Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan act and observe

64 Siswa melaksanakan percobaan sesuai langkah-langkah dari LKS dan instruksi dari guru. Tiap-tiap kelompok menyiram tanah di pinggir selokan dengan tiga cara. Pertama yaitu dengan rerumputan yang masih lebat yang disiram air dari atas, kemudian diamati tanah yang longsor tergerus air. Kedua dengan mencabut hampir separuh rerumputan, lalu disiram dengan air dan diamati tanah yang tergerus air. Terakhir dengan mencabuti rerumputan hingga hampir habis, kemudian disiram lagi dan diamati tanah yang tergerus air. Tiap-tiap kelompok diberikan kebebasan oleh guru untuk melakukan percobaan dan berbagi tugas. Kegiatan perobaan tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 5. Siswa melakukan percobaan di selokan. Siswa melakukan percobaan dengan mencari pinggir selokan dengan banyak rumput. Pada percobaan pertama, siswa menyiram pinggir selokan dengan rumput yang masih utuh dengan air menggunakan gelas plastik. Siswa yang lain menuliskan hasil percobaan tersebut lalu saling berdiskusi untuk menjelaskan hasilnya. Percobaan 65 kedua, salah satu siswa mencabut beberapa rumput yang ada di pinggir selokan lalu siswa lain menyiram tanah dengan air. Siswa yang lain mengamati keadaan tanah dan menuliskan hasil percobaan. Percobaan ketiga, salah satu siswa mencabut rumput hingga habis lalu siswa lain menyiram tanah dengan air. Siswa yang lain mengamati keadaan tanah dan aliran air akibat tidak ada rumput yang tersisa, lalu menuliskan hasil percobaan. Siswa membuat laporan dari kegiatan percobaan dalam LKS. Siswa berdiskusi dan mencatat hasil dari tiap-tiap percobaan tersebut. Siswa juga boleh bertanya kepada guru jika ada hal-hal yang kurang dipahami. Guru selalu membimbing dan mengarahkan selama kegiatan berlangsung. Guru mengajak siswa kembali ke kelas. Siswa berdiskusi tiap kelompok untuk membuat kesimpulan dari tiga percobaan yang dilakukan di sekitar selokan. Kegiatan tersebut dapat dilihat dibawah ini. Gambar 6. Siswa berdiskusi tentang hasil percobaan dan menyusun kesimpulan. 66 Guru menjadi fasilitator dalam diskusi antarsiswa dalam kelompok. Siswa dapat menjelaskan hasil akhir dari percobaan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Siswa berdiskusi lalu menuliskan kesimpulan dalam LKS dan mengumpulkannya. c. Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir, guru mengajak siswa menyimpulkan kegiatan percobaan dan hubungannya dengan keberadaan lingkungan di sekitarnya. Siswa diberikan kesimpulan secara lisan dan saling berpendapat hingga menemukan kesimpulan akhir yang sesuai dengan kegiatan hari ini. Guru memberikan tugas di rumah untuk membuat puisi tentang kehidupan alam di Indonesia, terutama di Kalimantan. Guru menutup pembelajaran untuk melanjutkan ke pelajaran bahasa Inggris dengan guru yang bersangkutan. Pada pertemuan 1 siklus I, kegiatan belajar mengajar sudah berjalan lebih optimal dibandingkan pada pra tindakan. Siswa sudah bersikap aktif saat melakukan percobaan dan mengerjakan LKS, meskipun tetap dalam pengawasan dan bimbingan dari guru. Pembagian kelompok masih dianggap terlalu besar sehingga masih ada siswa yang masih bersikap pasif, sedangkan ada siswa lain terlalu dominan dalam pembagian tugas. Setelah melakukan percobaan, siswa langsung diajak kembali ke kelas sehingga hasil kesimpulan hanya berdasarkan pemikiran tanpa penjelasan dari dampak tindakan sebelumnya. Kegiatan diskusi masih kurang terlihat karena siswa lebih banyak bertanya kepada guru sehingga banyak waktu terbuang untuk 67 menyelesaikan LKS. Siswa hanya mempresentasikan hasil percobaan secara singkat tanpa penjelasan dengan sedikit kegiatan tanya-jawab antarkelompok. Umpan balik yang diberikan guru masih kurang membantu siswa dalam menyusun kesimpulan dari kegiatan. Alokasi waktu juga terhambat mata pelajaran lain sehingga pembelajaran 3 belum dapat diselesaikan tepat waktu.

