NILAI PENDIDIKAN DALAM TORTOR SIRINTAK HOTANG PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN.

(1)

NILAI PENDIDIKAN DALAM TORTOR SIRINTAK HOTANG

PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RISMANAULI PURBA

NIM 2122140001

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Rismanauli Purba, NIM : 2122140001. Nilai Pendidikan Dalam Tortor Sirintak Hotang Pada Masyarakat Simalungun. Skripsi. Medan: Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai pendidikan yang terkandung dalam tortor Sirintak Hotang pada masyarakat Simalungun.

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini dalam membahas nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang di Kabupaten Simalungun selama 2 bulan yaitu dari bulan juli 2016 sampai dengan agustus 2016. Tempat penelitian adalah Kecamatan Pematang Raya, Sumatera Utara. Analisis data pada penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi.

Sesuai dengan pengertian nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang adalah pekerjaan untuk membina kepribadian masyarakat sesuai nilai-nilainya. Nilai pendidikan yang terkandung dalam tortor Sirintak Hotang yaitu: (a) Disiplin: Disiplin adalah tindakan seseorang dalam mematuhi aturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Adapun macam-macam kedisplinan yang termasuk Dalam tortor Sirintak Hotang yaitu a. kerjasama/tolong menolong, memiliki tanggung jawab, tidak pernah menunjukan sikap malas bekerja, disiplin waktu, rasa memiliki, setia sesama kelompok dan pekerjaan. (b) Percaya diri: Percaya diri adalah menyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam melakukan tugas dan kepercayaan atas apa yang dia kerjakan. Adapun macam-macam percaya diri dalam ragam gerak Tortor Sirintak Hotang yaitu: pemberani, selalu optimis dalam melakukan pekerjaan, punya semangat yang lebih tinggi, mempunyai mental yang kuat, memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap dirinya sendiri. (3) Keteguhan

jiwa: Keteguhan jiwa merupakan kekuatan atau ketetapan dalam jiwa. Adapun

macam-macam keteguhan jiwa dalam ragam gerak tortor Sirintak Hotang yaitu:Sabar saat menghadapi rintangan, rela berkorban.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi Penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dengan judul “ Nilai Pendidikan Dalam

Tortor Sirintak Hotang Pada Masyarakat Simalungun”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Tari di Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini belum mencapai hasil yang maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari pembaca. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan. Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik.

4. Sitti Rahmah, S.Pd, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Tari yang telah memberi bimbingan kepada penulis.


(8)

iii

5. Drs. Inggit Prastiawan, M.Sn Pembimbing Skripsi I yang telah memberi dorongan, banyak masukan, arahan, nasehat dan motivasi kepada penulis selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Martozet S.Sn,MA Pembimbing Skripsi II yang telah senantiasa memberi motivasi serta masukan kepada penulis selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Dra. Tuti Rahayu,M.Si.,Dosen Pembimbing Akademik dan Dra. Rr RHD Nugrahaningsih, M.Si sebagai Dosen Penguji dalam skripsi ini.

8. Bapak Sahat Damanik selaku narasumber penulis, serta sanggar Elak-elak yang turut mendukung selesainya penelitian penulis

9. Kedua orang tua tersayang, ayahanda Asmat Purba dan ibunda Ramini Saragih, terimakasih atas doa, perhatian, nasehat, dorongan dan cinta kasihnya kepada penulis selama kuliah. Penulis menyadari tanpa kasih sayang mereka, penulis tidak bisa menikmati dunia perkuliahan.

10.Muhammad Abror Harahap, SE yang sudah membantu dalam persiapan pemberkasan

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.

