Botani ubikayu: taksonomi dan morfologi

Tabel 1. Rencana dasar pemuliaan ubikayu yang digunakan untuk tiap-tiap ekosistem yang menjadi prioritas. Di sebelah kanan merupakan sistem baru yang digunakan sekarang dalam pelaksanaanya. Tahap seleksi selanjutnya dibuat mengikuti sistem lama. Waktu 1 Tahap sistem lama Tahap sistem baru Waktu 1 6 18 30 42 66 Persilagan dari berbagai genotipe tetua terseleksi F1 3000-5000 6 bulan 1tanamant 1 lokasi 1ulangan F1C1 2000-4000 1 tahun 1 tanaman 2 lokasi 1 ulangan Evaluasi klon 500-1000 1 tahun 6 tanaman 1 lokasi 1 ulangan Uji daya hasil pendahuluan 100-200 1tahun 20 tanaman 1-2 lokasi 1 ulangan Ui daya hasil lanjutan -- 30-60 2 tahun 25 plants 2-3lokasi 3 ulangan Persilangan dari berbagai genotipe tetua terseleksi F1 3000-5000 10 bulan 1 tanaman 1 lokasi 1ulangan Evaluasi klon 1000-1500 1 tahun 6-8 tanaman 1 lokasi 1 ulangan Uji daya hasil pendahuluan 100-200 1 tahun 20 tanaman 1-2 lokasi 1 ulangan Uji daya hasil lanjutan 30- 60 2 tahun 25 tanaman 2-3lokasi 3ulangan 10 22 34 58 SUMBER PLASMA NUTFAH ELIT Koleksi plasma nutfah Klon lokal Blok persilangan Bagian dalam penelitian Keterangan : 1 . Waktu dalam bulan setelah pengecambahan benih botani Sumber : Ceballos dkk. 2007

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun Balai Benih Induk Hortikultura Provinsi Lampung, desa Sekincau, Lampung Barat mulai dari bulan April 2012 sampai Maret 2013.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah klon-klon ubikayu Tabel 2, pupuk Urea 100kgha, SP36 100 kgha, KCl 150 kgha. Alat yang digunakan adalah cangkul, koret, gembor, plastik es, mistar, jangka sorong, meteran dan alat tulis. Penelitian ini melanjutkan evaluasi klon-klon F1 ubikayu dari hasil evaluasi tanaman stek penelitian Simatupang 2012, Putri 2012 dan Suminar 2012 Tabel 2. Penelitian ini mengevaluasi 3 klon F1 keturunan Mulyo, 25 klon F1 keturunan CMM 25-27, 9 klon F1 keturunan CMM 97-6, 6 klon F1 keturunan Malang -6, 13 klon F1 keturunan Klenteng, 20 klon F1 keturunan UJ-3, dan 10 klon F1 keturunan Mentik Urang. Fenotipe rekombinan dalam penelitian ini adalah fenotipe yang berbeda dengan tetua betina, kemungkinan mencakup populasi F1 hasil persilangan hasil selfing populasi tetua betina atau yang sama dengan tetua jantan