2. Pertemuan 2

Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22 Januari 2015 dengan melanjutkan ke Pembelajaran 3 tentang Hutan di Pulau Kalimantan. Hal ini karena alokasi waktu yang telah disiapkan sebelumnya kurang memungkinkan untuk menyelesaikan materitopik yang dipelajari. Sebelum memulai KBM, guru menyiapkan media terlebih dahulu dan mengkoordinasikan dengan guru agama dan guru kesenian. a. Kegiatan Awal Guru memberikan salam dan mengecek kesiapan diri siswa dengan mengisi lembar kehadiran dan kesiapan siswa sebelum kegiatan pembelajaran. Guru mengajak siswa menyanyikan kembal i lagu “Jamrud Khatulistiwa”. Guru memberikan pertanyaan tentang kehidupan alam terutama hutan-hutan di Indonesia, lalu menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan hari ini. b. Kegiatan Inti Guru memilih beberapa siswa untuk maju ke depan membacakan puisi tentang hutan di Indonesia dan kehidupan lingkungan di sekitar kita. 68 Siswa yang lain mendengarkan dan diperbolehkan bertanya atau berpendapat, setelah itu pekerjaan rumah tersebut dikumpulkan. Guru memutar video tentang hutan di Pulau Kalimantan secara berurutan, yaitu hutan yang indah dengan berbagai flora dan faunanya, masyarakat yang hidup di sana, hingga kerusakan lingkungan karena sikap manusia yang tidak bertanggung jawab. Siswa melihat dan mengamati tiap-tiap video, lalu mencatat beberapa hal yang penting berkaitan dengan topik yang sedang dipelajari. Guru memberikan penjelasan yang dianggap penting selama pemutaran dan siswa mendengarkan agar dapat membuat kesimpulan. Siswa menyimpulkan tentang perilaku tersebut secara lisan menurut pendapat mereka masing-masing. Guru mengajak siswa keluar kelas untuk mengeksplorasi beberapa tempat di area sekolah. Guru juga menjelaskan bahwa perilaku manusia sangat berpengaruh terhadap kesimbangan alam di sekitar mereka. Kegiatan tersebut dapat diihat pada gambar dibawah ini. Gambar 7. Siswa mengeksplorasi dan memungut sampah di depan sekolah. 69 Siswa menuliskan hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan diluar kelas. Siswa dapat menilai dan membedakan sikap dan perilaku manusia terhadap lingkungan dimana mereka bekerja, hidup, dan bermukim. Siswa diberikan tugas untuk mengungkapkan keadaan sekitar mereka tentang bagaimana masyarakat menjaga kebersihan di sana, apakah membuang sampah dengan benar atau tidak, menanam pohon dan merawatnya, dan sebagainya. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk melakukan tugaspekerjaan. Siswa berkeliling di sekitar sekolah untuk mewawancarai beberapa guru, stafpegawai sekolah, penjual makanan, hingga orang- orang yang ada di sekitar sekolah. Siswa bertanya tentang sikap dan perilaku manusia yang peduli dan merusak keindahan lingkungan. Siswa melihat beberapa tempat yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan kebersihan dan keindahan lingkungan. Kegiatan wawancara dapat dilihat pada gambar sebagai berikut. Gambar 8. Siswa mewawancarai salah satu pedagang. 