Medan, 2016 Penulis,

Rismanauli Purba NIM.2122140001


(9)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBR……….vii

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A Latar Belakang Masalah ... 1

B Identifikasi Masalah ... 4

C Pembatasan Masalah ... 5

D Rumusan Masalah ... 6

E Tujuan Penelitian ... 6

F Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSENPTUAL ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Nilai Pendidikan ... 9

B. Pengertian Tor-tor Sirittak Hotang ... 15

C. Kerangka Konseptual ... 16

A. BAB III METODOLOGI PENELITIAN B. Metodologi Penelitian ... 17

1. Lokasi Penelitian ... 18

2. Waktu Penelitian ... 18

C.Populasi Dan Sampel ... 19

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 20

1. Teknik Pengumpulan Data ... 20

2. Observasi LapanganWawancaraStudi Pusataka ... 22


(10)

v

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 24

1. Letak Geografis ... 24

B. Latar Belakang Adat Dan Budaya Serta Perekonomian Masyarakat Simalungun ... 25

1.Asal Usul Simalungun ... 28

2.Masyarakat Simalungun... 29

a.Sistem Kekerabatan Masyarakat Simalungun ... 29

b.Sistem Kepercayaan Masyarakat Simalungun ... 30

c.Sistem Mata Pencaharian Masyarakat Simalungun... 30

d.Sistem Kemasyarakatan Masyarakat Simalungun e.Pesta Rondang Bittang ... 31

f. Tortor Sirittak Hotang ... 32

3.Nilai Pendidikan Dalam Sirittak Hotang ... 41

a. Disiplin ... 41

b. Percaya Diri ... 45

c. Keteguhan Jiwa ... 49

BAB V PENUTUP ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

Daftar Pustaka ... 57 Lampiran


(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Batas-batas Wilayah Simalungun………. 27 Tabel 4.2 Ragam Gerak Tortor Sirintak Hotang………. 37


(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. K erangka Konseptual……….... 20

Gambar 4.1. Peta Kecamatan Raya……… 27

Gambar 4.2. Foto Alat Musik Gondrang sipitu-pitu……….. 55

Gambar 4.3. Foto Alat Musik Ogung……… 56

Gambar 4.4. Foto Alat Musik Mongmongan………. 56


(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I DAFTAR INFORMAN……… 65 Lampiran II DAFTAR RIWAYAT HIDUP………. 66


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Simalungun adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang didiami oleh beberapa suku diantaranya suku Batak Toba, Karo, Mandailing. Marga asli penduduk Simalungun adalah Sinaga, Saragih, Damanik, dan Purba (sisadapur), kemudian marga-marga tersebut menjadi 4 marga besar di Simalungun. Mayoritas masyarakat kabupaten Simalungun adalah suku Simalungun. Secara umum, yang menjadi mata pencaharian masyarakat Simalungun adalah bertani, sehingga masyarakat Simalungun senantiasa berorientasi dengan alam.

Kabupaten Simalungun memiliki kebudayaan yang menghasilkan banyak upacara adat dan kesenian daerah, dan hal tersebut masih dilakukan oleh masyarakat Simalungun sebagai upaya mensyukuri anugerah alam dan berkah yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Kesenian yang terdapat dalam masyarakat Simalungun adalah warisan leluhur yang turun menurun dari generasi ke generasi yang masih selalu dilakukan sampai sekarang, salah satunya dari kesenian tersebut adalah Seni Tari.

Tari dalam bahasa Simalungun disebut dengan tortor, sedangkan menari adalah

manortor. Tortor dahulu selalu terkait dengan roh dan sering dilakukan ketika ada


(15)

2

dijadikan daya wisata dan dipentaskan dalam berbagai acara dan ritual yang berhubungan dengan pertunjukan dan hiburan. Suku Simalungun menggunakan tortor untuk menunjukan suatu prosesi adat atau prosesi kegiatan, ataupun suasana lainnya yang dituangkan dalam bentuk gerak tari atau yang sering di sebut dengan tortor yang senantiasa di jumpai dalam setiap kegiatan masyarakat maupun dalam bergotong-royong.

