2.4 4.0 5.6 8.6 Produktifitas Lahan Hutan Tanaman Acacia mangium Willd Di HTI PT Bukit Raya Mudisa

5,2 kg P dan 18,3 kg K berdasarkan deposisi serasah sebesar 9,1 tonhath. Pada plot yang lebih subur angka-angka ini adalah 30,3 N; 84,4 P; 34,5 K, setara dengan hath 56 kg N; 5,7 kg P; 20,3 kg K berdasarkan deposisi serasah sebesar 9,0 tonhath. Pada tanah yang lebih subur ada kecenderungan dimana pohon tumbuh lebih cepat, retranslokasi hara terjadi dalam persentase yang lebih besar. Hubungan yang kuat antara besarnya hara yang diretranslokasi dan pertumbuhan juga telah dilaporkan juga pada species lain seperti Pinus radiata Nambiar dan Fife 1991, Eucalyptus globulus Saur et al. 2000 dan Eucalyptus grandis Goncalves et al. 2004. Tegakan yang kecukupan hara pada fase awal tahun pertama pertumbuhannya, ketika tajuk berkembang, akan memiliki hara dalam kuantitas yang besar dalam biomassanya, dengan demikian tersedia hara dengan kuantitas yang cukup besar pula untuk proses pendauran. Ini memiliki implikasi praktis dalam silvikultur hutan tanaman, terutama untuk species cepat tumbuh, yaitu mengoptimalkan pertumbuhan awal yang yang cepat, antara lain dengan masukan hara melalui pemupukan, sehingga kanopi segera menutup sebelum akhir tahun pertama. Pertumbuhan yang cepat ini akan terbawa sampai akhir daur. Peninggi Hasil analisis data peninggi tegakan dengan umur tanaman dengan model terbaik diperoleh bentuk kurva dengan persamaan Y = -4,51+11,92x+- 2,61x 2 +0,25x 3 dengan R 2 = 0,98 Gambar 4. S = 0.67152666 r = 0.99499406 Umur Tahun P e ni ng g i m

1.6 2.4

3.2 4.0

4.8 5.6

6.4 8.6

7 12 .33 15 .99 19 .65 23 .31 26 .97 30 .63 Gambar 4 Hubungan peninggi pohon dengan umur tegakan 3rd degree Polynomial Fit: y=a+bx+cx2+dx3 Coefficient Data: a = -4,51 b = 11,92 c = -2,61 d = 0,25 Dari Gambar 4 tersebut bisa dilihat adanya hubungan antara umur tanaman dengan peninggi tegakan, semakin bertambah umur tanaman maka akan terjadi peningkatan peninggi tegakan. Hal ini menunjukan bahwa peninggi tegakan masih mengalami peningkatan dari umur dua tahun sampai tanaman berumur enam tahun, sehingga tanaman masih produktif untuk dipelihara pada tahun berikutnya. Hasil pengamatan secara umum menunjukkan laju pertumbuhan peninggi tanaman cenderung mengalami penurunan mulai dari umur dua tahun sampai tanaman berumur lima tahun, tetapi pada umur enam tahun terjadi sedikit peningkatan peninggi. Pertumbuhan riap peninggi maksimal terjadi pada tegakan berumur dua tahun yaitu sebesar 5,5 mthn dan pertumbuhan riap peninggi terkecil terjadi pada tegakan berumur lima tahun yaitu sebesar 4,2 mthn Tabel 7. Hal ini berarti laju pertumbuhan peninggi tegakan pada awal pertumbuhan merupakan hal yang harus dipertahankan pada tingkat pertumbuhan normal. Peningkatan peninggi pada umur enam tahun diduga dari pengembalian hara-hara mineral dari serasah berupa daun-daun dan ranting yang gugur. Serasah terurai menjadi unsur hara yang tersedia dalam tanah untuk menjamin kelangsungan pertumbuhan pohon. Mindawati 2000 menyatakan bahwa penambahan hara terjadi melalui dekomposisi serasah, serta aliran hara dari air hujan yang terdiri dari aliran tajuk dan aliran batang. Tabel 7 Riap peninggi tegakan Acacia mangium No Umur thn Peninggi tegakan rata-rata m MAI mthn 1 2 11,0 5,5 2 3 14,2 4,7 3 4 18,1 4,5 4 5 21,0 4,2 5 6 27,6 4,6 Volume pohon Berdasarkan hasil analisis volume pohon diperoleh bentuk kurva dengan persamaan Y = 37,67 : 1 + 107,66 exp-0,94 dengan R 2 = 0,99 Gambar 5. Dari Gambar 5 tersebut dapat dilihat kurva volume tegakan masih menunjukkan adanya peningkatan volume pohon. Fenomena tersebut merupakan suatu hal yang wajar karena dalam penelitian ini pengukuran tegakan Acacia mangium dilakukan dari umur 2 tahun sampai dengan umur 6 tahun yang mana tanamannya masih relatif muda. Kurva pertumbuhan untuk dimensi volume tegakan Acacia mangium sampai umur 6 tahun masih mengalami peningkatan, hal ini berarti bahwa sampai umur 6 tahun Acacia mangium masih mengalami pertumbuhan yang cepat, belum mengalami pertumbuhan yang konstan. S = 0.55136024 r = 0.99861412 Umur Tahun Vo lu m e m 3

1.6 2.4