70 Guru mengajak siswa kembali ke kelas untuk membahas hasil kegiatan. Guru memilih beberapa siswa untuk membacakan hasil pekerjaan tiap kelompok dan siswa yang lain mendengarkannya. Siswa lain juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan memberikan komentar atau saran kepada kelompok yang maju. Siswa diberikan kesempatan untuk berpendapat dan guru menjadi fasilitator selama kegiatan berlangsung. c. Kegiatan Akhir Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran hari ini. Siswa diberi kesempatan untuk saling bertanya jawab dan menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti hari ini. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan dilanjutkan ke mata pelajaran kesenian. Pada pertemuan 2 siklus I, kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih optimal dibandingkan pada pertemuan pertama meskipun masih ada beberapa kekurangan. Guru terlihat lebih baik dalam menguasai topik pembelajaran tetapi masih tetap dibantu peneliti. Guru menggunakan video sebelum melakukan kegiatan eksplorasi ke luar kelas. Siswa lebih mudah memahami topik yang sedang dipelajari dan mampu menjelaskan secara lisan dampak dari penebangan hutan secara liar. Sebagian besar siswa juga dapat berpendapat bahwa mereka harus peduli terhadap lingkungan dimana mereka hidup dan berkembang demi kelestarian alam seisinya. Siswa lebih aktif saat mengeksplorasi lingkungan sekitar tetapi tetap dalam pengawasan 71 dan bimbingan dari guru. Siswa menunjukkan bahwa kebersihan dan keindahan harus dijaga dengan memungut sampah yang mereka temui dan membuangnya di tempat yang telah disediakan. Berdasarkan pengamatan dari keaktifan siswa, ada peningkatan yang sangat signifikan pada Pertemuan 2 karena guru lebih siap dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru menayangkan video sebagai awal pembelajaran dan siswa lebih mudah mengerjakan tugasnya. Pada kegiatan di luar kelas, pemanfaatan lingkungan yang ada di sekitarnya sangat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran karena menggunakan media nyata yang sudah ada sebelumnya. Pada kegiatan penutup, umpan balik tetap digunakan guru untuk mempermudah siswa dalam menyusun kesimpulan. Berdasarkan tabel observasi siswa Lampiran. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I, tingkat keaktifan siswa pada siklus I dapat dipresentasikan sesuai aspek dan indikator keaktifan siswa sebagai berikut. 1 Keaktifan Visual Aspek yang diamati meliputi membaca, melihat, dan mengamati. Siswa membaca materi yang sedang dipelajari pada buku pegangan siswa dan LKS yang telah disiapkan sebelumnya, meskipun hanya saat dipelajari saja. Pada pertemuan pertama, ada 2 siswa mendapatkan skor 2 karena siswa hanya membaca buku dan LKS secara sekilas saja dan 21 siswa mendapatkan skor 3 karena benar-benar membaca buku teks hingga 2 macam. Pada pertemuan kedua, 1 siswa masih mendapatkan skor 2, 7 siswa mendapatkan skor 3, dan 15 siswa mendapatkan skor 4. 72 Siswa melihat dan mempelajari setiap objek yang digunakan dalam percobaan. Pada pertemuan pertama, semua siswa mendapatkan skor 3 karena terlihat fokus melihat objek yang diamati meskipun hanya sekilas. Pada pertemuan kedua, 14 siswa mendapatkan skor 3 dan 9 siswa mendapatkan skor 4. Siswa mengamati secara rinci tentang objek dan kejadian sebelum, saat, dan setelah percobaan. Pada pertemuan pertama, semua siswa mendapatkan skor 3. Pada pertemuan kedua, 17 siswa mendapatkan skor 3 dan 6 siswa mendapatkan skor 4. 