Dampak Terhadap Keluarga Sendiri

97

BAB V DAMPAK PERPINDAHAN PENDUDUK SIMANINGGIR

5.1 Dampak Terhadap Keluarga Sendiri

Kedatangan misionaris Jerman dan kesediaan menerima mereka telah memberi ‘jalan’ bagi masyarakat Batak Toba khususnya penduduk Simaninggir, baik karena terbukanya berbagai alternatif lapangan kerja terlebih melalui pengadaan pendidikan yang memberikan cakrawala yang lebih luas tentang daerahnya, kehidupan sosial dan ekonominya. Pendidikan telah memberikan wawasan yang lebih luas, serta menimbulkan suatu pergumulan bagi diri mereka sehingga berpengaruh terhadap keinginan, pendapat dan cita- cita mereka, yang akhirnya mempercepat perpindahan penduduk Simaninggir. Mobilitas sosial sudah merupakan suatu unsur dalam kebudayaan penduduk Simaninggir. Oleh karena itu muncul beberapa akibat perpindahan tersebut, baik terhadap diri sendiri, daerah yang ditinggalkan, dan daerah baru di mana mereka tinggal menetap. Perpindahan penduduk dari desa ke desa atau dari daerah pertanian ke daerah pertanian pada umumnya dilakukan oleh para petani. Ketiadaan lahan atau karena lahan yang dapat diusahai di kampung halamannya semakin sempit, mendorong mereka mencari lahan yang lebih luas dan lebih subur di luar Simaninggir dengan harapan dapat memberikan pendapatan yang lebih besar. Mereka mempunyai keahlian untuk mendapatkan lahan pertanian terutama lahan yang subur dan cocok untuk membangun persawahan. Kesuburan lahan jelas mempengaruhi tingkat produktivitas sehingga hasil yang diperoleh akan lebih besar. Oleh karena itu para Universitas Sumatera Utara 98 petani akan memiliki pendapatan yang makin besar karena kesuburan lahan, iklim dan irigasi yang memungkinkan panen dua kali atau lebih dalam setahun. Hal seperti itu telah dialami oleh keluarga mereka yang pindah ke tanah Alas Simalungun, Kisaran, Sungai Lama. Perpindahan mereka ke daerah-daerah baru tersebut berhubung karena mereka mendengar adanya berita tentang panombangan di daerah tersebut karena daerahnya cocok untuk persawahan, sehingga penghasilan mereka jauh lebih besar dibandingkan jika tetap tinggal di Simaninggir. 76 Hasil wawancara menyebutkan bahwa keadaan ekonomi mereka jauh lebih baik jika dibanding dengan orang tua mereka yang tinggal di Simaninggir. Bagi mereka yang bekerja di sektor informal, upah harian yang mereka terima lebih pasti dan lebih besar dari penghasilan rata-rata harian yang mereka peroleh, dibandingkan seandainya tetap tinggal di Desa Simaninggir. Seorang bapak yang berasal dari Simaninggir, yang kini tinggal di Jakarta, mengemukakan bahwa walaupun dia bekerja di sektor informal suplayer bawang merah penghasilannya setiap hari jauh lebih terjamin dan memuaskan serta pasti. Lebih lanjut dikemukakan bahwa di desanya dia jarang memegang uang, sedangkan di Jakarta Pada gilirannya, peningkatan pendapatan tersebut menyebabkan tingkat kesejahteraan mereka lebih tinggi di daerah baru dibandingkan dengan di daerah asal. Menurut keluarga mereka yang datang berkunjung ke daerah baru mereka, saat telah menyaksikan secara langsung menyebutkan bahwa pada umumnya mereka memiliki keadaan ekonomi yang lebih baik di daerah tempat tinggal yang sekarang. Suatu idaman yang tetap bergema di dalam sanubari mereka adalah agar anak-anaknya tidak petani lagi. Kalaupun tetap bertani hendaklah lebih kaya dari orang tuanya. 76 Ibid., Parisan Nainggolan dan Tiomina Marbun, Pusuk I, 24 April 2013 Universitas Sumatera Utara 99 sehari-harinya dia selalu menghitung uang hasil jualannya dan hasil jualannya dapat dipastikan setiap harinya. Wanita-wanita yang mempunyai tingkat pendidikan menengah, yang tidak dapat lagi melanjutkan sekolahnya karena kendala dana, tidak sabar lagi tinggal di desanya. Mereka memasuki kota besar seperti Medan, Jakarta, Batam, Pulau Jawa dan lainnya. Banyak diantara mereka yang bekerja di perusahaan pabrik, bahkan ada yang bekerja di hotel. Penghasilan yang mereka terima sudah pasti setiap bulannya dibandingkan jika tetap di desa. Selain penghasilan yang tidak menentu, ada anggapan bahwa bekerja di sawah mengurangi status sosial mereka. Mereka yang cukup berhasil menabung, sekali atau dua kali setahun kembali ke kampung halaman untuk mengunjungi keluarga saat akhir tahun atau musim libur. 77 Perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain bukan hanya mempengaruhi komposisi penduduk, tetapi juga aspek lain baik di daerah yang ditinggalkan dan daerah Ada juga yang pulang ke kampung untuk ziarah ke makam orang tua atau leluhur mereka, sebagai ikatan spiritual antara mereka dengan kampung halamannya. Biasanya mereka akan dijumpai di kedai saat di pasar dan berbincang-bincang dengan penduduk setempat dan secara tidak langsung di sinilah dipamerkan hasil-hasil yang mereka peroleh dan pengalaman mereka di perantauan. Hal itu dapat menjadi ‘rayuan’ bagi penduduk setempat dan orang tua rela memberangkatkan anak-anaknya dari kampung halaman agar dapat memperoleh hasil yang demikian pula.

5.2 Dampak Terhadap Desa Simaninggir