Karakteristik responden Pengujian hipotesis 2

76

4.2.1.2. Uji reliabilitas

Suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui instrumen pengumpul data dapat dipercaya dan tidak bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban tertentu Sudarmanto, 2013:81. Penelitian ini menggunakan pengukuran one shot atau pengukuran sekali saja. Pengujian reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha 0,60. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat ditabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Variabel Cronbach’s Alpha Batas Reliabel Keterangan Kepemimpinan 0,821 0,60 Reliabel Iklim Komunikasi Organisasi 0,742 0,60 Reliabel Kinerja Karyawan 0,787 0,60 Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai alpha untuk kepemimpinan sebesar 0,821, iklim komunikasi organisasi sebesar 0,742 dan kinerja karyawan sebesar 0,787. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel kepemimpinan, iklim komunikasi organisasi dan kinerja karyawan bersifat reliable.

4.2.2. Karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Waruna Nusa Sentana. Karakteristik pengambilan data responden berdasarkan jenis kelamin, tingkat Universitas Sumatera Utara 77 pendidikan dan usia yang berjumlah 71 orang. Berikut ini adalah data karakteristik responden yang dilihat dari segi jenis kelamin berkaitan dengan data variabel penelitian ini. Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah orang Presentase Pria Wanita 68 3 95,77 4,23 Jumlah 71 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah Jenis kelamin responden terdiri dari 68 orang pria atau 95,77 dan 3 orang wanita atau 4,23. Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah pria. Hal ini terjadi karena pemberian kuesioner kepada responden dilakukan secara random dan mayoritas karyawan PT. Waruna Nusa Sentana adalah pria. Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Jumlah orang Presentase SMUSMK D3 S1 50 3 18 70,43 4,22 25,35 Jumlah 71 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah Dari tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden tingkat pendidikannya SMUSMK dengan jumlah 50 orang atau 70,43 , selanjutnya tingkat pendidikan D3 berjumlah 3 orang atau 4,22 dan S1 berjumlah 18 orang atau 25.35. Universitas Sumatera Utara 78 Tabel 4.7 Usia Responden Usia Jumlah orang Presentase ≤ 30 Tahun 31 – 40 Tahun 41 – 50 Tahun ≥ 51 Tahun 22 30 11 8 30,99 42,25 15,49 11,27 Jumlah 71 100,00 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan tabel 4.7 mayoritas usia responden berasal dari usia 31 sampai 40 tahun berjumlah 30 orang atau 42,25 selanjutnya usia dibawah 30 tahun berjumlah 22 orang atau 30,99 dan usia 41 sampai 50 tahun berjumlah 11 orang atau 15,49 dan yang paling sedikit adalah usia diatas 51 tahun berjumlah 8 orang atau 11,27

4.2.3. Penjelasan responden atas variabel penelitian

Pada penelitian Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waruna Nusa Sentana, yang menjadi variabel bebas independent variable adalah kepemimpinan X 1 dan iklim komunikasi organisasi X 2 sedangkan variabel terikat dependent variable adalah kinerja karyawan Y.

