Latar Belakang Prevalensi Penurunan Ketajaman Penglihatan pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penglihatan merupakan cara utama manusia untuk mengintegrasikan dirinya dengan lingkungan eksternal Gianini, 2004. Performa sistem visual setiap individu merupakan salah satu penentu kualitas hidup yang terpenting. Performa sistem visual ini dapat dinilai dengan beberapa parameter seperti visual field, colour vision, temporal resolution, dan central visual acuity Xu, 2005. Menurut Thylefors 1984 dalam Gianini 2004, gangguan penglihatan mempunyai efek negatif terhadap proses pembelajaran dan interaksi sosial sehingga dapat mempengaruhi perkembangan alamiah dari intelegensi maupun kemampuan akademis, profesi dan sosial. Menurut Lauretti-Filho 1982 dalam Gianini 2004, terdapat adanya asosiasi antara performa akademis yang adekuat dengan kesehatan penglihatan yang bagus. Dengan alasan inilah, penulis ingin mengangkat masalah angka kejadian penurunan tajam penglihatan menjadi masalah penelitian. Menurut Pettiss 1993 dalam Gianini 2004, terdapat data dari studi internasional yang menunjukkan bahwa sekitar 25 anak-anak usia sekolah memiliki suatu bentuk defisiensi penglihatan. Menurut Lauretti-Filho 1982 dalam Gianini 2004, banyak diantara anak-anak tersebut cenderung enggan untuk mengeluhkan masalah tersebut kepada keluarga maupun guru mereka. Jika buta dan low vision akibat kelainan refraksi yang tidak dikoreksi disertai penyebab lain digabung, maka didapati sekitar 314 juta penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan Resnikoff, 2004. Sebanyak 153 juta penduduk dunia mengalami visual impairment yang diakibatkan oleh kelainan refraksi yang tidak dikoreksi rabun jauh, rabun dekat, astigmatisma WHO. Menurut Saw 2003, tingkat penderita low vision pada Sumatra, Indonesia meningkat sesuai dengan umur dan faktor penyebab utamanya adalah katarak 61,3, kelainan refraksi yang tidak dikoreksi 12,9, dan amblyopia 12,9. Mengingat besarnya efek kelainan refraksi yang tidak Universitas Sumatera Utara terdeteksi ini, perlu dilakukan deteksi penurunan tajam penglihatan secara dini pada tingkat komunitas Resnikoff, 2008. Penurunan ketajaman penglihatan ini merupakan masalah pada masyarakat yang akan selalu dijumpai selama tidak didapati adanya tindakan preventif sejak dini. Menurut Wedner 2006 dalam Resnikoff 2008, ciri khas dari setiap masyarakat memainkan peranan penting terhadap tingginya angka ini. Hal ini dibuktikan dengan survei yang dilakukan pada berbagai negara dimana skrining rutin dan koreksi refraksi bersifat gratis maupun mudah untuk diakses namun terdapat rendahnya keprihatinan masyarakat terhadap kesehatan mata, yang menunjukkan masih tingginya angka visual impairment. Penurunan tajam penglihatan cenderung lebih banyak dijumpai pada daerah kota Xu, 2005. Menurut Temporini 1984 dalam Gianini 2004, dari sisi pandang kesehatan masyarakat, pemeriksaan masalah visual pada seluruh anak-anak di dalam masyarakat oleh optalmologis sangatlah tidak efektif sehingga solusi yang perlu ditempuh adalah deteksi penurunan tajam penglihatan secara dini oleh pihak non-dokter yang telah dilatih seperti guru. Program skrining yang dilakukan pada golongan umur 38-46 bulan dapat memberikan kesempatan untuk mengobati amblyopi dan juga meraih potensi ketajaman penglihatan yang optimal pada anak-anak yang non-amblyopi Bertuzzi, 2005. Dalam hal mengurangi angka penurunan ketajaman penglihatan, selain melalui skrining, dapat ditempuh langkah edukasi. Melalui edukasi mengenai cara pengunaan mata yang benar, diharapkan penurunan tajam penglihatan ini tidak berlanjut. Skrining dan edukasi lebih dipilih sebagai manajemen penurunan tajam penglihatan karena dibandingkan dengan usaha mengkoreksi kelainan refraksi maupun kelainan mata lainnya oleh ahli, usaha prefentif lebih bersifat hemat biaya dan dapat dilakukan oleh tenaga masyarakat yang sudah terlatih Resnikoff, 2008. Universitas Sumatera Utara Tajam penglihatan merupakan salah satu parameter pengukuran kemampuan visual seseorang sehingga pengukuran tajam penglihatan dan koreksi dini perlu dilakukan agar dapat tercapai kemampuan visual yang optimal. Dengan alasan inilah, diperlukan penelitian yang terfokus pada prevalensi penurunan ketajaman penglihatan pada anak-anak agar dapat dinilai apakah kejadian penurunan tajam penglihatan telah mendapat perhatian oleh keluarga maupun masyarakat. Anak-anak yang dimaksud terutama adalah siswa-siswi yang bersekolah di sekolah dengan akreditasi A karena tingkat pendidikan berhubungan dengan kejadian penurunan ketajaman penglihatan Xu, 2005.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Durasi Menonton Televisi Terhadap Prestasi Akademik Siswa-Siswi Kelas 2 Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2013

1 52 78

Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Siswi Kelas 5 SD Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

1 75 56

Hubungan Arus Puncak Ekspirasi dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan

0 28 57

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 10 84

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 1 13

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 0 2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 1 4

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 0 23

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 1 3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ketajaman Penglihatan yang Menyebabkan Miopia pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Kelas 4-6 di Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

0 0 25