Proses Adopsi dan Difusi Inovasi Pemberian Makanan Tambahan Bayi (Penelitian di Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat

I'enelitian di Kahupaten Bogor
Propinsi Jawa Barat

Olch :

A K ?,I S A N

I'HOGHAM PASCASA H,jftNLA
INSTITU?' I'IE=KrI'ANlAN HO(;( )H
199%

diffusion baby food
supplement feeding i

kinds of baby food
supplement feeding to baby such as: rice @ge

(tim), soft rice (tim), instant baby food,

banana, soft rice, biscuits, and the dher. So, it was found that the following were
significantly correlated with adoption process: interpersonal and mass communication,

extension technics, and kinds of information. It was also shown that interpersonal
communication, change agents (midwife), mass communication, kinds of information,
optional decision, place of extension, nutritiad imvation, nutritional knowledge,
nutritional skill, education, household income. community leadership, and community
norms were significantly correlated with diffusion process.
Efforts to increase of baby food supplement feeding program under two years
should include nutritional extension activity by increasing of the coverage of Posyandu.

RINGKASAN
-Md

&%,
6%;

A K H S A N. Proses Adopsi dam D M Inovasi Pemberian Makrnan Tambalun h y i
(Penelitian di Kabupateo Bogor Propinsi Jawa Barat), di bawah bimbingan Margono
Slamet sebagai ketua, Pang S. Asngari, Suhardjo, M. Sjarkani Mu-, dan Ig, Dpko
Susanto, masing-mwing sebagai
Salah satu langkah peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah meWui
peningkatan status gizi m a s y h t kmem erat kaitannya dengan mresalah pod^^


dan efisiensi keja, k e m a t h bayi/anak, ssta usia harapan hidup. Kurang E
t

1
f

$

". .

(KEP) menrpakan salah ,*

M -in

masalah gizi uulma sejak Pelita I sampai dengan Pelitst Vi

* .

'ymg batqraL dideritrr oleh an& balita, ih hamil dan ibu menyusui. Masalah KEP ter-


utama pada bayi timbul karma p d a umur ini anak sudah mulai rnemasuki maw pen-h-

an yang pada umumnya tidak diikuti d e h pemberian makanan tambahan (PMT)untuk
memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Meskipun hasil-hasil penelitian telah mengelompokkan empat wilayah di Indonesia
berdasarkan keadaan perbaikan status gizi anak bawah umur tiga tahun (Batita), yaitu: ( 1)
kelompok wilayah rendah meliputi propinsi-propinsi Nusa Tenggara, Timor Timur,

F'

Kaliman@m,Maluku daa Irian Jaya; (2) keiompok wilayah sedang, meliputi prqppwpmpinsi di Sulawesi dan Sumatera; (3) kelompok wilayah tingg~,me1iput.i popinsipropinsi di Jawa; dan (4) kelompok wilayaf~tertinggi yakni.Propinsi Bali, gkan
semua daerah (kabupaten

tidak

- kecamatan - desa) terutama yang tergolong laiteria wihyb

sedang s a m p tinggi, status gizi Batitanya temasuk b k . Ini b e d bahwa peniaku gizi
masyarakat pada umumnya dan inovasi PMT bayi khususnya di daerah-


-but,

masih belum menunjukkan kemajuan. Rendahnya laju penunman pa9lensi KEP pads
anak batita, diduga disebabkan oleh kelambatan proses adopsi clan difusi iwwasiPMT bag

kepada ibu-ibu, sehingga tingkat adopsi inovasi tersebut belum sesuai dengan harapan.

p

.

arnbatan proses adopsi dan difusi inovasi PMT bayi, di
suai atau belurn berfungsinya komponen-komponen proses yang ada,
inovasi PMT bayi dengan kebutuhan sasaran, saluran komunikasi, pe
gizi, kondisi sasaran, dan dukungan pemerintah serta instansi terkait lainnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: ( I ) proses adopsi inovasi P
C

iI

h

B

dan faktor-faktor yang mempenganhnya, dan (2) proses difusi inovasi PMT bayi ltaar
faktor-faktor yang mempengadunya

.

Penelitian diiakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat dengan rancangan penetitian

$
>

s w t i dengan pemmtum -oh

berdasarkan metode bertingkat (mutli stage sampling).