4.2.3.1. Penjelasan responden atas variabel kepemimpinan

Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Hasibuan, 2006:170. Hasil jawaban responden untuk variabel kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 4.8: Universitas Sumatera Utara 79 Tabel 4.8 Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemimpinan No Butir Pertanyaan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total F f F f F F 1 Pimpinan dapat mengambil keputusan yang tepat pada saat yang tepat 24 34 27 38 14 20 6 8 71 100 2 Keputusan pimpinan menjadi dasar pelaksanaan setiap pekerjaan 24 34 25 35 20 28 2 3 71 100 3 Kebijakan yang diterapkan oleh pimpinan dilingkungan kerja mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan 19 27 40 56 12 17 71 100 4 Pimpinan memiliki sikap yang berani dalam mengambil suatu keputusan 5 7 35 49 21 30 10 14 71 100 5 Pimpinan selalu menanggung resiko atas setiap keputusannya 20 28 38 54 10 14 3 4 71 100 6 Pimpinan tidak takut melakukan perubahan demi peningkatan kinerja karyawan 24 34 37 52 8 11 2 3 71 100 7 Pimpinan selalu mendukung para karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja 9 13 52 73 8 11 2 3 71 100 8 Pimpinan melakukan pengawasan perilaku karyawan untuk peningkatan kinerja 24 34 41 58 6 8 71 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa secara umum mayoritas responden menjawab sangat setuju dan setuju pimpinan dapat mengambil keputusan yang tepat pada saat yang tepat dalam menangani masalah yang terjadi di PT. Waruna Nusa Sentana. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang 34, setuju sebanyak 27 orang 38 sedangkan kurang setuju sebanyak 14 orang 20 dan tidak setuju sebanyak 6 orang 8. Keputusan pimpinan PT. Waruna Nusa Sentana menjadi dasar pelaksanaan setiap pekerjaan dalam meningkatkan kinerja karyawan, mayoritas responden menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang 34, setuju sebanyak 25 orang 35 sedangkan yang menjawab kurang setuju sebanyak 20 orang 28 dan tidak setuju sebanyak 2 orang 3. Hal ini menunjukkan bahwa ada sebagian Universitas Sumatera Utara 80 responden yang tidak menjadikan keputusan pimpinan sebagai dasar pelaksanaan pekerjaan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Responden menjawab kebijakan pimpinan mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang 27, setuju sebanyak 40 orang 56 sedangkan yang menjawab kurang setuju sebanyak 12 orang 17. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa kebijakan pimpinan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan Pimpinan telah memiliki sikap yang berani dalam mengambil suatu keputusan dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 orang 7, setuju sebanyak 35 orang 49 sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 21 orang 30 dan tidak setuju sebanyak 10 orang 14. Hal ini terlihat masih ada 44 karyawan yang menjawab pemimpin belum memiliki sikap yang berani dalam mengambil suatu keputusan. Pimpinan selalu menanggung resiko atas setiap keputusan. Responden menjawab sangat setuju sebanyak 20 orang 28, setuju sebanyak 38 orang 54 sedangkan yang menyatakan kurang setuju sebanyak 10 orang 14 dan tidak setuju sebanyak 3 orang 4. Hal ini menunjukkan mayoritas responden setuju bahwa pimpinan menanggung resiko atas setiap keputusan yang dibuat. Pimpinan tidak merasa takut untuk melakukan perubahan yang dianggap lazim demi peningkatan kinerja karyawan. Responden menjawab sangat setuju sebanyak 24 orang 34, setuju sebanyak 37 orang 52 sedangkan yang menjawab Universitas Sumatera Utara 81 kurang setuju sebanyak 8 orang 11 dan tidak setuju sebanyak 2 orang 3. Hal ini menunjukkan moyritas responden setuju bahwa pemimpin tidak takut melakukan perubahan demi peningkatan kinerja karyawan. Pimpinan selalu mendukung karyawan dalam menunjukkan kinerja yang terbaik. Responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 9 orang 13 dan setuju sebanyak 52 orang 73 bahwa pimpinan berperan cukup besar di dalam memberikan dukungan kepada karyawan PT. Waruna Nusa Sentana untuk menunjukkan kinerja terbaik mereka, sedangkan yang menyatakan kurang setuju 8 orang 11 dan tidak setuju 2 orang 3. Hal ini menunjukkan hanya sebagian kecil responden yang tidak setuju pimpinan mendukung karyawan untuk menunjukan kinerja terbaik. Pimpinan melakukan pengawasan perilaku untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jumlah responden yang menyatakan sangat setuju sebanyak 24 orang 34, setuju sebanyak 41 orang 58 sedangkan jumlah responden yang menyatakan kurang setuju sebanyak 6 orang 8. Hal ini menunjukkan mayoritas responden berpendapat bahwa pimpinan telah melakukan pengawasan perilaku dalam usaha untuk meningkatkan kinerja mereka.