Penyajian tortor dalam kondisi sehari-hari umumnya memiliki pola-pola gerak tari yang sederhana geraknya seperti kegiatan sehari-hari masyarakat Simalungun. Salah satu tortor yang menggambarkan keseharian masyarakat Simalungun adalah tortor Sirintak Hotang. Sirintak Hotang terdiri dari dua kata.

Sirintak artinya menarik dan Hotang artinya rotan. Dengan demikian Sirintak Hotang artinya menarik rotan. Gerakan yang ada pada tortor Sirintak Hottang

meliputi: marsombah, mambuat bohal, manrambas dalan, juppahan Ulog,

managil hotang, manrittak hotang, mamompok hotang, maniksiki hotang, mamotong ujungni hotang, I gulung, manonggor matani ari, mangasah pisou, idabuhi punggur, mambuat pulungan, manabasi pulungun, itambari, manggulung hotang, mamorsan hotang, mulak. Tortor ini muncul bersamaan dengan

diadakanya pesta Rondang Bintang, tidak diketahui siapa penciptanya, tetapi menjadi bagian dan milik masyarakat Simalungun. Sumbayak (2015:97) menjelaskan bahwa: “awal dilaksanakannya pesta Rondang Bintang adalah hasil musyawarah masyarakat. Musyawarah ini berkembang menjadi musyawarah desa yang dipandu oleh puang, yaitu pejabat pemerintah yang menjadi wakil raja pada masa-masa kerajaan Simalungun”.


(16)

3

Berdasarkan kebiasaan masyarakat Simalungun dalam Manrittak Hotang itulah maka masyarakat Simalungun menciptakan Tortor Sirintak Hotang. Karena

manrittak Hotang dianggap sebagian dari hidup masyarakat Simalungun sekaligus

untuk memperlihatkan kepada anak cucu dan halayak ramai bahwa, dahulunya seperti itulah susahnya masyarakat Simalungun memperjuangkan kehidupan. Penerapan pola iringan tortor Sirintak Hotang yaitu pola iringan musik eksternal. Iringan musik eksternal adalah iringan musik yang berasal dari luar badan penari, yang dilakukan oleh orang lain seperti alat musik Gondrang sipitu-pitu dalam

gual imbou manubung. Berdasarkan pengamatan tersebut penulis berpendapat

bahwa dalam tortor Sirintak Hotang ini terkandung Nilai-Nilai pendidikan didalamnya.

Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah: pembelajaran, pengetahuan, dan keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan dan penelitian. Menurut Jhon Dewey mengatakan bahwa: “pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui perantara karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan-peninggalan budaya lama masyarakat manusia”.

Seni tari memiliki peranan sebagai media pendidikan. Yaitu sebagai media berfikir kreatif. Seperti: kemampuan untuk mengungkapkan ide-ide dan kemampuan berekspresi lewat gerak dan peran. Bersamaan dengan itu seni menjadi media pendidikan untuk beberapa hal seperti: mengembangkan media dasar tubuh/fisik, daya serap (kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu), sosial (berkenaan dengan masyarakat) emosi (luapan perasaan) dan


(17)

4

estetika (kepekaan terhadap seni dan keindahan). Seperti mendidik seseorang untuk bersikap dewasa dan menghargai budaya yang ada di sekitar kita, karena budaya khususnya seni tari memiliki nilai-nilai keindahan, dan sangat berguna membentuk karakter seseorang yang tergambar pada tari tradisi yang didalamnya terdapat norma-norma, sopan-santun, aturan, dan nilai etika. Sehubungan fungsi tari sebagai pendidikan penulis sangat tertarik dengan tortor Sirintak Hotang yang artinya menarik rotan

Sesuai dengan penjelasan pendidikan di atas bahwa pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, dan keterampilan. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses manorihi Hotang sampai manrittak Hotang terkandung nilai pendidikan. Salah satunya sebagai media berfikir kreatif. Bersamaan dengan itu bahwa dari proses manrittak Hotang ini ada nilai-nilai pendidikan, dimana dibutuhkan ketelitian, kejelian, dan keuletan serta kerapian untuk menghasilkan

Hotang yang berkualitas. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk

menjelaskan nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang sebagai tulisan ilmiah dalam bentuk Skripsi.

