakukan melalui komunikasi nonverbal, seperti
(42)
22
2. Media Realita
Realita merupakan perangsang nyata, dalam realita orang hanya
menjadi objek pengamatan atau studi.
3. Pictorial
Media ini di sajikan dalam berbagai bentuk variasi gambar dan
diagram nyata maupun symbol, bergerak atau tidak bergerak.
4. Simbol Tertulis
Media penyajian informasi yang paling umum, dam memiliki
berbagai macam bentuk seperti buku teks, buku paket, paket program
belajar, modul, dan majalah.
5. Rekaman Suara
Bebagai informasi dapat disajikan kepada siapapun dalam bentuk
rekaman suara, hal ini dapat dipadukan dengan media fictorial.
2.1.1.3 Strategi Orientasi Pembelajaran
Jenis-jenis Strategi Orientasi Pembelajaran Organisasi menurut Trianto
(2007:94) membagi strategi pembelajaran organisasi menjadi tiga jenis.Yaitu
Outlining, Pemetaan Konsep (Concept Mapping) dan Mnemonics. Untuk lebih jelas akan dipaparkan satu persatu sebagai berikut:
Outlining
Dalam Outlining atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar
menghubungkan berbagai macam topik atau ide dengan beberapa ide utama.
(43)
23
topik kedudukannya lebih rendah terhadap topik lain. Misalnya yang terdapat
dalam sebuah daftar isi buku, atau list proses yang berjalan tahap demi tahap. Pemetaan Konsep (Concept Mapping)
Pemetaan konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau
diagram tentang ide-ide penting suatu topik tertentu. Artinya pemetaan
konsep menyajikan bahan-bahan pelajaran khususnya ide-ide kunci melalui
struktur yang baru dan mudah dimengerti oleh siswa. Beberapa hal lebih
efektif dibandingkan dengan outlining. Mnemonics
Menmonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga lebih mudah
dicocokkan dengan pola skemata dalam memori jangkan panjang.
Mnemonics terdiri atas 2 teknik yaitu teknik Chunking (pemotongan) misalnya untuk mengenal no Hp lebih mudah 081385764411 diadakan
pemotongan 0813-85764411 dan Akronim (singkatan). Misalnya ABRI
singkatan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
2.1.1.4 Komponen Orientasi Pembelajaran
Menurut Day, Senge, Tobin dalam Bagas Prakoso (2005;43) ada Tiga nilai
organisasi yang secara rutin dikaitkan dengan predisposisi perusahaan untuk
belajar yaitu adalah komitmen terhadap pembelajaran, keterbukaan pemikiran,
dan visi bersama. Hal-hal tersebut merupakan komponen inti yang menunjukkan
konstruk orientasi pembelajaran. Adapun penjelasan terperinci dari ketiga
(44)
24
1. Komitmen terhadap pembelajaran terkait dengan pembahasan Senge
dalam Bagas Prakoso (2005;43) mengenai prisip-prinsip pembelajaran,
Tobin dalam Bagas Prakoso (2005;43) tentang “berpikirberdasarkan fakta”, serta Galer dan Van Der Heijden dalam Bagas Prakoso (2005;43) meyakini bahwa “budaya yang sejalan dengan proses pembelajaran” merupakan suatu hal yang penting bagi kemampuan untuk
mengembangkan pemahaman terhadap lingkungannya dari waktu ke
waktu.
2. Dalam hal ini pemikiran yang terbuka dikaitkan dengan apa yang disebut
dengan proses tidak belajar / unlearning hal ini dikemukakan oleh Nystrom dan Starbuck dalam Bagas Prakosa (2005:43) Pemikiran yang
terbuka merupakan suatu nilai organisasi yang mungkin penting agar
upaya-upaya yang dilakukan dalam proses tidak belajar tersebut terkuak.
3. Visi bersama berbada dengan komitmen terhadap pembelajaran dan
pikiran terbuka dimana ia mempengaruhi arah dari pembelajaran,
sementara komitmen dan pemikiran yang terbuka mempengaruhi intensitas
pembelajaran. Kedua dimensi tersebut (arah dan intensitas) sangat penting
untuk dimasukkan dalam penyusunan suatu konstruk orientasi
pembelajaran yang komprehensif.
