Efek Tunggal Bahan Organik

menghasilkan CO2 yang bereaksi dengan air membentuk H2CO3 yang selanjutnya terdisosiasi menjadi ion H+ dan HCO3. Akibat dari masa inkubasi yang diberikan maka proses ini dapat berlangsung Hardjowigeno dan Rayes, 2001. Pemberian bahan organik berupa jerami cacah dan pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan C-organik tanah Tabel 2. C- organik tanah tertinggi terdapat pada perlakuan B3 Jerami : Pupuk kandang Sapi 1:2 yaitu 2.37 dan yang terendah pada perlakuan B0 kontrol yaitu 1.87. Nilai C-organik dalam tanah setelah inkubasi terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan nilai C-organik pada saat analisis awal. Kadar C- organik dalam tanah dapat meningkat dengan adanya masa inkubasi seperti yang disampaikan oleh Nuryani dan Handayani 2002 bahan organik yang diberikan kedalam tanah setelah mengalami dekomposisi, dapat meningkatkan kandungan karbon tanah juga kandungan asam-asam H2SO4 dan HNO3 yang berasal dari pelapukan bahan organik. Adanya respon positif pemberian jerami cacah dan pupuk kandang sapi ke dalam tanah adalah karena kandungan C-organik sebelumnya di dalam tanah rendah. Pengaruh Pemberian Bahan Organik dan Aplikasi Pupuk NPK Terhadap pH, C-organik, Kapasitas Tukar Kation, dan Kejenuhan Basa pada Akhir Vegetatif serta Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi

a. Efek Tunggal Bahan Organik

Pemberian bahan organik berupa jerami cacah dan pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan pH tanah Tabel 3. Nilai pH tanah tertinggi terdapat pada perlakuan B3 Jerami : Pupuk kandang Sapi 1:2 yaitu 5.50, dan terendah terdapat pada perlakuan B2 Pupuk kandang sapi 6 tonha yaitu 5.20. Terjadinya peningkatan nilai pH ini disebabkan karena Proses dekomposisi dari bahan organik yang dilakukan oleh mikroorganisme yang menghasilkan CO2 yang bereaksi dengan air membentuk H2CO3 yang selanjutnya terdisosiasi menjadi ion H+ dan HCO3. Akibat dari masa inkubasi yang diberikan maka proses ini dapat berlangsung Hardjowigeno dan Rayes, 2001. Dalam hal ini peranan jerami padi yang mengandung sellulosa dan lignin sebagai donor elektron dalam reaksi oksidasi C 1.7 H 2 . 2 O 1.7 C 4+ + H 2 O + 0.2 H + + 7 e - atau reaksi oksidasi zat organik tanah C 2.2 H 2.2 O 2.2 C 4+ + H 2 O + 0.2 H + + 9 e - yang dapat meningkatkan pH tanah dalam reaksi reduksi FeOH 3 + e - FeOH 2 + OH - . Pemberian bahan organik berupa jerami cacah dan pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan C-organik tanah Tabel 5. C- organik tanah tertinggi terdapat pada perlakuan B1 Jerami cacah 6 tonha yaitu 1.54 dan yang terendah pada perlakuan B5 Jerami : Pupuk kandang Sapi 2:1 yaitu 1.20. Peningkatan C-organik tanah ini dapat terjadi karena adanya dekomposisi dari jerami cacah, sisa perakaran dan residu tanaman yang berupa asam-asam organik dan bahan humik. Nuryani dan Handayani 2002, menyatakan bahwa bahan organik yang diberikan kedalam tanah setelah mengalami dekomposisi, dapat meningkatkan kandungan karbon tanah juga kandungan asam-asam H2SO4 dan HNO3 yang berasal dari pelapukan bahan organik. Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga pemberian bahan organik akan dapat meningkatkan kandungan karbon dalam tanah. Dengan meningkatnya nilai karbon dalam tanah sifat fisika menjadi lebih baik seperti tanah menjadi lebih remah dan bulk density menjadi lebih rendah. Dari segi sifat biologi tanah adalah karena karbon merupakan sumber bahan makanan bagi mikroorganisme tanah sehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu dan meningkatkan proses dekomposisi dan juga reaksi-reaksi yang memerlukan bantuan mikroorganisme Pemberian bahan organik berupa jerami cacah dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kandungan kapasitas tukar kation tanah Lampiran 10.2. Dari keseluruhan data KTK tanah pada akhir vegetatif Tabel 7 termasuk kriteria sangat rendah Hal ini sejalan dengan data C- organik tanah yang masih tergolong kriteria rendah. Hal ini dapat terjadi karena bahan organik yang diaplikasikan ke tanah sawah belum menghasilkan asam humat yang cukup nyata untuk mempengaruhi kapasitas tukar kation tanah, sehingga hasil akhir dari pendekomposisian yang berupa asam amino dan humus akan menurun sehingga perannya dalam meningkatkan kapasitas tukar kation tanah juga menurun dimana peningkatan kapasitas tukar kation dapat terjadi karena kadar asam-asam organik dan bahan humat yang berasal dari hasil dekomposisi jerami padi, sisa perakaran maupun residu tanaman meningkat seiring dengan lama penggenangan. Menurut Notohadiprawiro 1998, menyatakan bahwa hasil dekomposisi bahan organik berupa asam amino dan bahan organik sekunder berupa bahan humik merupakan penyumbang kapasitas tukar kation dan kapasitas tukar anion. Dengan semakin meningkatnya bahan organik maka kapasitas tukar kation tanah akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan literatur Mukhlis 2007 yang menyatakan bahwa semakin tinggi bahan organik maka KTK tanah akan semakin tinggi. Pemberian bahan organik berupa jerami cacah dan pupuk kandang sapi tidak memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kejenuhan basa tanah tanah Lampiran 11.2. Dari keseluruhan data kejenuhan basa tanah pada akhir vegetatif Tabel 9 termasuk kriteria sangat rendah Hal ini sejalan dengan data kapasitas tukar kation tanah yang masih tergolong kriteria sangat rendah. Hal ini dapat terjadi karena bahan organik yang diaplikasikan ke tanah sawah belum menghasilkan asam humat yang cukup nyata untuk mempengaruhi kapasitas tukar kation tanah, sehingga hasil akhir dari pendekomposisian yang berupa asam amino dan humus akan menurun sehingga perannya dalam meningkatkan kapasitas tukar kation tanah juga menurun dimana kemampuan koloid tanah mengikat kation sangat rendah. Menurut Notohadiprawiro 1998, menyatakan bahwa hasil dekomposisi bahan organik berupa asam amino dan bahan organik sekunder berupa bahan humik merupakan penyumbang kapasitas tukar kation dan kapasitas tukar anion. Dengan semakin meningkatnya bahan organik maka kapasitas tukar kation tanah akan semakin besar sehingga mempengaruhi besarnya jumlah basa-basa tukar dalam tanah kejenuhan basa. Hal ini sesuai dengan literatur Mukhlis 2007 yang menyatakan bahwa semakin tinggi bahan organik maka KTK tanah akan semakin tinggi.