2 Keaktifan Lisan Aspek yang diamati meliputi bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan. Siswa bertanya kepada guru selama KBM jika kurang paham tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Siswa sudah tidak segan untuk bertanya kepada guru tetapi masih dalam tahap kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan pertama, 2 siswa mendapatkan skor 2, 17 siswa mendapatkan skor 3, dan 4 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, 1 siswa mendapatkan skor 2, 8 siswa mendapatkan skor 3, dan 14 siswa mendapatkan skor 4. Siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok saat berdiskusi tentang hasil percobaan dan individu saat mengeksplorasimengamati sekitarnya saat wawancara tentang kepedulian dengan keindahan lingkungan. Pada pertemuan pertama, 1 siswa mendapatkan skor 2, 20 siswa mendapatkan 3 skor, dan 2 siswa mendapatkan skor 4. Pada 73 pertemuan kedua, 2 siswa mendapatkan skor 2, 14 siswa mendapatkan skor 3, dan 7 siswa mendapatkan skor 4. Siswa menjawab pertanyaan saat melakukan percobaan agar dapat menjelaskan hasilnya, baik dalam kelompok ataupun antarkelompok. Siswa juga menjawab saat di kelas saat debat dan diskusi antarkelompok maupun individu. Siswa lebih antusias saat berdebat sebagai individu karena lebih bebas menjawab meskipun ada beberapa siswa menjawab dengan sedikit melenceng dari materi yang sedang dibahas. Pada pertemuan pertama, 2 siswa mendapatkan skor 2 dan 21 siswa mendapatkan skor 3. Pada pertemuan kedua, 8 siswa mendapatkan skor 3 dan 15 siswa mendapatkan skor 4. 3 Keaktifan Mendengarkan Aspek yang diamati meliputi mendengarkan penjelasan dari guru dan mendengarkan pendapatmasukan dari kelompok, antarkelompok, maupun individu. Selama KBM, guru selalu menjelaskan materi yang sedang dipelajari. Siswa terlihat antusias saat guru menjelaska tentang petunjuk percobaan tetapi terlihat kurang tanggap dan serius sehingga sulit memahami kegiatannya. Siswa mendengarkan dengan lebih serius ketika membuat kesimpulan dan mendeskripsikan dari hasil observasipengamatan di lingkungan. Pada pertemuan pertama, semua siswa mendapatkan skor 3. Pada pertemuan kedua, 21 siswa mendapatkan skor 3 dan 3 siswa mendapatkan skor 4. 74 Siswa saling berpendapat dan memberikan masukan saat menyusun laporan percobaan dan membuat kesimpulan. Siswa terlihat lebih aktif dalam berdebat saat beberapa siswa maju ke depan untuk menjelaskan hasil wawancara dan mendeskripsikan observasi lingkungan sekitar, lalu siswa yang lain saling berkomentari dan memberikan masukan. Kegiatan bertanya-jawab terlihat sangat hidup meskipun ada beberapa siswa kurang tanggap atau terlihat mengalah. Pada pertemuan pertama, 5 siswa mendapatkan skor 2 dan 18 siswa mendaptkan skor 3. Pada kedua, 7 siswa mendapatkan skor 3 dan 16 siswa mendapatkan skor 4. 