2.1.2.3. Indikator Orientasi Pembelajaran
Adapun indikator – indiktor dari orientasi pembelajaran yang di kemukakan oleh Panayides (2005: 81) yaitu :
(45)
25
1. Komitmen belajar
Komitmen terhadap pembelajaran terkait dengan pembahasan Senge
dalam BagasPrakoso(2005;43) mengenai prisip-prinsip pembelajaran,
Tobin dalam Bagas Prakoso (2005;43) tentan“berpikirberdasarkan fakta”, serta Galer dan Van Der Heijden dalam Bagas Prakoso (2005;43) meyakini bahwa “budaya yang sejalan dengan proses pembelajaran” merupakan suatu hal yang penting bagikemampuan untuk
mengembangkan pemahaman terhadaplingkungannya dari waktu ke
waktu.
2. Berbagi visi
Dalam hal ini pemikiran yang terbuka dikaitkan dengan apa yang disebut
dengan proses tidak belajar / unlearning hal ini dikemukakan oleh Nystrom dan Starbuck dalam Bagas Prakosa (2005:43) Pemikiran
yangterbuka merupakan suatu nilaiorganisasi yang mungkin penting agar
upaya-upaya yang dilakukan dalam proses tidak belajar tersebut terkuak
3. Keterbukaan pemikiran
Visi bersama berbada dengan komitmen terhadap pembelajaran dan
pikiran terbuka dimana ia mempengaruhi arah dari pembelajaran,
sementara komitmen dan pemikiran yang terbuka mempengaruhi
intensitas pembelajaran. Kedua dimensitersebut (arah dan intensitas)
sangat penting untuk dimasukkandalam penyusunan suatu konstruk
(46)
26
Sedangkan menurut Joubert B Maramis (2008;30) bahwa untuk
pengukuran orientasi pembelajaran, sebagian besar didasari pada tiga
dimensi orientasi pembelajaran yaitu:
1. Commitment to learning(CO) 2. Shared Vision / purpose (VS) and 3. Open mindedness (OM)
Dari beberapa hasil penelitian di atas, maka penulis mengacu pada
pendapat dari Panayides (2005: 81) sebagai indicator dari orientasi
pembelajaran, yaitu komitmen terhadap proses pembalajaran, keterbukaan
pemikiran, dan visi bersama.
2.1.3 Keunggulan Bersaing
2.1.3.1 Pengertian Keunggulan Bersaing
Pengertian keunggulan bersaing menurut Crown Dirgantoro (2001 : 88)
adalah perkembangan dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk
pembelinya. Sedangkan menurut Michael E Porter (2008:12) keunggulan
bersaing adalah suatu kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan
ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri
yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa
memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu
memilih strategi pemasaran yang efektif. Groge dan Vickery (1994) dalam Sensi
Tribuana Dewi (2006:20) berpendapat bahwa keunggulan bersaing adalah
(47)
27
Senge (2000 :16) menyebutkan keunggulan bersaing yang terus bertahan adalah
kemampuan organisasi anda untuk belajar lebih cepat dari pada pesaingnya.
Menurut beberapa pendapat diatas, dapat dikatakan keunggulan bersaing
adalah upaya yang dilakukan perusahaan untuk menjadi pimpinan pasar dengan
cara meraih konsumen dan mengimbangi pesaing.
2.1.3.2 Pencapaian Keunggulan Bersaing
Menurut Eddy Suprayitno (2011 : 63) untuk mencapai keunggulan
bersaing berkelanjutan, diperlukan hal-hal berikut ini, yaitu:
1. Tingkat keterlibatan yang tinggi oleh para anggota organisasi dalam kontak
personal dengan pelanggan.
2. Wawancara dan survei reguler dengan pekerja untuk mengukur iklim dan
budaya pelayanan internal dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas dan
mengidentifikasikan tindakan-tindakan yang akan dilakukan yang didasarkan
pada hasil survei pelanggan.
3. Pengukuran kinerja distribusi tiap fungsi terhadap pencapaian tujuan.
4. Pelayanan jasa individual dalan tim swakelola dan didanai oleh badan
peningkatan kualitas yang beroperasi diberbagai level organisasi secara
keseluruhan.
