Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
a. Persepsi perception
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu dapat
memilih jenis alat kontrasepsi yang cocok dengan dirinya.
b. Respon terpimpin guided response
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat
mencuci dan memotong-motong sayur dengan benar mulai dari cara mencuci dan memotong sayur hingga lamanya memasak.
c. Mekanisme mecanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka orang tersebut sudah
dapat mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur-umur tertentu tanpa menunggu
perintah atau ajakan orang lain.
d. Adaptasi adaptation
Adaptasi adalah suatu paktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut. Misalnya ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.
Pengukuran praktek dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
2.2. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana family planning adalah kegiatan untuk melakukan pembatasan kelahiran baik untuk sementara agar dapat dicapai jarak antara dua
kelahiran, maupun untuk selamanya agar dapat dicegah bertambahnya anak. Paradigma baru program Keluarga Berencana telah diubah visinya selain
untuk mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera juga untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015, dimana keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi,
sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga DepKes RI, 2003.
2.3. Defenisi Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata: Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan sel telur sel wanita yang matang dengan sel
sperma sel pria yang mengakibatkan kehamilan. Tujuan dari kontrasepsi adalah untuk menghindarimencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur
dengan sel sperma tersebut Sou,yb, J, 1989. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya:
1. Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
2. Melumpuhkan sperma.
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
3. Menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma.
2.3.1. Pembagian CaraMetode Kontrasepsi
Pada umumnya carametode kontrasepsi dapat dibagi menjadi:
1. Metode Sederhana
a. Tanpa alatobat
- Senggama terputuscoitus interuptus
- Pantang berkala
b. Dengan obatalat
- Kondom - Diafragmacap
- Cream, jelly dan cairan berbusa
2 Metode Efektif
- Pil KB - Alat kontrasepsi dalam rahim AKDR
- Kontrasepsi suntikan - Kontrasepsi susuk Implant
3. Metode Mantap Kontap
- Kontap pada pria Metode Operasi PriaVasektomi - Kontap pada wanita Tubektomi DepKes, RI, 2003.
2.4. Kontrasepsi Pria
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
Tujuan kontrasepsi pria adalah untuk mencari keadaan azoospremia atau air mani yang tidak subur untuk periode yang diinginkan. Agar dapat dipakai kontrasepsi
yang ideal, maka suatu kontrasepsi pria haruslah memenuhi syarat yaitu: tidak menyebabkan penurunan libido daya rangsang seks pria, tidak mengurangi
kejantanan, tidak menyebabkan efek samping serta dapat menghambat produksi spermatozoa atau menurunkan mortalitas spermatozoa secara reversible BKKBN
Pusat, 2007.
2.4.1. Kondom Karet KB
Kondom merupakan selubungsarung karet yang tipis yang terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks karet, plastik vinil, atau bahan alami produk
hewani berwarna atau tidak berwarna yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan
efektivitasnya misalnya penambahan spermicide maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal:
- Bentuk - Warna
- Pelumas - Rasa
- Ketebalan - Bahan
Cara kerja:
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
- Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga
sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan. - Mencegah penularan mikroorganisme IMS termasuk HIVAIDS dari satu
pasangan kepada pasangan yang lain khususnya kondom yang terbuat dari lateks dan vinil
Manfaat:
- Efektif bila digunakan dengan benar - Tidak mengganggu produksi ASI
- Tidak mengganggu kesehatan klien - Tidak mempunyai pengaruh sistemik
- Murah dan mudah dibeli secara umum - Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
- Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
Keterbatasan:
- Efektivitas tidak terlalu tinggi - Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
- Agak mengganggu hubungan seksual mengurangi sentuhan langsung - Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
- Harus selalu tersedia setiap kali akan berhubungan seksual - Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum
- Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
Indikasi pemakaian kondom:
- 6 minggu sesudah vasektomi. - Sementara menunggu pemasangan AKDR.
- Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum. - Apabila pasanganistri lupa minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam.
- Apabila di duga ada penyakit kelamin, sementara menunggu diagnosa pasti. - Bersamaan dengan pemakaian spermicide.
- Dalam keadaan darurat apabila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau yang dipakai.
