Momen pada daerah dibawah beban P 2 pada jarak x dari penumpu

Momen pada daerah dibawah beban P 2 pada jarak x dari penumpu

kanan ditentukan dengan cara yang sama sepeti diatas, yakni

ton-m

dan

ton-m

Persamaan (330) merupakan parabola sepanjang dengan ordinat Untuk beban yang sama P dan P gaya lateral pada jarak x dari penumpu kiri

ialah (Gambar 228f)

ton

Bila x = 0gaya lateral maksimum pada penumpu kiri ialah

ton

Gaya lateral pada jarak

dari penumpu kiri ialah

ton

Dengan beban P 1 dan P 2 gaya lateral pada jarak x akan sama dengan

ton

Bila x = 0

ton (335)

Gaya lateral pada jarak dari penumpu kiri ialah

Bila kita menambahkan kedua kurva momen akibat aksi beban mati (Gambar 228b) dan beban gerak (Gambar 228c) kita akan mendapatkan momen resultan (Gambar 228a) momen perlawanan pada berbagai penampang girder utama dengan – daerah yang diarsir. Dengan mengalikan tegangan amannya kita akan mendapatkan kurva yang menggambarkan kekuatan girder (kurva momen aman) Diagram resultante gaya lateral ditunjukkan pada gambar 228g. – garis kontur pada gambar 228d.

Gambar 229 menunjukkan diagram momen dan untuk girder memanjang utama crane jalan dengan kapasitas angkat mulai 5 sampai

50 ton dan bentangan mulai 10 sampai 30 meter. Tegangan Satuan akibat Momen Lentur (a)

Akibat beban utama (336)

Tegangan satuan akibat momen lentur

a) Akibat beban utama

b) Akibat beban utama dan tambahan

Tegangan Satuan akibat gaya lateral

a) Akibat beban utama b)

Akibat beban utama dan beban tambahan Notasi berikut digunakan pada rumus sebelumnya: = tegangan lentur normal sebenarnya (lentur) dalam kg/cm 2 =tegangan satuan tangensial yang sebenarnya (geser) dalam kg/cm 2 dan

= tegangan satuna aman untuk lentur dan geser dalam kg/cm 2 =koefisiensi dinamik untuk gaya akibat beban konstan =koefisiensi dinamik untuk gaya akibat beban konstan =momen netto pad setiap penampang (tanpa lubang paku keling)

=jumlah momen lentur pada penampang akibat beban tambahan paku

keling) =momen statis total pada setiap bagian penampang (tanpa lubang =tebal dinding pada setiap penampang

I gr =momen inersia total ditinjau dari sumbu utama =jumlah gaya lateral pada setiap penampang akibat beban tambahan.

Gambar 229 kuva untuk memperkirakan momen maksimum akibat beban konstan Tabel 4.2 Koefisiensi dinamik untuk gaya akibat beban diam Tabel 4.3 Koefisiensi dinamik untuk gaya pada beban berjalan Deformasi Defleksi Girder.Defleksi girder utama yang berlebihan akan menyebabkan seluruh jembatan bergetar dan berpengaruh besar pada operasi crane.

Untuk menjaga defleksi dalam batas aman, girder memanjang utama harus cukup tinggi dan emiliki momen inersia yang memadai. Pada girder dengan momen inersia yang konstan 1 cm 4 bobotnya sendiri (gambar 230) ialah: , defleksi maksimum akibat

Gambar 230 Diagram untuk menghitung defleksi girder utama crane jalan dengan:

G = bobot girder, dalam kg E2.200.200 kg/cm 2 Modulus elastisitas. Defleksi akibat beban gerak dapat ditentukan berdasarkan asumsi bahwa dua beban P dan P (beban pada roda troli berbeban) ditempatkan secara simetris pada bagian

tengah crane(gambar 230). Maka kita akan mendapatkan defleksi dengan ketelitian yang memadai

Defleksi total adalah memeriksa kekuatan flens bawah pada jalur monorel. Pada crane jalan girder tunggal, pengangkat yang digerakkan tangan ataupun daya sering didesain untuk pada batang

canai-I.