4 Keaktifan Menulis Aspek ini merupakan jenis keaktifan yang paling mudah diamati karena sikap dan tulisan siswa sangat terlihat. Siswa mencatat hal-hal yang penting saat melakukan percobaan dan eksplorasi saat mengamati lingkungan sekitar. Pada saat di luar kelas, siswa terlihat kurang aktif dalam mencatat karena lebih fokus pada percobaan dan pengamatan. Pada pertemuan pertama, 17 siswa mendapatkan skor 3 dan 6 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, 1 siswa mendapat skor 2, 14 siswa mendapatkan skor 3, dan 8 siswa mendapatkan skor 4. Siswa lebih aktif saat membuat laporan percobaan dan mendeskripsikan kegiatan observasipengamatan setelah di dalam kelas meskipun sebagian siswa masih perlu dibantu mengingat apa saja yang dilakukan dan diamati sebelumnya. Siswa dapat mendeskripsikan objek yang diteliti dengan menjelaskannya secara lebih detail setelah kembali ke 75 kelas. Pada pertemuan pertama, 2 siswa mendapatkan skor 2, 17 siswa mendapatkan skor 3, dan 4 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, 1 siswa mendapatkan skor 2, 12 siswa mendapatkan skor 3, dan 10 siswa mendapatkan skor 4. 5 Keaktifan Menggambar Aspek yang diamati adalah membuat sketsa atau peta pikiran berbentuk bagan dan kolomtabel. Siswa menjadi lebih memahami materi atau objek yang sedang dipelajari karena saat mendeskripsikannya lebih detail dan urutannya menjadi jelas. Pada pertemuan pertama, semua siswa membuat sketsa dan tabel sesuai urutan percobaan tetapi masih dalam tugas kelompok sehingga 23 siswa mendapatkan skor 3. Pada pertemuan kedua, siswa membuat tabel secara individu sehingga terlihat beberapa siswa yang kurang tanggap tetapi ada juga yang sangat aktif. Ada 2 siswa mendapatkan skor 2, 17 siswa mendapatkan skor 3, dan 4 siswa mendapatkan skor 4. 6 Keaktifan Bergerak Aspek yang diamati adalah kegiatan secara fisik, yaitu berjalan-jalan saat mengeksplorasi suatu tempat di lingkungan yang diamati dan beraktivitas secara tangkas saat melakukan eksperimenpercobaan. Pada pertemuan pertama, siswa masih bekerja dalam kelompok sehingga penilaiannya masih dilihat dalam satu kesatuanbekerja sama meskipun ada beberapa siswa yang terlihat menonjol, sehingga ada 17 siswa mendapatkan skor 3 dan 6 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, siswa 76 mengerjakan tugas secara individu sehingga lebih terlihat aktif, yaitu 9 siswa mendapatkan skor 3 dan 14 siswa mendapatkan skor 4. Siswa melaksanakan percobaaneksperimen sesuai instruksi dari guru. Pada pertemuan pertama, siswa masih dalam kelompok sehingga ada beberapa siswa yang menonjol atau mendominasi selama kegiatan berlangsung meskipun tetap dalam taraf yang wajar, sehingga 17 siswa mendapatkan skor 3 dan 6 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, siswa bekerja secara individu sehingga penilaiannya menjadi lebih mudah, yaitu 1 siswa mendapatkan skor 2, 16 siswa mendapatkan skor 3, dan 6 siswa mendapatkan skor 4. 7 Keaktifan Mental Aspek yang diamati meliputi mengorganisasikan dalam kelompok, memecahkan masalah saat membuat laporan, dan memberikan kesimpulan dari materikegiatan pembelajaran. Siswa sangat antusias dalam berkelompok karena merasa tugas akan lebih mudah dan cepat selesai. Siswa juga berusaha mencari informasi dari berbagai sumber, yaitu buku LKS, hingga hasil wawancara. Guru memberikan kemudahan karena disesuaikan juga dengan kemampuan siswa. Siswa mengorganisasikan kelompok dengan baik karena saling membantu dan bekerja sama. Pada pertemuan pertama, 21 siswa mendapatkan skor 3 dan 2 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, 4 siswa terlihat kurang aktif sehingga mendapatkan skor 2, 14 siswa mendapatkan skor 3, dan 5 siswa mendapatkan skor 4. 