Pemberian rElGH Melalui Perendaman dan Oral

4.1.3. Pemberian rElGH Melalui Perendaman dan Oral

Semua perlakuan baik pemberian melalui perendaman pada glass eel, secara oral melalui pakan elver, dan kombinasi antara perendaman dan pakan menghasilkan respons pertumbuhan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol Gambar 11. Gambar 11 Ikan sidat hasil percobaan perlakuan pemberian rElGH dengan metode pemberian yang berbeda: A perendaman + pakan; B pakan saja; C perendaman saja; D kontrol. Respons pertumbuhan tertinggi didapatkan pada perlakuan kombinasi pemberian antara perendaman dan pakan jika dilihat dari biomassa panen Gambar 12. Perlakuan tersebut menghasilkan biomassa panen 102,9 lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol P0,05. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemberian rElGH lebih efektif jika diberikan secara berulang dan dalam dosis yang tepat. A B C D Gambar 12 Pertumbuhan ikan sidat yang diberi perlakuan rElGH melalui perendaman, pakan, dan kombinasi perendaman dan pakan. Huruf berbeda pada akhir garis menunjukkan berbeda nyata secara statistik P0,05. Pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa respons ikan hasil perlakuan rGH yang diberikan melalui perendaman+pakan secara signifikan meningkatkan SGR sebesar 41,6 jika dibandingkan kontrol dan SR sebesar 20,87 jika dibandingkan dengan kontrol. Respons ikan hasil perlakuan rGH via rendam+pakan secara signifikan SGR 41,6, biomassa panen 102,9, SR 20,87, retensi protein 129,7, dan retensi lemak 720,9 pada ikan perlakuan lebih tinggi jika dibandingkan kontrol. Sedangkan pada konversi pakan, ikan perlakuan secara signifikan memiliki FCR lebih rendah lebih hemat dibandingkan dengan kontrol. FCR ikan perlakuan via rendam+pakan lebih rendah 15,06 pada pakan cacing dan 55,15 pada pakan buatan dibandingkan dengan kontrol. Pada pemeriksaan ekskresi amoniak dalam hal ini diukur nilai TAN, ikan perlakuan via perendaman secara signifikan lebih rendah 25,11 jika dibandingkan kontrol P0,05. Pada perlakuan lain nilainya tidak berbeda nyata jika dibandingkan dengan kontrol P0,05. 10 20 30 40 50 60 70 80 H0 H15 H30 H45 H60 H75 H90 H105 H120 Bi oma ssa g ra m Hari pemeliharaan Kontrol Via Perendaman Via Pakan Via Rendam + Pakan a b c d Tabel 11 Respons pemberian rElGH dengan metode pemberian berbeda pada benih ikan sidat terhadap laju pertumbuhan SGR, biomassa panen, sintasan SR, tingkat konversi pakan FCR, retensi pakan, dan total amonia nitrogen TAN Parameter yang diamati Perlakuan dosis mg rElGHkg pakan Kontrol Via rendam Via pakan Via pakan+ rendam Biomassa panen g 36,32±0,97 d 51,57±2,09 c 60,18±1,38 b 73,68±2,07 a SGR 1,37±0,01 d 1,67±0,01 c 1,78±0,01 b 1,94±0,01 a SR 68,46±3,19 b 82,05±2,09 a 74,65±6,05 ab 82,80±4,16 a FCR cacing 12,91±0,09 b 11,19±0,36 a 12,59±0,63 b 11,22±0,38 a FCR pakan 7,35±0,19 d 6,25±0,11 c 5,54±0,03 b 4,74±0,04 a Retensi protein 7,78±0,01 d 12,13±0,01 c 15,49±0,01 b 17,87±0,01 a Retensi lemak 7,41±0,15 d 26,11±0,01 c 34,47±0,01 b 60,91±0,07 a TAN mgBW ikanhari 2,79±0,07 b 2,23±0,25 a 2,58±0,19 ab 2,38±0,13 ab Keterangan : Huruf superskrip berbeda pada baris sama menunjukkan berbeda nyata P 0,05. Pada pengukuran komposisi tubuh ikan hasil perlakuan berat kering secara deskriptif terlihat terjadinya peningkatan kadar lemak dan BETN. Pada kadar abu, protein, dan serat kasar terjadi penurunan jika dibandingkan dengan kontrol. Tabel 12 Kandungan proksimat ikan sidat ukuran glass eel awal pemeliharaan, ikan kontrol dan ikan yang telah diberi perlakuan rElGH dengan metode berbeda. Sampel ikan Kadar abu Kadar protein Kadar lemak Karbohidrat Serat kasar BETN Ikan kontrol 14,74 53,62 23,90 0,61 7,13 Ikan perendaman 12,45 46,77 29,03 0,39 11,36 Ikan pakan 12,94 46,64 28,66 0,47 11,29 Ikan perendaman+pakan 12,48 45,78 30,02 0,14 11,58 Pada penelitian ini juga dilakukan penghitungan hepatosomatic index HSI. Nilai HSI pada benih ikan sidat hasil perlakuan lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian rElGH pada dosis yang tepat dengan metode pemberian melalui kombinasi antara perendaman dan pakan, dapat meningkatkan bobot hati sebesar 102,6 jika dibandingkan dengan kontrol Gambar 13. Gambar 13 Nilai hepatosomatic indeks HSI ikan sidat Anguilla sp. ikan kontrol dan yang diberi perlakuan rElGH melalui peendaman dan pakan. Ikan dipelihara selama 4 bulan. Dalam penelitian ini juga diukur level ekspresi IGF-I. Deteksi level ekspresi IGF-I dapat dijadikan penanda untuk melihat efektivitas pemberian rElGH terhadap ikan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level ekspresi IGF-I pada ikan sidat perlakuan meningkat sebesar 21,91 lebih tinggi daripada kontrol pada 24 jam setelah diberi pakan yang mengandung rElGH Gambar 14. Gambar 14 Level ekspresi IGFβ-aktin ikan sidat pada jam ke-0 sebelum diberi rELHP secara oral, dan 24 jam setelah diberi rElGH secara oral. 1,59 3,24 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 Kontrol Via perendaman + pakan H ep a to so m a tic ind ex H SI Perlakuan 0,64 0,61 0,73 0,89 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 Kontrol 0 jam Perlakuan 0 jam Kontrol 24 jam Perlakuan 24 jam IG F β- a ct in Perlakuan jam pengambilan sampel Tingginya tingkat ekspresi IGF-1 akibat hormon pertumbuhan rekombinan rElGH yang diberikan menunjukkan bahwa aktivitas rElGH melibatkan IGF-1. Hasil analisis elektroforesis IGF-1 dapat dilihat pada Lampiran 2. 4.2. Pembahasan 4.2.1. Pertumbuhan Biomassa Panen dan SGR