Contoh penelitian ini &lath: ibu yang mempunyai bayi umur 0-24 bulan, mertudomngtua,
bidan desa, kader Posyandy dukun bayi, pengurus PKK, ketua RT, dan t e d t e t a n g g a

semuanya di tingkat desa s
e
w responden; saiangkan dokter, tenaga seksi gizi, dan

pengurus PKK di tingkat kecamatan dan kabupaten sebaga~informan. Pengumpulan data
dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, pengsian kuesioner, dan kelompok disku-

si terarah. Pemasokan data dilakukan dengan menggunalurn program "Minitab Release
10.2." Untuk peagujian hipotcris$igudkan tabel fiehemi-fiekuensi mutlak dan nisbi,

tabel statistik-statistik desicripsi, analisis ragam, analisis korelasi, dan analisis regmi.
B e r m hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat ditarik beberap

Penyduh dan ibu-ibu tidak melakukan penyesuaian inovasi PMT bayi terhadap
situasi lapangan sebelum inovasi tersebut dadopsi oleh ibu-ibu karena cukup mudah mem-

Saluran komunikasi antarpribadi berperan kuat pada semua tahap proses adopsi
inovasi PMT bayi (tahap mengetahui, berminat, keputusan, pelaksakanan dan konfinnasi),

Ei


gkan s a l m bidan desa s
e
w "pe

hanya sampai pada

ap berminat dan saluran media m

Jenis-jenis informasi (k

tentang keteriibatan pemi
tentang nonna pangan masyarakat, sedangkan status pekerjaan,
ibu temdap pangan, dan persepsi ibu tentang keinovatifan masyankit scwa nyata beium
menunjukkan penganthnya terhadap tingkat adopsi inovasi tersebut.

Peran dominan ibu-ibu dalam pengambilan keputusan PMT bayi cenderung sama

antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan kwua unrsQn pemberian makanan pada
bayi pada umurnnya masih rnerupakan tanggunglawab ibu-ibu sepenuhnya


Proses difbsi inovasi PMT bayi beriangsung lebih luas di daerah pedesm &bandingkan di daerah perkotaan dan prosesnya cenderung menyebar "ke samping," drtri ibu-ibu

yang berstatus sosial ekonomi menengah kepada ibu-ibu lain yang berada pada klas yang
sama.
Tingkat adopsi inovasi PMT bayi bexhubungan d e w status gizi bayi. Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat adopsi ibu-ibu terhdap inovasi PMT bayi, maka semakin
baik pula status grzi bayinya.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran gizi masyarakat, maka berbagai ti
perbaikan perlu segera dilakukan, seperti: (1) perlu ditetapkan penyuluh gizi secara f m a l

gin' di masyarakat &lam rangka
meningkatkan keberhasilan program
mendatang; (2) periu dikem
peserta Posyandu men

dan kesehgtan masyarakat di masa
k untuk mengarahkan ibu-ibu
dengan baik, segera


nvnrrh masing-masing.
Posyandu yang telah

penyuluhm gizi dan kesehatan
secara keiompok; (3) p d u secara terus mencrus dilakukan peningkadcan kemampuan
kader meialui peiatihan yang dilaksanakan oleh PKK dan Puskesmas di tingkat kecamatan
terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan penyuluhan gizi, penanganan administrasi
Posyandu, dan tugas-tugas kader laimya; dan (4) perlu dilakukan penelitian m e n d a m
yang berkaitan dengan proses difusi inovasi khususnya yang menyangkut sasaran difusi

dan berbagai aspeknya.

PROSES ADOPSI DAN DIFUSI INOVASI PEMBE

MAKANAN TAMBAHAN BAY1
Pentlitha di Kabupatta Bogor
Propinsi Jawa Barat

ktrlisaa


PPNrnS13

Disertasi sebagai Slrlah Satu Syrrat
untuk Memperoleh Gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana IIWfitut Pertaabn Bogor

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Judul Penelitian : Proses Adopsi dan Difirsi hmvm6
(Penelitian di K a b m bp$