4.2.3.2. Penjelasan responden atas variabel iklim komunikasi organisasi

Iklim komunikasi adalah persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka menaruh perhatian kepada mereka, serta memberi penghargaan atas kinerja yang baik Kriyantono 2007:311. Hasil jawaban responden untuk variabel iklim komunikasi organisasi dapat dilihat pada tabel 4.9: Universitas Sumatera Utara 82 Tabel 4.9 Penjelasan Responden Atas Variabel Iklim Komunikasi Organisasi No Butir Pertanyaan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total F f F f F F 1 Bapakibu memiliki kepercayaan terhadap atasan Bapakibu 13 18 40 56 16 23 2 3 71 100 2 Rekan kerja Bapakibu memiliki kepercayaan kepada Bapakibu 6 8 46 65 15 21 4 6 71 100 3 Dalam pengambilan keputusan Bapakibu tidak selalu diajak berduskusi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan jabatan Bapakibu 17 24 32 45 22 31 71 100 4 Bapakibu pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam organisasi 1 1 25 35 44 62 1 1 71 100 5 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota organisasi 11 15 43 61 17 24 71 100 6 Bapakibu selalu memberi dukungan terhadap kebijakan organisasi 11 15 38 54 21 30 1 1 71 100 7 Bapakibu tidak selalu menerima informasi tentang peningkatan kemampuan kerja untuk mengkoordinasikan perkerjaan Bapakibu dalam organisasi 10 14 41 58 20 28 71 100 8 Tidak semua karyawan memiliki akses yang mudah terhadap informasi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka 11 15 42 59 18 25 71 100 9 Organisasi perduli dengan kesejahteraan Bapakibu sebagai karyawan 7 10 39 55 24 34 1 1 71 100 10 Bagi organisasi kesejahteraan karyawan sangat penting artinya untuk meningkatkan kinerja karyawan 14 20 42 59 14 20 1 1 71 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa secara umum mayoritas responden memiliki kepercayaan terhadap atasan mereka. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 13 orang 18, setuju Universitas Sumatera Utara 83 sebanyak 40 orang 56 sedangkan kurang setuju sebanyak 16 orang 23 dan tidak setuju sebanyak 2 orang 3. Responden menjawab bahwa rekan kerja mereka memiliki kepercayaan terhadap mereka, Jumlah responden menjawab sangat setuju sebanyak 6 orang 8, setuju sebanyak 46 orang 65 sedangkan yang menjawab kurang setuju sebanyak 15 orang 21 dan tidak setuju sebanyak 4 orang 6. Hal ini menunjukkan bahwa moyoritas responden setuju rekan kerja mereka memiliki kepercayaan terhadap mereka. Karyawan tidak selalu diajak berdiskusi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan mereka. Jumlah responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 17 orang 24, tidak setuju sebanyak 32 orang 45 dan yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 22 orang 31. Mayoritas dari jawaban responden menunjukkan karyawan selalu diajak berdiskusi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan mereka. Karyawan pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam organisasi. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 1 orang 1, setuju sebanyak 25 orang 35 sedangkan yang menjawab kurang setuju 44 orang 62 dan yang tidak setuju sebanyak 1 orang 1. Moyoritas jawaban responden menunjukkan karyawan tidak selalu diikutsertakan dalam pengambilan keputusan organisasi. Organisasi mendukung perbedaan pendapat diantara anggota organisasi. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang 15, setuju sebanyak 43 orang 61 sedangkan yang menjawab kurang setuju 17 orang 24. Universitas Sumatera Utara 84 Karyawan selalu memberikan dukungan terhadap kebijakan perusahaan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 11 orang 15, setuju sebanyak 38 orang 54 sedangkan yang menjawab kurang setuju 21 orang 30 dan yang tidak setuju sebanyak 1 orang 1. Karyawan tidak selalu menerima informasi tentang peningkatan kemampuan kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka. Jumlah responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 10 orang 14, tidak setuju sebanyak 41 orang 58 dan yang menjawab sangat tidak setuju 20 orang 28. Tidak semua karyawan memiliki akses yang mudah terhadap informasi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Jumlah responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 11 orang 15, tidak setuju sebanyak 42 orang 59 dan yang menjawab sangat tidak setuju 18 orang 25. Organisasi perduli terhadap kesejahteraan karyawan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang 10, setuju sebanyak 39 orang 55 sedangkan yang menjawab kurang setuju 24 orang 34 dan yang tidak setuju sebanyak 1 orang 1. Bagi organisasi kesejahteraan karyawan sangat penting artinya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 14 orang 20, setuju sebanyak 42 orang 59 sedangkan yang menjawab kurang setuju 14 orang 20 dan yang tidak setuju sebanyak 1 orang 1. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden seetuju bahwa organisasi menempatkan kesejahteraan karyawan sebagai sesuatu yang sangat penting bagi peningkatan kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara 85