2.4.2. Kontrasepsi Mantap Metode Operasi PriaVasektomi
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan operasi ringan dengan cara mengikat atau memotong saluran sperma atau vas deferens, sehingga sperma tidak
dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan. Sesuai dengan perkembangan tekhnologi sekarang ini telah di
kembangkan teknik MOP yang baru, yaitu vasektomi tanpa pisau. Teknik vasektomi tanpa pisau ini diharapkan dapat menghilangkan perasaan takut dan cemas, serta
menghilangkan perasaan ngeri karena mendengar kata operasi yang biasanya identik dengan kulit diiris dengan pisau, dijahit, luka yang lebar, serta rasa sakit sewaktu
mengangkat jahitan atau mengambil benang BKKBN Pusat, 2006. MOPVasektomi tanpa pisau ini selain relatif murah dari segi biaya dan
keamanan, juga mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain peralatan yang digunakan lebih sedikit bila dibandingkan dengan MOPvasektomi yang
konvensional. Pada MOPvasektomi tanpa pisau tidak menggunakan pisau bedah dan
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
tanpa jarum. Jadi tidak diperlukan jahitan, sehingga tidak ada rasa takut lagi untuk mengangkat jahitan. Luka yang ditimbulkan juga sangat kecil hanya 0,5 cm-1 cm dan
hanya tunggal. Komplikasi perdarahan dan infeksi yang mungkin terjadi juga lebih sedikit BKKBN Pusat, 2006
Beberapa keuntungan dari Metode operasi priaVasektomi antara lain:
- Tidak ada mortalitas - Morbiditas mengakibatkan sakit kecil sekali.
- Suami tidak perlu dirawat dirumah sakit. - Dilakukan dengan anasthesi lokal, hanya kurang lebih 15 menit.
- Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena dapat diperiksa kepastiannya di laboratorium.
- Tidak mengganggu hubungan seks selanjutnya dan juga jumlah cairan mani yang dikeluarkan waktu senggama tidak berubah.
- Biayanya murah. - Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan terang, tidak selalu
harus diruangan operasi.
Kerugian dari Metode Operasi Priavasektomi adalah:
- Diperlukan suatu tindakan operatif. - Harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli.
- Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi. - Belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa yang sudah
ada di dalam sistem reproduksi distal dari tempat okulasi vas deferens.
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
Kontra indikasi Metode OperasiPriaVasektomi:
- Infeksi kulit lokal, misalnya scabies. - Infeksi traktus genitalis Infeksi alat kelamin.
- Kelainan pada scrotum dan sekitarnya : - Varicocele: Pelebaran anyaman pembuluh balik tali mani.
- Hydrocele: Timbunan cairan setempat sehingga kandung buah zakar membengkak dan menjadi tegang.
- Filariasis: Penyakit yang disebabkan oleh filarial. - Hernia inguinalis: Keluarnya dalaman perut melalui cincin terusan lipatan paha
kedaerah lipat paha dan kandung buah zakar. - Orchiopexy: Radang buah zakar
- Luka perut bekas operasi hernia. - Scrotum kantung buah zakar yang sangat tebal.
- Penyakit sistemik: - Penyakit-penyakit pendarahan.
- Penyakit DM Diabetes mellituspenyakit gula. - Penyakit jantung koroner.
- Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil BKKBN pusat, 2006.
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
2.4.3. Tempat Pelayanan Metode Operasi PriaVasektomi
MOPVasektomi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang mempunyai ruang tindakan untuk bedah minor. Ruangan tersebut sebaiknya tidak di bagian yang
sibukbanyak orang yang lalu lalang. Ruangan tersebut sebaiknya: 1.
Mendapat penerangan yang cukup. 2.
Lantainya terbuat dari semen atau keramik agar mudah dibersihkan. Bebas dari debu dan serangga.
3. Sedapat mungkin dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruanganair
conditioner. Bila tidak memungkinkan, ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan apabila jendela dibuka, tirai harus terpasang dengan baik.
2.4.4. Prosedur Metode Operasi PriaVasektomi
Prosedur kontap pria meliputi beberapa langkah tindakan.
1. Identifikasi dan isolasi vas deferens
- Kedua vas deferens merupakan struktur paling padat di daerah mia-scrotum, tidak berpulsasi.