77 Dalam kemampuan memecahkan masalah, siswa terlihat aktif saat berkelompok karena saling mengisi. Siswa lebih bebas dalam persoalan yang dihadapi dan menemukan solusi dengan kemampuannya sendiri saat bekerja secara individu, tetapi ada beberapa siswa yang terlihat kurang aktif. Pada pertemuan pertama, 19 siswa mendapatkan skor 3 dan 4 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, 5 siswa mendapatkan skor 2, 15 siswa mendapatkan 3, dan 3 siswa mendapatkan skor 4. Siswa terlihat aktif saat memberikan kesimpulan setelah diberikan umpan balik oleh guru. Siswa lebih antusias dalam kelompok karena saling mengisi dan menguatkan. Pada perteman pertama, 19 siswa mendapatkan skor 3 dan 4 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, 5 siswa mendapatkan skor 2, 15 siswa mendapatkan skor 3, dan 3 siswa mendapatkan skor 4. 8 Keaktifan Emosional Aspek yang diamati meliputi kemauan bekerja sama dan berani mengemukakan pendapat, baik dalam kelompok maupun individu. Siswa sangat baik dalam bekerja sama saat melakukan percobaan. Pada pertemuan pertama, siswa terlihat sangat antusias sehingga semua siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, siswa tetap bersama-sama melakukan wawancara tetapi membuat laporan secara individu sehingga siswa terlihat kurang bersemangat, sehingga 1 siswa mendapatkan skor 2, 13 siswa mendapatkan skor 3, dan 9 siswa mendapakan skor 4. 78 Keberanian siswa saat bertanya, berpendapat, dan menjawab pertanyaan baik dalam kelompok maupun individu terlihat meningkat. Guru mampu memancing siswa agar mau bersikap aktif dan tidak malu- malu. Pada pertemuan pertama, 17 siswa mendapatkan skor 3 dan 6 siswa mendapatkan skor 4. Pada pertemuan kedua, 4 siswa mendapatkan skor 2, 15 siswa mendapatkan skor 3, dan 4 siswa mendapatkan skor 4. Hasil observasi keaktifan siswa dalam dua pertemuan pada siklus I dapat dilihat pada lampiran Data Skor Siklus I, sedangkan rekapitulasi siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Keaktifan Siswa Siklus I Perte- muan ke- Aspek Keaktifan Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 Skor Indikator a b c d e f g h i j k l m n o p q r 1 67 69 69 71 70 67 69 64 75 71 69 75 75 71 73 74 92 75 2 83 78 75 82 74 84 72 72 76 78 71 83 74 70 67 69 77 69 indi- kator 81, 52 79, 89 78, 26 83, 15 78, 26 82, 07 76, 63 73, 91 82, 07 80, 98 76, 09 85, 87 80, 98 76, 63 76, 09 77, 72 91, 85 78, 26 Jml Skor 441 448 277 300 140 307 424 313 aspek 79,89 81,16 75,27 81,52 76,09 83,42 76,81 85,05 Keterangan : 1 : Keaktifan visual a. Membaca b. Melihat c. Mengamati 2 : Keaktifan lisan d. Bertanya e. Berpendapat f. Menjawab 3 : Keaktifan mendengarkan g. Penjelasan dari guru h. Pendapat dan masukan dari teman 5 : Keaktifan menggambar k. Membuat sketsa 6 : Keaktifan bergerak fisik l. Mengeksplorasi m. Eksperimen 7 : Keaktifan mental n. Mengorganisasi o. Memecahkan masalah p. Memberikan kesimpulan 8 : Keaktifan emosional q. Mau bekerja sama 79 4 : Keaktifan menulis i. Mencatat j. Mendeskripsikan r. Berani berpendapat Hasil observasi di atas menunjukkan bahwa ada beberapa aspek yang belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan. Beberapa aspek tersebut yaitu keaktifan visual 79,89, keaktifan mendengarkan 75,27, keaktifan menggambar 76,095, dan keaktifan mental 76,81. Hasil observasi di atas dapat digambarkan dalam bentuk grafik sesuai aspek keaktifan siswa sebagai berikut. Gambar 3. Grafik Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan data hasil observasi siswa Lampiran. Data Skor Keaktifan Siswa Siklus I dapat diketahui bahwa ada peningkatan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Perolehan skor tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 79.89 81,16 72.55 81.52 76.09 83.42 76.81 85.05 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 82.00 84.00 86.00 Keak ti fan V is u al Kea k tifa n L is an Kea k tifa n Me n d en g ar k an Kea k tifa n M en u lis Kea k tifa n Me n g g am b ar Keak ti fan B er g er ak Kea k tifa n M en tal Kea k tifa n E m o sio n al P re sent a se Aspek Keaktifan Siswa Siklus I 80 Tabel 6. Rentang Skor dan Presentase Keaktifan Siswa Siklus I Kategori Keaktifan Siswa Skor Jumlah Siswa Presentase Sangat Tinggi ≥ 66 Tinggi 58 – 65 12 52,17 Sedang 50 – 57 10 43,48 Rendah ≤ 49 1 4,35 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang masuk dalam kategori rendah sebanyak 1 siswa 4,35, kategori sedang sebanyak 10 siswa 43,48, dan kategori tinggi sebanyak 12 siswa 52,17, sedangkan untuk kategori sangat tinggi tidak ada 0. Data ini menjelaskan bahwa belum ada siswa yang masuk ke dalam kategori sangat tinggi. Data ini dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut. Gambar 4. Grafik Keaktifan Siswa Siklus I Hasil observasi kegiatan pembelajaran selama siklus I juga menguatkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan siswa terlihat meningkat saat melakukan percobaan 1 10 12 5 10 15 20 Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi J um la h Si sw a Kategori Keaktifan Siswa Siklus I ≤ 49 50-57 58-65 ≥ 65 Ket : ≤ ≥ 81 CL: Rabu, 21 Januari 2015 pukul 10.10-10.22. Siswa aktif saat mengeksplorasi keadaan sekitar sehingga mampu melakukan percobaan dengan tepat. Siswa benar-benar melihat dan mengamati objek yang sedang diteliti sehingga dapat membuat kesimpulan. Siswa juga aktif bertanya kepada guru selama kegiatan pembelajaran. Meskipun ada peningkatan, masih ada beberapa hal yang menjadi kendala selama kegiatan pembelajaran. Beberapa siswa tidak mau menuliskan hasil laporan sehingga tidak mempunyai catatan CL: Kamis, 22 Januari 2015 pukul 10.05-10.25. Siswa terlihat aktif tetapi masih sering bercanda sehingga hasil pekerjaannya kurang optimal. Dalam kegiatan eksplorasi, guru yang mencarikan tempat yang akan digunakan karena ada beberapa siswa yang sulit diatur sehingga harus tetap dikendalikan. Kegiatan pelaksanaan dan pengamatan selama pembelajaan terganjal pada alokasi waktu karena dilaksanakan dalam 2 hari karena bertabrakan dengan mata pelajaran dan guru yang bersangkutan, yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama, olah raga PJOK, Bahasa Inggris, dan kesenian SBdP. Selain itu ada beberapa siswa yang sedang sakit tetapi memaksa tetap ikut dalam kegiatan luar kelas sehingga diberi prioritas dan siswa yang lain tetap mau membantu.