Dalam hal ini momen lentur persatuan panjang ialah:

M = 0,51 P

Dengan P = gaya yang ditimbulkan oleh roda yang pada desain dengan empat

roda akan sebesar:

P=

Dengan Go = bobot pengangkat yang dapat bergerak Q = kapasitas angkat

Dengan menandai tebal flens dengan t, momen penampang (per satuan panjang) ialah sebesar

W== Gambar 231 Flens bawah batang canai-I Tegangan pada flens akan menjadi

K – koefisien yang memperhitungkan lubang pada lantai ~ 0,5. Biasanya lebar lantai dioambil sebesar 800; 1.000; 12.000 .

5) bobot penopang silang G cr-br

1/30 G utama;

6) bobot mekanisme penjalan G mech = 700 sampai 1.300 untuik crane dangan kapasitas angkat sampai 30 ton;

7) bobot kabin operator dengan peralatan elektriknya dan bobot operator itu sendiri Gcab

1.000 sampai 1.500 kg Maka bobot total rangka batang utama akibat beberan konstan ialah :

G=G utama +½G hor + ½ (G pt +G ft )+½G (344)

cr-br +½G mech +½G cub

dan beban yang dcitahan oleh tiap-tiap sambungan atau titik panel rangka ialah

G K= (345) n-1

dengan n jumlah sambungan

Untuk menentukan tegangan pada anggota rangka susun akibat beban konstan digunakan diagram Cremona ( gambar 234 )

Tegangan pada bagian rangka batang a.kibat beban gerak. Beban gerak menyebabkan batang tepi atas girder utama mengalami tekanan

dan batang tepi baewah mengalami tarikan. Tergantung pada kedudukan troli batang diagonal dapat mengalami tarikan maupun tekanan.

Gambar 235 ditujukan untuk menentukan tegangan maksimum pada bagian girder utama akibat beban gerak .

Momen maksimum , M = P y’ 1 +P 2 y’ 2 (346)

Tegangan pada batang tepi ditentukan dengan membagi momen pada sambungan yang berlawanan dengan segitiga rangka batang pada jarak terpendek antara batang ke sambungan

M iv S 4 =

h Gaya lateral akan sama dengan

Metode yang sama digunakan untuk mencari gaya lateral pada sambungan lainya. Tegangan pada penopang yang miring ditentukan dengan bantuan diagram Cremona yang digambarkan untuk rangka batang bila reaksi tumpukan kiri A = 1 ton

Untuk ini sambungan yang tepat disebelahkanannya juga dibebani yang sesuai. Tegangan pada penopang tulang miring adalah

Dengan :

F Tegangan pada penopang tulang miring yang didapatkan dari diagram cremona untuk A=1

T gaya lateral pada titik sambungan (yang paling buruk pengaruhnya). atau b> Beban roda troli hanya menghasilkan tegangan tekan pada batang vertikal. Jika b = λ Jika b <

λ maka λ (lihat gambar 232a), maka tegangan pada batang vertikal adalah S = P1 ;

Nilai tegangan pada bagian akibat beban gerak kemudian dituliskan pada suatu kolom dalam tabel ringkasan perhitungan masing-masing.

Tegangan Tambahan Pada Bagian Rangka Akibat Pengereman Crane. Batang tepi atas mengalami juga gaya lentur pada batang horizontal akibat gaya pengereman bagian gerak crane bermuatan. Gaya akibat inersia komponen crane akan mencapai maksimum bila roda perjalan crane secara tiba-tiba.

