Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

110 aktif karena siswa lebih mudah berinteraksi dan memberikan kontribusi yang positif pada proses pembelajaran. Sebagian besar siswa lebih bersikap pasif selama kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2005: 209 kegiatan belajar didalam kelas merupakan pandangan guru yang terlalu sempit karena tugas belajar siswa dapat dilaksanakan diluar kelas dengan mempelajari keadaan lingkungan sekitarnya. Kedua, pembagian kelompok masih terlalu banyak dengan empat siswa sehingga ada siswa yang dominan sehingga siswa lain lebih bersikap aktif tetapi masih terbatas ataupun hanya sekedar ikut-ikutan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat dari Syaifullah Sagala 2011: 2015-216 bahwa kerja kelompok atau bekerja sama dalam kelompok harus dilihat pada faktor umur dan kemampuan setiap siswa berdasarkan perbedaan individu dalam kemampuan belajar, perbedaan minat dan bakat belajar, jenis kegiatanpekerjaan, dan sebagainya. Pendapat ini didukung oleh Eva Yuwanita 2013 bahwa pembagian kelompok seharusnya dipilih sesuai perbedaan kemampuan siswa berupa kemampuan berpikir, karakteristik, emosional, daya tangkap, bakat, maupun minat Ketiga, waktu yang digunakan untuk melaksanakan pembelajaran di luar kelas masih kurang dan tidak optimal. Kegiatan pembelajarannya berlangsung secara singkat dan siswa hanya mengeksplorasi lingkungan di halaman sekolah saja. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2006: 209 mengungkapkan bahwa kegiatan pelaksanaan yang kurang dipersipkan sebelumnya mengakibatkan tujuan pembelajara yang diharapkan tidak dapat berjalan secara optimal. 111 Pendapat ini didukung oleh Muhammad Faiq 2013 bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar memerlukan pemilihan metode belajar mengajar yang tepat terutama sebelum siswa diajak melakukan kegiatan di luar kelas. Meskipun pada siklus I sudah ada peningkatan dibandingkan dengan pra tindakan, masih ada beberapa aspek keaktifan siswa belum memenuhi kriteria keberhasilan tindakan, yaitu keaktifan visual, keaktifan mendengarkan, keaktifan menggambar, dan keaktifan mental. Sedangkan jumlah siswa yang masuk dalam kategori tinggi hanya 12 siswa dan belum ada siswa yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Pada siklus II, siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar secara mandiri agar keaktifan siswa dapat terlihat terutama keaktifan visual, lisan, bergerak fisik, dan mental sehingga pemahaman ranah kognitif dapat lebih berjalan dengan optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sardiman 2007: 101 bahwa keaktifan visual, lisan, menulis, menggambar, bergerak, dan mental merupakan kegiatan yang berkenaan dengan panca indera, fisik, dan mental. Pendapat ini didukung oleh Syaiful Sagala 2010: 214 bahwa dengan kegiatan observasi, siswa akan mengamati semua objek secara nyata sehingga dapat memahami dan menghayati pengalaman selama kegiatan berlangsung dengan turut kerja dan bekerja sama. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan melihat secara langsung dan memperoleh informasi dengan wawancara sehingga dapat menceritakan dan menyimpulkan kegiatan yang dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. 112 Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhamad 2011: 33-34 menambahkan bahwa siswa yang bersikap aktif akan menghasilkan interaksi terstruktur dan kemampuan untuk menilai hasil sendiri secara optimal. Perbaikan kedua, siswa dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil agar tingkat keaktifan siswa lebih mudah diamati. Selain itu, pembagian kelompok dengan sedikit anggota memiliki resiko tidak berbuat apa-apa pasif yang lebih kecil karena siswa menjadi lebih bebas bertindak saat melakukan kegiatan atau tugas kelompok dan lebih berani dalam berpendapat terutama dalam satu kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Mansyur Syaiful Sagala, 2011: 217 bahwa siswa sebaiknya dibagi kelompok sesuai kemampuan dan tidak terlalu besar, sedangkan guru sering mengganti pasangan antarsiswa dan harus selalu memberikan motivasi agar kompetisi antarkelompok dapat berjalan dengan sehat. Pendapat ini juga didukung oleh penjelasan dari Oemar Hamalik 2010: 9 bahwa pembagian kelompok akan memupuk kerjasama antarsiswa agar bekerja sesuai minat dan kemampuan, hingga aspek kepribadian dapat berkembang. Ketiga, siswa diberikan materi berupa penggunaan power point dan video sebagai awal untuk persiapan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Guru menjadi lebih siap dalam menjelaskan materi yang akan dan sedang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Nana Sujana dan Ahmad Rivai 2002: 215 bahwa guru harus membuat persiapanperencanaan sebelumnya tentang materitopik yang akansedang dipelajari terutama hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendapat ini 113 didukung oleh Rusman 2009: 146 bahwa di awal proses pembelajaran, guru mermberikan piranti sumber belajar kepada siswa yang berisi materi pelajaran yang akan dipelajari, baik dalam bentuk gambar dalam bentuk gambar, disket, video, dan sebagainya. Dalam persiapan tersebut siswa melihat, mendengarkan, dan mencatat beberapa hal agar lebih siap saat melakukan kegiatan observasi di luar kelas. Lingkungan sekitarnya merupakan sumber belajar yang dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien karena sudah ada sehingga lebih siap dan tidak memerlukan banyak waktu. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Rusman 2009: 136 bahwa lingkungan adalah sumber belajar yang tidak perlu didesain karena sudah ada sebelumnya dan Nana Sujana dan Ahmad Rivai 2002: 84 bahwa pemilihan sumber belajar harus diperhatikan kriterianya terutama waktu dan tujuan kegiatan pembelajarannya. Perbaikan pada siklus II berdampak pada meningkatnya keaktifan siswa secara keseluruhan, meskipun masih ada beberapa siswa yang masuk dalam kategori rendah. Sebagian besar siswa sudah masuk ke dalam kategori sangat tinggi 11 siswa dan tinggi 7 siswa, sisanya masuk ke dalam kategori sedang 3 siswa dan rendah 2 siswa. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena tingkat keaktifan siswa mencapai kategori tinggi dengan kriteria minimal ≥ 70 dari jumlah seluruh siswa, yaitu 18 siswa dari 23 siswa keseluruhan. Adanya usaha perbaikan kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada kedua siklus tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa selama pembelajaran dapat meningkat secara signifikan. 114 Banyaknya referensi dan penggunaan kurikulum 2013 merupakan hal yang sangat mempengaruhi dalam peningkatan keaktifan siswa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 merupakan rumusan dari kurikulum berbasis kompetensi, yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa itu sendiri Muhammad Nuh, 2014: iii. Materi dari berbagai mata pelajaran dikaitkan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan tidak saling tumpah tindih.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, semua kegiatan telah direncanakan sebaik-baiknya dengan harapan dapat memberikan hasil yang optimal. Meskipun demikian, dalam proses pelaksanaannya di lapangan masih terdapat keterbatasan penelitian sebagai berikut. 1. Programsatuan pendidikan pada sekolah yang diteliti telah dikembalikan dari Kurikulum 2013 ke KTSP 2006 karena ada banyak hal yang tidakkurang sesuai dengan materi yang diajarkan dan fasilitas lain yang belum dapat digunakan sebagai mestinya. 2. Ketersediaan kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan keaktifan siswa dan aktivitas guru sangat terbatas. 115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian serta hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dapat meningkatkan keaktifan siswa. Peningkatan tersebut terlihat pada siklus pertama apabila dibandingkan dengan keadaan awal sebelum dilakukan tindakan. Pada siklus kedua terjadi peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan siklus sebelumnya. Kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut. 1. Keaktifan visual dan mental dapat meningkat setelah siswa diberikan waktu yang lebih lama sehingga dapat menemukan suatu masalah dan membuat hipotesis secara mandiri selama mengeksplorasi lingkungan. 2. Keaktifan lisan dan emosional dapat meningkat setelah kelompok dibagi menjadi lebih kecil menyebabkan siswa lebih berani bertanya dan menjawab suatu pertanyaan, serta mengemukakan pendapat terutama saat berad di luar kelas. 3. Keaktifan mendengarkan dapat meningkat sebab dibantu dengan power point dan video sebelum mengeksplorasi lingkungan sehingga siswa mau mendengarkan pendapat selama proses kegiatan pembelajaran. 4. Keaktifan menulis dan menggambar dapat meningkat dengan mengajak siswa belajar di linngkungan sehingga mampu membuat sketsa dan mendeskripsikan objek yang diteliti sesuai materi. 116