Makanan Tambahan Bayi

Nama Mahasiswa: A k h s a n
NomorPokok

: 92513


Prof. Dr. Pang S.Asngari

hi%&

Prof. Dr.Ir. H.Suhardjo,MPhil
Anggota

Dr.Ir. M.Sjarkani Musa

Dr.Ig.Djoko Susanto,S K M

Anggota

Anggota

2. Ketua Program Studi

ktur Program PascaSajana

Penulis dilahirkan di Pangali-Ali, Kabupaten Majene, Propinsi Sulawesi Selatan
pada tanggal 12 Desember 1961 sebagai anak pertama dan empat bersaudara dari keluarga
Achmad Djalaluddin, BA Alm. (Ayah) dan Dra. Hj. Sitti Hatisah (Ibu).
Pendidikan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertarna, dan Sekolah Menengah
Atas, penulis selesaikan b e r t w u t m parts tahun 1973, 1976, dan 1980 semuanya di

Majene. Pada tahun 1980 ptwlis melanjutkm pendidikan di Katamadya Ujung Pandang,
psda Jimaan Tcknik Sip&

F;lbdtls

Uitivmsiclts Muslim Indonesia sampai dengan

tahun ajaran 1981/1982. Kemudian, pabr tahun ajaran itu juga penulis diterima sebagai
mahasiswa pada Jurusan Sosiai Ekxmomi, Fskdtas PertaRian, Universitas Hasmuddin,
Ujung Pandang, dan lulus pada tahun 1986. Pada tahun 1988 penulis melanjutkan
pendidkan pada Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdya Keiuarga (GMSK),
Fakultas Pascasujana, Institut Pertanian Bogor dengan dukungan dana dm The Second
Nutrition and Community Health Project - World Bank (IBRD Loan 2636 ND), dan lulus

Pada tahun ajaran 1992/1993 penulis ter&Rar &agai

rnahasiswa S-3 Program Studi

Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Program Pascasarjana, mtut Pertanian Bogor dengan
dukungan dana dari Tim Manajemen Program Doktor (TMPD).
Sejak tahun 1987 sampai tahun 1992 penulis mengabdi sebaga~staf pengajar pada

Jurusan Penyuluhan Pertanian, Fakuitas Nongelar Teknologi, selanjutnya pada tahm 1992
sampai sekarang sebaga~ staf pengajar Jurusan Sosid Ekonomi, FakuItas Pertanian,

Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Djoko Susanto, SKM, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan
- ...."
Y
bimbingdarahan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dan
perencanaan penelitian sampai dengan selcsainya tulisan ini.
Ucapan terima . h i h disampaikan kepada R e b r Universitrr Hasanuddin, Dekan
Fakultas Pertanian, Kern Program D-3 Fakultas Pertanian, dan Ketua Jurusan Sosial

Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Begitu pula kepada Rektor Inst~tut
Pertanian Bogor, Direktu Program Pascasar~anab t u t Pertanian Bogor, dan Ketua
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Program Pascasajana htitut Pertanian

gor yang telah banyak memberikan kesempatan dan fasilitas kepada pe
engikuti program pendidikan S-3 di Program Pascasaqana, Institut Pertanian
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Program TMPD, Bupati
Kepala Daerah Tingkat I1 Kabupaten Majene, Walikotamadya Ujung Pandang, Lembaga
Penelitian Universitas Hasanuddin Ujung Panclang, Yayasan Pendidikan Latimojong Ujung
Pandang, Yayasan Supersemar Jakarta, Yayasan Bimantara Jakarta, Yayasan Pendidikan
Gudang Garam, yang telah m y u n i u dana d a b rgpPka kelancaran jalannya
penelitian ini. Demikian pula kepach K@a DareraSr Tingkat ii Kabupaten Bagor, K e p l a

Dims Kesehatan K h p a t e n Bogor, Ketur dm Pcnguaus PKK se Kabur#lten Bogor, Camat
Ciawi, dan Camat Cijeruk, Kepala Puskema Ciawi dan Cipdc, khususnya kepada
Kepala Desa Bendungan, Harpsari, Cibunty dan Pasir Jaya masing-mrrsing besertg staf dan
pengurus PKK yang telah banyak mernberikan bantuan d a m pelaksanaan penelitian ini.
Penulis mengucapkan terima kasih pula kepada Lamris Houtmauli Napitupufu,

Ir. Yekti Widodo, Ir. Eko Suprianto, Ir. Rifka Rita, Ir. Pratanti P., Eris W., Sri Muljati,
SKM.. serta semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan khususnya dalam
pengunpulan dan pengolahan data sampai dengan selesainya pgn-

disertasi ini.