- Kesukaran kadang-kadang terjadi dalam identifikasi dan isolasi vas deferens seperti pada keadaan-keadaan:
- Kulit scrotum tebal
- Vas deferens yang sangat tipis
- Testis yang tidak turun
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
- Kedua vas deferens harus di dentifikasi sebelum meneruskan prosedur kontapnya.
- Dilakukan imobilisasi vas deferens diantara ibu jari dan jari telunjuk atau dengan klem.
- Dilakukan penyuntikan anasthesi lokal.
2. Insisi scrotum
- Vas deferens yang telah dimobilisasi di depan scrotum hanya ditutupi oleh otot dartos dan kulit scrotum.
- Insisi horijontal atau vertikal dapat dilakukan secara : -
Tunggal, digaris tengah Scrotal raphe -
Dua insisi, satu insisi dimasing-masing vas deferens.
3. Memisahkan lapisan-lapisan superficial dari jaringan-jaringan, sehingga vas
deferens dapat di isolasi. 4.
Oklusi vas deferens
- Umumnya dilakukan pemotonganreseksi suatu segmen dari kedua vas deferens 1-3 cm yang harus dilakukan jauh dari epididimis.
- Ujung-ujung vas deferens setelah dipotong dapat ditutup kembali. - Ligasi: Tindakan menutup saluran mani dengan mengikat.
- Dapat dilakukan dengan chormic catgut
- Dapat pula dengan benang yang tidak diserap silk
- Ligasi tidak boleh dilakukan terlalu kuat sampai memotong vas deferens.
Karena dapat menyebabkan spermatozoa Sel mani merembes ke jaringan
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
sekitarnya dan jaringan granuloma Yang terdiri dari jaringan granulasibakteri kelamin.
- Untuk mencegah kedua ujung vas deferens agar tidak menyambung kembali Rekanalisasi ujung vas deferens
dapat dilipat kebelakang lalu diikatkandijahitkan pada dirinya sendiri atau fascia dari vas deferens dapat di
tutup diatas ujung sehingga terdapat suatu barrier dari jaringan fascia atau ujung vas deferens ditanamkan kedalam jaringan fascia
- Elektro koagulasi: Suatu alat bedah listrik. - Clips
5. Penutupan luka insisi
- Dilakukan dengan catgut. - Pada insisi 1 cm atau kurang, tidak diperlukan jahitan catgut, cukup ditutup
dengan plester saja Dep.Kes.RI, 2003.
2.4.5. Efek Samping dan Komplikasi Metode Operasi PriaVasektomi 1. Perdarahan
Apabila perdarahan sedikit, cukup dengan pengamatan saja. Apabila banyak hendaknya dirujuk segera ke fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap. Disini akan
dilakukan operasi kembali dengan anasthesi umum, membuka luka kembali mengeluarkan bekuan-bekuan darah dan kemudian mencari sumber perdarahan serta
menjepit dan mengikatnya. Setiap keluhan pembengkakan, isi scrotum setelah vasektomi hendaknya dicurigai sebagai perdarahan dan lakukan pemeriksaan yang
seksama. Bekuan darah di dalam scrotum yang tidak dikeluarkan akan mengundang kuman-kuman dan menimbulkan infeksi.
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
2. Hematoma
Biasanya terjadi bila daerah scrotum diberi beban yang berlebihan, misalnya naik sepeda motor, duduk terlalu lama dalam kendaraan dengan jalanan yang rusak
dan sebagainya.
3. Infeksi
Infeksi pada kulit scrotum cukup dengan mengobati prinsip pengobatan luka kulit. Apabila basah, dengan kompres. Apabila kering dengan salep antibiotika.
Apabila terjadi infiltrate di dalam kulit scrotum di tempat vasektomi sebaiknya segera dirujuk ke rumah sakit. Disini pasien akan diistirahatkan dengan berbaring, kompres
es, pemberian antibiotika, dan pengamatan apabila infiltrate menjadi abscess. Mungkin juga terjadi epididimitis, orkitis atau epididimoorkitis. Dalam keadaan
seperti ini pasien segera dirujuk.
4. Granuloma Sperma
Dapat terjadi pada ujung proksimal vas deferens atau pada epididimis. Gejalanya merupakan benjolan kenyal dengan kadang-kadang keluhan nyeri.