5. Komunikasi ditargetkan dan disesuaikan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada kelompok dan menentukan apa yang diharapkan dari
mereka dengan menetukan apa yang diharapkan dari mereka dengan
(48)
28
6. Imbalan untuk semua orang didasarkan pada tercapainya tujuan kualitas
pelayanan internal.
7. Diakuinya model peran kualitas pelayanan yang baik melalui saluran-saluran
komunikasi internal dan media eksternal seperti iklan.
8. Karyawan didorong untuk berkomunikasi melalui dialog dengan pelanggan
dalam keadaan terbebas dari tugas-tugas rutinnya.
9. Pengembangan dan training pribadi dipusatkan pada kompetensi kualitas
pelayanan dan dengan menggunakan data kinerja yang dikumpulkan yang
bertujuan untuk meninjau ulang asumsi-asumsi peran dan tuntutan pelanggan.
10. Fokus pada pembinaan hubungan kerja yang saling mendukung yang
melewati batas-batas departemen yang didasarkan pada kepercayaan
(komunikasi yang baik dan janji yang realistis) dan bukan hanya pada
pelanggan eksternal.
11. Kerangka konsep dan ketrampilan harus dibuat dan digunakan untuk
meningkatkan proses organisasi yang berdampak pada output pelayanan
sehingga juga mempengaruhi persepsi pelanggan tentang kualitas
2.1.3.3 Indikator Keunggulan Bersaing
Ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan besaing
dalam penelitian ini menurut Droge dan Vickery, (1994, p. 669-670) dalam Sensi
Tribuana Dewi ( 2006 : 28 ),yaitu: • Keunikan produk
(49)
29
• Kualitas produk
Adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan • Harga bersaing
Adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya
dengan harga umum di pasaran.
Adapula pendapat dari Porter (1985) dalam Heri Prasetya (2007:1)
mengenai indikator keunggulan bersaing, yaitu Keunggulan Biaya
Diferensiasi Fokus
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis memilih menggunakan indikator
dari menurut Droge dan Vickery, (1994, p. 669-670) dalam Sensi Tribuana Dewi (
2006 : 28 ) karena dianggap lebih logis jika dipakai dalam penelitian ini.
2.1.4. Peneltian Terdahulu
Berikut adalah berbagai hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan
(50)
30
Tabel 2.1.
Hasil Penelitian Terdahulu Orientasi Pasar dan Orientasi Pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing
No Tahun Sumber Jurnal
Nama
Peneliti Judul
Hasil
Penelitian Persamaan
Perbedaan Penelitian
Terdahulu
Rancangan Penelitian
1 2015 e-Jurnal
Apresisasi Ekonomi Volume 3, Nomor 1, Januari :31 – 37
ISSN ; 2337 – 3997 Mega Uspita Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan Bersaing Melalui Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel Intervening (Survey Pada UKM Pangan Dinas Perindagtamben Kota Padang) Orientasi kewirausahaa n berpengaruh signifikan terhadap Keunggulan Bersaing (survey pada UKM Pangan Dinas Perindagtamb en Kota Padang) Variabel independen adalah orientasi pasar
Memakai orientasi kewirausahaan sebagai salah satu variabel independen
Memakai orientasi pasar sebagai salah satu variabel independen
2 2005 Jurnal Studi
Manajemen & Organisasi Vol.2 No.1. Januari ISSN : 1693-8283 Bagas Prakosa Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur Di Semarang) Penelitian ini dilakukan berawal dari sebuah research gap yang menyatakan perbedaan pandangan mengenai peranan orientasi pasar dan orientasi pembelajaran terhadap Keunggulan Bersaing. Dari gap tersebut di atas dan didukung oleh beberapa sumber jurnal, menimbulkan sebuah masalah penelitian yaitu faktor - faktor apa sajakah yang mempengaruh i Keunggulan Bersaing untuk Variabel independen adalah orientasi pembelajaran Memakai kinerja keuangan sebagai variabel dependen Menggunakan keunggulan bersaing sebagai variabel dependen
(51)
31
3 2012 Jurnal