b. Efek Tunggal Pupuk NPK

Dokumen yang terkait

Evaluasi Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.) Pada Beberapa Jarak Tanam yang Berbeda

5 53 93

Respon Sifat Kimia, Bio-Kimia Tanah Sawah, Serapan Hara Dan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa, L) Terhadap Pemberian Jerami Pada Sistem Tanam Budidaya Lokal Dan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

0 49 129

Efisiensi Penggenangan Air lrigasi Dan Pemanfaatan Jerami Padi Dalam Usaha Memperbaiki Beberapa Sifat Fisik Dan Kimia Tanah Sawah (Inceptisol) Serta Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Padi (Oryza Sativa L)

0 26 62

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa, L) Terhadap Pupuk Kandang Ayam dan Konsentrasi Nitrogen

1 37 90

Pemanfaatan Pupuk Kandang Kambing dan Abu Sekam Padi untuk Mengurangi Penggunaan Pupuk Urea dan Kcl serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi (Oryza Sativa L.) dan Sifat Kimia Tanah Sawah

2 42 87

Perbaikan Sifat Tanah Dan Peningkatan Produksi Padi Sawah Dengan Pemberian Bahan Organik Dan Sistem Tanam Sri (System of Rice Intensification)

0 23 13

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.) Varietas Ciherang Terhadap Pemberian Pupuk Organik

1 70 104

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Amandemen Bokashi Jerami Dan Pemupukan Spesifik Lokasi Pada Tanah Salin

1 34 155

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Pada Jarak Tanam Dan Persiapan Tanah Yang Berbeda

0 43 187

Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Pada Pwersiapan Tanah Dan Jumlah Bibit Yang Berbeda

5 55 131