Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji autokorelasi dengan Durbin- Watson menunjukkan angka sebesar 1,558. Karena angka tersebut terletak
diantara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi adanya autokorelasi dalam penelitian ini.
4.4 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik
dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial t-test dan uji simultan F- test.
4.4.1 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial.
Berdasarkan tabel 4.6, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai
berikut:
H
1 :
Opini audit
�
�
berpengaruh terhadap audit report lag pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel opini audit diperoleh sebesar -1,183 dan nilai signifikansi sebesar 0,240. Nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel yang
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
19.806 3.210
6.169 .000
Opini Audit -.379
.320 -.112
-1.183 .240
Debt to Total Asset Ratio .911
1.103 .079
.826 .411
Earning Per Share -.038
.428 -.233
-2.424 .017
Ukuran Perusahaan -11.216
3.379 -.314
-3.319 .001
a. Dependent Variable: Audit Report Lag
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014
telah ditetapkan atau -1,183 1,65936 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,240 lebih besar tingkat signifikansi alpha
yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H
1
ditolak dengan pengertian bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil
penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad dkk 2013 di Iran, menguji apakah faktor ukuran perusahaan, earning per
share, debt ratio, jenis industry, extraordinary item, dan opini audit mempengaruhi audit delay. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jenis
Earning Per Share, Existence Of Extra-Ordinary, dan Industri berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.
Universitas Sumatera Utara
H
2
: Debt to total asset X
2
berpengaruh terhadap audit report lag pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel debt to total asset diperoleh sebesar 0,826 dan nilai signifikansi sebesar 0,411. Nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel
yang telah ditetapkan atau 0,826 1,65936 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,411 lebih besaar tingkat signifikansi alpha yang
telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H
2
ditolak dengan pengertian bahwa debt to total asset tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil
penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deart dan Rustiana 2007 menunjukkan bahwa debt to total assets ratio tidak
memiliki pengaruh terhadap audit report lag.
H
3
: Earning per share X
3
berpengaruh terhadap audit report lag
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel earning per share diperoleh sebesar -2,424 dan nilai signifikansi sebesar 0,17. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel yang telah ditetapkan atau 2,424 1,65936 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,017 lebih kecil dari tingkat
signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H
3
diterima dengan pengertian bahwa earning per share berpengaruh terhadap audit
report lag. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad, dkk. 2013 melakukan penelitian dengan judul
“InvestigasiÁnalisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Tehran Stock Exchange TSE”. Dengan
Universitas Sumatera Utara
variabel independen Opini Audit, Debt Ratio, Earnings Per Share Changes, Existence Of Extra-Ordinary, Industri, dan Ukuran Perusahaan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Earning Per Share, Existence Of Extra-Ordinary, dan Industri berpengaruh secara signifikan terhadap Audit
Delay.
H
4
: Ukuran perusahaan X
4
berpengaruh terhadap audit report lag
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.
Nilai t hitung variabel ukuran perusahaan diperoleh sebesar -3,319 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel yang telah ditetapkan atau 3,3191,98260 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,001 lebih kecil dari tingkat
signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5 0,05. Sehingga H
4
diterima dengan pengertian bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit
report lag. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alvyra Nesia Indah Putri 2014 dengan judul penelitian “Faktor-
faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit report lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-
2012”. Dengan variabel independen ukuran perusahaan, tingkat leverage, spesialisasi industri auditor, profitabilitas, dan klasifikasi industri. Variabel
dependenAudit report laghasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, tingkat leverage, dan spesialisasi industri auditor berpengaruh
signifikan terhadap audit report lag. Profitabilitas dan klasifikasi industri
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.
Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = 19,806 – 0,379X
1
+ 0,911X
2
- 0,38X
3
- 11,216X
4
+ e
Dimana: Y : Audit report lag
X
1
: Opini audit X
2
: Debt to total asset X
3
: Earning per share X
4
: Ukuran perusahaan A : Konstanta
E : Error tingkat kesalahan
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing- masing-masing variabel menjelaskan bahwa:
1. Konstanta sebesar 19,806menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka nilai audit report lag sebesar 19,806.
2. Opini audit memiliki arah hubungan yang negatif sejauh 0,379. Dengan asumsi setiap kenaikan opini audit sebesar 1 akan
menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 0,379, dan sebaliknya penurunan audit report lag sebesar 1 akan menyebabkan
pula kenaikan pada audit report lag sebesar 0,379.
Universitas Sumatera Utara
3. Debt to total asset memiliki arah hubungan positif sejauh 0,911. Dengan asumsi setiap kenaikan debt to total asset ratio sebesar 1
akan menyebabkan peningkatan pada audit report lag sebesar 0,911 dan sebaliknya penurunan debt to total asset ratio sebesar 1 akan
menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 0,911. 4. Earning per share memiliki hubungan negatif sejauh 0,38. Dengan
asumsi setiap kenaikan earning per share sebesar 1 akan menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 0,38 dan
sebaliknya penurunan earning per share sebesar 1 akan menyebabkan kenaikan pada audit report lag sebesar 0,38.
5. Ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif sejauh 11,216. Dengan asumsi setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 akan
menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 11,216 dan sebaliknya penurunan ukuran perusahaan sebesar 1 akan
menyebabkan kenaikan pada audit report lag sebesar 11,216.
4.4.2 Uji F