Granuloma sperma dapat terjadi 1-2 minggu setelah vasektomi. Pada keadaan ini dilakukan eksisi granuloma dan mengikat kembali vas deferens Dep.Kes.RI, 2003.
2.4.6. Kegagalan Metode Operasi PriaVasektomi
Walaupun MOPvasektomi dinilai paling efektif untuk mengontrol kesuburan pria, namun masih mungkin dijumpai suatu kegagalan. MOPVasektomi dianggap
gagal bila:
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
- Pada analisis sperma setelah 3 bulan setelah vasektomi atau setelah 15-20 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa.
- Dijumpai spermatozoa setelah sebelumnya azoosperma. - Istri pasangan hamil.
2.4.7. Perawatan Post Operatif Metode Operasi PriaVasektomi
Setiap pasca tindakan pembedahan betapapun kecilnya memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan. Pada pasca tindakan bedah MOPvasektomi
dianjurkan dilakukan hal-hal sebagai berikut: - Dipersilahkan berbaring selama 15 menit.
- Amati rasa sakit dan perdarahan pada luka. - Pasien dapat dipulangkan bila keadaan pasien dan luka operasi baik.
Sebelum pasien pulang berikan nasehat sebagai berikut: - Perawatan luka diusahakan agar tetap kering dan jangan sampai basah sebelum
sembuh, karena dapat mengakibatkan infeksi. - Segera kembali kerumah sakit apabila ada perdarahan, badan panas, nyeri yang
hebat, pusing, muntah dan sesak nafas. - Memakan obat yang diberikan yaitu antibiotik dan analgetik seperlunya.
- Jangan bekerja beratnaik sepeda motor. - Setelah vasektomi tetap diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk melakukan
hubungan seksual dengan istri, namun harus diingat bahwa di dalam saluran
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
mani pipa-pipa vas deferens masih terdapat sisa-sisa sperma bibit, sehingga selama masih ada sisa sperma, sebaiknya suami dan istri tetap menggunakan
alat pencegah kehamilan. Untuk hal ini pasien diberi 15 kondom, guna menghindari kehamilan. Petugas akan memberi contoh pemakaiannya. Setelah
air mani keluar 15 kali atau setelah jangka waktu 3 bulan, maka suami diminta memeriksakan air maninya dengan maksud meyakinkan bahwa air mani
tersebut tidak mengandung bibit-bibit spermatozoa lagi. Untuk keperluan ini suami diminta menyediakan air mani di dalam botol bersih atau air mani yang
ada di dalam kondom dan memeriksakan ke laboratorium. Apabila sudah ada pernyataan dari laboratorium bahwa air mani suami tidak mengandung bibit
lagi, baru suami boleh bersenggama tanpa alat pencegah apapun. Akan lebih baik bila suami memeriksakan air mani untuk kedua kalinya.
Kunjungan ulang:
Kunjungan ulang dilakukan dengan jadwal sebagai berikut: 1.
Seminggu sampai dua minggu setelah pembedahan. Lakukanlah anamnese dan pemeriksaan sebagai berikut :
- Anamnese meliputi keadaan kesehatan umum, adanya demam, rasa nyeri, perdarahan dari bekas operasi, atau alat kelamin.
- Pemeriksaan fisik dengan melakukan pemeriksaan luka, dan perawatan sebagaimana mestinya.
2. Sebulan setelah operasi. Lakukanlah anamnese dan pemeriksaan sebagai berikut:
- Anamnese meliputi keadaan kesehatan umum, senggama, sikap terhadap kontrasepsi mantap, dan keadaan kejiwaan si akseptor.
Henyria Barus : Perilaku Pria Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi Di Desa Barus Jahe Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2009, 2010.
- Pemeriksaan fisik dengan melakukan pemeriksaan kesehatan umum. - Lakukan analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau 10-12 kali
ejakulasi untuk menilai hasil pembedahan Dep.Kes. RI, 2003.
2.4.8. Efek Psikologis dari Metode Operasi PriaVasektomi
Problem psikologis terjadi pada 1-5 dari akseptor MOPVasektomi dengan keluhan rasa takut yang timbul setelah kontap pria yang meliputi :
a. Rasa takut “trauma” seks
- Libido nafsu menurun.
b. Rasa takut “trauma” keluarga