Jika bobot muatan yang diangkat adalah Q, bobot troli adalah G 0 , bobot crane (tanpa

gesek antara roda perjalan dan rel adalah troli) dengan G, dalam kg, percepatan gravitasi adalah g (g=9.81 m/s2) dan koifisien crane direm kita akan mendapatkan

μ (μ ≈ 0,2) dan jika setengah dari roda

Dengan perlambatan adalah Gaya inersia massa troli yang bekerja pada rangka batang pada bidang horizontal akan sama dengan

Karena gaya ini ditransmisikan ke rel pada girder utama, setiap batang-tepi atas dan rangka pengaku horizontalnya (melalui penipang slang) akan menahan setengah dari gaya inersia tersebut. Momen letur maksimum akan terjadi pada jarak dari bagian

tengah bentangan crane. Persamaan momen [rumus (326)] harus ditambah dengan nilai gaya horizontal yang bekerja pada satu roda satu rangka batang.

Maka momen lentur horizontal maksimum adalah

Tegangan Satuan pada Bagian Rangka Batang Pemeriksaan terhadap tekanan atau tarikan

a. akibat kerja beban utama

b. akibat kerja beban utama dan tambahan

Pemeriksaan terhadap stabilitas (tertekan)

a. akibat kerja beban utama

b. akibat kerja beban utama dan tambahan

Pemeriksaan terhadap lenturan dan tekanan lateral :

a. akibat kerja beban utama

b. akibat kerja beban utama dan tambahan

Pemeriksaan terhadap stabilitas :

a. Akibat kerja beban utama

b. akibat kerja beban utama dan tambahan

Dalam memeriksa stabilitas (lenturan akibat tekanan aksial) nilai koefisien μ diambil untuk kefleksibelan bagian yang berada dalam bidang lentur dari Tabel 44. Kefleksibelan batang didapat dengan menggunakan rumus

Tabel 44 Koefisien yang mengurangi tegangan aman dalam lenturan akibat tekanan aksial bagian rangka batang yang terbebani terpusat

Dengan

I gr = momen inersia total penampang bagian

F gr = luas penampang bagian L

= luas bagian Kefleksibelan batang tidak boleh melebihi : a)

120 – untuk bagian yang merupakan batang tepi dan penopang ujung rangka batang yang mengalami tekanan;

b)

150 – untuk bagian lain rangka batang utama yang mengalami tekanan dan untuk batang tepi yang mengalami tekanan;

c)

200 – untuk batang lain rangka batang utama dalam yang mengalami tarikan;

d)

200 – untuk batang dari rangka batang tambahan yang mengalami tekanan;

e)

250 – untuk batang lain rangka batang tambahan.

Gambar 237 Diagram momen akibat lenturan setempat pada batang tepi atas yang dihasilkan oleh oda troli yang bermuatan

Tanda-tanda yang diguanakan rumus (253) sampai (360) ialah sebagai berikut : = koefisien dinamik untuk gaya akibat beban konstan (lihat Tabel 42) S q = gaya akibat beban konstan = koefisien gay dinamik akibat beban gerak (lihat Tabel 43) S p = gaya akibat beban gerak S p = gaya akibat beban gerak M p = momen lentur akibat lenturan setempat pada batang tepi atas yang

diakibatkan oleh roda troli yang bermuatan (Gambar 237)

F net = luas penampang netto bagian (tanpa lubang paku keling)

F gr = luas daerah gross bagian (dengan lubang paku keling) W net = momen penampang bagian netto

W gr = momen penampang bagian gross S add = jumlah gaya akibat beban tambahan M add = jumlah momen akibat beban tambahan

[ ] = tegangan aman

Beban tambahan akibat

pengereman

crane ditahan

oleh

penampang

(Gambar238) atau rangka batang horisontal yang terletak diantara ranga batang utamadan rangka batang sisi (Gambar 239). Jika (tanpa rangka batang horisontal) lantai plat baja dianggap menahan gaya ini maka tegangan pada bidang horisontal pada bagian terluar dapat ditentukan dengan persamaan momen (352).

