Tabel 2.2 Nilai Kapasitor
Misalnya suatu kapasitor pada badannya tertulis kode 474J, berarti nilai kapasitansinya adalah 47 + 104 = 470.000 pF = 0.47µF sedangkan toleransinya 5. Yang
harus diingat didalam mencari nilai kapasitor adalah satuannya dalam pF Pico Farad.
2.4 Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang mempunyai tiga buah terminal. Terminal itu disebut emitor, basis, dan kolektor. Transistor seakan-akan dibentuk dari
penggabungan dua buah dioda. Dioda satu dengan yang lain saling digabungkan dengan cara menyambungkan salah satu sisi dioda yang senama. Dengan cara penggabungan
seperti dapat diperoleh dua buah dioda sehingga menghasilkan transistor NPN. Bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan bahan N dan bahan P adalah
silikon dan germanium. Oleh karena itu, dikatakan : 1.
Transistor germanium PNP 2.
Transistor silikon NPN 3.
Transistor silikon PNP 4.
Transistor germanium NPN
Semua komponen di dalam rangkaian transistor dengan simbol. Anak panah yang terdapat di dalam simbol menunjukkan arah yang melalui transistor.
Gambar 2.8 simbol tipe transistor
Keterangan : C = kolektor
E = emiter B = basis
Didalam pemakaiannya transistor dipakai sebagai komponen saklar switching dengan memanfaatkan daerah penjenuhan saturasi dan daerah penyumbatan cut off
yang ada pada karakteristik transistor.
Pada daerah penjenuhan nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan nol atau kolektor dan emiter terhubung langsung short. Keadaan ini
menyebabkan tegangan kolektor emiter V
CE
= 0 Volt pada keadaan ideal, tetapi pada C
B E
C B
E NPN
PNP
kenyataannya V
CE
Gambar 2.9 Transistor sebagai Saklar ON Saturasi pada transistor terjadi apabila arus pada kolektor menjadi maksimum dan
untuk mencari besar arus basis agar transistor saturi adalah : bernilai 0 sampai 0,3 Volt. Dengan menganalogikan transistor sebagai
saklar, transistor tersebut dalam keadaan on seperti pada gambar dibawah ini:
Rc Vcc
I
max
=
……………………………………………..…………….2.1
Rc Vcc
I .
hfe
B
=
………………………………………….…………….2.2
Rc .
hfe Vcc
I
B
= ………………………………………………………….2.3
Hubungan antara tegangan basis V
B
dan arus basis I
B
B BE
B B
R V
V I
− =
adalah : ………………………………………………2.4
V
B
=I
B.
R
B
+V
BE…
……………………………………………2.5
Saklar On Vcc
Vcc
I
C
R R
B
V
B
I
B
V
BE
V
CE
BE B
B
V Rc
. hfe
R .
Vcc V
+ =
...………………………………………2.6
Jika tegangan V
B
BE B
B
V Rc
. hfe
R .
Vcc V
+ =
telah mencapai , maka transistor akan
saturasi, dengan Ic mencapai maksimum.
Gambar dibawah ini menunjukkan apa yang dimaksud dengan V
CE
sat adalah harga V
CE
pada beberapa titik dibawah knee dengan posisi tepatnya ditentukan pada lembar data. Biasanya V
CE
Gambar 2.10 Karakteristik daerah saturasi pada transistor
Pada daerah penyumbatan,nilai resistansi persambungan kolektor emiter secara ideal sama dengan tak terhitung atau terminal kolektor dan emiter terbuka open.
sat hanya beberapa perpuluhan volt, walaupun pada arus kolektor sangat besar bisa melebihi 1 volt. Bagian dibawah knee pada gambar dibawah
ini dikenal sebagai daerah saturasi.
Cut off I
B
I
B sat
I
B
= I
B sat
I
B
Penjenuhan saturation I
C
Rc Vcc
I
B
= 0 V
CE
Keadaan ini menyebabkan tegangan V
CB
Gambar 2.11 Transistor Sebagai Saklar OFF Keadaan penyumbatan terjadi apabila besar tegangan habis V
sama dengan tegangan sumber Vcc. Tetapi pada kenyataannya Vcc pada saat ini kurang dari Vcc karena terdapat arus bocor
dari kolektor ke emiter. Dengan menganalogikan transistor sebagai saklar, transistor tersebut dalam keadaan off seperti gambar dibawah ini.
B
sama dengan tegangan kerja transistor V
BE
sehingga arus basis I
B
hfe I
I
C B
=
= 0 maka : ……………………………………………………………..2.6
I
C
= I
B
. hfe ….………………………………………………………2.7 I
C
= 0 . hfe ………..…………………………………………………2.8 I
C
= 0 ………………………………………………………………..2.9 Hal ini menyebabkan V
CE
sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus : Vcc
= Vc + V
CE
…………..……………………………………..2.10 V
CE
= Vcc – Ic . Rc…..………………………………………..2.11 V
CE
= Vcc …..…………………………………………………2.12
Saklar Off Vcc
Vcc
I
C
R R
B
V
B
I
B
V
BE
V
CE
2.5 Relay