Penulis menyarnpaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada Ayahanda
Achmad Djalaluddin, BA (Almarhum), Ibunda tercinta Dra Hj. Sitti Hatisah, Adik drh.

Asman, Nurgadtma, SKM., dan Ir. Syuknwaty, serta segenap sanak keluarga yang telah

banyak memberikan motivasi, kasih sayang, pengorbanan, pengertian dan doa demi
tercapainya keberhasilan ini .

TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Proses Adopsi Inovasi dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengertian Proses Adopsi Inovasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Proses Adopsi 11~)vasi
dy.~aktor+ktor
yang Mempmgamhinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Proses Difusi Inovasi dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengertian Proses D i b i Inovasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Proses D i k i Inovasi dan Faktor-faktor
yang Mexnpcngadunya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Program Penyuiuhan Gizi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Penyuluh Gizi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sasaran Penyuluhan Gizi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Materi Penyuluhan Gizi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Metode Penyuluhan Gizi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Teknik Penyuluhan Gizi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Peralatan Penyuluhan Gizi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kurang Energi dan Protein dan Pemberian
MakananTambahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

11

I1
II

15
20
20

24
39
43
45

47
48
49
50

51

Pelahaman Program Pehaikan Gizi di
Tingkat Kabupgten . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi di
Tingkat Kecamatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pelaksanaan Program Perbaikan Gizi di
TingkatDesa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Keadaan Pemberian Makanan Tambahan Bayi . . . . . . . . . . . . . . . .
Irwvasi Pemberian Makanan Tarnbahan . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ketersediaan PMT Bayi dalam Masyarakat . . . . . . . . . . . . . .
Praktek Pemberian Mabnan p d a Bayi . . - . . . . . . . . . . . . . .
Proses Adopsi dan Difbsi Inovasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Karakteristik Rumah Tangga Contoh . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses
Adopsihovasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Faktor-faktor yang Mernpengaruht Proses
Difbsi imvasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Hubungan Tingkat Adopsi dengan StGizi . . . . . . . . . . . .
Hasii Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Inovasi PMT Bayi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Proses Adopsi Inovasi PMT Bayi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Proses D i h i Inovasi PMT Bayi . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . .
KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . .
Satan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2 17

DAFTAR TABEL

gay"

L

!I

I.

Prevalensi Kurang Energi Protein dengan lndikator
Berat Badan pa& Umur menurut Jenis Kelamin dan
Propinsi Hasil Survei Nasional Vibmin A Tahun
1978 dan Susenas 1992. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Ukuran masing-masing Univetstim dan Contoh
Responden di Keempt Desa Pemelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

75

Keadaan Pardudu& menurut Keloqdt Umur dan
Jenis kelamin di h b g a e n Bogor Tahutl 1995 . . . . . . . . . . . . . . . . . .

85

....................

I06

Jumltih dan Persentase W a n t n g P m g Pangan .
Keliling png Menydiakan Sumber Bahan Makanan
Tambahan Bayi di Empat De& ~enelitian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1 18

Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis
Makanan Tambahan yang Diberikan pa& Bayi
dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

122

jumlah dan Persentase Responden menunrt Jumlah
Penggunaan Saluran Antarpribadi pa& Setiap
Tahap Proses Adopsi dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

135

Ke&anhsyandudiEkqmtDesaPeditian

Jumlah dan Persentase Responden menurut.Jumlah
Penggunaan Salurcm Bidan Desa pada Setiap
Tahap Proses Adopsi dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

14 1

Jumlah dan Persentase Responden menurut Jumlah
Penggunaan Saluran Media Massa pada Setiap
Tahap Proses Adopsi dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

145

Jumiah dan Persentase Responden menurut Jumlah
Penggunaan Telrnik Penyuiuhan pada Setiap Tahap
Proses Adopsi dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

150

Jumlah clan Persentase Responden menuntt Jumlah
Penggunaan Jenis lnfomasi p d a Setiap Tahap
Proses Adopsi dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

156

12. D a b Koefisien Regresi Setiap Peubah Bebas yang
Mempengaruhi Tingkat Adopsi lnovasi PMT Bayi . . . . . . . . . . . . . . . .

-

.,

169

DAFTAR GAMBAR

Teks
,
6 . 7
,

L

p

I.