Gambar 238 Diagram untuk menyelesaikan batang tepi atas dari rangka

batang berlantai

Gambar 239 Menentukan tegangan pada bagian rangka batang horisontal

akibat pereman crane

Momen perlawanan (Gambar 238) adalah

Karena lantai plat baja tersebut dilubangi maka penampang yang berguna hanya dianggap 50 persen saja.

Tergantung pada arah gerak crane tegangan pada bidang horisontal berubah- ubah dari tegangan tarik menjadi tegangan tekan dan sebaliknya. Jika gaya inersia komponen ditahan oleh rangka batng horisontal (Gambar 239) kita harus mendistribusikan beban pada rodatroli P dalam ketitik sambungan yang

berdekatan, tentukan gaya reaksi horisontal H 1 dan H 2 dan menggambarkan

diagram Cremona (Gambar 239). Diagram Cremona ini dipergunakan untuk mencari

tegangan

tambahan pada

bagian-bagian

batang tepi

atas

yangmerupakan tegangan sekat untuk arah gerak crane diatas tersebut. Tegangan tambahan

ditambah F net maksimum akibat gaya tekan

vertikal untuk mendapatkan [lihat rumus (354) sampai (360)] tegangan maksimum pada batang tepi atas (batang tepi bawah hanya mengalami tarikan).

Defleksi Batang dan

Lengkungannya.

Seperti yang

telah

diterangkan

sebelumnya, defleksi rangka batang akibat muatan maksimum yang diangkat dan bobot troli tidak boleh melebihi ”<

L dengan L-panjang bentangan

rangka batang. Defleksi kisi rangka batang jembatan jalan dapat ditentukan sampai ketelitian 10 persen dengan rumus

Dengan : M = momen desain akibat beban gerak, dalam kg-cm L = panjang betangan dalam cm

Tergantung pada arah gerak crane tegangan pada bidang horisontal berubah- ubah dari tegangan tarik menjadi tegangan tekan dan sebaliknya. Jika gaya inersia komponen ditahan oleh rangka batng horisontal (Gambar 239) kita harus mendistribusikan beban pada rodatroli P dalam ketitik sambungan yang

berdekatan, tentukan gaya reaksi horisontal H 1 dan H 2 dan menggambarkan

diagram Cremona (Gambar 239). Diagram Cremona ini dipergunakan untuk mencari

tegangan

tambahan pada

bagian-bagian

batang tepi

atas

yangmerupakan tegangan sekat untuk arah gerak crane diatas tersebut. Tegangan tambahan

ditambah F net maksimum akibat gaya tekan

vertikal untuk mendapatkan [lihat rumus (354) sampai (360)] tegangan maksimum pada batang tepi atas (batang tepi bawah hanya mengalami tarikan).

Defleksi Batang dan

Lengkungannya.

Seperti yang

telah

diterangkan

sebelumnya, defleksi rangka batang akibat muatan maksimum yang diangkat dan bobot troli tidak boleh melebihi ”<

L dengan L-panjang bentangan

rangka batang. Defleksi kisi rangka batang jembatan jalan dapat ditentukan sampai ketelitian 10

persen dengan rumus

Dengan : M = momen desain akibat beban gerak, dalam kg-cm L = panjang betangan dalam cm

Dengan :

h = tinggi rangka batang, dalam cm

F atas = luas penampang gross batang tepi atas, dalam cm 2

F bawah = luas penampang lintang gross batang tepi bawah, dalam cm 2 = modulus elastisitas

1,2 = koefisien yang diperhitungkan deformasi batang penopang miring Kadang-kadang yang disebut dengan kelengkungan (kembar) dipasangkan pada jaringan rangka batang untuk memberi pratarikan pada bagian batang tersebut. Biasanya kelengkungan pada titik sambungan tengah diambil sama

dengan defleksi amannya. Biasanya kelengkungan pada sambungan lainnya mengikuti fungsi parabola.

