klinik. Jika perilaku yang diterima dari lingkungan sosialnya baik dan memberi dampak yang positif pula bagi dirinya, maka kemungkinan
akan tercipta perilaku yang baik pula. Hal itu dapat terjadi karena ia diperlakukan baik oleh lingkungan sekitarnya.
B. Terapi Komplementer dan Alternatif
1. Pengertian
Terapi komplementer dan alternatif adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi
medis.Pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan dengan terapi medis Moyad Hawks, 2009. Definisi lain mengenai terapi komplementer dan
alternatif adalah pengobatan non medis yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
kuratif, preventif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik Erry, et al, 2014. Menurut peraturan menteri kesehatan, pengobatan komplementer-
alternatif adalah pengobatan non-konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan efektifitas yang tinggi yang
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam kedokteran konvensional Menkes, 2007. Terapi komplementer dan
alternatif di Indoensia digunakan oleh 40 populasi penduduknya, dan 70 masyarakat pedesaan menggunakan terapi ini WHO dalam
Kamaluddin, 2010. Terapi komplementer didefinisikan pula sebagai terapi yang
digunakan bersama dengan tindakan konvensional medis. Terminologi pengobatan integratif juga digunakan. Pada pengobatan integratif, terapi
komplementer dikombinasikan dengan terapi konvensional medis yang sudah terbukti aman dan efektif Cady, 2009 dalam College and
Association of Registered Nurses of Alberta, 2011. Terapi komplementer dan alternatif telah ada selama beberapa abad.
Filosofi kuno seperti Hippocrates, Plato, dan Aristoteles lebih menyukai menggunakan kemujaraban terapi komplementer. Penggunaan terapi
komplementer pada praktek keperawatan kembali lagi pada zaman Florence
Nightingale, penemu
pendidikan keperawatan.
Ia mendeskripsikan penggunaan berbagai terapi seperti musik, panas dan
dingin, massage, dan nutrisi pada perawatan pasien secara holistik Lindquist, 2013. Terapi komplementer lebih kepada sekelompok
praktek keperawatan yang bukan merupakan tradisi dari negaradaerah sendiri dan tidak disatukan ke dalam sistem perawatan kesehatan
dominan. Istilah lain terkadang digunakan untuk menggambarkan praktek perawatan kesehatan termasuk „pengobatan alami’, „pengobatan non-
konvensional’ dan pengobatan holistik’ WHO dalam Health Professions Licensing Authority, 2007.
Istilah terapi komplementer meliputi intervensi yang dapat melengkapi perawatan dengan lebih tradisional yang diberikan dengan
perawat tapi tidak terbatas untuk sentuhan terapeutik, massage, relaksasi, meditasi, visualisasi, aromaterapi, refleksologi, iridologi, yoga, dan
kinesiologi Health Professions Licensing Authority, 2009 Integrasi terapi komplementer dan pengobatan medis menimbulkan
tantangan bagi perawat yang merupakan bagian terdepan dalam pelayanan kesehatan dan memberikan informasi kepada pasien Chu Wallis 2007
dalam O’Regan, et al, 2010.
2. Klasifikasi