Pemisahan Senyawa Alkaloida Dengan Menggunakan Komatografi Kolom Pemurnian Kristal Analisis Kristal Hasil Isolasi 1. Analisis Kromatografi Lapis Tipis KLT

Jhon Franta Pelawi : Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Buah Pala Myristica fragrans Houtt, 2010. 33 Kloroform : Etil Asetat dengan perbandingan 9:1 vv, 8:2 vv, 7:3 vv, 6:4vv , Kemudian diamati dibawah lampu UV. Prosedur : Kedalam bejana kromatografi dimasukkan 10 ml larutan fasa gerak Kloroform 100. Ekstrak pekat etanol biji buah pala ditotolkan pada plat KLT. Plat dimasukkan kedalam bejana yang berisi pelarut-pelarut yang telah dijenuhkan, kemudian ditutup rapat dan dielusi. Plat yang telah dielusi dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan. Warna bercak yang timbul diamati dibawah lampu UV dan harga Rf-nya dihitung. Perlakuan yang sama dilakukan terhadap ampuran Kloroform-Etil Asetat dengan perbandingan 9:1 vv, 8:2 vv, 7:3 vv, 6:4vv . Kemudian diamati dibawah lampu UV dan hasil yang lebih baik diberikan pada fase gerak Kloroform:Etil Asetat 7:3 vv. 3.3.3. Prosedur Untuk Memperoleh Senyawa Kimia Ekstrak Biji Buah Pala Isolasi senyawa alkaloida yang terkandung pada biji buah pala Myristica fragrans Houtt dilakukan dengan tehnik maserasi dengan pelarut etanol. Ekstrak etanol yang dihasilkan dipekatkan dengan rotary evaporator lalu diekstraksi partisi dengan n-heksana kemudian diasamkan dengan asam asetat glasial sampai pH 4. Dibasakan dengan amoniak pekat sampai pH 10-12. kemudian diekstraksi partisi dengan kloroform. Lapisan kloroform dipekatkan dengan rotary evaporator. Ekstrak kloroform pekat mengandung alkaloida yang dihasilkan dianalisa dengan kromatografi lapis tipis kemudian dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan silika gel 60 G. dielusi dengan Kloroform : Etil Asetat 70:30 vv yang menghasilkan kristal berwarna kuning sebanyak 73 mg.

3.3.4. Pemisahan Senyawa Alkaloida Dengan Menggunakan Komatografi Kolom

Terhadap 73 mg ekstrak alkaloid kasar dilakukan isolasi senyawa alkaloida dengan kromatografi kolom. Fasa diamnya silika gel 60 G E.Merk Art. 7734 dan fasa geraknya adalah Kloroform : Etil Asetat 70:30 vv . Prosedur : Peralatan untuk kromatografi kolom dirangkai, kemudian silika gel 60 G E.Merk Art. 7734 sebanyak 70 gram dibuburkan dengan kloroform, diaduk sampai homogen Jhon Franta Pelawi : Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Buah Pala Myristica fragrans Houtt, 2010. 34 dan dimasukkan kedalam kromatografi kolom, lalu dielusi dengan Kloroform 100 hingga bubur silika gel padat dan homogen. Ekstrak alkaloid kasar biji buah pala sebanyak 73 mg dibuburkan dengan silika gel sebanyak 10 gram dan dimasukkan kedalam kromatografi kolom yang telah berisi silika gel. Sampel dibiarkan turun dan terserap dengan baik pada silika gel dipuncak kolom. Kemudian fasa gerak Kloroform 100 ditambahkan secara berlahan-lahan. Eluan ditampung dengan botol vial lalu diuapkan. Selanjutnya fasa gerak dinaikkan kepolarannya dengan fasa gerak Kloroform : Etil Asetat 70:30 vv. Hasil yang diperoleh, pelarutnya diuapkan sampai terbentuk Kristal alkaloida.

3.3.5. Pemurnian Kristal

Kristal yang diperoleh dari hasil 3.3.4. direkristalisasi sebagai berikut : Kristal yang diperoleh dilarutkan dalam pelarut Kloroform dan dipanaskan sampai kristal tersebut larut dan pekat. Diamkan selama 1 malam. Dari hasil pendiaman 1 malam ini sebagian pelarut menguap dan terbentuk kristal jarum berwarna kuning. 3.3.6. Analisis Kristal Hasil Isolasi 3.3.6.1. Analisis Kromatografi Lapis Tipis KLT Terhadap Kristal yang diperoleh dilakukan analisis secara kromatografi lapis tipis dengan menggunakan plat kromatografi lapis tipis dan fasa gerak yang digunakan adalah Kloroform 100 dan campuran Kloroform : Etil Asetat 70:30 vv . Prosedur : Kedalam bejana kromatografi dimasukkan 10 ml larutan fasa gerak Kloroform 100. Kristal yang telah dilarutkan dengan etanol ditotolkan pada plat KLT. Plat dimasukkan kedalam bejana yang berisi pelarut-pelarut yang telah dijenuhkan, kemudian ditutup rapat dan dielusi. Plat yang telah dielusi dikeluarkan dari bejana dan dikeringkan. Warna bercak yang timbul diamati dibawah lampu UV dan harga Rf-nya dihitung.

3.3.6.2. Uji Reaksi Warna Terhadap Kristal Hasil Isolasi Pereaksi Alkaloida

Larutan Kristal dari percobaan 3.3.6.1. dibagi dalam 4 tabung reaksi : Jhon Franta Pelawi : Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Buah Pala Myristica fragrans Houtt, 2010. 35 Filtrat I : Ditambahkan 2 tetes pereaksi mayer ternyata terbentuk endapan warna putih kekuningan, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Filtrat II : Ditambahkan 2 tetes pereaksi dragendorf ternyata terbentuk endapan warna jingga, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloida. Filtrat III : Ditambahkan 2 tetes pereaksi wagner ternyata terbentuk endapan warna coklat, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloida. Filtrat IV : Ditambahkan 2 tetes pereaksi bouchardat ternyata terbentuk endapan warna coklat, hal ini menunjukkan adanya senyawa alkaloida.

3.3.6.3. Penentuan Titik Lebur

Kristal hasil isolasi yang telah murni diletakkan diatas plat melting point apparatus, dihidupkan dan diatur temperaturnya. Lalu diamati temperature sampai Kristal melebur. Titik lebur Kristal yang diperoleh 80-82 o C.

3.3.6.4. Analisis Spektroskopi Kristal Hasil Isolasi

Analisis Kristal hasil isolasi dengan alat spektrofotometer FT-IR di badan pengujian sampel Bea cukai Belawan dan spektrofotometer 1 H-NMR diperoleh dari laboratorium Dasar Bersama FMIPA UNAIR Surabaya dengan menggunakan pelarut CDCl 3 . Jhon Franta Pelawi : Isolasi Senyawa Alkaloida Dari Biji Buah Pala Myristica fragrans Houtt, 2010. 36

3.4. Bagan Penelitian