Marilah kita bahas dengan memakai contohrangka batang crane jalan elektrik (Gambar 240) dengan karakteristik berikut : bentang L = 24.000 mm, jumlah panel n = 10, panjang panel

= 2.400 mm, tinggi rangka h = 2.400 mm,

kelengkungan maksimum f maks = 24 mm =

Gambar 240 Penentuan kelengkungan rangka batang secara grafis

Gambar 242 Penyelesaian Secara Grafis Rangka Batang Kisi Tabel 45 Momen gaya Lateral akibat Beban Gerak

Dengan M p =P 1 = 1.800 = 37.500 kg-cm dan φ = 0,87 λ = = = 55 Perhitungan sebelumnya memperbolehkan penggunaan dua batang kanal No. 12 untuk

batang-tepi atas rangka. Batang-tepi bawah (batang 13 dan 19 dua batang siku 60 x 60 x 8 mm) Tegangan satuan batang pada batang-tepi bawah adalah

ζ = = = 107 kg / cm 2 Dengan M p =P 1 = 1.800 = 37.500 kg-cm dan φ = 0,87 λ = = = 55 Perhitungan sebelumnya memperbolehkan penggunaan dua batang kanal No. 12 untuk batang-tepi atas rangka. Batang-tepi bawah (batang 13 dan 19 dua batang siku 60 x 60 x 8 mm) Tegangan satuan batang pada batang-tepi bawah adalah

ζ = = = 107 kg / cm 2

Dengan :

F net = 0,85 F gr = 0,85 x 9,03 x 2 = 15,35 (dengan memperhitungkan

berkurangnya kekuatan akibat lubang paku keling). Penampang miring (batang 6-dua batang siku 50 x

50 x 6 mm). Tegangan satuan pada penopang miring adalah :

ζ= = = 1.180 kg / cm 2

Dengan : φ = 0,45 λ = = = 120

Tabel 46 Tabel Ringkas hasil Perhitungan

Batang penumpu ujung terbuat dari dua batang siku 50 x 50 x 6 mm karena tegangannya tidak melebihi tegangan pada penopang miring tersebut. Tegangan satuan pada bagian rangka batang utama cukup aman untuk baja CT

2. Gambar 424e menunjukkan diagram Cremona untuk menyelesaikan rangka

batang sisi dan Gambar 242d untuk rangka horisontal. Nilai tegangan pada rangka-rangka ini diringkas pada Tabel 46.

4. Defleksi pada rangka batang utama akibat beban gerak [rumus (363)] adalah

δ” = = = 0,9 cm Momen akibat beban gerak akan sama dengan M = = = 1.265.000 kg-cm

Dan momen inersia kedua batang-tepi rangka batang adalah Im = = = 2,14 cm Menurut kaidah keteknikan, defleksi tidak boleh melebihi δ” = = = 2,14 Maka, defleksi δ” = 0,9 cm yang kita dapatkan sangat diizinkan.

ELEVATOR

Elevator sangkar juga disebut lift ditujukan untuk mengangkat barang dan penumpang secara vertikal didalam sangkar yang bergerak pada rel penuntun tetap. Lift banyak digunakan pada industri, toserba dan rumah 1. ELEVATOR SANGKAR tinggal. menjadi elevator barang, elevator barangdan penumpang (memakai operator) dan elevator barang pelayanan Lift diklasifikasikan menjadi lift untuk penumpang dan lift untuk barang. Kemudian lift barang terbagi lagi elektriklah yang paling banyak digunakan. elektrik (lihat gambar 249 dan 250), hidrolik dan yang dioperasikan tangan (gambar 251). Elevator yang digerakkan ringan(untuk perusahaan makanan dan komersial). Jenis penggerak yang digunakan membagi elevator menjadi elevator dengan kecepatan 0,5 sampai 3,5 m/detik. Kecepatan tempuh lift barang berkisar mulai 0,1 sampai 1,5 m/detik. Lift penumpang biasa bergerak sedangkan lift barang pelayanan ringan mulai 50 sampai 100 kg. Biasanya lift penumpang tersedia mulai kapasitas 0,25 sampai 1 ton; lift barang menangani 0,25 sampai 15 ton, kendali elektrik. rel penuntun swatumpu, lorong lift, penyeimbang, peralatan penggantung, mesin pengangkat, alat pengamanan dan Lift sangkar elektrik mempunyai bagian-bagian utama sebagai berikut (gambar 249): sangkar atau kerata, bobot kira-kira sebagai berikut: Sangkar atau kereta berfungsi untuk barang atau penumpang. Elevator penumpang dapat mempunyai