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar agar tingkat keaktifan siswa dapat meningkat sebagai berikut. 1. Bagi guru kelas. Guru hendaknya memanfaatkan lingkungan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar dan sarana dalam proses kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akansedang dipelajari sehingga keaktifan siswa dapat dioptimalkan dengan baik karena kegiatannya lebih menarik dan nyata ada di sekitarnya. 2. Bagi sekolah. Sekolah hendaknya lebih mengoptimalkan segala hal yang ada di sekitarnya, termasuk lingkungan alam dan lingkungan sosial yang sebenarnya saling berkaitan sehingga kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. 117 DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosda Karya. Acep Yoni, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia. Afriki, dkk. 2014. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Tema 6: Indahnya Negeriku. Buku Guru SDMI Kelas IV. Jakarta: Kemdikbud. Afriki, dkk. 2014. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Tema 6: Indahnya Negeriku. Buku Siswa SDMI Kelas IV. Jakarta: Kemdikbud. Aristo Rohadi. 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif. Jakarta: Depdiknas. Caroline Damanik. 2012. Ini Kelemahan-kelemahan Kurikulum 2013. Diakses pada tanggal 7 April 2015 pukul 14.23 dari http:edukasi.kompas.comread2012121912564532Ini.Kelemahan- kelemahan.Kurikulum.2013 . Conny Semiawan, dkk. 1992. Pendekatan Ketrampilan Proses. Jakarta: Gramedia. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara. Hellen Ward. Terjemahan oleh Endah Sulistyowati, dkk. 2010. Pengajaran Sains berdasarkan Cara Kerja Otak. Jakarta: Indeks. Iqbal Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Lily Barlia. 2006. Mengajar dengan Pendekatan Lingkungan Alam Sekitar PLAS. Jakarta: Depdiknas. Margaret Puspitarini. 2014. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Diakses tanggal 7 April 2015 pukul 15.08 dari http:news.okezone.comread20141108651062782kelebihan- kekurangan-kurikulum-2013.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan keaktifan dan hasil belajar ipa melalui Model snowball throwing pada siswa kelas iv Di sd muhammadiyah 10 tipes Tahun 2015/2016.

0 3 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS IV Peningkatan keaktifan dan hasil belajar ipa melalui Model snowball throwing pada siswa kelas iv Di sd muhammadiyah 10 tipes Tahun 2015/2016.

0 4 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI Peningkatan Keaktifan Belajar Ipa Melalui Strategi Scramble Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sambiduwur 2 Kecamatan Tanon Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 18

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA SISWA KELAS III B SD SAWIT BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 315

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IIIB SD NEGERI PANGGANG, SEDAYU, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 245

PEMANFAATAN LINGKUNGAN ALAM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA.

0 0 278

peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran ips mengenai koperasi melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bab 1

0 0 8

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI PEMANFAATAN ALAM SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

0 0 11