Hubungan Tindakan petugas bidan desa dengan pemanfaatan bidan desa Hubungan Tindakan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dengan pemanfaatan bidan desa

tentang faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya manusia, masalah program kesehatan ibu anak di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen yang dilaporkan tidak ada hubungan bermakna antara faktor sarana dengan program kesehatan ibu anak dengan nilap p = 0,512 dan sesuai dengan teori Mill dan Gilson 1990 yang menyatakan bahwa sarana bukan merupakan masalah pokok untuk berfungsinya suatu pelayanan.

5.7 Hubungan prasarana dengan pemanfaatan bidan desa

Pada variabel prasarana responden ditanyai mengenai prasarana yang meliputi tempat tidur, obat-obatan, lampu dan alat-alat promosi berupa poster. Kebanyakan responden menyatakan bahwa prasarana tersebut cukup lengkap tersedia di desa mereka. Semakin tinggi kelengkapan prasarana semakin tinggi minat memanfaatkan bidan desa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Emi 2005 tentang faktor-faktor prasarana yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kebidanan di kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar yang dilaporkan bahwa ada hubungan bermakna antara prasarana dengan pemanfaatan kebidanan dengan nilai p = 0,002. Dan sesuai dengan teori Gilson 1990 yang menyatakan bahwa prasarana merupakan faktor pendukung uang utama dalam pelayanan kesehatan dasar.

5.8 Hubungan Tindakan petugas bidan desa dengan pemanfaatan bidan desa

Aktifitas bidan desa yang ditanyakan dalam variabel petugas bidan desa meliputi keberadaan bidan didesa, melakukan pendataan, penyuluhan dan kunjungan kepada ibu hamil dan ibu bersalin. Sebahagian responden menyatakan bahwa bidan di desa 60 Universitas Sumatera Utara mereka melakukan aktifitas-aktifitas tersebut. Semakin ibu hamil dan ibu bersalin yakin bahwa bidan desa melakukan aktifitas dengan baik, semakin tinggi pemanfaatan bidan desa. Tetapi bidan hanya 8 desa yang menetap didesa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Emi 2006 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penelitian pelayanan kebidanan di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar yang dilaporkan bahwa tidak ada pengaruh pemanfaatan antara tindakan petugas bidan desa dengan pemanfaatan pelayanan kebidanan dengan nilaip p = 0,304 dan sesuai dengan teori Notoadmodjo 2003 yang menyatakan indakan petugas merupakan faktor pendorong untuk terjadi perubahan dan kurang pencapaian derajat kesehatan tidak dapat maksimal.

5.9 Hubungan Tindakan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dengan pemanfaatan bidan desa

Hal yang menjadi pembahasan pada variabel ini adalah apakah bidan desa melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat dan tokoh agama agar dapat mendukung program-program yang dikerjakan oleh bidan desa. Sebahagian besar responden berbelah menjadi dua kubu responden yang menyatakan bahwa tokoh masyarakat dan tokoh agama mendukung dan sebahagian lagi menyatakan tidak mendukung, sedikit sekali yang berpendapat kurang mendukung. Responden yang berpendapat tidak mendukung ataupun mendukung berpengaruh terhadap dimanfaatkan atau tidak dimanfaatkan bidan desa. Hal ini sejalan dengan penelitian Safrizal 2005 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya manusia, masalah program kesehatan ibu dan anak di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen yang 61 Universitas Sumatera Utara dilaporkan ada hubungan bermakna antara faktor tindakan tokoh masyarakat dan tokoh agama dengan pemanfaatan pelayanan kebidanan dengan nilai p=0,003. Dan sesuai dengan teori Green 1980 yang menyatakan bahwa tindakan tokoh masyarakat dan tokoh agama merupakan faktor pendorong untuk terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam mencari pelayanan kesehatan. Keterbatasan Penelitan 1. Lokasi penelitian dilakukan hanya pada satu wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen tahun 2007 yang persentase pemanfaatan bidan desa rendah di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen, sehingga dalam hal ini penelitian berusaha mengambil stempel secara acak sedehana atau random sampling. 2. Data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner yang ditanyakan langsung pada responden. Pengukuran pemanfaatan bidan desa bukan melalui data Puskesmas karena kalau melalui data Puskesmas tidak akan sesuai pernyataan dan jawaban responden yang di uji untuk program SPSS tersebut sehingga kebenaran data sangat bergantung dari kejujuran responden dalam menjawab pertanyaan. Agar hasil pengurukuran pemanfaatan bidan desa benar-benar sesuai dengan kenyataan maka peneliti dalam hal ini melakukan cross check pada responden yang ada di desa tersebut. 62 Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN