B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai harga saham sebelumnya telah banyak dilakukan. Nurmala 2006 menganalisis pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham
perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang diteliti yaitu Earning Per Share EPS dan Dividen Per Share DPS. Sedangkan variabel
dependen yang diteliti yaitu Closing Price. Populasi penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama 5 tahun berturut-
turut tahun 1996 sampai tahun 2000. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman dan pengujian hipotesis
dapat diketahui bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga saham. Tarakanita Intan 2009 juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
Dividend Per Share dan Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling dan dari 383 perusahaan yang go public diperoleh sampel sebanyak 41 perusahaan. Metode statistik yang digunakan
adalah regresi linear berganda dengan melakukan uji asumsi klasik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel dividend per share DPS
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial variabel earning per share EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta
secara simultan baik variabel dividend per share DPS maupun earning per share
EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
C. Kerangka Konseptual
Saham mencerminkan suatu kepentingan kepemilikan di dalam sebuah perusahaan. Saham memberikan hak atas dividen kepada pemiliknya selama
perusahaan memiliki keuntungan untuk membayarkan dividen dan memutuskan untuk membayar dividennya. Selain itu, saham dapat juga dijual di suatu tanggal
tertentu di masa mendatang. Jika saham tersebut ternyata dijual dengan harga diatas harga belinya, maka investor akan memperoleh capital gain.
Semakin banyak investor yang ingin membeli saham, maka harganya akan semakin naik. Sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau
melepaskan saham akan berdampak pada turunnya harga saham. Harga saham merupakan nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan yang
mengeluarkan saham tersebut. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana adalah penjualan saham perusahaan melalui pasar
modal. Keputusan investor untuk membeli saham juga dipengaruhi oleh besarnya
jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang sahamnya. Meningkatnya pembayaran dividen ditafsirkan sebagai tanda meningkatnya
keuntungan perusahaan di masa yang akan datang dan menurunnya pembayaran dividen sering ditafsirkan sebagai tanda menurunnya tingkat keuntungan
perusahaan di masa yang akan datang. Persentase laba yang dibayarkan perusahaan dalam bentuk dividen tunai
kepada pemegang saham disebut dengan rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio. Besarnya DPR menentukan besarnya dividen yang akan diterima
oleh pemegang saham. Dividen yang besar dapat mempengaruhi harga suatu saham terutama pada pasar modal yang didominasi oleh investor yang berorientasi
pada pendapatan dividen. Tarakanita Intan 2009 mengemukakan bahwa Dividend Per Share DPS
dapat didefenisikan sebagai bagian pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. DPS yang tinggi diyakini akan dapat meningkatkan
harga saham perusahaan. Dalam praktiknya, kebanyakan perusahaan mencoba mengikuti kebijakan untuk membayar dividen yang naik secara mantap.
Kebijakan ini memberi investor suatu pendapatan yang stabil dan dapat diandalkan, juga memberi isyarat kepada investor tentang harapan manajemen
akan laba dimasa yang akan datang.
Gambar : 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian Sumber : Bringham 2001, Tarakanita 2009 diolah
D. Hipotesis