Proses Pengambitan Keputusan Inovasi . . . . . . . .

2.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Adopsi
lnovasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

3. Faktor-*or
yang Mempengamh Tingkat Adopsi
.
.
.
.
.
.............................................
Inovasi

26

4. Gambaran Fuagsi Tugas Tenaga KasduWn dalam

Deparkmen Kesehtttan
R a h h & a .........................................

42

Faktor-f&ktwyangMempmgaruhi Proses Adopsi
dan D i h i Inovasi PMT Bayi pada Ibu-ibu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

67

Skema Pemetikan Contoh secara Bertingkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

71

Stnrknu -sasi
5.

6.

7.

Kurva Jumlah Penggunaan Saluran Antarprrbadi
pada Setiap Tahap Proses Adopsi menurut Tipe
Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

136

8. Kurva Rata-rata Jumlah Penggunaan Saluran
Antarpribadi pada Setiap Tahap Proses Adopsi
menurut Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

139

--,9: Kuifta Jumlah Penggunaan Saluran Bidan Desa
pada Setiap Tahap Proses Adopsi menurut
Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

142

10. Kurva Rata-rata Jumlah Penggunaan Saluran

Bidan Desa pads Setiap Tahap Proses Adopsi
menurut Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

143

Kurva Jumlah Penggunaan Saiuran Medm Massa
pada Setiap Tahap Proses Adopsi menurut Tipe
Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

146

12. Kurva Rata-rata Jumlah Penggunaan Saluran
M d a Massa pada Setiap Tahap Proses Adopsi
menurutTipePemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

147

1 1.

Penggunaan Teknik Penyuluhan
pada Setiap Tahap Proses Adopsi menurut Tipe
Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

L i -

14.

p.

Kurva Rata-rata Jurnlah Penggunaan Teknik
Proses Adoosi
Penyuluhan pa& Setia~
r Taha~
ukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . .
menurut Tipe Pem~
r

k;.

1 5.

Kurva Jumlah Penggunaan fenis Informi pada
Setiap Tahap Proses Adopsi menurut Tipe
Pem ukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

16. Kurva Rata-rata Jumlah PcaggMaanJenis
Informasi pa& Map Takp Proses Adopsi
menurut T i p f%muLiplltn. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

160

1f. Falfto~-f&myaeg Mempenganthi Proses Adopsi
h w s i PMT Bayi (Hasil Peneiitian) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

162

1 8. Kurva "S"Tingkat Adopsi Inovasi PMT Bayi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

194

19. Kurva Hubungan Tingkat Adopsi Inovasi PMT
Bayi dengan Status Gizi Bayi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

-*

.

DAFTAR LAMPIRAN

Teks
1.

2.

-

c

5

4

Y

Peta Wiiayah Administrasi Daerah Tingkat I1 Kabupaten
Bogor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

225

Jumiah clan Persentase Responden menurut Peran Dominan
Ibu dalam Pengambilan Keputusan PMT ~ Y J Penyebaran
,
Inovasi, Status Kej a Ibu, Keluarga Luas, Keputusan
Opsional, dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

226

e.

3.
I

.

4.

Deskripsi Wtistik Pcubah Tingkat Adopsi, Inovasi,
Keqmysyam Pangan,PengeWmmGizi, Keterampilan
Paap;lq S$cqp,ta%&q Paqpul, l(epanim&aq

Keinmdfhn, dun Narrrta tulrsyar9lrat,Pendidikan,
Pendqatm Rumah T
Status Gizi Bayi, dm
Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

227

Diagram Kotak Garis Peubah Padaptan Rumah Tangga,
Pengetahuan Gizi, dan Keterampilrn Pangan menurut
Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

228

5.

Daftar Jumlah Kuadrat Parsial dan Kontribusi P e h h
Bebas terhadap Keragaman Tingkat Adopsi lnovasi
PMT Bayi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

6.

Analisis Ragam Peubah S i h p Ibu tertradap Pangan
menurut T i p Pemukiman daa Desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

230

Jumlah dan P e r s e n e Responden menurut Penclapatan
Rumah Tangga, Tingkat Adopsi, Pengetahuan Gizi,
Pendidikan Iby Status Gizi, dan Tipe Pemukiman . . . . . . . . . . . . . . . . .

23 1

.....

7.