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah sejalan dengan penelitian ilmiah yaitu agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah sehingga cakupan masalah yang dibahas tidak menjadi luas dan melebar. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (1984:49) yang menyatakan bahwa: “ Untuk mengkaji karya ilmiah, sesuatu yang perlu di perhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin di usahakan tidak


(18)

5

terlalu luas. Masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan sebaiknya bila ruang lingkup masalah dipersempit, maka dapat diharapakan

analisis secara luas dan mendalam”.

Uraian yang tercatat didalam latar belakang, menimbulkan beberapa masalah yang perlu di identifikasi . Maka peneliti menyimpulkan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah makna tortor Sirintak Hotang?

2. Bagaimana asal usul tortor Sirintak Hotang pada masyarakat Simalungun?

3. Apa nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang pada masyarakat Simalungun?

C. Pembatasan Masalah

Setelah di identifikasi masalah, banyak fakor yang dapat digali dalam penelitian ini maka arah penelitian harus dibatasi. Hal ini dilakukan sebagai upaya, dalam proses penelitian, pembahasan tidak melebar, sehingga penelitian lebih terarah dan menjurus.

Menurut Winarno Surakhmad (1982:31) :

“Pembatasan masalah adalah sebuah masalah yang dirumuskan

terlalu luas tidak perlu dipakai sebagai masalah penyidikan, oleh karena tidak akan pernah jelas batas batas masalahnya. Pembatasan ini perlu bukan saja untuk mempermudah atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik, tetapi juga untuk menetapkan lebih dulu segala sesuatu yang diperlukan untuk memecahkan masalah, tenaga,


(19)

6

Adapaun batasan masalah yang ditetapkan sebagai berikut:

1. Nilai pendidikan apakah yang terdapat dalam tortor Sirintak

Hotang pada masyarakat Simalungun?

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu hal yang menjadi fokus dalam sebuah penelitian dalam bentuk pertanyaan berdasarkan identifikasi dan

pembatasan masalah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat H.Ardial (2005:56): “

Perumusan masalah juga merupakan pertanyaan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Berdasarkan uraian diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Nilai pendidikan apakah yang

terdapat dalam tortor Sirintak Hotang pada masyarakat Simalungun”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran utama bagi sebuah penelitian untuk memperoleh hasil yang baik. Tanpa tujuan yang pasti, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak terfokus, sebab tidak jelas apa yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Menurut Ali( 1984:9) bahwa:

“kegiatan seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian sangat

mempengaruhi keberhaasilan penelitian yang dilaksanakan, karena penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dari satu tuju yang akan dicapai seseorang


(20)

7

dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Itu sebabnya tujuan penelitian

mempunyai rumusan yang tegas, jelas dan operasional”

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang pada masyarakat Simalungun?

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu topik permasalahan tentu akan memiliki manfaat. Manfaat sama dengan guna, manfaat dapat dilihat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian mengenai kontribusi pendidikan melalui tortor Sirintak Hotang terhadap pendidikan dapat menambah informasi mengenai tortor Sirintak Hotang untuk menambah ilmu tari secara praktis dapat mendorong keinginan masyarakat untuk kembali memelihara, menjaga, melestarikan, dan menggali kembali keunikan-keunikan dan potensi yang ada pada kebudayaan Simalungun khususnya dibidang tari.