4.2.3.3. Penjelasan responden atas variabel kinerja karyawan

Kinerja pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan yang mempengaruhi seberapa banyak karyawan memberikan kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi Mathis dan Jackson, 2002:78. Hasil jawaban responden untuk variabel kinerja karyawan dapat dilihat pada tabel 4.10: Tabel 4.10 Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Karyawan No Butir Pertanyaan Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total F f F f F F 1 BapakIbu telah mampu menangani beban pekerjaan sebagaimana yang telah ditugaskan 19 27 40 56 12 17 71 100 2 Hasil kerja BapakIbu sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan 9 13 52 73 9 13 1 1 71 100 3 BapakIbu dapat mencapai kualitas kerja yang maksimal dengan fasilitas kerja yang Bapakibu miliki 27 38 24 34 18 25 2 3 71 100 4 BapakIbu dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu 25 35 28 39 18 25 71 100 5 BapakIbu mampu membagi waktu dari setiap pekerjaan 23 32 25 35 20 28 3 4 71 100 6 Bagi Bapakibu kehadiran adalah hal yang sangat penting 17 24 46 65 8 11 71 100 7 Pekerjaan Bapakibu tidak ada yang terbengkalai karena adanya kerjasama yang baik antar karyawan 7 10 57 80 6 8 1 1 71 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa secara umum mayoritas responden mampu menangani beban pekerjaan sebagai mana yang telah ditugaskan kepada mereka. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab Universitas Sumatera Utara 86 sangat setuju sebanyak 19 orang 27, setuju sebanyak 40 orang 56 sedangkan kurang setuju sebanyak 12 orang 17. Hasil kerja karyawan sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan. Jumlah responden menjawab sangat setuju sebanyak 9 orang 13, setuju sebanyak 52 orang 73 sedangkan yang menjawab kurang setuju sebanyak 9 orang 13 dan tidak setuju sebanyak 1 orang 1. Mayoritas responden beranggapan hasil kerja mereka telah sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan Kualitas kerja yang maksimal dapat tercapai dengan fasilitas kerja yang telah diberikan kepada karyawan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 27 orang 38, setuju sebanyak 24 orang 34 sedangkan yang menjawab kurang setuju 18 orang 25 dan yang tidak setuju sebanyak 2 orang 3. Hal ini menunjukkan mayoritas responden setuju fasilitas kerja yang diberikan perusahaan menunjang kualitas kerja karyawan. Karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 25 orang 35, setuju sebanyak 28 orang 39 sedangkan yang menjawab kurang setuju 18 orang 25. Mayoritas responden menganggap pekerjaan mereka dapat diselesaikan tepat waktu dan hanya sebagian kecil yang kurang setuju karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Karyawan mampu membagi waktu dari setiap pekerjaan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 23 orang 32, setuju sebanyak 25 orang 35 sedangkan yang menjawab kurang setuju 20 orang 28 dan yang tidak Universitas Sumatera Utara 87 setuju sebanyak 3 orang 4. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa mereka mampu membagi waktu dari setiap pekerjaan. Kehadiran merupakan hal yang sangat penting. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 17 orang 24, setuju sebanyak 46 orang 65 sedangkan yang menjawab kurang setuju 8 orang 11. Hal ini menunjukkan mayoritas karyawan setuju bahwa kehadiran merupakan hal yang sangat penting namun sebagian kecil responden kurang setuju kehadiran merupakan hal yang sangat penting. Tidak ada pekerjaan yang terbengkalai karena kerjasama yang baik antar karyawan. Jumlah responden yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 orang 10, setuju sebanyak 57 orang 80 sedangkan yang menjawab kurang setuju 6 orang 8 dan yang tidak setuju sebanyak 1 orang 1. Mayoritas responden setuju bahwa kerjasama yang baik antar karyawan membuat pekerjaan tidak ada yang terbengkalai