Aplikasi Manajemen, Volume 10, Nomor 3, September 2012 ISSN : 1907-7343 Perminas Pangeran Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro Kecil dan Menengah Luas pasar, produktivitas pekerja dan ketersediaan infrastruktur jalan di Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand merupakan faktor penentu masuknya penanaman modal asing langsung di negara-negara bersangkutan. Dalam penelitian ini, variabel infrastruktur diproksi dengan prosentase jalan diaspal. Sementara itu masih terdapat infrastuktur lain yang juga dipertimbang kan oleh perusahaan multinasional Menggunakan variabel orientasi pasar sebagai variabel independen Menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel dependen Menggunakan keunggulan bersaing sebagai variabel dependen
4 2009 Jurnal Riset
Manajemen & Bisnis Volume 7, Nomor 1, Juni ISSN : 1411-0393 J.E. Sutanto Pengaruh Orientasi Pembelajaran, Kemampuan Produksi dan Orientasi Pasar Terhadap Strategi Bisnis dan Kinerja Keuangan Bahwa orientasi pembelajaran mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan,stra tegi bisnis dan secara simultan orientasi pembelajaran, kemampuan produksi dan orientasi pasar mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap strategi bisnis dan kinerja keuangan Variable independen adalah orientasi pembelajaran Variabel dependen adalah kinerja keuangan Variabel dependen adalah keunggulan bersaing
5 2008 Jurnal
Akutansi FE Unsil Volume 3, Nomor 2,
Dedi Kusmayadi Pengaruh Ligkungan Bisnis Terhadap Keunggulan Perusahaan yang berhasil menyelaraska n atau yang
Tempat penelitian adalah UMKM Menggunakan lingkungan bisnis sebagai variabel independen Menggunakan variabel orientasi pasar dan orientasi pembelajaran
(52)
32
ISSN : 1907-9958 Tinjauan Teoritis dan Empiris addaftif dan fleksibiltas tinggi dengan lingkungan memperlihatk an kinerjanya yang lebih baik dibandingkan perusahaan yang kurang yang kurang berhasil menyelaraska n strategi atau menunjukan tingkat adaftif dan
fleksibilitas yang rendah.
6 2014 Eroupean
Scientific Journal Edition Volume 10, No 7 March ISSN 1857-7431 Dr. James M. Gathungu, PhD, Lecturer Entrepreneurial Orientation, Networking, External Environment, and Firm Performance : A Critical Literature Review
Research in the area of entrepreneuri al Orientation has seen rapid growth since it was introduced by Covin and Slevin (1989). Accompanyin g this growth has been an unusual level of acceptance and replication of the original scales developed in two of the seminal contributions in this stream (Miller, 1983; Covin and Slevin, 1989). Focal to EO literature has been the relationship between EO and firm performance. More recently, authors have begun to place greater emphasis on variables impacting the strength or direction of the relationship Penelitian dilakukan pada usaha kecil Variabel yang diteliti adalah orientasi kewirausahaan Variabel yang diteliti adalah orientasi pasar dan pembelajaran
(53)
33
Concurrently, a debate has emerged surrounding the dimensional nature of theEO construct and the validity of such a measure given the unique contributions of individual variables. These more recent contributions have revealed several important areas of concern for EO researchers.
Sumber : Data yang diolah 2015 2.2. Kerangka Pemikiran
Seiring dengan kemajuan yang bersifat menyeluruh dibidang perdagangan,
maka perusahaan kian larut dalam persaingan yang sangat kuat. Perusahaan harus
terus memperbaiki analisa maupun peninjauan dunia bisnis untuk terus dapat
berkompetisi dengan perusahaan lain. Salah satu hal yang dapat menjadi
pertimbangan perusahaan adalah melakukan pengamatan terhadap pasra yang
dituju dari perusahan atau seringkali disebut orientasi pasar. Orientasi pasar
menurut lain Kotler (2009:8) adalah pemikiran tentang pemasaran yang
berorientasi pasar serta kreativitas pemasaran akan menghasilkan peningkatan
dalam volume suatu penjualan yang mana didalamnya terdapat 3 indikator , yang
antara lain adalah Orientasi Konsumen, Orientasi Pesaing dan Koordinasi Antar
Fungsi dianggap mampu untuk memberikan gambaran kepada perusahaan
(54)
34
Selain itu juga, orientasi pasar dapat membentuk keunggulan bersaing jika
perusahaan ingin menjadi pilihan utama konsumen dalam pasar.