Manfaat penelitian juga dapat bersifat keilmuan, maksudnya hasil penelitian akan bermanfaat untuk mengembangkan ilmu mengenai hubungan seni dengan pendidikan, dan dapat menjadi referensi untuk membuat suatu galian yang lebih luas cakupannya. Selain untuk mengembangkan ilmu bagi individu yang terkait untuk penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1. Sebagai masukan penulis untuk menambah wawasan dan mengetahui jenis-jenis tari khususnya Simalungun


(21)

8

2. Menunjukan pada masyarakat bahwa tortor Sirintak Hotang memiliki nilai pendidikan yang perlu di perhatikan, dijaga di lestarikan dan di kembangkan

3. Menambah pengetahuan peneliti tentang tortor Sirintak Hotang pada masyarakat Simalungun

4. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai etnis Simalungun 5. Dapat menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian daerah

Simalungun khusunya seni tari

6. Sebagai bahan apresiasi bagi masyarakat diluar etnis Simalungun di dalam memahami budaya Simalungun


(22)

54

BAB V PENUTUP

.

A. Kesimpulan

Dari semua yang telah diteliti di lapangan dan berdasarkan dengan uraian yang sudah di jelaskan mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tortor Sirintak Hotang adalah tari yang berasal dari Kabupaten

Simalungun

2. Manrittak hotang biasanya di kerjakan oleh kaum laki-laki

3. Pekerjaan manrittak hotang sebagai kegiatan sampingkan setelah bertani. Manrittak hottang membutukan ketekunan, kesabaran, ketelitian dan keuletan.

4. Seni pertunjukan dalam tortor Sirintak Hotang adalah merupakan pengalaman langsung seniman/penari yang dikemas menjadi suatu tampilan tarian yang menarik penikmat terhibur. Kemampuan penari dari cara menyajikannya, intensitas penghayatan ini memberikan rasa terhibur kepada penikmat.

5. Tortor Sirintak Hotang ini di sajikan dalam pesta Rondang Bittang yang diadakan setahun sekali di Kabupaten Simalungun.

6. Pesta Rondang Bittang adalah pesta rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Rondang bittang biasanya di manfaatkan untuk muda mudi belajar menari dan mainannya lainnya. Dengan penuh sukaria di


(23)

55

halaman (laman bolog). Pesta Rondang Bittang merupakan suatu wadah yang dapat menggali, menumbuh kembangkan dan mensosialisasikan.

7. Berdasarkan nilai pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat Simalungun salah satunya adalah tortor Sirintak Hotang. Jadi dengan demikian nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang adalah usaha dan kerja keras masyarakat Simalungun untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka tanpa mengeluh meskipun melewati rintangan setiap harinya.

8. Contoh nilai-nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang ditemukan tema bekerja di dalamnya, gerak tari sering digambarkan gerakan-gerakan yang penuh kontrol dan gerakan yang cepat. Hal itu dapat menanamkan sikap percaya diri, disiplin, dan keteguhan jiwa seseorang.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah di uraikan diatas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yaitu:

1. Agar tortor Sirintak Hotang dapat di kembangkan, diperlukan upaya pengembangan yang melibatkan semua pihak dalam hal ini termasuk pemerintah dan masyarakat.

2. Kepada generasi muda di harapakan untuk dapat mempelajari lebih dalam lagi tari-tari tradisional Simalungun secara baik dan benar


(24)

56

sesuai dengan norma-norma adat istiadat guna pelestarian budayanya.

3. Kepada pihak yang berkompeten terhadap bidang kebudayaan khususnya Simalungun dapat memberikan perhatian lebih dan memeberi kesempatan kepada masyarakat Simalungun untuk mengembangkan kebudayaan Simalungun.


(25)

57

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, (1984). Penelitian kependidikan Dan Prosedur Strategi. Bandung: Angkasa

Botorani Gultom, Irma. (2013) Tor-tor Sirintak Hotang Pada Masyarakat

Simalungun Kajian Terhadap Konsep Koreografi. Skripsi. Medan: FBS

Universitas Negeri Medan

Damayana Purba, Masika.(2013) Tor-tor Buyut Mangan Sihala Di Masyarakat

Simalungun Kajian Terhadap Makna Tari dan Nilai Estetis. Skripsi. Medan:

FBS Universitas Negeri Medan

Djamaris, Edward. 1993. Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka

Herodaelin Saragih, Nove. (2015) Makna Tor-tor 120 Dalam Acara Pesta

Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun. Skripsi. Medan: FBS

Universitas Negeri Medan

Juandaha dkk,(2012). Peradaban Simalungun. Pematang siantar : Komite Penerbit Buku-buku Simalungun (KPBS).