4.2.4. Pengujian asumsi klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat dipergunakan. Universitas Sumatera Utara 88

4.2.4.1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebuah regresi telah berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat pada analisis grafik dan analisis statistik berikut ini: 1 Analisis Grafik Pada diagram pencar hasil olah data SPSS dengan kesimpulan bahwa apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model tersebut telah memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal maka model tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut: Gambar 4.2 Grafik P-Plot Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah Universitas Sumatera Utara 89 Pada Gambar 4.2 diatas menunjukkan data menyebar disekitar garis diagonal dimana hasil ini menjelaskan bahwa data yang akan diregresi dalam penelitian ini berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa dipenuhi. 2 Analisis Statistik Uji normalitas dengan analisis statistik dapat dilihat dari uji Kolmogrov – Smirnov pada tabel 4.11 : Tabel 4.11 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov K-S Unstandardized Residual N 71 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.38417671 Most Extreme Differences Absolute .078 Positive .078 Negative -.046 Kolmogorov-Smirnov Z .654 Asymp. Sig. 2-tailed .785 a.Test distribution is normal b. Calculated from data Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa hasil uji Kolmogrov-Smirnov yakni nilai signifikansi diatas 0,05 dengan nilai Asymp.Sig 2-tailed sebesar 0,785 dimana hal ini menyatakan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal.

4.2.4.2. Uji multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana antar variabel bebas saling mempengaruhi dengan kuat. Persamaan regresi ganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari multikolinieritas, ada tidaknya masalah Universitas Sumatera Utara 90 multikolinieritas dalam sebuah model regresi dapat dideteksi dengan VIF Variance Inflation Factor dan nilai toleransi tolerance. Suatu model regresi dikatakan bebas dari masalah multikolinieritas jika mempunyai nilai VIF10 dan mempunyai nilai tolerance diatas 0,1 Sudarmanto, 2013:239. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.12: Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Kepemimpinan 0.767 1.304 Iklim Komunikasi Organisasi 0.767 1.304 a. Dependent Variable : Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.12 menunjukkan nilai VIF dan tolerance semua variabel dalam penelitian ini tidak mengalami multikolinieritas. Hal ini ditunjukkan oleh kedua variabel tersebut yang memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi ini seluruh variabel bebas dan tidak terjadi masalah multikolinieritas.

4.2.4.3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Deteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam suatu model regresi bisa dilakukan dengan melihat pola titik-titik pada satu grafik scatterplot dengan dasar pengambilan keputusan yakni jika ada pola tertentu seperti titik-titik membentuk suatu pola yang teratur maka telah terjadi Universitas Sumatera Utara 91 heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar tidak teratur maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.3: Gambar 4.3 Scatterplot Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Pada gambar 4.3 menunjukkan titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola-pola tertentu. Hasil pengujian ini memperlihatkan bahwa model regresi ini bebas dari masalah heteroskedastisitas sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel kinerja karyawan berdasarkan variabel independen. Universitas Sumatera Utara 92 Pada uji Glejser dapat dilihat jika variabel independen signifikan dibawah 5 secara statistik, maka diindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 maka model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas Sudarmanto, 2013:261. Hasil pengolahan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.13: Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.885 1.753 1.646 .104 Kepemimpinan -.074 .050 -.200 -1.466 .147 Iklim Komunikasi Organisasi .041 .056 .100 .736 .464 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi pada uji Glejser diatas 5 atau 0,05 dimana hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.5 Pengujian hipotesis

Persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan asumsi klasik diantaranya semua data berdistribusi normal, bebas dari gejala multikolinieritas dan terbebas dari heteroskedastisitas. Dari analisis sebelumnya telah terbukti bahwa model persamaan yang diajukan dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan asumsi klasik sehingga model persamaan dalam penelitian ini sudah dianggap baik. Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara 93