Kapasitas penumpang)

(jumlah

Bobot sangkar, kg

Bobot sangkar elevator barang dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: Gambar 249 G sangkar

G G sangkar sangkar = 300 + 150F untuk Q = 1500 kg = 300 + 125F untuk Q = 1000 kg Dengan : = 300 + 100F untuk Q = 500 kg

Q : kapasitas, dalam kg F : luas lantai, dalam m dan

pelat besi anti gelincir. Sangkar tersebut cukup kokoh untuk menahan deformasi akibat beban kejut yang mungkin Rangka sangkar barang dibuat dari kanal dan besi siku sedangkan dinding dan lantai dari kayu atau timbul ketika pemuatan. Salah satu desain sangkar tanpa daun pintu ditunjukkan oleh gambar 252.

Ukuran sangkar lift dipilih berdasarkan tekanan satuan yang dikerjakan pada lantai. Gambar 252

dari 1 meter persegi. Untuk muatan berukuran kecil q diambil mulai 200 sampai 300 kg/cm, dalam hal ini luas lantai tidak boleh kurang Alat penuntun. Sangkar atau kereta, bergerak didalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap. (a)penuntun konvr\ensional untukelevator barang yang terdiri atas dua buah besi siku yang bergeser sepanjang rel kayu Gambar 253 menunjukkan berbagai desain rel penuntun: (b)Penuntun untuk lift penumpang dengan pegas ulir yang menekan ujung batang penuntun pada rel. persegi. (c)penuntun berengsel untuk rel T- khusus.

kedua sisi lorong lift yang berlawanan. Rel atau batang penuntun terbuat dari batang baja canai profil (siku, T, T-ganda) atau batang kayu dan diikat pada sampai 10% dari bobot komponen gerak. Gambar 254a sampai menunjukkan cara pemasangan rel penuntun rangka Rel harus diberi pelumas gemuk secara teratur. Kerugian akibat gesekan pada rel penuntun diambil sebesar 5 lorong lift atau dinding gedung.

pengaman, bila tali terputus, disamping bobot sangkat yang bermuatan, rel juga harus menahan benturan yang Dalam mendesain rel penuntun dan cara pemasanganya harus diingat bahwa selama lift bertaut dengan penahan diakibatkan penyerapan energi kinetik sangkar yang jatuh. Semakin kecil l;intasan pengereman sangkar ketika perlambatan, akan semakin besar gaya yang timbul dari benturan. Energi kinetik akibat bobot sangkar G dengan muatan Q adalah :

Dengan :

V = kecepatan tempuh, dakam m/detik 2 2 g sangkar v G = percepatan gravitasi sebesar g = 9,81 m/detik 2

mv 2 Q

antara penahan pengaman dengan rel mengakibatkan gaya pada setiap rel sepanjang liantasan s yang meningkat Lintasan pengereman dianggap sebesar 5 – 10 cm. Perhitungan didasarkan pada anggapan bahwa pertautan mulai 0 sampai R Persamaan umum kerja dapat ditrulis sebagai berikut : maks (dengan dua rel) sepanjang lintasan s adalah ½ x 2R maks s.