Koentjaraningrat. 1990. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pustaka jaya

Luckman dan Letkol, (2009), Lintasan Adat dan Budaya Simalungun,Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat,Sumatera Utara

Mulyana, Deddy.2004. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution, S.2004. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar Jakarta: Bumi Aksara.

Rifki Daniel, Karua.(2015) Analisis Nilai-nilai Budaya Dalam Film Tanah

SurgaKatanya.Skiripsi. Medan: jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia FBS

Universitas Negeri Medan

Sumandyo Hadi,Y, (1983). Pengantar Kreativitas Tari,Yogyakarta: ASTI

Surakhmad, Winarno, (1990). Pengantar Ilmu Dasar Metode Tekhnik.Bandung: Tarsito

Sundari, Reni. (2015), Fungsi Pendidikan Dalam Tor-tor Martonun Pada


(26)

58

Wirartha I made, (2005). Pedoman penelitian Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis.C.V Andi Offset: Yogyakarta.

Zulhafni, Wiwin. (2003) Tari Berdasarkan Fungsi di Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: FBS Universitas Negeri Medan.


(27)

59

http://googleweblight.com/?lite_url=http://adianlangge.blogspot.com/2013/05/pen gertian-konsep-nilai(diakses pada tanggal 18 mei 2016)

http:// www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-nilai-dan-macam-macam-nilai.html( diakses pada tanggal 26 mei 2016)

http://googleweblight.com/?lite_url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Marga_Simal ungun&ei=5cZDX6lz&lc=en- (diakses pada tanggal 15 juni 2016)

http://Simalungunkab.go.id/pdf/kecamatan/profilkecrayakahean2011.pdf(diakses pada tanggal 27 juli 2016)

http://sidauruk-family-tangerang.blogspot.com/2012/06/pematang-raya-Simalungun.html)


(1)

54

BAB V PENUTUP .

A. Kesimpulan

Dari semua yang telah diteliti di lapangan dan berdasarkan dengan uraian yang sudah di jelaskan mulai dari latar belakang sampai dengan pembahasan, maka penulis dapat memperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tortor Sirintak Hotang adalah tari yang berasal dari Kabupaten Simalungun

2. Manrittak hotang biasanya di kerjakan oleh kaum laki-laki

3. Pekerjaan manrittak hotang sebagai kegiatan sampingkan setelah bertani. Manrittak hottang membutukan ketekunan, kesabaran, ketelitian dan keuletan.

4. Seni pertunjukan dalam tortor Sirintak Hotang adalah merupakan pengalaman langsung seniman/penari yang dikemas menjadi suatu tampilan tarian yang menarik penikmat terhibur. Kemampuan penari dari cara menyajikannya, intensitas penghayatan ini memberikan rasa terhibur kepada penikmat.

5. Tortor Sirintak Hotang ini di sajikan dalam pesta Rondang

Bittang yang diadakan setahun sekali di Kabupaten Simalungun. 6. Pesta Rondang Bittang adalah pesta rakyat, dari rakyat dan untuk

rakyat. Rondang bittang biasanya di manfaatkan untuk muda mudi belajar menari dan mainannya lainnya. Dengan penuh sukaria di


(2)

halaman (laman bolog). Pesta Rondang Bittang merupakan suatu wadah yang dapat menggali, menumbuh kembangkan dan mensosialisasikan.

7. Berdasarkan nilai pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat Simalungun salah satunya adalah tortor Sirintak Hotang. Jadi dengan demikian nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang adalah usaha dan kerja keras masyarakat Simalungun untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka tanpa mengeluh meskipun melewati rintangan setiap harinya.