3. Refleksi reflect

Pada siklus I, keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah cukup meningkat karena telah memanfaatkan sumber belajar yang tersedia di 82 lingkungan sekitar. Meskipun demikian, masih ada beberapa kekurangan dan memperlukan perbaikan agar kriteria keberhasilan tindakan yang diharapkan dapat tercapai sebagai berikut. Tabel 7. Tabel Temuan pada Siklus I dan Perbaikan di Siklus II No. Temuan Perbaikan 1. Siswa masih dibatasi waktu selama melaksanakan kegiatan di luar kelas sehingga kurang optimal. Siswa lebih antusias dalam bereksplorasi karena diberikan waktu yang lebih banyak. 2. Pembagian kelompok masih terlalu banyak dan kurang disesuaikan dengan kemampuan siswa. Pembagian kelompok dibagi menjadi 1- 2 siswa atau individu dan disesuaikan dengan kemampuan siswa. 3. Siswa masih kurang siap dalam mendayagunakan lingkungan secara optimal. Siswa melihat power point dan video sebagai awal pembelajaran. Sebenarnya keberadaan lingkungan sudah menyediakan banyak hal dan benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar dan media pembelajaran, juga terlihat sangat mempengaruhi keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran tetapi masih kurang dioptimalkan oleh guru. Guru masih sedikit meluangkan waktu untuk mengajak siswa melakukan kegiatan di luar kelas karena harus menyelesaikan pembelajaran dalam satu hari. Meskipun sudah ada beberapa perbaikan pada keaktifan siswa, hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yaitu pada presentase 75 dari jumlah siswa yang melakukan 80 dari delapan aspek karena hanya 12 siswa 52,17 yang masuk ke dalam kategori tinggi. Hal ini 83 menunjukkan bahwa perlu ada langkah perbaikan dari pelaksanaan penelitian pada siklus berikutnya.

C. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Data yang diperoleh pada siklus I menunjukkan bahwa keaktifan siswa yang mencapai kategori tinggi dan sangat tinggi belum berada pada presentase ≥ 70 dari jumlah siswa. Hal ini menjelaskan bahwa tindakan selanjutkan membutuhkan beberapa perbaikan agar indikator keberhasilan dapat tercapai. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan plan

Tahap ini berpedoman pada hasil observasi dan refleksi dari siklus I untuk melihat adanya kekurangan agar dapat diperbaiki pada siklus II. Kegiatan yang disiapkan oleh guru dan peneliti adalah sebagai berikut. 1 Mempersiapkan beberapa rencana untuk perbaikan penelitian, meliputi: a Siswa diberikan penguatan agar tidak terlalu memegang satu buku saja karena ada banyak buku bacaan lain yang dapat digunakan sebagai digunakan sebagai bahan referensi. b Guru dibantu dalam mempersiapkan alat-alat pembelajaran tambahan, yaitu proyektor untuk menampilkan power point dan menayangkan video serta gambar sebagai tambahan referensi bagi siswa. c Keberadaan lingkungan sekitar sekolah harus dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media nyata yang ada kaitannya dengan materi dan dijadikan hasil karya. 84 d Pembagian waktu untuk beberapa mata pelajaran dengan guru yang bersangkutan disesesuaikan dengan jadwal pada buku kurikulum 2013. 2 Mempersiapkan RPP yang telah disesuaikan dengan buku kurikulum 2013 sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. 3 Mempersiapkan materi yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu LKS untuk kegiatan siswa, baik secara berkelompok maupun individu, serta video dan gambar-gambar sebagai penunjang. 4 Mempersiapkan lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dan keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlansung.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan act and observe

Materi yang dipelajari pada siklus ini melanjutkan Subtema “Keindahan Alam Negeriku”. Deskripsi dari setiap kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut. 1 Pertemuan ke 1 Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 Januari 2015 pada Pembelajaran 4 tentang Subak: Pertanian di Bali. Guru mempersiapkan beberapa hal sebelum memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan peneliti menyiapkan proyektor dan video yang akan digunakan pada awal pembelajaran.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan keaktifan dan hasil belajar ipa melalui Model snowball throwing pada siswa kelas iv Di sd muhammadiyah 10 tipes Tahun 2015/2016.

0 3 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan keaktifan dan hasil belajar ipa melalui Model snowball throwing pada siswa kelas iv Di sd muhammadiyah 10 tipes Tahun 2015/2016.

0 4 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI Peningkatan Keaktifan Belajar Ipa Melalui Strategi Scramble Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sambiduwur 2 Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SISWA KELAS III B SD SAWIT BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 315

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IIIB SD NEGERI PANGGANG, SEDAYU, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 245

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA.

0 0 278

peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran ips mengenai koperasi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bab 1

0 0 8

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PEMANFAATAN ALAM SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

0 0 11