QG

2 g sangkar v 2 ( Q

G sangkar ) s

1 2 2 R maks 2

Maka gaya yang bekerja sepanjang satu rel penuntun adalah : R maks

1 2 v 2 gs

G sangkar )

Lorong elevator. Lorong adalah ruangan tempat sangkat lift bergerak. Disamping sangkar lorong tersebut berisi rel juga bahanyang digunakannya. Akan tetapi pada dasarnya, lorong harus memiliki kekuatan yang memadai, pencegahan Rangka lorong baik untuk elevator penumpang maupun barang dapat didesain dalam bentuk yang beragam demikian penuntun, pengimbang, roda puli tali dan mesin pengangkat. terhadap bahaya kebakaran dan mempunyai keamanan yang umum. Gambar 255 menunjukkan rangka lorong elevator barang yang terbuat dari logam.

Gambar 255

Pengimbang elevator. Untuk menghilangkan beban pada mesin pengangkat, bobot sangkar diimbangi dengan bebantambahan pengimbang yang dihubungkan dengan tali padaswangkar (gambar 256a), dengan drum mesin pengangkat (gambar 256b) atau pada kedua secara bersamaan (gambar 256d).

Gambar 256

bobot sangkar ditambah 0,4 sdsampai 0,4 dari muatan maksimum, yaitu : Biasanya bobot pengibang yang ditunjukkan pada diagram gambar 256a, b, c dan d dianggap sama dengan Gsangkar = Gsangkar + 0,5Q

rumus (377), maka usaha ini akan sama dengan ataupun kosong (dengan mengabaikan kerugian-kerugian) dengan P dan dengan mempertimbangkam pengimbang sesuai Bila kita menandai kerja yang haruas dilakukan dalam menaikan dan menurunkan sangkar bermuatan Untuk menaikan sangkar bermuatan Untuk menurunkan sangkar bermuatan P = +0.5Q P = +0.5Q Untuk menaikan sangkar kosong Untuk menurunkan sangkar kosong

P = +0.5Q P = +0.5Q

yang menggantung sangkar. Peralatan penggantung. Tali kawat pintalan sejajar atau silang Gambar 257 merupakan perabot pengangkat fleksibel Untuk mengefektifkan penggunaan tali yang berdiameter lebih kecil, sangkar dan pengimbang digantungkan dengan dua,

empat atau enam tuas tali. Distribusi beban yang seragam pada semua tali didapat dengan menggunakan batang silang penggantung jenis tuas, seperti ditunjukkan pada gambar 258a.

(gambar 258b) akan tetapi, sulit untuk mendapatkan beban pada seluruh tali dengan menggunakan metode ini. Mesin pengangkat dengan roda puli penggerak sering menggunakan penggantung tali terpisah berpegas

Gambar 258

penggerak. Mesin ini lebih luas penggunaanya karena dapat digunakan untuk mengangkat pada segala macam Mesin pengangkat elevator. Elevator sangkar menggunakan mesin pengangkat jenis drum dan roda puli ketinggian dan ukuran yang lebih kompak.

akibat tali putus. Penggunaan mesin pengangkat jenis penggerakpada puli ini telah mengurangi kecepatan secara drastis serba guna terutama yang ukurannya jauh lebih kecil dan adanya alat pengaman khusus. Mesin pengangkat jenis drum yang ditunjukan untuk elevator sangkar berada dengan mesin pengangkat rem sepatu ganda yang dikendalikan oleh elektromegnet gambar260. Mesin pengangkat roda puli untuk lift penumpang ditunjukkan pada gambar 259. Mesin ini menggunakan