Latar Belakang
Salah satu program peningkatan kualitas sumberdaya manusia selarna ini adalah
melalui upaya peningkatan status gizi masyamkat karena status gizi erat hubungannya
dengan: ( I ) produktivitas dan efisiensi keja yang pada gilirannya akan turut menenukan
laju pertumbuhan ekonomi nasionai, dan (2) kematian baydanak bawah umur lima tahun
(Balita) dan usia harapan hidup yang pada akhirnya menen*

kualitas hidup manusia

fisik (physicalq d i y offfe). Dengan demikian, status gizi masyarakat merupakan
salah satu indikator keadaan kesehatan dan h i i t a s hidup manusia dalam pembangunan.
Sejak Pelita I satnpai Pelita V, masalah gizi utama ymg masih dihadapi di Indonesia
adalah: ( 1 ) Kurang Energi Protein (KEP),(2) Kurang Vitamin A (KVA), (3) Anemia Gizi
Besi (AGB), dan (4) Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKI) (Anonim, 1988). Pada
Pelita VI, prioritas masalah GAKI menempati urutan pertama menggantikan posisi KEP,
dan sebaliknya KEP menggantikan tempt GAKI pada urutan terakhir (Anonim, 1994").

&'

mcIUN*

&ah

gm yang paling mudah dan cepat terjadi pada masyarakat

bi lamana mereka sedang mengalami ketidakseimbangan zat-zat gizi dalam konsumsinya
sehari-han. Golongan masyarakat yang paling rawan menderita KEP adalah bayi dan anak
Balita karena pada umur ini anak sudah mulai memasuki rnasa penyapihan yang pada
umumnya tidak diikuti dengan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk memendu
kebutuhan grzi mereka ( A b m i n dan Enoch, 1978; Berg, 1986; Suhardjo, 1989; Akhsan,
1991; Hermina, 1992; Akhsan, 1993; dan Sudjasmin, Sri Mulyati, Sihadi, Suhartato, clan

Husaini, 1993).

Menurut Johnston dan Lamp1 (Satoto, 1990) dan Kodyat (1994),

prevalensi KEP pada anak Balita merupakan pencerminan (proxy) status grzi masyarakat.

prevalensi KEP laki-laki bukannya semakin menurun selama 14 tahun tedhir mi, aksn
tetapi justn! meningkat, seperti propinsi Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, dan Maluku.
Khususnya daetah Bdi, baik laki-laki maupun perempuan, prevalensi KEP pada keduanya
mengalami kenaikan.
Jika dirata-ratakan, pada umumnya penurunan prevalensi KEP anak Balita han-w
< .
' 'F

tejadi di propinsi-propinsi Jawa saja, sedangkan di propinsi-propinsi laimya seperti: .- --.
..
+

Sumatera dan Sulawesi, penurunannya cukup lambat. Bahkan penurunan prevalensi KEP
sangat lambat tejadi di se-an

besar propinsi-propinsi Kalimantan, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan inan Java (Jahari, Abunain, dan T W O ,
1 988; dan Kodyat, Falah,

dan Atmarita, 1993).

Menurut hasil analisis data integrasi @A &lam Susenas 1986 dan Survei Nasional
Vitamin A tahun 1978, status gizi anak Balita berdasarkan prevalensi KEP (gizi kurang +
gzi buruk) dan prevalensi gizi buruk pada tahun 1978 sarnpa tahun 1986 tidak berbeda

atau secara keseluruhan penurunan prevalensi KEP dan gizi buruk masih belum berarti

\ .
P-

4

bahwa jika dibedakan antara

rah perkotaan dan daerah pe
anak Balita cukup berarti (4
nya penurunan prevalensi KG

9 dan 0,6 %) terjadi

di daerah pedem.

propinsi Nusa Tenggara, Timor Timur, Kalimanctm, Mduku dan Irian Jay% (2) kelompok
wilayah sedang, meliputi propinsi-propinsi di Sulawesi dan Sumatera; (3) kelompok
wilayah agak tinggi, meliputi propinsi-propinsi di Jawa; dan (4) kelompok wilayah
tertinggi adalah Propinsi Bali clan sekaligus merupakan daerah yang tertinggi status gizi
Batitanya di Indonesia (Jahari dkk, 1988). Narnun demikian, tidak semua daerah (kabu-

-

-

paten kecamatan desa) teruttama yang termasuk dalam kriteria wilayah sedang...