8. Contoh nilai-nilai pendidikan dalam tortor Sirintak Hotang ditemukan tema bekerja di dalamnya, gerak tari sering digambarkan gerakan-gerakan yang penuh kontrol dan gerakan yang cepat. Hal itu dapat menanamkan sikap percaya diri, disiplin, dan keteguhan jiwa seseorang.

B. Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah di uraikan diatas, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yaitu:

1. Agar tortor Sirintak Hotang dapat di kembangkan, diperlukan upaya pengembangan yang melibatkan semua pihak dalam hal ini termasuk pemerintah dan masyarakat.

2. Kepada generasi muda di harapakan untuk dapat mempelajari lebih


(3)

56

sesuai dengan norma-norma adat istiadat guna pelestarian budayanya.

3. Kepada pihak yang berkompeten terhadap bidang kebudayaan khususnya Simalungun dapat memberikan perhatian lebih dan memeberi kesempatan kepada masyarakat Simalungun untuk mengembangkan kebudayaan Simalungun.


(4)

57

Botorani Gultom, Irma. (2013) Tor-tor Sirintak Hotang Pada Masyarakat Simalungun Kajian Terhadap Konsep Koreografi. Skripsi. Medan: FBS Universitas Negeri Medan

Damayana Purba, Masika.(2013) Tor-tor Buyut Mangan Sihala Di Masyarakat Simalungun Kajian Terhadap Makna Tari dan Nilai Estetis. Skripsi. Medan: FBS Universitas Negeri Medan

Djamaris, Edward. 1993. Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka

Herodaelin Saragih, Nove. (2015) Makna Tor-tor 120 Dalam Acara Pesta Rondang Bintang Pada Masyarakat Simalungun. Skripsi. Medan: FBS Universitas Negeri Medan

Juandaha dkk,(2012). Peradaban Simalungun. Pematang siantar : Komite Penerbit Buku-buku Simalungun (KPBS).

Koentjaraningrat. 1990. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Pustaka jaya

Luckman dan Letkol, (2009), Lintasan Adat dan Budaya Simalungun,Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat,Sumatera Utara

Mulyana, Deddy.2004. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nasution, S.2004. Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar Jakarta: Bumi Aksara.

Rifki Daniel, Karua.(2015) Analisis Nilai-nilai Budaya Dalam Film Tanah SurgaKatanya.Skiripsi. Medan: jurusan Bahasa Dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Medan

Sumandyo Hadi,Y, (1983). Pengantar Kreativitas Tari,Yogyakarta: ASTI

Surakhmad, Winarno, (1990). Pengantar Ilmu Dasar Metode Tekhnik.Bandung: Tarsito

Sundari, Reni. (2015), Fungsi Pendidikan Dalam Tor-tor Martonun Pada Masyarakat Simalungun. Skripsi, Medan: FBS Universitas Negeri Medan


(5)

58

Wirartha I made, (2005). Pedoman penelitian Usulan Penelitian, Skripsi dan Tesis.C.V Andi Offset: Yogyakarta.

Zulhafni, Wiwin. (2003) Tari Berdasarkan Fungsi di Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: FBS Universitas Negeri Medan.


(6)

http://googleweblight.com/?lite_url=http://adianlangge.blogspot.com/2013/05/pen gertian-konsep-nilai(diakses pada tanggal 18 mei 2016)

http:// www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-nilai-dan-macam-macam-nilai.html( diakses pada tanggal 26 mei 2016)

http://googleweblight.com/?lite_url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Marga_Simal ungun&ei=5cZDX6lz&lc=en- (diakses pada tanggal 15 juni 2016)

http://Simalungunkab.go.id/pdf/kecamatan/profilkecrayakahean2011.pdf(diakses pada tanggal 27 juli 2016)

http://sidauruk-family-tangerang.blogspot.com/2012/06/pematang-raya-Simalungun.html)