Gambar 259 Gambar 260 Gambar 261

Sifat spesifik desain mesin pengangkat penggerak roda puli. Umur roda puli yang diinginkan merupakan dasar untuk mendapatkan nilai aman tekanan satuan antara tali dan alur roda puli. Alur roda puli akan hilang fungsinya karena pengikisan pada dinding alur yang tergantung pada gelincir dan gerak elastis tali. Semakin besar kecepatan gerak tali dan Pada elevator yang mesin penggeraknya diletakan pada lantai atas (mesin dengan penggerak roda puli) nilai numerik semakin besar jumlah siklus kerja elevator per satuan waktu,dan semakin besar keausan yang terjadi. percepatan dan perlambatan yang diizinkan (a) ditentukan dan ditetapkan dengan percobaan. Nilai berikut dapat dipakai sebagai nilai rata-rata :

……………. 0,65 3,5

……………. 0,75 A, m/detik V, m/detik

Perbandingan ketika periode dan perlambatan dapat dinyatakan secara perkiraan dengan rumus berikut : S S off

S on = tegangan pada bagian tali yang masuk G = percepatan gravitasi S off = tegangan pada bagian tali yang keluar

Alat pengaman elevator. Sangkar semua elevator harus dilengkapi dengan alat pengaman khusus yaitu penahan yang akan menghentikan sangkar secara otomatis bila tali putus atau kendur.

Penahan akan menghentikan sangkar bila satu buah tali atau semuanya putus secara bersamaan, bila satu tali gaya udara bertekanan. Biasanya penahan beroprasi dengan day yang diberikan oleh pegas, bobot sangkar itu sendiri atau bobot pengimbang atau dibebani lebih dari tali lainnya, bila tali kendudr pada saat bersamaan, dan bila kecepatan penurunan menjadi terlalu besar. Gambar 263

Pengangkat penggerak udara mampu jinjing mempunyai penggunaan yang sam seperti jenis pengangkat lainnya. Gambar 264 menunjukkan desain pengangkat penggerak udara yang dibuat oleh pabrik Uralmash dengan kapasitas 500 kg 2. PENGANGKAT PENGGERAK UDARA MAMPU JINJING dan tinggi angkat 1150 mm. Alat yang mencegah muatan jatuh bila selang rusak. Kedua katup udara bertekanan akan melewati katup pengaman 11 yang dipasang pada lubang berulir pada katup start. Selongsong dan kepala khusus dengan pegas yang Gambar 264

badan masuk penstart. akan menahannya pada lubang didalam selongsong dimasukan kedalam katup pengaman antara ujung pipa pemasuk dan bawah piston, sehingga diperoleh kecepatan penurunan muatan yang diinginkan. dasar badan katup start. Baut dapat diputar untuk mendapatkan kecepatan pengeluaran udara yang diinginkan dari bagian Alat untuk mengukur kecepatan penurunan. Alat ini terdiri atas baut 14 dengan mur pengunci yang terletak pada

Penumpuk sangat benyak dipakai digudang-gudang untuk meletakkan muatan satuan kedalan suatu tumpukan. Penumpuk dapat juga dipakai untuk operasi pemuatan tertentu. 3. PENUMPUK

dengan menggunakan sekrup dengan roda tangan (gambar 265) (untuk melewatkan mesin dibawah ambang pintu). Penahan pengamanan akan mencegah muatan jatuh bila tali putus. Ketika dipindahkan rangka dilipat Penumpuk ini dipasang pada roda karet dan digerakkan secara manual.

hidrolik atau udara bertekanan dan untuk pelayanan ringan bahkan dapat dipakai mekanisme pengangkat yang digerakkan Disamping mekanisme penumpuk yang digerakkan listrik dapat juga dipakai desain dengan penggerak tangan.

Perkembangan terakhir ialah penumpuk swagerak yang terpasang pada truk daya universal (disebut juga truk elektrik atau Biasanya kapasitas penumpuk berkisar antara 250 sampai 1000 kg dengan tinggi angkat sampai 5 meter. truk motor) atau pada kendaraan beroda khusus yang menggunakan sejumlah komponen dan suku cadang otomotive standar. Kapasitasnya jarang melebihi 5 ton dengan angkat sampai 5 meter.