4.2.5.1. Pengujian hipotesis 1

Hipotesis pertama yang akan diuji adalah seperti di bawah ini: 1 H 01 : Kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Waruna Nusa Sentana 2 H a1 : Kepemimpinan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Waruna Nusa Sentana Pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana. Dari hasil analisis menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Kepemimpinan dan Kinerja Karyawan Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 11.694 2.404 4.864 .000 Kepemimpinan .519 .075 .642 6.964 .000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Dari tabel 4.14 diatas diketahui nilai konstantanya a sebesar 11,694 maka persamaan regresi sebagai berikut: Y = 11,694 + 0,519X Y : Kinerja Karyawan X : Kepemimpinan Nilai konstanta adalah 11,694 yang berarti bahwa total skor kinerja karyawan adalah 11,694. Nilai koefisien regresi kepemimpinan adalah 0,519 yang artinya Universitas Sumatera Utara 94 untuk setiap kenaikan 1 skor kepemimpinan akan meningkatkan skor kinerja karyawan sebesar 0,519. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis digunakan uji – t. Jika t hitung t tabel atau nilai signifikasi t 0,05, maka H diterima, H a ditolak. Sebaliknya, jika t hitung t tabel atau nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak, H a diterima. Nilai t hitung untuk variabel kepemimpinan 6,964 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 1,667, atau nilai sig t untuk variabel kepemimpinan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 01 dan menerima H a1 untuk variabel kepemimpinan. Dengan demikian, secara parsial dikatakan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dimana memberi arti bahwa kepemimpinan berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tabel 4.15 Nilai Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .642 a .413 .404 2.522 a. Predictors: Constant, Kepemimpinan Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan tabel 4.15 diketahui nilai koefisien determinasi atau R Square adalah 0,413, hal tersebut berarti bahwa variabel kepemimpinan memengaruhi variabel kenerja karyawan sebesar 41,3. Sedangkan koefisien korelasi R = 0,642 yang berarti menunjukkan terdapat hubungan yang cukup kuat dan positif antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara 95

4.2.6. Pengujian hipotesis 2

Hipotesis pertama yang akan diuji adalah seperti di bawah ini: 1 H 02 : Iklim komunikasi organisasi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Waruna Nusa Sentana 2 H a2 : Iklim komunikasi organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Waruna Nusa Sentana Pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana. Dari hasil analisis menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13.460 2.994 4.495 .000 Iklim Komunikasi .462 .092 .515 4.990 .000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Dari tabel 4.16 diatas diketahui nilai konstantanya a sebesar 13,460 maka persamaan regresi sebagai berikut: Y = 13,460 + 0,462X Y : Kinerja Karyawan X : Iklim Komunikasi Nilai konstanta adalah 13,460 yang berarti bahwa total skor kinerja karyawan adalah 13,460. Nilai koefisien regresi iklim komunikasi organisasi adalah 0,462 Universitas Sumatera Utara 96 yang artinya untuk setiap kenaikan 1 skor iklim komunikasi organisasi akan meningkatkan skor kinerja karyawan sebesar 0,462. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis digunakan uji – t. Jika t hitung t tabel atau nilai signifikasi t 0,05, maka H diterima, H a ditolak. Sebaliknya, jika t hitung t tabel atau nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak, H a diterima. Nilai t hitung untuk variabel iklim komunikasi organisasi 4,990 lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel 1,667, atau nilai sig t untuk variabel iklim komunikasi oganisasi 0,00 lebih kecil dari alpha 0,05. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 02 dan menerima H a2 untuk variabel iklim komunikasi organisasi. Dengan demikian, secara parsial dikatakan bahwa variabel iklim komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Tabel 4.17 Nilai Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .515 a .265 .255 2.821 a. Predictors: Constant, Iklim Komunikasi Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan tabel 4.17 diketahui nilai koefisien determinasi atau R Square adalah 0,265, hal tersebut berarti bahwa variabel iklim komunikasi organisasi memengaruhi variabel kenerja karyawan sebesar 26,5. Sedangkan koefisien korelasi R = 0,515 yang berarti menunjukkan terdapat hubungan yang cukup kuat dan positif antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan. Universitas Sumatera Utara 97

4.2.7. Pengujian hipotesis 3