1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya terarah dan terpadu serta berkesinambungan untuk meningkatkan pencapaian masyarakat adil dan makmur
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang dalam Undang- Undang Dasar 1945. Maka untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan
makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan pembangunan, untuk itu disusunlah Undang-Undang yang mengatur sistem
perencanaan pembangunan, Undang-Undang tersebut kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ditetapkan bahwa sistem perencanaan pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
pemerintahan baik pusat maupun daerah dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
Secara politis partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga dapat memperkuat proses demokratisasi, karena dengan partisipasi masyarakat berarti
memberi kesempatan yang nyata kepada mereka untuk mempengaruhi perubahan keputusan tentang masalah kehidupan yang mereka hadapi sehari-hari dan
mempersempit jurang pemisah antara pemerintah dan rakyat.
2 Partisipasi juga memperluas pendidikan politik bagi masyarakat sebagai landasan
bagi pendidikan demokrasi, sehingga masyarakat menjadi terlatih dalam menangani masalah-masalah publik dan masyarakat lebih peka dan sensitif dalam
menyusun prioritas-prioritas kebutuhan dan kepentingan yang berbeda. Dengan adanya partisipasi masyarakat dalam menangani urusan-urusan publik akan
memperkuat solidaritas komunitas masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 proses perencanaan
pembangunan mencakup pendekatan politik, dimana pendekatan politik memandang bahwa pemilihan kepala daerah adalah proses penyusunan rencana
pembangunan yang akan dilaksanakan, dan karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan program-program pembangunan yang ditawarkan
masing-masing calon kepala daerah
1
. Kompleksnya pembangunan kelurahan menuntut keunggulan dari
pemerintah untuk selalu dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat di kelurahan. Dalam usaha ini, pemerintah telah mengeluar kebijakan-kebijakan
berupa belanja langsung kepada masyarakat dalam bidang kesehatan, pendidikan, olahraga serta pemberdayaan masyarakat dan ekonomi, yang merupakan pedoman
pemerintah dalam melaksanakan tugas pembangunan. Maka pada periode 2009 –
2014 komitmen Walikota Malang dalam mensejahterahkan masyarakat Malang telah diwujudkan dengan menyalurkan dana hibah block grant melalui
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK sebesar Rp. 500 juta untuk masing-masing kelurahan.
1
Rudianto, 2011,Telaah Kritis Perencanaan Pembangunan Nasional dan Regional Berwawasan Pesisir dan Kelautan.Malang:Cakrawala Media Pulisher
3 Pada tahun 2009
– 2011 dana tersebut 100 telah disalurkan dengan total nilai mencapai Rp. 28,5 Milyar. Sebagai konsekwensinya dengan berpedoman pada
Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Penggunaan Dana Hibah kepada Masyarakat Kelurahan melalui Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan LPMK dan pada Naskah Perjanjian Hibah Daerah NPHD antara Pemerintah Kota Malang dengan Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan LPMK pada pasal 5 ayat 2 menyatakan bahwa pihak kedua Lembaga Pemberdayaan Masyakat Kelurahan LPMK wajib membuat
laporan realisasi penggunaan dana hibah paling lambat 1 satu bulan setelah pencairan, maka laporan penggunaan dana SPJ dana hibah tahap 2 dua atau
secara keseluruhan harus sudah disampaikan paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya setelah dana dicairkan ke rekening Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan LPMK
2
. Dana hibah APBD bagi kelurahan di Kota Malang semula hanya
Rp. 50 juta, kemudian bertambah menjadi Rp. 75 juta dan Rp. 100 juta pada tahun 2009. Pada tahun 2010
– 2011 naik drastis menjadi Rp. 500 juta per kelurahan, bahkan 2011 seharusnya sudah naik menjadi Rp. 750 juta, namun karena kinerja
LPMK belum maksimal, maka penambahan dananya diurungkan
3
. Selama ini setiap 57 kelurahan di Kota Malang menerima dana hibah Rp. 500 juta. Dana itu
diberikan dalam dua tahap, setiap tahap dikucurkan Rp. 250 juta. Hingga bulan Agustus 2010 baru 40 dari 57 kelurahan atau sekitar 70 persen di Kota Malang
yang sudah mencairkan dana hibah.
2
Peraturan walikota malang nomor 13 tahun 2009 tentang pedoman penggunaan dana hibah kepada masyarakat kelurahan melalui LPMK dan pada naskah perjanjian hibah daerah NPHD
antara pemkot malang dengan LPMK
3
http:www.antarajatim.comlihatberita74282konsep-dana-hibah-kota-malang-diubah- proposional
4 Dana hibah sangat bermanfaat bagi masyarakat apabila penggunaannya
disesuaikan kebutuhan kelurahan. Tujuan diberikan dana hibah untuk menjadikan masyarakat mandiri dalam pembangunan di setiap rukun warga. Karena
pembangunan ditentukan sendiri, dilaksanakan sendiri dan dibiayai sendiri
4
. Untuk mencairkan dana hibah tahun 2012, kinerja Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK yang ada di 57 kelurahan di Kota Malang akan menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Malang. Dana
hibah yang diterima masing-masing Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan LPMK nantinya tidak lagi sama Rp 500 Juta, tergantung kinerja
masing-masing Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK. Yang memiliki kinerja baik bisa mendapatkan dana hibah yang lebih besar dari
sebelumnya yaitu pada tahun 2010. Kenaikan dana hibah yang diterimanya bisa naik hingga 100 atau mencapai Rp. 1 milyar. Besaran dana hibah ini akan
menggunakan sistem proporsional. Dengan menggunakan sistem proporsional yang diterapkan BKBPM akan memilki rasa keadilan antar Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK, sehingga nantinya akan terlihat Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK yang berprestasi dan
yang tidak
5
. Walikota Malang,
Drs.Peni Suparto M.AP ., menyatakan kekecewaannya
terhadap kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK sebagai lembaga yang diberi tanggung jawab mengelola dana hibah APBD daerah. Dana
hibah kelurahan dari APBD Kota Malang dari tahun ke tahun akan ditingkatkan sesuai kebutuhan, dengan catatan pertanggungjawaban dan penyerapannya sesuai
4
http:nasional.kompas.comread201009021650341
5
http:mediacenter.malangkota.go.id?p=4115
5 dengan target waktu yang ditentukan. Namun, fakta di lapangan ternyata masih
ada beberapa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK yang belum mampu memenuhi persyaratan tersebut, karena masih adanya Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK yang belum mampu menyerap anggaran 100
6
. Berdasarkan uraian di atas, pada dasarnya persepsi tentang kinerja
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK merupakan masalah penting yang perlu dilihat lebih lanjut dalam rangka mewujudkan kinerja
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK yang lebih baik. Oleh karena itu maka peneliti mengambil judul tentang
“ Kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan LPMK dalam Penggunaan Dana
Hibah”. B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan
LPMK dalam Penggunaan dana hibah di Kelurahan Gadang? 2.
Faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung dan menghambat Kinerja Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Keluruhan LPMK di Kelurahan
Gadang?
C. Tujuan Penelitian