Orientasi pembelajaran merupakan hal yang menguntunkan perusahaan
jika dilakukan dalam kondisi lingungan bisnis yang terus berubah – ubah. Orientasi pembelajaran yang maksimal dilakukan akan memberikan pengalaman
bagi seluruh bagian organisasi apabila terjadi perubahan lingkungan bisnis yang
cepat. Orientasi pembelajaran sendiri menurut Panayides (2005: 80) adalah
orientasi yang mengacu pada kegiatan organization-wide dalam menciptakan dan
menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan keuntungan kompetitif. Orientasi
pembelajaran terbagi dalam beberapa alat ukur, yaitu komitmen untuk belajar,
berbagai visi, dan keterbukaan pandangan, yang mana dari ketiga alat ukur
tersebut selain akan memberikan pengalaman kepada karyawan, juga akan
membantu perusahaan dalam meraih sebuah keunggulan.
Keunggulan bersaing merupakan keberadaan yang sanagt penting bagi
perusahaan. Semua perusahaan yang beroperasi tentunya menginginkan sebuah
keunggulan dalam persaingan antar perusahaan. Groge dan Vickery (1994) dalam
Sensi Tribuana Dewi (2006:20) berpendapat bahwa keunggulan bersaing adalah
Kemampuan perusahaan untuk memberikan nilai lebih terhadap produknya yang
mana keunggulan bersaing bisa diukur oleh 3 hal, yaitu keunikan produk, kualitas
produk, dan harga bersaing yang mana 3 hal tersebut mewakili keseluruhan hal
(1)
129
DAFTAR PUSTAKA
Ade Octavia.2012. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERBENTUKNYA ORIENTASI PASAR EKSPOR BATIK JAMBI.Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 1 No. 2 April – Juni 2012. download.portalgaruda.org/article diakses pada tanggal 10 April 2015 pukul 13.03
Ajeng Permata Putri.2014.FAKTOR SPESIFIK YANG MENENTUKAN KINERJA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Vol.1 No.12 . www.online.fe.trisakti.ac.id/ejournal/manajemen diakses pada tanggal 18 April 2015 pukul 08.20
Ali Hasan. 2008. Manajemen Pemasaran dan Marketing. Bandung : CV. Alfabeta
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Bagas Prakoso. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi Pembelajaran mempengaruhi Kinerja Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi Vol.2 No.1. www.eprints.undip.ac.id/15063 diakses pada tanggal 16 April 2015 pukul 00.15 WIB
Ceacilia Srimindarti.2004.Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja.Jurnal Fokus Ekonomi 2004. download.portalgaruda.org/article.php diakses pada tangal 10 April pukul 12.30
Farrel. 2000. Pemasaran : Teori dan Praktek Sehari – hari ( Edisi Ketujuh ). Jakarta : Binarupa Aksara
Husein Umar.2006.Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, Seri Desain Penelitian Bisnis – No 1. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Jahanshahi, A. A., Rezaie, M., Nawaser, K., Ranjbar, V., & Pitamber, B. K. 2012. Analyzing the Effect of Electronic Commerce on Organizational Performance : Evidence from Small and Medium Enterprises. African Journal of Business Management, 6(15), 6486-6496. www.academicjournals.org/journal/AJBM diakses pada 19 April pukul 01.52
(2)
130
Maramis B Joubert.2008.Learning Orientation, Innovation and Performance. Jurnal Megadigma Vol 2 No.1. feb.uksw.edu/project diakses pada tanggal 10 April pukul 15.15
Mulyadi dan Johny Setyawan. 2002. Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen. Edisi ke-2. Cetakan ke-1. Jakarta: Salemba Empat
Nanang Hanafiah. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta Panayides P., 2005, “Enhancing innovation capability through relationship
management and implications for performance”, European Journal of Innovation Management, Vol. 9. www.emeraldinsight.com/journal/ejim diakses pada tanggal 10 April pukul 19.00
Rivai, Veithzal dan Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan Dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Roslinawintang.2011.PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN NILAI PELANGGAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN MASKAPAI PENERBANGAN LION AIR.Jurnal Manajemen Pemasaran Modern Vol. 3 No.1 Januari - Juni 2011. www.unja.ac.id/online-journal/online-journal/index.php diakses pada tangal 10 April pukul 13.07
Sony Yuwono.2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balnced Scorecard. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Luantitatif dan Kualitatif. Bandung : CV.Alfabeta
Tika, P. 2006. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.Jakarta : PT Bumi Aksara.
Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Salemba
Umi Narimawati. 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media
(3)
131
Vincent Gaspersz.2005. Total Quality Management.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Christian Lasander.2012.Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Promosi Pengaruh Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Masakan Tradisional.Jurnal EMBA Vol.1 No.3.Diakses pada 15 Juni 2015 pukul 08.43
Dwi Endah Lestari. 2006. Strategi Diferensiasi Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Diakses pada 15 Juni 2015 pukul 08.50
Heri Setiawan. 2012. Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Teknologi, dan Inovasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Songket Skala Kecil di Kota Palembang. Jurnal Orasi Bisnis Edisi VIII.Diakses pada 19 Juli 2015 pukul 09.00
Kharisma Perdana.2011.Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Tingkat Pendapatan Terhadap Kinerja.Jurnal Bisnis No.3 Vol.3
Lamb, et . al. 2001. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT.Prehallindo
Maramis B Joubert.2008.Learning Orientation, Innovation and Performance. Jurnal Megadigma Vol 2 No.1.Diakses pada 20 Juli 2015 pukul 01.00 Nanang Hanafiah. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta
(4)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, berkat limpahan rahmat-Nya kita masih diperkenankan untuk mengembangkan potensi diri dan lingkungan sebagai bentuk kesyukuran kita terhadap nikmat-Nya, sholawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan izin Allah SWT, alhamdulillah penulis telah selesai melaksanakan Skripsi sebagai salah satu syarat dalam menempuh jenjang S-1 pada program Studi Manajemen dengan judul “PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN ORIENTASI PEMBELAJARAN TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA SENTRA INDUSTRI RAJUT BINONGJATI BANDUNG”.
Harapan penulis dengan diadakannya skripsi ini dapat memberikan pengalaman berharga bagi penulis khususnya dalam mengimplementasikan teori-teori yang dipelajari di perkuliahan. Disamping itu penulis bisa mengambil pelajaran pasca skripsi dan menjadi lebih baik lagi dalam perkuliahan untuk menunjang pembelajaran yang aplikatif.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Kedua
Orang Tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa
yang sangat tulus dan kepada Dr Rahma Wahdiniwaty, Dra., M.Si, Selaku
pembimbing yang sangat sabar dan ikhlas memberikan bimbingan, membina dan
mengarahkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
pihak-pihak yang turut membantu dalam pelaksanaan program Skripsi ini, terutama ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
(5)
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Komputer Indonesia.
4. Trustorinin Handayani, SE.,M.Si., selaku Penguji yang sudah meluangkan
waktunya untuk memberikan masukan dan motivasi
5. Rizki Zulfikar, SE., M.Si, selaku Penguji yang sudah meluangkan
waktunya untuk memberikan masukan dan motivasi
6. Oman Sukirman, SE., M.Si. selaku Dosen Wali Manajemen MN-1.
7. Seluruh staff dan karyawan yang turut membantu terlaksananya Usulan
Penelitian.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan support sehingga
laporan ini selesai.
Semoga bermanfaat untuk semua kalangan baik itu bagi akademisi atau pebisnis apabila ada kesalahan dalam penyampaian teori ataupun dalam penulisan laporan Skripsi ini harap menghubungi penulis ke alamat email Nendy14@gmail.com
Bandung, 28 Juli 2015
Penulis
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Rustandi
Tempat Tanggal Lahir : Bandung 04 Februari 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Alamat Asli : Kp.Cicalengka RT01/RW01 Desa Cicadas Kec Rongga Kab Bandung Barat
Status : Belum Menikah
Telepon(HP) : 085721742025
Email : Nendy14@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan Formal
1999-2005 SDN Kubang Sari
2005-2008 SMP Negeri 1 Gunung Halu
2008-2011 SMA Pasundan 1 Cimahi
2011-Sekarang Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung, Jawa Barat